Information

18 Tools Pendeteksi AI untuk Karya Tulis dan Gambar

Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa membantu memeriksa tugas mahasiswa, sehingga bisa diketahui ada tidaknya penggunaan AI. 

Jika memang ada, maka perlu dicantumkan informasinya agar tidak terjadi pelanggaran etika dalam menggunakan AI. Tools yang mendeteksi AI tidak hanya untuk tugas kuliah dalam bentuk karya tulis. Namun, bisa juga dalam bentuk lain seperti gambar atau foto.

Kabar baiknya, ada cukup banyak pilihan tools untuk mendeteksi AI. Beberapa mungkin sifatnya berbayar, akan tetapi beberapa lagi diantaranya bisa diakses gratis. Berikut penjelasan detailnya. 

Daftar Pendeteksi AI

Teknologi AI memudahkan mahasiswa dalam mengerjakan tugas kuliah yang diberikan dosen. Termasuk dalam kegiatan penyusunan tugas akhir seperti skripsi, tesis, maupun disertasi. 

Penggunaan AI dalam dunia akademik pada dasarnya diperbolehkan. Namun, tetap harus mengikuti aturan agar tidak menjadi pelanggaran etika. Membantu proses tersebut, para dosen bisa menggunakan tools pendeteksi AI untuk memeriksa tugas yang dikumpulkan mahasiswa. 

Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa pilihan tools dengan teknologi AI yang bisa mendeteksi penggunaan AI dalam sebuah konten atau karya: 

1. Turnitin

Tools pertama yang bisa digunakan dosen untuk mendeteksi AI dalam tugas kuliah yang dikerjakan mahasiswa adalah Turnitin. Selain mendeteksi plagiarisme lewat pengecekan kesamaan teks. Turnitin juga menyediakan fitur AI Detection. 

Jika dosen masuk ke akun khusus Instructor (Instruktur), maka fitur ini akan tersedia. Sehingga bisa membantu mendeteksi ada tidaknya bagian dari karya tulis yang dibuat dengan AI. Hal ini tentu bisa menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan nilai. 

2. Winston AI

Dikutip melalui website Smodin, salah satu tools pendeteksi AI untuk karya tulis adalah Winston AI. Tools ini berbentuk website dan membatu mendeteksi AI pada karya tulis. 

Cara kerjanya, pengguna cukup menyalin teks ke kolom yang disediakan. Maka sistem akan mendeteksi ada tidaknya AI dalam teks tersebut. Hasil laporan akan menunjukan bagian mana saja yang terdeteksi AI. Tools ini gratis dan tersedia pula paket berbayar untuk fitur lebih kompleks. 

3. CopyLeaks

Pilihan tools pendeteksi AI berikutnya adalah CopyLeaks. Selain menyediakan fungsi mendeteksi plagiarisme, tersedia pula fitur untuk mendeteksi AI pada karya tulis. 

Pengguna bisa menyalin teks ke kolom yang disediakan. Bisa juga mengunggah dokumen dalam format PDF, Docx, maupun link URL. Bahkan bisa mendeteksi AI dengan mengunggah gambar berisi teks. Ada banyak bahasa bisa dicek dengan tools ini. Adapun sifat layanannya adalah berbayar. 

4. AI Detector Pro

Pilihan selanjutnya adalah AI Detector Pro. Sesuai namanya, tools ini menyediakan fitur utama mendeteksi AI dalam karya tulis dari berbagai bahasa. 

Saat ini sudah mendukung deteksi AI pada teks berbahasa Inggris, Jerman, dan juga Spanyol. Selain menyalin teks yang akan diperiksa ada tidaknya AI, pengguna juga bisa mengunggah dokumen dalam berbagai format. Layananya bisa diakses gratis, dan jika membutuhkan fitur lebih bisa berlangganan paket yang disediakan. 

5. Scribbr

Scribbr AI Detector juga bisa diandalkan untuk mendeteksi AI pada karya tulis. Ada 4 bahasa yang bisa dideteksi di tools ini. Mulai dari teks dalam bahasa Inggris, Perancis, Spanyol, sampai Jerman. 

Layanan dari tools ini bersifat gratis. Hanya saja untuk proses deteksi AI maksimal 80 kata per satu kali pengecekan. Sehingga belum mendukung pengecekan teks panjang. 

