Menulis Buku

Pemborosan Kata dan Cara Menghindarinya

Istilah boros ternyata tak hanya berlaku untuk pemborosan BBM maupun uang, melainkan juga ada pemborosan kata. Seorang penulis buku maupun karya tulis jenis lainnya tentu perlu melakukan penghematan kata setiap kali menyusun kalimat. 

Sesuatu yang berlebihan dan cenderung boros tentu memiliki dampak negatif, apapun bentuknya. Hal ini juga berlaku saat seorang penulis menggunakan terlalu banyak kata saat menyusun kalimat yang justru berdampak pada penurunan kualitas karyanya. 

Apa Itu Pemborosan Kata?

Pemborosan kata adalah penggunaan kata atau kalimat yang tidak memiliki arti atau tidak perlu dalam tulisan. Secara sederhana, pemborosan pada kata terjadi karena menambahkan kata yang sebenarnya tidak perlu. 

Bentuk pemborosan terhadap kata sendiri cukup beragam. Mulai dari penulisan ulang suatu kata, menggunakan sinonim pada satu kalimat, sampai penggunaan kata dan penghubung yang sebenarnya tidak perlu. 

Meskipun terdengar sepele ternyata masih banyak penulis yang menghadapi kesulitan untuk menghindari hal ini. Biasanya karena kurang referensi, kurang memahami topik yang dibahas, sampai kurang memahami kaidah penulisan kalimat yang efektif dalam bahasa Indonesia. 

Apapun faktor yang menjadi penyebabnya, penulis tentu perlu mengusahakan untuk menghindari pemborosan dalam kata. Sebab bisa berdampak pada kualitas karya tulis yang menjadi tidak maksimal dan menurun dari sebelumnya. 

Kenapa Tidak Boleh ada Pemborosan Kata dalam Menulis?

Pemborosan kata bisa terjadi karena tidak sengaja, misalnya tanpa sadar seorang penulis menuliskan sinonim suatu kata padahal belum pindah kalimat. Langkah ini sebenarnya bisa menjadi sarana menguasai lebih banyak kosakata dalam bahasa Indonesia. 

Meskipun begitu, kesalahan seperti ini tentunya perlu disadari dan segera diperbaiki.  Pasalnya, melakukan pemborosan terhadap kata bisa memicu banyak hal negatif pada karya tulis Anda.

Berikut beberapa alasan pemborosan kata sebaiknya dihindari:

1. Tidak Berfokus pada Ide Pokok

Dampak pertama yang bisa terjadi jika terbiasa boros dalam penggunaan kata adalah kesulitan untuk fokus pada ide pokok atau gagasan. Ketika mengembangkan suatu ide pokok menjadi paragraf, maka harus fokus pada ide pokok tersebut. 

Sehingga kalimat penjelas yang menyertainya memang menjelaskan ide pokok dan membahas hal-hal yang berkaitan dengan ide pokok tersebut. Namun, jika terlalu banyak menambahkan kata tidak perlu maka ide pokok ini tidak bisa dikembangkan. 

2. Membuat Tulisan Terasa Membosankan

Pemborosan kata bisa berdampak pada karya tulis yang menjadi membosankan di mata pembaca. Ketika pemborosan ini terjadi maka kalimat yang disusun akan luar biasa panjang dan paragrafnya pun sampai beberapa baris. 

Melihat karya tulis seperti ini, seorang pembaca biasanya sudah cukup khawatir tidak bisa menyelesaikannya dalam satu waktu. Selain itu, mereka kesulitan memberi jeda untuk melakukan aktivitas lain karena harus menyelesaikan satu paragraf utuh yang panjang. 

Alhasil karya tulis ini dipandang membosankan karena menuntut pembaca fokus pada isinya. Padahal, kesibukan lain siap menanti. Oleh sebab itu, pemborosan pada kata memang perlu dihindari agar karya tulis Anda tidak dipandang membosankan oleh pembaca. 

3. Kalimat Menjadi Panjang dan Susah Dipahami

Dampak berikutnya yang menjadi alasan kenapa pemborosan dalam menggunakan kata perlu dihindari adalah kalimat menjadi panjang dan susah untuk dipahami. Jika Anda membaca karya tulis dan tersusun dari kalimat yang panjang sampai kehabisan nafas untuk membaca sampai akhir kalimat. 

Tentu merasa tidak nyaman dan merasa kurang paham dengan maksud yang ingin disampaikan penulisnya. Lain halnya ketika membaca suatu karya tulis yang isinya kalimat pendek dan dihubungkan dengan baik memakai kata hubung yang tepat. 

Sehingga memiliki waktu cukup untuk bernafas dan lebih mudah memahami maksud karya tulis tersebut. Makna dari setiap kalimat juga bisa dengan mudah dipahami, kegiatan membaca pun terasa lebih menyenangkan. 

Jika pemborosan pada kata masih terus dilakukan, maka perlahan akan menurunkan kualitas karya tulis Anda. Anda bahkan bisa kehilangan pembaca, sebab pembaca akan mencari karya tulis yang enak dibaca dan mudah untuk dipahami. 

