Penataan paragraf tentu menjadi hal penting agar susunannya sesuai dengan ketentuan. Penataan yang baik dan benar ternyata juga meningkatkan keterbacaan suatu karya tulis. Oleh sebab itu, menyusun paragraf tidak bisa asal-asalan.
Namun, masih banyak penulis yang mengalami kendala pada saat menyusun paragraf. Sehingga belum semua paragraf tersebut memenuhi syarat untuk disebut sebagai paragraf yang berkualitas.
Fakta ini tentu memberi penjelasan bahwa menyusun paragraf dan menatanya dengan baik bukan persoalan mudah. Sehingga perlu dijadikan bahan pertimbangan untuk dipelajari dan dipahami secara lebih mendalam.
Membahas mengenai penataan paragraf, tentunya perlu didahului dengan memahami apa itu paragraf. Sekaligus mengenal fungsi dari paragraf dalam suatu karya tulis, baik karya tulis ilmiah maupun nonilmiah.
Dikutip melalui buku Penulisan Karya Ilmiah karya Zulmiyetri, dkk (2019). Dijelaskan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun secara logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan.
Dalam definisi lain dijelaskan, jika paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan satu topik. Topik ini adalah inti pembahasan yang diangkat dan dikembangkan oleh penulis. Paragraf yang disusun terdiri dari beberapa kalimat yang menjelaskan topik tersebut.
Paragraf kemudian bisa dibuat panjang maupun dibuat pendek. Bisa dilihat dari jumlah kalimat yang menyusunnya. Selain itu, penyusunan paragraf bukan sekedar pemanis dalam karya tulis. Melainkan memang memiliki fungsi tersendiri, diantaranya adalah:
Dalam karya tulis, paragraf akan membangun keseluruhan isi dari karya tulis tersebut. Secara umum, satu karya tulis terdiri dari beberapa bab dan sub bab. Setiap bab dan sub bab terdapat isi berupa rangkaian kalimat. Beberapa kalimat yang disatukan akan membentuk paragraf.
Paragraf yang disusun kemudian juga harus memenuhi beberapa kriteria. Salah satunya mencakup beberapa unsur pokok yang memang harus ada dalam paragraf tersebut. Pada saat penataan paragraf dilakukan, maka memastikan semua unsur sudah ada sangat penting.
Lalu, apa saja unsur-unsur yang membangun paragraf? Setidaknya ada 4 unsur yang umumnya ada agar suatu paragraf bisa utuh dan memenuhi kriteria menjadi paragraf yang baik dan benar. Berikut penjelasannya:
Unsur yang pertama dan umum ada dalam paragraf adalah kalimat transisi. Kalimat transisi sendiri adalah kalimat penghubung antarparagraf satu dengan paragraf lainnya yang berdekatan.
Sesuai definisi ini, maka bisa dipahami jika kalimat ini umumnya menggunakan konjungsi atau kata hubung. Tentunya jenis konjungsi yang memang bisa menghubungkan dua paragraf yang berbeda atau terpisah oleh spasi.
Secara umum, paragraf yang terdapat kalimat transisi bukan paragraf pertama. Melainkan paragraf kedua dan seterusnya. Sebab, paragraf tersebut menunjukan adanya hubungan dengan paragraf sebelumnya. Maka bukan pada paragraf pertama.
Unsur yang kedua di dalam paragraf adalah kalimat topik. Dikutip melalui suara.com, kalimat topik adalah ide utama yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Kalimat ini disebut juga dengan istilah gagasan utama dan ide pokok.
Secara aturan, paragraf yang baik dan benar pasti memiliki satu ide pokok yang disusun di dalam kalimat topik. Kalimat topik bisa diletakan di awal paragraf, di akhir, maupun dicantumkan di awal dan di akhir bersamaan.
Ide pokok akan membangun keseluruhan paragraf sehingga ada makna yang jelas. Kalimat yang menyusun paragraf setelah kalimat topik adalah kalimat-kalimat yang menjelaskan kalimat topik tersebut. Sehingga pembaca mendapat informasi yang lengkap atau rinci.
Unsur yang ketiga dari paragraf adalah kalimat pengembang, yaitu kalimat yang digunakan untuk memberikan informasi lebih lanjut, atau menguraikan sebuah gagasan pokok atau kalimat pokok dalam sebuah teks atau tulisan.
Setiap paragraf pasti tersusun dari kalimat topik dan disusul dengan kalimat pengembang. Kalimat pengembang bisa terdiri dari satu sampai dua kalimat. Dalam beberapa kondisi, jumlahnya lebih banyak terutama pada paragraf panjang.
Kalimat pengembang disebut juga dengan istilah kalimat penjelas maupun kalimat pendukung. Sehingga fungsinya adalah untuk menjelaskan kalimat topik yang menjadi gagasan utama dari paragraf tersebut. Secara umum, kalimat pengembang memiliki ciri-ciri berikut ini:
Unsur yang terakhir dalam paragraf adalah kalimat penegas. Dikutip melalui website Digital Library Universitas Negeri Lampung (UNILA), dijelaskan bahwa kalimat penegas adalah elemen paragraf yang keempat dan terakhir.
