Daftar Isi
Memaksimalkan kemampuan menulis, tentunya perlu memahami tata cara menyusun berbagai jenis paragraf, termasuk paragraf narasi. Seperti yang diketahui, ada cukup banyak jenis paragraf dan masing-masing memiliki isi dan tujuan yang berbeda.
Ketika seorang penulis ingin menyampaikan suatu topik, penulis perlu menyampaikan dengan jenis paragraf yang tepat agar topik tersampaikan kepada pembaca. Bisa jadi, topik yang dimiliki cocok dengan paragraf atau teks narasi.
Secara umum, teks narasi digunakan untuk menyusun paragraf yang isinya menceritakan peristiwa. Paragraf jenis ini sering disusun di dalam novel sampai buku biografi. Lalu, apa itu teks narasi dan seperti apa susunan paragrafnya? Berikut informasinya.
Dikutip melalui salah satu artikel ilmiah yang terbit di jurnal Al Hikmah: Jurnal Studi Keislaman yang dikelola LPPM Institut Agama Islam Al Hikmah Tuban, paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan sebuah peristiwa dengan berdasarkan kronologi peristiwa.
Melalui teks narasi ini, seorang penulis bisa menjelaskan bagaimana suatu peristiwa terjadi, dimana lokasinya, kapan terjadinya sehingga pembaca memahami peristiwa tersebut, apa yang menjadi penyebabnya, dan merasakan seolah-olah melihat peristiwa itu secara langsung.
Paragraf jenis ini biasanya memaparkan suatu peristiwa atau kejadian dengan urutan yang jelas atau kronologinya jelas sehingga mencakup dari awal sampai peristiwa tersebut terjadi. Bisa juga dibuat sebaliknya khusus untuk teks narasi yang sifatnya sugesti (pada karya tulis fiksi).
Jenis dari paragraf narasi sendiri cukup beragam, dimana masing-masing memiliki tujuan berbeda. Ada paragraf yang disusun untuk tujuan menyampaikan berita atau kejadian (peristiwa) sehingga menjadi sumber informasi bagi pembaca.
Ada pula teks narasi yang disusun untuk tujuan menghibur pembaca. Misalnya teks narasi yang ada di dalam cerpen, cerbung, atau mungkin pada novel fiksi. Teks jenis ini juga diikuti dengan menyebutkan nama tokoh yang mengalami peristiwa. Atau pihak yang ikut terlibat dalam peristiwa tersebut maupun menjadi saksi kejadian.
Secara garis besar, jenis dari paragraf narasi jika dilihat dari sifatnya maka akan terbagi menjadi dua, yakni narasi sugestif (narasi berplot) dan narasi faktual (narasi ekspositoris). Berikut penjelasan jenis paragraf narasi:
Narasi sugestif adalah teks narasi yang mampu menyampaikan makna kepada pembaca melalui daya khayal. Artinya, peristiwa yang disampaikan di dalam teks narasi tersebut bersumber dari imajinasi penulisnya.
Sehingga peristiwa tersebut tidak terjadi di dunia nyata. Namun, penulis bisa mendapat inspirasi dari peristiwa nyata di lapangan. Kemudian melakukan sedikit perubahan alur, setting, dan aspek lain sehingga tidak mirip 100%.
Umumnya, narasi sugestif akan muncul di dalam karya tulis fiksi. Misalnya pada cerpen, cerbung, novel, dan sebagainya. Dimana isi di dalamnya adalah hasil imajinasi dari penulis. Berikut contoh paragraf atau teks narasi sugestif:
“Malam itu, hujan turun deras membasahi atap rumah tua di pinggir hutan. Rina terbangun karena suara ketukan pelan di jendela kamarnya. Dengan rasa penasaran, ia membuka tirai dan melihat seorang anak kecil berdiri basah kuyup, memegang boneka rusak di tangannya. Anehnya, wajah anak itu tidak asing baginya—ia sangat mirip dengan adik Rina yang telah meninggal lima tahun lalu. Sejak malam itu, Rina sering mendengar suara tawa anak kecil di lorong rumah, meski ia tinggal sendirian.”
Narasi faktual adalah narasi yang hanya bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas. Peristiwa atau kejadian yang disampaikan di dalamnya adalah fakta atau benar-benar terjadi di lapangan.
