Seputar Guru

Pembelajaran Kontekstual: Tujuan, Prinsip, Cara Penerapan

Dewasa ini, semakin banyak metode pembelajaran yang diterapkan di bidang pendidikan dan salah satunya pembelajaran kontekstual. Metode pembelajaran ini dipandang menjadi salah satu metode pintar yang mendukung kemampuan berpikir kritis dan logis dari siswa. 

Penerapannya, siswa tidak hanya mendapat ilmu secara teori tetapi juga memahami apa yang terjadi di lapangan terkait teori tersebut. Sehingga siswa memiliki pemahaman lebih detail karena menyadari ada kejadian nyata di lapangan. 

Metode pembelajaran ini mungkin tidak selalu cocok diterapkan pada semua materi pelajaran. Namun, ada banyak materi bisa dikaitkan dengan peristiwa nyata di lapangan. Lalu, bagaimana penerapan metode pembelajaran ini? Berikut informasinya. 

Apa Itu Pembelajaran Kontekstual?

Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata. 

Secara sederhana, pembelajaran secara kontekstual adalah menjelaskan ilmu secara teori lengkap dengan contoh konstruksi di lapangan. Jadi, guru tidak hanya menjelaskan suatu ilmu dari sisi teori. Akan tetapi memberi contoh peristiwa teori tersebut di dunia nyata. 

Misalnya, guru menjelaskan mengenai organ ginjal kepada siswa saat mata pelajaran Biologi. Maka selain menjelaskan ginjal itu apa secara teori. Guru juga menampilkan video atau gambar dari organ ginjal tersebut. Bisa juga dengan memperlihatkan bentuk organ ginjal melalui model anatomi manusia yang disediakan sekolah.  

Contoh lain, guru mengajarkan pelajaran Kewarganegaraan materi kerukunan beragama. Maka selain menjelaskan teori kerukunan beragama itu apa. Guru juga mengajukan pertanyaan ada tidaknya tetangga di rumah yang menganut agama berbeda? 

Jika ada, siswa diminta mengamati hubungan orang tua dengan tetangga tersebut. Pastinya akur dan baik-baik saja. Itulah contoh nyata di lapangan mengenai kerukunan beragama. 

Menerapkan metode pembelajaran secara kontekstual membantu guru menjelaskan materi dengan lebih mendalam. Sementara di sisi siswa sendiri, metode ini meningkatkan pemahaman ilmu teori yang didapatkan dan memberi gambaran bagaimana menerapkan ilmu teori tersebut di lapangan secara langsung. 

Baca juga metode pembelajaran lainnya:

Tujuan dari Pembelajaran Kontekstual

Penerapan metode pembelajaran kontekstual secara umum memiliki dua tujuan utama, yakni untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan hasil pembelajaran. Berikut tujuan pembelajaran kontekstual:

1. Meningkatkan Motivasi Siswa dalam Belajar

Umumnya pengembangan metode pembelajaran dilakukan karena metode yang berjalan dirasa masih ada kekurangan. Salah satunya siswa kurang termotivasi dalam belajar. 

Oleh sebab itu, mulai dikembangkan pembelajaran secara kontekstual. Dimana tujuan utama dari pengembangan metode baru ini adalah meningkatkan minat siswa dalam belajar. Sekaligus meningkatkan keinginan mereka untuk terus belajar. 

Metode pembelajaran secara kontekstual dianggap relevan mencapai tujuan tersebut karena siswa tidak hanya mendapat ilmu teori dan mendapat ilmu praktis mengenai penerapan ilmu teori di lapangan.

Dengan demikian, metode ini bisa mendorong kesadaran siswa bahwa ilmu yang dipelajari selama sekolah sangat penting karena bisa diterapkan langsung dalam kehidupan dan keseharian mereka. Hal ini berbeda dengan metode pembelajaran lain yang fokus pada teori yang menyulitkan siswa memahami pentingnya ilmu tersebut di kehidupannya. 

2. Meningkatkan Hasil Pembelajaran

Tujuan yang kedua dari penerapan metode pembelajaran kontekstual adalah meningkatkan hasil pembelajaran. Artinya, metode ini diterapkan dengan tujuan agar siswa lebih mudah memahami ilmu yang disampaikan selama pelajaran. 

Semua metode pembelajaran umumnya memiliki tujuan satu ini. Namun, banyak diantaranya yang belum bisa mencapai tujuan ini. Alasannya bisa dari faktor internal siswa, misalnya malas belajar dan mendengarkan guru. 

Bisa juga dari faktor eksternal, salah satunya karakter dari metode pembelajaran yang kurang tepat. Dalam pembelajaran secara kontekstual, ilmu teori dibarengi dengan contoh nyata di lapangan. 

