Information

Penelitian Fenomenologi: Karakteristik, Jenis, Kelebihan, Contoh

Dalam melaksanakan penelitian kualitatif, peneliti perlu menentukan metode pendekatan yang salah satunya adalah penelitian fenomenologi atau pendekatan fenomenologi. Dalam pendekatan ini, peneliti akan fokus pada pengalaman personal dari responden atau narasumber. 

Dalam pendekatan ini pula, peneliti bisa mendapatkan data kualitatif yang lebih mendetail dan mendalam. Sehingga memperbesar kemungkinan mendapatkan data yang memang jelas dan merepresentasikan seluruh populasi penelitian. 

Melakukan pendekatan fenomenologi dalam penelitian kualitatif tentunya perlu dilakukan dengan baik dan benar. Diawali dengan memahami definisinya dan bagaimana penerapannya dalam penelitian. Berikut informasinya. 

Pendekatan Fenomenologi dalam Penelitian Kualitatif

Dikutip melalui salah satu artikel ilmiah yang terbit di jurnal bertajuk INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research, menjelaskan bahwa pendekatan atau penelitian fenomenologi adalah suatu penelitian ilmiah yang mengkaji dan menyelidiki suatu peristiwa yang dialami oleh seorang individu, sekelompok individu, atau sekelompok makhluk yang hidup. 

Secara umum, pendekatan ini diterapkan pada penelitian kualitatif. Sebab bisa membantu peneliti menentukan fokus pengambilan data dari aspek mana. Sekaligus membantu mendapatkan data yang lebih detail dan representatif. 

Dalam penelitian kualitatif, pendekatan yang dilakukan peneliti tidak harus fenomenologi. Bisa memakai pendekatan lain seperti studi kasus, etnografi, grounded theory, dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Jika dalam penelitian, peneliti ingin mengetahui bagaimana pengalaman personal dari narasumber atau responden. Maka bisa memakai pendekatan fenomenologi. Lewat pendekatan ini, peneliti bisa mendapatkan data yang mendalam tentang fenomena. 

Misalnya, peneliti ingin mengetahui efektivitas dari metode pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 bagi siswa SMP. Maka peneliti akan fokus menanyakan pengalaman pribadi dari guru sampai murid terkait penerapan metode pembelajaran tersebut. 

Karakteristik Penelitian Fenomenologi

Penelitian fenomenologi dalam penelitian kualitatif kemudian memiliki beberapa karakteristik khas. Hal ini yang membuatnya berbeda dengan teknik pendekatan lain di dalam penelitian fenomenologi.

Berikut karakteristik penelitian fenomenologi:

1. Berpusat pada Pengalaman Manusia

Sesuai dengan definisi dari pendekatan fenomenologi, maka bisa dipahami karakteristiknya adalah berpusat pada pengalaman manusia. Bisa juga disebut berpusat pada pengalaman individu atau kelompok. 

Hal ini terjadi, karena pendekatan ini akan menjadikan pemahaman tentang fenomena sebagai tujuan mendasar. Sehingga menggali bagaimana pengalaman setiap subjek penelitian sangat penting. 

Oleh sebab itu, pendekatan ini akan menyampaikan pertanyaan berkaitan dengan pengalaman narasumber atau responden. Misalnya bagaimana pengalaman selama mengajar di pandemi Covid-19, bagaimana pengalaman belanja di X, dan sebagainya. 

2. Menerapkan Pendekatan Deskriptif dan Interpretatif

Karakteristik yang kedua dari penelitian fenomenologi adalah menerapkan pendekatan deskriptif dan interpretatif. Pendekatan deskriptif terjadi karena dalam fenomenologi peneliti akan menggambarkan secara rinci pengalaman sampel penelitian. 

Sehingga, peneliti hanya akan fokus pada dua hal. Yakni apa yang dalam sampel dan bagaimana hal atau suatu fenomena bisa dialami oleh sampel penelitian. Kemudian akan dijelaskan secara rinci. 

Kemudian, pendekatan interpretatif terjadi karena peneliti juga akan menafsirkan pengalaman yang disampaikan oleh sampel penelitian. Sehingga tidak hanya mendeskripsikan pengalaman personal tersebut, akan tetapi juga menafsirkannya. 