Sehingga bisa disebut sebagai kalimat penutup dari suatu paragraf. Sesuai dengan namanya, kalimat penegas memang berfungsi untuk menegaskan kembali topik (gagasan utama) yang dibahas oleh penulis.
Fungsi lain dari kalimat penegas adalah untuk daya penarik bagi para pembaca atau sebagai selingan untuk menghilangkan kejemuan. Sehingga bisa membantu meningkatkan daya tarik karya tulis di mata para pembaca.
Dari empat unsur paragraf tersebut, bisa dipahami bahwa paragraf yang baik minimal terdiri dari kalimat topik dan kalimat penjelas. Sementar untuk kalimat transisi dan kalimat penegas bersifat opsional. Bisa ditambahkan jika memang diperlukan, begitu pula sebaliknya.
Dalam penataan paragraf, tidak hanya memastikan terlihat rapi. Melainkan juga memiliki isi yang berkualitas. Paragraf disebut berkualitas jika memenuhi seluruh kriteria dari paragraf yang baik dan benar. Berikut adalah kriteria kualitas tersebut:
Kriteria yang pertama dalam menentukan kualitas suatu paragraf adalah pada gagasan utama. Mulai dari ada tidaknya gagasan utama, karena idealnya satu paragraf berisi satu gagasan utama dalam kalimat topik.
Kedua, isi dari paragraf tersebut fokus atau tidak ke gagasan utama. Sebab idealnya, gagasan utama menjadi inti pembahasan dan lainnya akan menjelaskan gagasan utama ini. Bukan sebaliknya.
Isi dari paragraf harus relevan dengan isi karangan. Artinya, ketika isi karangan fokus membahas topik A. Maka semua paragraf juga menggunakan gagasan utama yang masih berkaitan dengan topik A tersebut.
Selanjutnya, isi paragraf harus koheren dan berkesinambungan. Koheren artinya saling berhubungan, dimana satu kalimat berhubungan dengan kalimat lain membentuk satu kesatuan. Sehingga saling berkesinambungan (berlanjut dan satu alur).
Kalimat topik juga wajib dipaparkan dengan jelas sebab menjadi gagasan utama atau ide pokok paragraf. Jika kalimat topik tidak jelas maka isi paragraf tidak akan bisa dipahami oleh para pembaca.
Selanjutnya, struktur dari paragraf harus bervariasi. Sehingga satu paragraf dengan paragraf lain sebaiknya tidak punya struktur yang sama dan diawali dengan kalimat yang sama. Dalam hal ini, pertimbangannya adalah:
Terakhir, paragraf yang baik harus disusun dengan bahasa yang baik dan benar. Dimana menggunakan ragam kata baku sesuai EYD dan tersusun dari kalimat yang efektif. Begitu pula dengan penggunaan tanda baca yang wajib sudah baik dan benar.
Dalam menulis buku, penataan paragraf tentu berbeda dengan karya tulis jenis lainnya. Misalnya pada artikel ilmiah, makalah, skripsi, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, para penulis harus memahami bagaimana penataan yang baik dan benar.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah tahapan yang perlu dilalui penulis agar paragraf yang disusun memiliki penataan yang baik:
Tahap pertama adalah mengatur format paragraf dan hal ini dilakukan di awal sebelum mulai menulis. Pengaturan dilakukan di lembar kerja sesuai dengan aplikasi pengolah kata yang digunakan.
Sebagai contoh, jika Anda menggunakan Ms Word maka pengaturan paragraf wajib dilakukan di awal. Sehingga naskah atau lembar kerja sudah terformat dan hasil ketikan akan mengikuti format tersebut. Hal ini membuat hasil ketikan rapi sejak awal. Berikut tahap pengaturannya:
Tahapan tersebut adalah untuk penggunaan aplikasi Ms Word. Jika Anda menggunakan aplikasi pengolah kata jenis lainnya, maka tinggal disesuaikan. Sebab bisa jadi ada menu pengaturan yang namanya berbeda.
Bagaimana jika sudah terlanjur mengetik dan belum diatur formatnya? Jika Anda menggunakan Ms Word, maka tinggal blok semua paragraf dalam lembar kerja. Kemudian atur formatnya sesuai langkah-langkah di atas.
Tahap kedua dalam penataan paragraf untuk naskah buku adalah mulai menyusun paragraf itu sendiri. Bisa dimulai dari menentukan kalimat topik yang merupakan gagasan utama.
Sesuai kriteria kualitas paragraf yang dijelaskan sebelumnya. Secara aturan ideal, satu paragraf memiliki satu gagasan utama dalam bentuk kalimat topik. Jadi, pastikan setiap kali beralih ke paragraf baru selalu ada kalimat topik.
Kalimat topik biasanya bersifat umum dan butuh dijelaskan melalui kalimat penjelas atau kalimat pengembang. Jadi, pastikan paham juga bagaimana menentukan gagasan utama di dalam sebuah paragraf agar tidak ada kendala di tahap ini.