Dalam menyusunnya, seorang penulis umumnya memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi kepada pembaca. Namun, pada beberapa jenis karya tulis dengan narasi jenis ini juga bertujuan untuk memberi hiburan.
Contoh karya tulis yang disusun dengan teks narasi faktual seperti buku biografi, buku autobiografi, tulisan tentang perjalanan liburan atau traveling seperti di blog pribadi, artikel berita di media massa daring dan luring, dan sebagainya.
Supaya bisa membedakan antara paragraf narasi sugestif dengan narasi faktual, berikut contoh narasi faktual:
“Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan Jepang. Proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno didampingi Drs. Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Peristiwa tersebut menjadi tonggak sejarah berdirinya negara Republik Indonesia. Setelah proklamasi, berita kemerdekaan disebarluaskan ke seluruh penjuru negeri, meskipun masih menghadapi berbagai tantangan dari pihak luar maupun dalam negeri.”
Menyusun paragraf narasi bisa untuk berbagai tujuan. Hal ini sesuai dengan berbagai fungsi yang dimiliki paragraf jenis ini. Baik untuk tujuan memberi informasi, memberi pesan sosial, maupun memberi hiburan kepada pembaca.
Secara umum, fungsi dari teks narasi sendiri cukup beragam sesuai dengan tujuan penulisnya. Berikut detailnya:
Teks narasi yang bisa digunakan untuk menyusun kisah perjalanan ke sebuah negara, biografi seorang tokoh penting dan berpengaruh, sampai artikel berita berisi informasi berbagai kejadian penting. Tentunya bisa memperluas pengetahuan dan wawasan pembaca.
Jadi, salah satu fungsi dari teks narasi ini adalah memperluas pengetahuan pembaca. Semakin luas pengetahuannya tentang hidup orang lain, peristiwa penting di dalam dan luar negeri, dan sebagainya, semakin luas juga wawasannya. Wawasan ini akan membantu dalam berkomunikasi dan mengambil keputusan.
Fungsi yang kedua dari teks narasi adalah memaparkan atau menjelaskan suatu peristiwa dengan detail atau terperinci. Ketika mendengarkan penyampaian kejadian yang tidak lengkap. Tentunya akan merasa tidak lega sampai tidak tenang.
Misalnya, mendengar dari teman bahwa ada kecelakaan di pertigaan jalan. Namun, tidak mendapat informasi lain yang menjelaskan secara rinci. Bagi sebagian besar orang, informasi tidak jelas dan rinci seperti ini memberi rasa tidak nyaman dan meningkatkan rasa penasaran.
Dalam teks narasi, kondisi seperti ini bisa dihindari karena teks narasi akan memaparkan peristiwa secara rinci. Mulai dari menjelaskan siapa, kapan, dimana, dan bagaimana suatu peristiwa terjadi.
Fungsi yang ketiga dari paragraf narasi adalah untuk menyampaikan pesan sosial atau bisa dibilang pesan moral kepada pembaca. Misalnya, penulis menyusun teks narasi di dalam biografi. Maka harapannya perjuangan tokoh di dalam biografi bisa menginspirasi pembaca untuk gigih dalam berjuang meraih tujuan.
Contoh lain, penulis menyusun novel dengan membangun tokoh yang diceritakan berjuang keras keluar dari kungkungan kemiskinan. Lewat tokoh hasil imajinasi ini, penulis bisa memberi pesan sosial pentingnya berjuang untuk lepas dari kemiskinan. Bukan sekadar menunggu alias pasrah.
Fungsi lainnya dari paragraf narasi adalah menceritakan suatu kejadian, peristiwa, dan kisah untuk mencapai berbagai tujuan. Artinya, paragraf jenis ini fleksibel disusun untuk tujuan apapun.
Misalnya, penulis bertujuan mempromosikan produk. Paragraf yang disusun akan berisi pengalaman tokoh fiktif yang dikaitkan dengan produk. Contoh lain, penulis memaparkan peristiwa bersejarah bagaimana Indonesia merdeka di tahun 1945 dengan tujuan untuk menyampaikan sejarah penting tersebut.