3. Pengumpulan Data Mengutamakan Wawancara Mendalam

Karakteristik yang ketiga dari penelitian fenomenologi adalah pengumpulan data yang mengutamakan teknik wawancara. Dimana wawancara disini adalah wawancara yang mendalam. 

Pengumpulan data penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi tidak hanya dengan wawancara. Melainkan bisa juga memakai metode lain, termasuk membagikan kuesioner sampai observasi di lapangan. 

Hanya saja, karena fokus pada pengalaman personal sampel penelitian. Maka pengumpulan data aan mengutamakan wawancara mendalam. Sehingga bisa mendapatkan jawaban dan penjelasan yang lebih detail dan mendalam dari narasumber atau sampel penelitian. 

4. Tidak Mengutamakan Generalisasi (Hukum Umum)

Dalam beberapa penelitian kualitatif, pendekatan yang digunakan bisa bertujuan mendapatkan data general atau mendapatkan hukum umum. Dimana hasil analisis data bisa diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi. Sehingga sangat general. 

Namun, hal ini tidak berlaku di dalam penelitian fenomenologi. Sebab pendekatan ini akan fokus pada pengalaman personal sampel penelitian. Sehingga tujuan utamanya bukan mendapat hukum umum. 

Melainkan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai suatu fenomena. Sehingga akan fokus pada seberapa dalam dan seperti apa pengalaman yang dialami oleh sampel penelitian secara langsung. 

Sedang melakukan penelitian kualitatif? Cek juga pendekatan lain metode penelitian jenis ini:

Tujuan Penelitian Fenomenologi

Penerapan teknik pendekatan fenomenologi atau penelitian fenomenologi bertujuan untuk memahami suatu fenomena. Namun berfokus pada pengalaman personal dari sampel yang mengalami sendiri fenomena tersebut. 

Pada akhirnya, ada beberapa tujuan yang secara umum ingin dicapai peneliti ketika menerapkan pendekatan ini. Berikut tujuan penelitian menggunakan metode penelitian fenomenologi:

1. Menggali Pengalaman Hidup Secara Mendalam

Tujuan yang pertama di dalam pendekatan fenomenologi adalah menggali pengalaman hidup yang mendalam dari sampel penelitian. Hal ini dilakukan untuk peneliti mendapatkan gambaran detail dan jelas dari pengalaman yang dialami sampel. 

Sehingga dilakukan proses wawancara untuk mendapatkan pengalaman hidup yang mendalam dan jelas tersebut. Jika dilakukan lewat kuesioner, maka ada kekhawatiran sampel belum menjelaskan pengalaman tersebut dengan detail. 

Dalam kegiatan penelitian, menggali pengalaman hidup dari sampel penelitian secara mendalam sangat penting. Sebab dengan cara inilah peneliti bisa memahami suatu fenomena secara lebih mendalam juga. 

2. Mengungkap Makna Pengalaman Individu

Tujuan kedua di dalam penelitian fenomenologi adalah mengungkap makna pengalaman individu. Dalam hal ini, peneliti ingin mengetahui makna yang didapatkan sampel penelitian atas pengalaman pribadinya. 

Sehingga peneliti bisa mengetahui bagaimana sikap dan pengaruh pengalaman tersebut pada individu yang mengalami. Data ini akan membantu memahami suatu fenomena dan dampaknya seperti apa. 

Sebab suatu fenomena bisa mempengaruhi pemahaman individu yang mengalaminya langsung. Baik dalam mengartikan fenomena tersebut, menganalisis dampaknya, dan mencari sisi positif yang bisa ditimbulkan. 

3. Memahami Fenomena dari Sudut Pandang Orang Pertama

Tujuan berikutnya adalah memahami fenomena dari sudut pandang orang pertama. Disebut sudut pandang orang pertama, karena dalam penelitian fenomenologi peneliti akan memahami fenomena dari individu yang mengalami langsung. 