Tahap ketiga dalam penataan paragraf adalah mulai menyusun kalimat penjelas atau kalimat pengembang. Satu kalimat topik dalam satu paragraf bisa dikembangkan menjadi beberapa kalimat penjelas.
Kalimat penjelas bersifat lebih khusus dan spesifik sebagai cara agar penulis bisa menjelaskan kalimat topik. Kalimat penjelas disusun dengan berurutan agar mudah dipahami dan juga enak dibaca.
Jika kalimat penjelas alurnya loncat-loncat, maka akan membingungkan pembaca. Pesan atau informasi yang ingin disampaikan penulis pada paragraf tersebut tidak akan tersampaikan. Jadi, pastikan susunannya pas atau berurutan agar logis.
Seperti penjelasan sebelumnya, penataan paragraf juga akan melibatkan susunan kalimat transisi maupun kalimat penegas. Kedua jenis kalimat ini tidak wajib ada dalam paragraf, sehingga bisa disusun ketika memang dibutuhkan.
Kalimat transisi dengan konjungsi antarparagaf bisa disusun ketika ingin menghubungkan paragraf terakhir dengan paragraf sebelumnya. Pastikan untuk menggunakan konjungsi yang tepat agar mudah dipahami pembaca.
Pada dasarnya, panjang pendek suatu paragraf tidak ada aturan baku. Artinya, setiap penulis mendapat kebebasan hendak mengembangkan satu kalimat topik menjadi beberapa kalimat penjelas dan penegas.
Sebab, beberapa topik memang perlu dikembangkan menjadi paragraf panjang agar informasi tersampaikan dengan detail. Pembaca mendapatkan informasi yang jelas, lengkap, atau tuntas.
Namun, jika mengacu pada keterbacaan suatu karangan, memang disarankan untuk menyusun paragraf pendek. Sebab paragraf pendek memberi jeda istirahat yang cukup bagi pembaca. Sehingga mereka menikmati proses membaca tersebut dan tidak merasa kehabisan nafas.
Semakin pendek paragraf, semakin memudahkan pembaca memahami informasi yang disampaikan penulis. Oleh sebab itu, jika memang memungkinkan bisa menyusun paragraf pendek dibanding paragraf panjang.
Penataan paragraf tentu tidak akan sempurna tanpa memastikan ejaan sudah baik dan benar. Sekaligus sudah memastikan memakai tanda baca yang tepat agar menjadi paragraf yang baik dan benar.
Ejaan yang digunakan tentu saja sesuai dengan EYD, sebab masih menjadi acuan untuk mengetahui baku tidaknya kosakata dan diksi yang digunakan. Kesesuaian dengan EYD akan membantu menyusun kalimat efektif. Sehingga menjadi paragraf yang baik.
Sementara untuk tanda baca, perlu dipastikan semua jenis tanda baca digunakan dengan tepat. Jangan sampai salah dalam menggunakan tanda baca karena bisa mempengaruhi makna kalimat. Selain itu juga mempengaruhi keterbacaan karangan.
Tahap akhir dalam penataan paragraf adalah dibaca ulang dan mengoreksi jika ditemukan kesalahan. Pada saat menulis, usahakan fokus menyelesaikan semua bab dalam karya tulis Anda. Jika sudah baru dibaca ulang dan dilakukan perbaikan agar lebih terfokus dan waktu yang dibutuhkan untuk menulis lebih efisien.
Penataan paragraf akan membantu merapikan isi naskah, sehingga terlihat lebih enak dipandang dan enak dibaca. Hal ini akan berdampak positif pada minat baca seseorang yang menerima naskah tersebut.
Bagi penulis, menata paragraf dengan baik dan benar sangat penting sebelum mengirimkan naskah ke penerbit. Sebab hal ini membantu naskah dipandang lebih positif oleh editor dan peluang diterima menjadi lebih besar.
Namun, bagaimana jika tidak memiliki waktu maupun keterampilan yang cukup dalam penataan paragraf? Anda bisa menggunakan jasa penerbitan dari Penerbit Deepublish. Sebab ada banyak fasilitas gratis diberikan kepada penulis.
Salah satunya fasilitas editing dan proofreading gratis, sehingga dijamin naskah baik dan benar serta layak terbit. Jadi, jangan ragu segera mendaftar sebagai penulis dan mengirimkan naskah Anda di Penerbit Deepublish. Silahkan kunjungi tautan berikut https://penerbitdeepublish.com/features/daftar-menjadi-penulis-buku/.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik penataan paragraf pada artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Seorang dosen yang hendak melakukan konversi dari artikel ilmiah menjadi naskah buku ilmiah (buku monograf…
Pernahkah Anda merasa bingung mengenai tata aturan penulisan nama tempat di dalam kalimat? Hal ini…
Perlu mencantumkan tanda tangan di lembar pengesahan karya ilmiah Anda? Copy paste saja tidak cukup…
Dosen atau penulis yang menyusun karya tulis ilmiah di bidang ilmu agama Islam tentunya perlu…
Selain jurnal, ebook atau buku elektronik menjadi salah satu jenis buku yang umum digunakan sebagai…
Pada saat membaca suatu karya tulis, baik dalam media cetak maupun elektronik serta digital, tentunya…