6. GPTKit

Selanjutnya ada tools bertajuk GPTKit. Tools dengan teknologi AI ini membantu mendeteksi AI pada karya tulis. Caranya dengan menyalin teks maupun mengunggah dokumen berisi teks. 

Sistem akan memberikan laporan hasil pengecekan dan memberi penanda bagian mana saja dari naskah yang terdeteksi memakai AI. Layanan bersifat gratis dengan maksimal empat ribuan kata. Jika ingin mengecek sampai enam ribuan kata wajib registrasi akun maupun berlangganan. 

7. GPTZero

Pilihan pendeteksi AI berikutnya adalah GPTZero. Tools ini menggunakan teknologi AI untuk membantu mendeteksi AI pada karya tulis. 

Pengguna bisa menyalin teks yang akan diperiksa, bisa pula mengunggah dokumen berisi teks tersebut. Layanan tersedia gratis dengan versi terbatas, jika ingin akses lebih maka bisa memilih paket langganan yang berbayar. 

8. HIX Bypass

Dikutip melalui website bypass.hix.ai, salah satu tools yang bisa diandalkan untuk mendeteksi penggunaan AI adalah HIX Bypass. Tools ini membantu mendeteksi AI pada karya tulis. Laporan akan menunjukan berapa persen AI yang digunakan. 

Selain itu juga akan menandai bagian mana saja yang diduga dibuat dengan AI. Pengguna bisa mengunggah dokumen yang akan diperiksa. Bisa juga copy paste, terutama untuk teks yang tidak terlalu panjang.

9. Humbot AI

Tools Humbot AI juga bisa diandalkan dosen untuk memeriksa karya tulis yang dibuat mahasiswa memakai AI atau tidak. Tools ini membantu mendeteksi AI dan melaporkannya secara rinci. 

Pengguna cukup mengunggah maupun menyalin teks yang akan diperiksa. Tersedia paket gratis, hanya saja pengecekan maksimal 80 kata. Jika ingin tanpa batasan, bisa berlangganan salah satu paket yang disediakan.

10. BypassGPT

Berikutnya ada BypassGPT yang bisa diandalkan untuk mendeteksi ada tidaknya AI pada sebuah karya tulis. Penggunaanya mudah, cukup menyalin teks yang akan diperiksa. Bisa juga dengan mengunggah dokumen sesuai format. 

Sistem akan mengecek dan menampilkan laporan, sekaligus menunjukan bagian mana saja dari teks yang terdeteksi dibuat dari AI. Layanan gratis dengan batasan jumlah kata.

Tak hanya itu, AI dapat Anda gunakan untuk melakukan hal lainnya, ini daftarnya:

11. AI Humanizer

AI Humanizer juga membantu mendeteksi penggunaan AI pada karya tulis. Tools ini akan menunjukan persentase penggunaan AI dan persentase tulisan karya manusia. Sekaligus menampilkan bagian mana saja yang terdeteksi disusun dengan AI. 

Pengguna bisa mengecek dengan menyalin teks di kolom yang disediakan. Selain itu juga bisa dengan mengunggah dokumen. Pada versi gratis, satu kali pengecekan maksimal 80 kata. Jika butuh lebih bisa upgrade ke paket berbayar.

12. Uncheck AI

Uncheck AI juga bisa diandalkan para dosen untuk mendeteksi AI pada karya tulis yang dikumpulkan mahasiswa. Cara kerjanya mirip dengan tools lain. Yakni cukup menyalin teks maupun mengunggah dokumen yang akan diperiksa.

Layanan pendeteksi AI dari tools ini tersedia dalam versi gratis. Salah satu batasannya adalah mengecek maksimal 100 kata per satu kali pengecekan.

13. Stealth Writer

Mendeteksi ada tidaknya AI dalam karya tulis juga bisa menggunakan tools AI bertajuk Stealth Writer. Tools ini dirancang untuk mendeteksi AI dalam pembuatan artikel SEO yang akan dipublikasikan ke sebuah website. 

Meskipun begitu, kemampuannya mendeteksi AI pada karya tulis bisa digunakan akademisi seperti dosen. Layanan tersedia dalam beberapa paket, paket gratis bisa mengecek maksimal 300 kata per satu kali pengecekan.

14. Hive Moderation

Dikutip melalui Kompas.com, salah satu tools pendeteksi AI dalam bentuk gambar, video, maupun audio adalah Hive Moderation.