Memahami lebih dalam lagi mengenai apa itu paragraf narasi dan bagaimana membedakannya dengan paragraf jenis lain. Maka penting untuk mengenal ciri khas dari paragraf jenis ini, diantaranya:
Ciri-ciri yang pertama dari teks narasi adalah memiliki alur cerita atau alur peristiwa. Sesuai definisi yang dipaparkan sebelumnya, peristiwa di dalam teks narasi disampaikan secara kronologis.
Ada urutan dalam penyampaian yang sesuai dengan alur logika dan runtut. Hal ini penting untuk memastikan pembaca memahami peristiwa yang disampaikan dengan baik.
Jika tidak membentuk alur yang runtut dan sesuai logika, Anda akan membingungkan pembaca. Hal ini berakibat pada pesan dan makna yang ingin disampaikan penulis gagal tersampaikan ke pembaca.
Ciri kedua dari paragraf narasi adalah cenderung menyampaikan makna dengan pesan sosial secara tersirat. Jadi, ketika penulis ingin menyampaikan pesan sosial atau pesan moral, tidak secara langsung di dalam teks, melainkan tersirat.
Penulis akan fokus menceritakan peristiwa, pengalaman hidup seorang tokoh, dan menggambarkan kisah tokoh hasil imajinasinya. Namun, tidak secara gamblang menyebutkan pesan sosial dari kisah yang dipaparkan tersebut.
Misalnya, penulis ingin memberi pesan sosial bahwa mencuri tidak baik. Namun, penulis akan fokus menggambarkan kisah hidup tokoh yang hobi mencuri. Kemudian mendapatkan akibatnya, yakni ditangkap polisi. Jadi, tidak secara gamblang penulis menghimbau pembaca jangan mencuri di teks.
Ciri khas ketiga dari paragraf narasi adalah bisa menimbulkan daya khayal atau imajinasi pembaca. Kemudian, paragraf jenis ini juga bisa memberi kesan tertentu kepada para pembaca.
Contohnya, ketika penulis menceritakan bagaimana kerasnya perjuangan tokoh A dalam novelnya. Maka pembaca akan membayangkan menjadi tokoh A tersebut dan merasakan lelahnya berjuang tanpa perlu mengalami langsung.
Sementara untuk kesan tertentu, contohnya seperti penulis menggambarkan tokoh mengalami peristiwa memalukan. Hal ini akan membuat pembaca mengingat kisah tokoh tersebut dan bahkan diingat dalam jangka panjang. Sebab dipandang sangat berkesan.
Ciri khas keempat dari paragraf narasi adalah menggunakan bahasa figuratif. Biasanya pada narasi sugestif. Secara sederhana, bahasa figuratif adalah teknik menyampaikan peristiwa atau tokoh dengan kiasan dan penggunaan kata yang beragam.
Bahasa figuratif digunakan untuk memberi kesan estetik sehingga tulisan yang dibuat dipandang lebih indah dan enak dibaca oleh masyarakat, bisa menjadi sarana penulis untuk menarik minat pembaca, dan memperkenalkan kosakata tertentu yang tidak umum kepada pembaca.
Ciri khas kelima dari paragraf narasi adalah menampilkan atau menyebutkan tokoh atau karakter dalam tulisannya. Baik dalam bentuk narasi sugestif maupun faktual, penulis akan menyebutkan nama tokoh di dalamnya.
Misalnya pada buku biografi, penulis akan menyampaikan nama tokoh yang diceritakan kisah hidupnya. Contoh lain, pada teks berita tentang kecelakaan lalu lintas. Penulis akan menyebutkan nama korban kecelakaan dan disusul menjelaskan kronologi kejadian.
Hal serupa juga berlaku pada narasi sugestif. Baik pada cerpen, cerbung, novel, dan karya tulis fiksi lainnya akan ada penyebutan tokoh. Penulis akan membangun tokoh, kemudian memberikan nama untuk diperkenalkan kepada pembaca.
Berikut adalah beberapa contoh paragraf narasi yang bisa dijadikan bahan untuk belajar sehingga lebih mudah menyusun tulisan sendiri:
Pada tanggal 27 Mei 2006, gempa bumi berkekuatan 6,3 skala Richter mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya. Ribuan rumah roboh, dan ratusan jiwa melayang dalam sekejap. Masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah mencari tempat aman.