Pengalaman personal ini tentu lebih mendalam dan lebih mudah dipahami dibanding pengalaman yang disampaikan pihak ketiga. Misalnya, penelitian untuk memahami dampak pembelajaran daring selama pandemi. 

Peneliti bisa saja mencari data dari ahli metode pembelajaran dan guru berpengalaman. Namun, mendapat pengalaman dari guru dan siswa yang menjalankannya secara langsung tentu lebih konkrit dan bahkan bisa disebut lebih kredibel. 

4. Memahami Hal Baru Berkaitan dengan Pengalaman Manusiawi

Penelitian fenomenologi juga bisa bertujuan untuk memahami hal baru yang berkaitan langsung dengan pengalaman manusiawi. Setiap orang tentu bisa mengalami berbagai fenomena. Salah satunya akan menjadi fenomena yang diteliti. 

Peneliti yang ingin memahami fenomena tersebut dan memahaminya secara mendalam. Tentu perlu melibatkan pengalaman individu yang mengalaminya langsung. 

Sehingga pendekatan ini bisa membantu memahami hal baru yang didasarkan pada pengalaman individu atau manusiawi tersebut. Pengalaman yang disampaikan individu tentunya lebih jelas dan lebih mudah dipahami. Bahkan bisa digali lebih dalam lagi. 

5. Mengungkap Esensi dari Pengalaman Manusiawi

Suatu fenomena di alam dan di kehidupan sosial masyarakat tentu muncul bukan tanpa alasan. Fenomena tentunya memiliki sebab dan akibat yang ditimbulkan. Memahami fenomena secara mendalam bisa melalui pendekatan personal. 

Melalui penelitian fenomenologi, peneliti memiliki kesempatan mengungkap esensi fenomena dari pengalaman manusiawi. Lewat pengalaman individu yang disampaikan sampel penelitian, maka bisa didapatkan data yang lebih detail. 

Sehingga lebih mudah memahami individu mana yang punya analisis mendalam dan memahami apa saja penyebab sampai sebab dari suatu fenomena yang diteliti. Hal ini akan membantu peneliti dalam memahami fenomena dan esensi atau maksud dari keberadaan fenomena tersebut dengan melihat dampak yang timbul. 

Jenis Penelitian Fenomenologi

Penelitian fenomenologi kemudian memiliki beberapa jenis dilihat dari teknik pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam mendapatkan pengalaman personal. Secara umum, jenis penelitian fenomenologi ada tiga, yaitu: 

1. Penelitian Fenomenologi Deskriptif

Pendekatan fenomenologi deskriptif adalah pendekatan dimana peneliti berusaha menggambarkan pengalaman secara murni dari sudut pandang orang yang mengalaminya, dengan tujuan menemukan esensi dari pengalaman tersebut.

Dalam pendekatan ini, peneliti akan murni memfokuskan diri pada informasi pengalaman personal yang dialami sampel penelitian. Sehingga tidak berusaha menafsirkan pengalaman yang disampaikan tersebut. 

Data mengenai pengalaman individu pun menjadi asli dan tidak ada campuran dari hasil penafsiran atau interpretasi peneliti. Sehingga peneliti akan menulis ulang pengalaman yang disampaikan sampel kemudian menjadi penjelasan yang deskriptif. 

2. Penelitian Fenomenologi Hermeneutik

Pendekatan fenomenologi hermeneutik adalah pendekatan dalam penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menafsirkan makna yang mendalam dari pengalaman hidup seseorang, dengan mempertimbangkan konteks, latar belakang, dan sejarah hidup individu tersebut.

Berkebalikan dengan pendekatan fenomenologi deskriptif yang hanya fokus pada pengalaman yang disampaikan sampel. Pada pendekatan fenomenologi hermeneutik membuat peneliti melakukan penafsiran. 

Sehingga selain menjelaskan apa dan bagaimana suatu pengalaman dialami oleh sampel penelitian. Peneliti juga akan memaparkan makna atau esensi dari pengalaman tersebut dengan memperhatikan banyak aspek. Seperti konteks, latar belakang, dan sejarah hidup dari sampel penelitian. 