Tools ini menggunakan AI untuk mendeteksi pemakaian AI dalam pembuatan gambar, rekaman suara, sampai rekaman berbentuk video. Laporan berbentuk persentase yang menunjukan seberapa besar AI terlibat dalam pembuatan konten tersebut. 

Pengguna cukup mengunggah dokumen dalam format yang sesuai, bisa juga drag and down ke kolom yang disediakan. Layanan dari tools ini berbayar dan tersedia beberapa pilihan paket untuk disesuaikan kebutuhan pengguna. 

15. Hugging Face

Selanjutya adalah Hugging Face AI Image Detector. Tools ini menggunakan AI untuk mendeteksi AI dalam konten berbentuk teks maupun gambar. 

Sehingga cocok digunakan dosen untuk memeriksa ada tidaknya AI dari tugas yang dikumpulkan mahasiswa. Layanan gratis, meskipun dengan batasan. Salah satunya jumlah gambar yang bisa di cek per hari. 

16. Is It AI

Is It AI juga menjadi tools pendeteksi AI yang bisa digunakan para dosen. Tools ini membantu mendeteksi AI untuk tugas dalam bentuk teks maupun gambar. Laporan akan menunjukan ada tidaknya AI dalam konten yang diperiksa. 

Selain itu, juga terdapat detail bagian mana saja dari teks yang diduga dibuat dengan AI. Layanan deteksi AI yang disediakan berbayar, dan bisa mulai berlangganan dengan mengunjungi website resminya.

17. Illuminarty

Pilihan selanjutnya adalah tools bertajuk Illuminarty. Tools ini menggunakan teknologi AI untuk mendeteksi AI pada karya tulis maupun gambar. 

Hasil pengecekan pada gambar akan menunjukan laporan berupa persentase dugaan pemakaian AI. Laporan ini bisa dijadikan bahan pertimbangan dosen dalam memberi nilai. Layanan ini berbayar dan disediakan pilihan paket dengan biaya langganan bervariasi. 

18. Fake Image Detector

Tools pendeteksi AI berikutnya untuk mengecek ada tidaknya AI dalam gambar atau foto adalah Fake Image Detector.

Tools ini membantu mendeteksi AI pada gambar yang diunggah pengguna melalui laporan dengan sistem Error Level Analysis (ELA). EA akan memberikan laporan gambar yang diperiksa dibuat dengan AI atau dibuat manual dengan aplikasi desain. 

Gambar yang bisa dideteksi baru dalam format JPG dan maksimal 5 MB, hanya saja layanannya gratis. Sehingga pengguna tidak perlu keluar biaya untuk memanfaatkan deteksi AI dari tools ini. 

Jangan lewatkan:

Etika Penggunaan Tools AI

Teknologi AI diadopsi sejumlah pengembag website dan aplikasi untuk mendukung pengguna melakukan banyak hal. Mulai dari membuat karya tulis, rekaman suara seperti podcast, membuat atau mengedit gambar dan video, dan sebagainya. 

Teknologi AI yang diharapkan bisa menghasilkan kinerja seperti manusia. Tentu memberikan hasil yang lebih memuaskan dibanding algoritma biasa. Meskipun begitu, penggunaannya harus tetap sesuai ketentuan. Artinya tidak berlebihan yang sesuai etika. 

Dikutip melalui Library Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), berikut adalah beberapa etika dalam penggunaan AI di lingkungan akademik: 

1. Digunakan untuk Mendapatkan Ide atau Inspirasi

Etika yang pertama mengenai penggunaan AI di lingkungan akademik adalah digunakan untuk mendapatkan ide atau inspirasi. Sehingga tidak memfungsikan AI sebagai tools pembuat tugas kuliah. 

Misalnya, Anda meminta bantuan Chat GPT untuk menemukan ide tulisan dengan topik utama “perubahan iklim”. Maka ketik prompt yang sesuai dan akan direkomendasikan beberapa ide yang relevan. 

Ide ini kemudian dikembangkan sendiri menjadi karya tulis utuh. Jadi, Anda tidak meminta Chat GPT tersebut untuk membuatkan karya tulis dari awal sampai akhir dengan topik perubahan iklim. 