Pemerintah dan relawan segera datang untuk mengevakuasi korban dan memberikan bantuan darurat. Peristiwa ini menjadi salah satu bencana terbesar yang pernah terjadi di Jawa.
Pada pagi hari tanggal 26 Desember 2004, warga di pesisir Aceh beraktivitas seperti biasa tanpa menyadari bahaya besar sedang mendekat. Tiba-tiba, gempa kuat mengguncang bumi selama beberapa menit, membuat bangunan goyah dan orang-orang panik berlarian ke luar rumah.
Tak lama kemudian, suara gemuruh dari arah laut terdengar semakin mendekat. Ombak raksasa setinggi pohon kelapa menghantam daratan dan menyapu apapun yang dilewatinya.
Dalam hitungan menit, desa-desa di pinggir pantai berubah menjadi puing-puing. Tangisan, jeritan, dan suara minta tolong memenuhi udara. Peristiwa itu menjadi salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah Indonesia.
Pagi itu, siswa-siswa kelas 8 SMP Harapan Bangsa berkumpul di halaman sekolah dengan membawa sapu, karung, dan alat kebersihan lainnya. Mereka mengikuti kegiatan rutin Jumat Bersih.
Rina dan teman-temannya ditugaskan membersihkan taman depan sekolah yang mulai dipenuhi daun-daun kering dan sampah plastik. Dengan semangat, mereka bekerja sama menyapu, mencabut rumput liar, dan mengumpulkan sampah.
Setelah satu jam bekerja, taman terlihat kembali rapi dan hijau. Udara pun terasa lebih segar. Kegiatan itu tidak hanya membuat lingkungan bersih, tapi juga menumbuhkan rasa peduli terhadap alam.
Pada tahun 1928, Alexander Fleming secara tidak sengaja menemukan zat antibakteri yang berasal dari jamur Penicillium. Saat membersihkan laboratoriumnya, ia melihat bahwa jamur tersebut membunuh bakteri di sekitarnya.
Penemuannya kemudian dikembangkan menjadi antibiotik pertama: penisilin. Temuan ini mengubah dunia medis dan menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia.
Saat liburan semester tiba, keluarga Dina memutuskan untuk mendaki Gunung Papandayan. Perjalanan dimulai sejak subuh, dengan hawa dingin yang menusuk. Sepanjang jalur pendakian, mereka disuguhi pemandangan hutan pinus dan kawah beruap. Setelah hampir lima jam mendaki, akhirnya mereka sampai di puncak. Semua kelelahan terbayar lunas saat melihat matahari terbit perlahan dari balik awan.
Di sebuah desa tersembunyi, hidup seorang anak bernama Elan yang mampu berbicara dengan angin. Setiap malam, ia mendaki bukit dan berbicara pelan, lalu angin pun membisikkan rahasia dunia kepadanya.
Suatu malam, angin memberitahu bahwa hutan di utara sedang diserang makhluk kegelapan. Elan pun bergegas membawa pesan itu kepada kepala desa untuk menyelamatkan semua penduduk.
Hari pertama masuk SMP menjadi momen yang tak terlupakan bagi Raka. Dengan seragam baru dan rambut rapi, ia berjalan gugup menuju gerbang sekolah. Di dalam kelas, ia duduk di barisan tengah dan mencoba tersenyum pada teman-teman baru.
Meski sempat bingung mengikuti pelajaran, perlahan-lahan Raka mulai menikmati suasana. Hari itu ditutup dengan senyum lega karena ia berhasil melewati semuanya dengan baik.
Dalam bahasa Indonesia, dikenal beberapa jenis paragraf yang salah satunya adalah paragraf eksposisi atau disebut…
Dalam kegiatan penelitian, analisis data bisa dilakukan dalam berbagai teknik dan salah satunya melalui analisis…
Memudahkan proses kajian literatur ilmiah, maka para dosen maupun mahasiswa bisa mempertimbangkan penggunaan platform GetDigest…
Publikasi ilmiah tidak hanya sebatas pada jurnal ilmiah, melainkan bisa dalam bentuk prosiding. Publikasi jenis…
Ada banyak platform berbasis AI bisa diandalkan para akademisi untuk efisiensi kegiatan penelitian. Salah satunya…
Pada saat membaca suatu tulisan dan dibuat bingung, hal tersebut bisa disebabkan banyak hal. Salah…