3. Penelitian Interpretative Phenomenological Analysis (IPA)

Jenis yang terakhir dari penelitian fenomenologi adalah Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Secara umum, IPA adalah salah satu pendekatan dalam penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memahami bagaimana seseorang memaknai pengalaman pribadinya dalam konteks tertentu, melalui proses interpretasi yang mendalam oleh peneliti.

Sekilas IPA akan mirip dengan fenomenologi hermeneutik. Perbedaan utamanya adalah pada bentuk interpretasi peneliti dalam memahami pengalaman yang disampaikan sampel penelitian. 

Jika di hermeneutik  peneliti akan melakukan penafsiran sesuai pemahaman dari peneliti sendiri. Maka di dalam IPA, peneliti akan melakukan interpretasi secara lebih mendalam. Sehingga dalam wawancara, peneliti akan menanyakan juga mengenai apa yang dirasakan sampel saat mengalami suatu fenomena. 

Setiap metode penelitian memiliki kekurangan, setidaknya Anda harus paham kekurangan metode dari yang Anda gunakan. Inilah 4 Kelebihan Penelitian Kualitatif & Kelemahannya.

Perbedaan Fenomenologi dan Studi Kasus

Penelitian fenomenologi dengan studi kasus sering dianggap sama. Namun keduanya tidak sama alias berbeda. Dikutip melalui Unesa Growing yang dikelola Universitas Negeri Surabaya, ada beberapa hal yang membedakan penelitian fenomenologi dan studi kasus: 

1. Tujuan Umum

Hal pertama yang membedakan fenomenologi dengan studi kasus adalah tujuan umum dari pelaksanaan. Pada fenomenologi bertujuan memahami suatu fenomena berdasarkan pengalaman personal sampel penelitian dan makna atau esensinya. 

Sementara pada studi kasus, tujuan umumnya adalah memahami suatu fenomena secara kompleks dan dinamis. Sehingga fokus utamanya bukan pada pengalaman personal sampel, melainkan bentuk interaksi sosial anggota suatu kelompok di masyarakat. 

2. Metode dan Pendekatan

Perbedaan yang kedua terletak pada aspek metode dan pendekatan yang digunakan. Lebih tepatnya metode dan pendekatan dalam pengumpulan data. Pada penelitian fenomenologi, peneliti akan mengutamakan teknik wawancara mendalam. 

Sehingga bisa memakai wawancara terstruktur maupun tidak terstruktur untuk menggali pengalaman personal dari narasumber. Lain halnya dengan studi kasus, metode pengumpulan data lebih beragam.

Biasanya teknik pengumpulan data disesuaikan dengan karakter dari topik penelitian. Namun, mayoritas mengkombinasikan beberapa teknik. Mulai dari wawancara, kuesioner, sampai observasi dan sumber-sumber data sekunder. 

3. Karakteristik Data

Sejalan dengan metode pengumpulan data, maka perbedaan ketiga dari penelitian fenomenologi dengan studi kasus adalah pada karakteristik data. Metode pengumpulan data akan mempengaruhi karakter data penelitian. 

Pada fenomenologi, wawancara mendalam akan membuat data bersumber dari hasil pemaparan pengalaman narasumber. Baik yang disampaikan secara naratif maupun deskriptif, kemudian ditafsirkan atau dibuat apa adanya oleh peneliti. 

Sementara pada studi kasus, karakteristik data lebih beragam atau heterogen karena sifat pengumpulan yang multimodal. Data yang didapatkan dari berbagai sumber, baik primer maupun sekunder sehingga dilakukan analisis untuk mendapat interpretasi yang komprehensif. 

4. Analisis dan Interpretasi Data

Perbedaan berikutnya antara penelitian fenomenologi dengan studi kasus adalah pada analisis data dan interpretasinya. Pada fenomenologi, peneliti akan menggunakan teknik analisis yang terstruktur. 

Sehingga bisa membantu memahami pengalaman dan penilaian dari narasumber yang mengalami pengalaman tersebut. Sekaligus membantu memahami fenomena dan bagaimana fenomena mempengaruhi individu. 

Sementara pada studi kasus, analisis dan interpretasi data menggunakan pendekatan yang lebih holistik. Sehingga peneliti akan memperhatikan faktor internal sampai eksternal dari suatu fenomena yang diteliti. 