Contoh lain, Anda menggunakan Canva dengan AI untuk menemukan inspirasi ide desain poster. Maka hasil rekomendasi bisa dijadikan inspirasi saja. Selebihnya bisa membuka lembar kerja baru di Canva dan membuat desain dari nol. Tentunya dengan memanfaatkan fitur sampai elemen-elemen yang disediakan Canva. 

2. Melakukan Verifikasi pada Hasil Kerja AI

Etika penggunaan AI yang kedua agar terhindar dari penggunaan AI berlebihan saat dosen menggunakan pendeteksi AI, adalah melakukan verifikasi. Meskipun AI dijelaskan bisa bekerja dengan cerdas selayaknya manusia pintar. 

Namun, AI tentunya tidak selalu sempurna. Apa yang dikerjakan tidak selalu benar 100%. Sehingga perlu diperiksa ulang untuk memastikan informasi yang disampaikan relevan dan bisa dimanfaatkan. 

3. Tidak Melakukan Praktek Copy Paste

Jika Anda menggunakan tools berbasis AI untuk membuat karya tulis ilmiah maupun nonilmiah. Maka hindari praktek copy paste. Kembali ke etika yang dijelaskan di poin pertama, yakni menjadikan AI sebagai sumber ide atau inspirasi. 

Maka praktek copy paste sebaiknya dihindari sejak dini. Kemudian memanfaatkan ide yang disampaikan AI tersebut untuk menyusun karya buatan sendiri. Hal ini membantu cerdas dalam memakai AI dan mengembangkan keterampilan menulis. 

4. Menggunakan Prompt yang Jelas dan Terarah

Sebagai pengguna, Anda perlu memahami bahwa hasil pekerjaan AI akan ditentukan oleh prompt yang disusun. Oleh sebab itu, mencegah penggunaan AI yang tidak etis dan memastikan sesuai kebutuhan. Penyusunan prompt harus jelas dan terarah. 

Misalnya, Anda seorang mahasiswa dan ada materi perkuliahan mengenai konversi KTI. Anda ingin memahami apa itu konversi dan meminta Chat GPT untuk menjelaskan apa itu konversi. Padahal istilah konversi tidak hanya di dunia kepenulisan. 

Maka prompt harus jelas dan menyebutkan konteks bahwa konversi yang dimaksud adalah di dunia kepenulisan. Sehingga Chat GPT tersebut bisa memberi penjelasan dan informasi pendukung yang sesuai. Langkah ini mencegah Anda mendapatkan informasi yang bias. 

Dalam dunia akademisi, penggunaan teknologi AI memang harus memperhatikan etika. Selain itu, setiap mahasiswa tentu ingin kegiatan perkuliahan yang diikuti memberikan pengetahuan sampai keterampilan mumpuni. 

Maka akan merasa rugi, jika kuliah hanya mengandalkan AI dan tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang bisa diandalkan saat terjun ke masyarakat. Dosen pun demikian. Karya hasil kerja kerasnya tentu ingin bermanfaat dan berkontribusi besar bagi pengembangan iptek. Maka muncul dorongan untuk memakai AI secara etis. 

Oleh sebab itu, perlu memastikan teknologi AI ini perlu digunakan seperlunya dan dalam kadar yang tidak berlebihan. Sebab jangan sampai AI menggantikan pengguna dan menumpulkan pengetahuan maupun keterampilan penggunanya. Menggunakan AI memang harus cerdas agar efek negatifnya bisa ditekan. 

Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik pendeteksi AI. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi penting dari artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.

AI yang paling banyak dikenal oleh masyarakat luas adalah Chat GPT. Tapi tahukan Anda? Ada 18 rekomendasi AI selain Chat GPT.

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Halaman Prancis Buku: Isi, Contoh, Bedanya dengan Halaman Judul

Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…

3 jam ago

Menulis Draft Buku dalam 6 Langkah Mudah

Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…

18 jam ago

7 Hal yang Harus Diperhatikan saat Melakukan Self Editing

Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…

18 jam ago

25 Pilihan Platform AI untuk Parafrase

Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…

18 jam ago

15 Pilihan AI untuk Membuat Mind Mapping

Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…

18 jam ago

13 AI untuk Cek Plagiarisme dengan Akurasi Tinggi

Kemajuan teknologi memberi kemudahan dalam mengecek plagiarisme. Salah satunya melalui teknologi AI untuk cek plagiarisme.…

18 jam ago