Ciri khas ini diharapkan bisa memberi gambaran nyata kepada siswa mengenai ilmu yang dipelajari dan memahami kaitan ilmu tersebut dengan keseharian, bagaimana menerapkannya, dan contoh nyata yang terjadi di lapangan. 

Dengan pemberian contoh nyata ini, siswa semakin mudah memahami ilmu atau materi yang disampaikan guru karena ketika menjawab soal berkaitan dengan materi tersebut siswa akan mengingat peristiwa nyata di lapangan. Dimana lebih mudah diingat karena siswa lebih paham. Jadi, bukan sekedar hafal. 

Manfaat Penerapan Pembelajaran Kontekstual

Penerapan metode pembelajaran kontekstual memang tidak selalu mudah. Misalnya, pihak sekolah belum bisa memfasilitasi jaringan internet (Wifi) yang memadai, alat peraga, dan sebagainya bisa menjadi hambatan dalam menjelaskan konteks di lapangan. 

Dengan kreativitas para guru dan disusul dengan penerapan yang bertahap, berbagai kendala dalam penerapannya bisa diatasi. Selain itu, fokus dan konsisten menerapkan metode pembelajaran ini memberi banyak manfaat.

Berikut manfaat menerapkan metode pembelajaran kontekstual:

1. Meningkatkan Kemampuan Siswa Berpikir Kritis, Logis, dan Sistematis

Manfaat yang pertama dari penerapan pembelajaran secara kontekstual adalah meningkatkan kemampuan siswa berpikir kritis, logis, dan sistematis. Hal ini bisa terjadi karena siswa memahami ilmu secara teori dan penerapannya. 

Baik ketika diterapkan sendiri oleh siswa, diperagakan guru, maupun mengetahui contoh kasus di lapangan langsung sehingga ilmu yang dipelajari dianggap logis. Ketika berhadapan dengan suatu informasi, siswa akan terbiasa berpikir logis mencari kebenaran informasi tersebut. 

Sejalan dengan kemampuan berpikir logis, siswa akan lebih kritis dalam menerima informasi apapun. Kemudian saat mendapatkan ilmu baru, maka ketika diterapkan membuat siswa bisa mengasah kemampuan berpikir sistematis. Dimana siswa akan menentukan tahapan penerapannya yang baik dan benar seperti apa. 

2. Pemahaman Siswa Tentang Materi Bertahan Lebih Lama

Manfaat yang kedua dari penerapan metode pembelajaran kontekstual adalah menjaga pemahaman siswa terhadap suatu materi atau ilmu pengetahuan. Metode pembelajaran lama biasanya mendorong siswa belajar dengan menghafal. 

Hafalan tidak bertahan lama karena secara alami daya ingat manusia ada batas waktunya. Supaya ingatan tentang ilmu pengetahuan bertahan lama maka diterapkan pembelajaran yang mendorong pemahaman siswa. 

Metode kontekstual menjadi salah satunya karena memberi contoh nyata di lapangan sebagai gambaran atas teori yang dipelajari. Dengan memahami kaitan teori dengan penerapan di lapangan, siswa lebih paham. Ilmu yang didapatkan bisa bertahan lebih lama karena tidak dihafalkan. 

3. Siswa Lebih Peka Terhadap Lingkungan

Manfaat yang kedua dari penerapan pembelajaran kontekstual adalah membuat siswa lebih peka pada lingkungan. Kepekaan ini akan meningkatkan kepedulian pada lingkungan sekitar. Baik pada orang sekitar maupun pada alam. 

Kepedulian terbentuk karena siswa menyadari bahwa ilmu pengetahuan yang didapatkan dari bangku sekolah nyata penerapannya di lapangan. Siswa bisa mencari bukti dengan mengamati lingkungan terdekatnya. 

Hal ini akan mendorong siswa lebih kritis pada lingkungan sekitar, dan menjadi pribadi yang menerapkan ilmu dengan baik dan benar. Dengan demikian, siswa bisa memahami ilmu, cara penerapannya, dan paham dampak positifnya bagi lingkungan bagaimana jika dilakukan kontinyu. 

4. Meningkatkan Kreativitas Siswa dan Guru

Manfaat yang keempat dari penerapan metode pembelajaran kontekstual adalah meningkatkan kreativitas siswa dan guru. Pada siswa, kreativitas terbentuk karena memahami lebih dalam ilmu yang didapatkan selama pembelajaran. 

Siswa akan berpikir kreatif untuk menerapkan ilmu tersebut di lapangan sehingga mereka bisa kreatif dalam menganalisis masalah, menentukan ilmu yang bisa menjadi solusi masalah tersebut, dan penerapannya bagaimana. 

Sementara di sisi guru, pembelajaran secara kontekstual mendorong kreativitas dalam menyampaikan materi. Para guru tidak lagi mengandalkan materi yang disajikan buku, LKS, dan media pembelajaran lain. 