Kelebihan

Dikutip melalui buku berjudul Model Pendekatan Kualitatif: Telaah Dalam Metode Penelitian Ilmiah karya Basri Bado (2022), menjelaskan bahwa penelitian fenomenologi memiliki kelebihan dan kekurangan.

Berikut keunggulan menggunakan metode penelitian fenomenologi:

  • Fenomenologi sebagai suatu metode keilmuan, dapat mendeskripsikan fenomena dengan apa adanya dengan tidak memanipulasi data, aneka macam teori dan pandangan.
  • Fenomenologi mengungkapkan ilmu pengetahuan atau kebenaran dengan benar-benar yang objektif.
  • Fenomenologi memandang objek kajian sebagai kebulatan yang utuh tidak terpisah dari objek lainnya.

Kekurangan

Sementara kekurangan dari penelitian fenomenologi adalah resiko tinggi bias dalam pengumpulan data atau pada data penelitian. Hal ini terjadi karena apa yang disampaikan oleh sampel penelitian bisa saja karangan saja. 

Artinya, narasumber akan memaparkan suatu pengalaman tanpa ada kejujuran di dalamnya. Padahal data penelitian mengacu sepenuhnya pada hasil wawancara mendalam. Sehingga kredibilitas dari narasumber harus dipastikan, begitu juga dengan kejujurannya. Dimana hal ini cukup sulit untuk dipastikan di awal. 

Contoh Judul Penelitian Fenomenologi

Berikut adalah beberapa contoh judul dari penelitian fenomenologi yang bisa membantu memahami lagi apa itu fenomenologi dan kapan perlu diterapkan: 

  1. Bidang pendidikan – Makna Pengalaman Mahasiswa Tingkat Akhir dalam Menyusun Skripsi di Tengah Tekanan Akademik
  2. Bidang kesehatan – Pengalaman Emosional Perawat dalam Merawat Pasien Kritis di Ruang ICU
  3. Bidang sosial – Makna Kehilangan: Studi Fenomenologi tentang Pengalaman Ibu yang Kehilangan Anak akibat Kecelakaan
  4. Bidang psikologi – Pengalaman Orang Dewasa Muda yang Pernah Mengalami Bullying Saat Remaja: Sebuah Pendekatan Fenomenologi
  5. Bidang ilmu agama (spiritual) – Makna Pengalaman Spiritual Mualaf Setelah Memutuskan Masuk Islam

Melalui penjelasan di atas, tentunya bisa memahami apa itu penelitian fenomenologi. Sekaligus memahami bagaimana dan kapan pendekatan ini diterapkan pada penelitian kualitatif yang dijalankan. 

Artikel terkait judul penelitian:

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Word Tidak Bisa Dibuka? Ini Solusi-Solusinya

Keberadaan aplikasi seperti Microsoft Word atau sering disebut Word saja, memang sangat membantu. Namun, ada…

37 menit ago

Cara Mencari dan Mengganti Kata di Word, Otomatis!

Pada saat melakukan editing dan penyuntingan naskah di aplikasi Word, tentunya akan ada tindakan mengganti…

42 menit ago

Cara Menambahkan Link di Word dan Menjadikan Warna Biru

Mengetahui cara menambahkan link di Word tentu penting. Sebab pada dokumen yang disusun di aplikasi…

45 menit ago

Aplikasi Sipebi, Cara Instal, dan Cara Pakainya

Pada saat menyusun karya tulis dengan bahasa Indonesia, tentunya ingin disusun sesuai ejaan dan tata…

2 jam ago

12 Aplikasi Meeting Online yang Cocok untuk Kelas Daring

Memilih aplikasi meeting atau aplikasi video konferensi memang tidak bisa asal-asalan. Sebab, banyaknya pilihan ternyata…

3 jam ago

Aplikasi SPSS: Kelebihan dan Kekurangan untuk Olah Data

Salah satu tahap dalam kegiatan penelitian adalah analisis data penelitian dan bisa menggunakan aplikasi SPSS…

3 jam ago