Dalam menyusun kalimat, pastikan sudah sesuai dengan syarat kalimat efektif. Ikuti tulisan berikut:

Contoh Pemborosan Kata pada Kalimat

Supaya lebih memahami apa itu pemborosan kata dan membantu Anda menyadari sudah pernah melakukannya atau tidak. Maka berikut beberapa contoh bentuk pemborosan kata: 

1. Pengulangan Kata

Bentuk pemborosan pada kata yang pertama adalah terjadi redudansi atau pengulangan kata. Bisa menulis ulang subjek kalimat, maupun unsur lain. Baik di satu kalimat yang sama maupun kalimat berikutnya. Berikut contohnya: 

  • Dia sangat paling kaya di antara semua saudara-saudaranya (salah).
  • Dia paling kaya di antara saudara-saudaranya (benar).

Kata “paling” dan “sangat” memiliki makna sama, sehingga terjadi pengulangan kata yang membuat kalimat tidak efektif. 

2. Kata Ganti Berlebihan

Bentuk kedua dari pemborosan kata adalah penggunaan kata ganti yang berlebihan. Misalnya memakai kata ganti “dia” lebih dari sekali dalam satu kalimat maupun dalam satu paragraf. Berikut contohnya: 

  • Buku itu terlihat bagus, buku itu ingin kubeli. (salah).
  • Buku itu terlihat bagus, ingin sekali kubeli. (benar).

3. Kata atau Kalimat Tidak Efektif

Bentuk pemborosan pada kata berikutnya adalah ketika menyusun kalimat yang tidak efektif. Selain itu bisa juga karena memilih kosakata yang tidak efektif karena tidak sesuai dengan konteks kalimat. Berikut contohnya: 

  • Dia benar-benar sangat menakjubkan (salah).
  • Dia sangat menakjubkan (benar).

Mau tulisan Anda mudah dipahami pembaca? Ini kuncinya:

Cara Menghindari Pemborosan Kata

Jika Anda menulis buku, seperti buku ilmiah yang diterbitkan Penerbit Deepublish. Maka menghindari pemborosan kata menjadi suatu kebutuhan dan sekaligus kewajiban. Sebab menulis buku yang terlalu banyak kata tidak efektif akan membuat naskah berantakan. 

Lalu, bagaimana menghindari kesalahan ini? Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari pemborosan dalam menyusun kalimat: 

1. Menyusun Kalimat yang Singkat dan Jelas

Cara pertama yang bisa dilakukan adalah selalu menyusun kalimat yang singkat akan tetapi jelas maknanya. Jika terbiasa menyusun kalimat panjang maka beresiko selalu melakukan pemborosan dalam penggunaan kata. 

2. Menjelaskan Gagasan Secara Langsung (To The Point)

Cara kedua adalah dengan menjelaskan gagasan secara langsung, atau to the point. Jangan berputar-putar dan jangan pula bertele-tele. Sebab ketika menyusun naskah buku Anda tidak dikejar target jumlah kata, melainkan fokus pada penyampaian gagasan. 

3. Pemilihan Kata yang Tepat

Memahami bahwa pemborosan dalam penggunaan kata sering terjadi karena keliru memilih kosakata. Maka penting untuk lebih teliti dalam memilih kosakata. Sehingga memudahkan Anda menyampaikan gagasan dengan memakai kata-kata yang tepat. 

Kuasai pemilihan kata dengan mengikuti syarat dan tips berikut:

4. Menghindari Pengulangan Kata Berlebihan

Penyebab lain yang cukup sering membuat penulis buku melakukan pemborosan penggunaan kata adalah terlalu banyak mengulang kata. Maka penting untuk memahami bahwa penulisan satu kata cukup sekali saja. Bisa diulang di kalimat berikutnya jika memang diperlukan. 

Melalui beberapa cara tersebut, Anda bisa menghindari pemborosan kata secara efektif. Sehingga kualitas buku yang Anda susun bisa maksimal dan memudahkan pembaca memahami isinya. 

Jika memiliki pertanyaan berkaitan dengan topik dalam artikel ini, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat! 

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Webinar Transformasi AI: Membuka Era Baru untuk Dosen Indonesia

Yogyakarta, 16 Desember 2024 — Webinar bertajuk "Transformasi AI di Dunia Akademik, Pemanfaatan AI bagi…

10 jam ago

Halaman Prancis Buku: Isi, Contoh, Bedanya dengan Halaman Judul

Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…

5 hari ago

18 Tools Pendeteksi AI untuk Karya Tulis dan Gambar

Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…

6 hari ago

Panduan Menulis Draft Buku, Bisa Tingkatkan Produktivitas!

Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…

6 hari ago

7 Hal yang Harus Diperhatikan saat Melakukan Self Editing

Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…

6 hari ago

25 Pilihan Platform AI untuk Parafrase

Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…

6 hari ago