Tapi juga berpikir kreatif dalam menyebutkan contoh nyata di lapangan, pemilihan media pembelajaran yang paling mewakili materi, dan sebagainya. Sebab, metode ini bisa berjalan baik jika guru juga kreatif dalam menyampaikan materi dan memberikan contoh di lapangan dengan rinci. 

Tips seputar guru berikut tak boleh Anda lewatkan:

Prinsip dalam Metode Pembelajaran Kontekstual

Dalam menerapkan metode pembelajaran kontekstual, maka akan mengacu pada prinsip tertentu. Secara umum, prinsip penerapan metode pembelajaran ini ada tiga, yakni prinsip ketergantungan, diferensiasi, dan prinsip organisasi diri. Berikut penjelasannya: 

1. Prinsip Ketergantungan

Prinsip yang pertama dalam penerapan pembelajaran secara kontekstual adalah prinsip ketergantungan. Artinya, seluruh komponen dalam metode pembelajaran ini saling berhubungan dan membentuk ketergantungan satu sama lain. 

Penerapannya tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak saja yang aktif melainkan semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran, mencakup guru, siswa, dan sekolah yang menaungi. 

Misalnya, guru ingin mengajarkan organ ginjal kepada siswa. Maka sekolah perlu menyediakan media pembelajaran yang mendukung. Siswa pun akan sangat bergantung pada penjelasan guru dan media pembelajaran yang digunakan guru dan difasilitasi oleh pihak sekolah. 

Selain itu, prinsip ini juga berlaku untuk penerapan ilmu secara teori di lapangan langsung. Dimana siswa akan terdorong untuk memahami ada hubungan dari setiap pihak dalam penerapan suatu ilmu. Sehingga tidak bisa dilakukan oleh siswa sendiri. 

2. Prinsip Diferensiasi

Prinsip kedua dalam penerapan pembelajaran kontekstual adalah prinsip diferensiasi. Prinsip diferensiasi adalah pembelajaran kontekstual merujuk pada upaya guru untuk menyesuaikan pembelajaran agar sesuai dengan perbedaan kebutuhan, minat, kesiapan, dan gaya belajar setiap siswa. 

Jadi, penerapan metode pembelajaran ini diharapkan adil agar bisa dipahami oleh semua siswa. Apapun perbedaan latar belakang mereka dan perbedaan lainnya. Dimana materi bisa diakses dan dipelajari bersama-sama. 

Itulah sebabnya pembelajaran ini erat kaitannya dengan pembelajaran secara berkelompok. Misalnya membentuk tim diskusi untuk menjelaskan kasus nyata di lapangan berkaitan dengan materi yang sedang dibahas. 

Dalam penerapan prinsip ini, para guru akan melakukan beberapa perlakuan berbeda. Misalnya memberikan latihan soal dengan tingkat kesulitan beragam, memberikan bentuk soal yang beragam, belajar di dalam kelas dan dikombinasikan di luar kelas, dan sebagainya. 

3. Prinsip Organisasi Diri

Prinsip yang ketiga dan yang terakhir dalam pembelajaran kontekstual adalah prinsip organisasi diri. Sering juga disebut sebagai prinsip pengaturan diri, yakni kemampuan siswa untuk mengatur, mengarahkan, dan mengontrol proses belajarnya sendiri. 

Dalam pembelajaran secara kontekstual, siswa berperan sebagai subjek bukan objek. Mereka perlu terlibat secara aktif dalam penerapan pembelajaran dan menjadi penentu dari proses sampai hasil akhir. 

Pada penerapannya, siswa diharapkan memiliki kesadaran tinggi untuk mengasah kemampuannya memahami materi dengan baik. Sehingga mendapat kebebasan secara penuh mengakses sumber ilmu pengetahuan tambahan. 

Para siswa juga akan lebih memahami kemampuannya sampai mana ketika memahami suatu materi. Sehingga siswa sendiri yang akan menentukan kapan harus bertanya pada guru dan kapan merasa cukup setelah mengakses media pembelajaran tambahan. 

Langkah-Langkah Penerapan Pembelajaran Kontekstual

Meskipun membutuhkan keterlibatan semua pihak dan guru dituntut lebih kreatif dalam menyampaikan materi. Namun, pembelajaran kontekstual memberi pemahaman lebih dan bertahan lebih lama pada ingatan siswa. 

Oleh sebab itu, menerapkannya dijamin tidak akan rugi dengan penerapan yang baik dan benar. Berikut adalah langkah-langkah penerapan pembelajaran kontekstual:

1. Menentukan Materi

Tahap yang pertama tentu saja menentukan materi, lebih tepatnya mengecek materi apa yang akan diajarkan ke siswa. Sebab umumnya rencana pembelajaran sudah disusun oleh guru bahkan dosen di awal semester. 

Jadi, diawali dul dengan mengetahui materi apa yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya. Pemahaman terkait materi, menyusun presentasi atau memilih bahan ajar, dan sebagainya perlu dilakukan. 

2. Mencari Konteks Nyata

Tahap atau langkah yang kedua dalam penerapan pembelajaran secara kontekstual adalah mencari konteks nyata di lapangan. Artinya, guru perlu mencari kasus nyata yang berhubungan langsung dengan materi yang akan disampaikan. 

Misalnya, materi yang akan disampaikan mengenai pencemaran lingkungan. Maka guru bisa mencari berita atau informasi kasus pencemaran lingkungan. Diawali dari lingkungan di sekitar sekolah, jika tidak ada di lingkungan kota, negara, dan seterusnya. 

Kasus ini bisa disajikan dalam slide presentasi, menampilkan susunan gambar, sampai video. Sehingga konteks nyata ini bisa disajikan di hadapans iswa. Opsional lain adalah berkunjung ke lapangan langsung, hanya saja perlu memastikan aksesnya mudah dan bahkan gratis. Jangan sampai malah butuh biaya tinggi. 

3. Melakukan Strategi Inkuiri

Langkah ketiga setelah menemukan konteks nyata di lapangan adalah menerapkan strategi inkuiri. Pada saat sudah menemukan konteks dan menyusunnya dalam bentuk video pendek. 

Maka tayangkan video pendek tersebut. Kemudian ajukan pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan isi video. Hal ini akan merangsang siswa untuk mencari tahu sendiri dan menjawab pertanyaan yang disampaikan guru. 

4. Siswa Melakukan Eksplorasi

Tahap keempat adalah siswa melakukan eksplorasi. Biasanya, guru akan membentuk kelompok diskusi sehingga eksplorasi dilakukan siswa secara berkelompok. 

Misalnya mendiskusikan mengenai apa itu pencemaran lingkungan, penyebabnya apa, dan apa saja solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi dan mencegahnya. Hasil diskusi kemudian disampaikan kepada guru atau dipresentasikan. 

5. Siswa Membuat Proyek

Tahap yang kelima adalah siswa membuat proyek yang sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Proyek di sini bisa berupa presentasi langsung hasil diskusi kelompok. 

Proyeknya bisa berbentuk slide presentasi, video pendek kondisi pencemaran di sekitar sekolah atau tempat tinggal siswa, susunan foto kondisi pencemaran di lapangan, sampai poster. Sehingga membentuk pembelajaran berbasis proyek sekaligus. 

6. Proses Refleksi

Tahap atau langkah terakhir dari penerapan metode pembelajaran secara kontekstual adalah proses refleksi. Secara sederhana, tahap ini berisi tahap dimana siswa dan kelompokan mendiskusikan solusi atas masalah nyata di lapangan. 

Solusi yang disampaikan didasarkan pada hasil diskusi mengacu pada sumber-sumber materi yang tersedia dan bisa diakses. Kemudian didiskusikan dengan guru dan kelompok lain saat proses presentasi. 

Itulah beberapa tahapan yang akan dilalui ketika guru menerapkan metode pembelajaran kontekstual. Selain diterapkan di jenjang sekolah, metode pembelajaran ini juga cocok diterapkan di jenjang pendidikan tinggi. Terutama untuk materi yang memang memiliki contoh kasus yang nyata terjadi di lapangan.

Tools yang membuat kelas Anda semakin interaktif:

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Hemingway Editor : Manfaat, Kelebihan, Cara Penggunaan

Pada saat menyusun karya tulis maupun tulisan pendek seperti badan email dalam bahasa Inggris, maka…

2 jam ago

Ukuran Sampel Penelitian dan 3 Faktor yang Mempengaruhinya

Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, seorang peneliti harus jeli dalam menentukan ukuran sampel penelitian. Ukuran yang…

4 jam ago

Multistage Random Sampling: Syarat dan Cara Penerapan

Dalam kegiatan penelitian, salah satu cara menentukan sampel adalah dengan teknik multistage random sampling. Teknik…

11 jam ago

Cara Melakukan Wawancara untuk Pengumpulan Data Penelitian

Salah satu metode pengumpulan data dari sumber primer adalah melakukan interview atau wawancara. Melalui interview,…

21 jam ago

Teknik Dokumen dalam Pengumpulan Data Penelitian

Sumber data penelitian tidak hanya dari wawancara dan observasi, melainkan juga dari teknik dokumen atau…

22 jam ago

Outline Penelitian: Manfaat, Cara Membuat, Contoh

Sebelum memulai kegiatan penelitian dan menyusun proposal penelitian, peneliti akan menyusun outline penelitian atau kerangka…

3 hari ago