Information

Penelitian Tindakan: Karakteristik, Jenis, Model dan Contoh Judul

Pada saat membutuhkan hasil penelitian bersifat praktis yang mampu menyelesaikan masalah atau mengembangkan suatu metode atau program. Maka bisa melakukan action research atau penelitian tindakan. 

Action research menjadi salah satu jenis kegiatan penelitian yang umum digunakan untuk mendapatkan temuan-temuan bersifat praktis. Artinya, temuan dalam penelitian atau hasil penelitian bisa langsung diterapkan dan dievaluasi efektivitas serta dampaknya. 

Secara umum, jenis penelitian ini diterapkan dalam bidang pendidikan, manajemen, kesehatan, dan bidang lainnya. Bagi para dosen, mahasiswa, dan peneliti yang merasa akan melaksanakan penelitian ini. Maka berikut informasi detailnya. 

Apa Itu Penelitian Tindakan?

Dikutip melalui artikel ilmiah yang terbit di jurnal Jurnal Teologi Penggerak berjudul “Penelitian Tindakan (Action Research) karya dari Noflin Ester Sarapung, penelitian tindakan adalah penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada suatu kelompok subjek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya.

Melalui definisi tersebut, maka bisa dipahami bahwa action research adalah penelitian dimana peneliti akan menerapkan suatu tindakan praktis. Baik yang bertujuan menyelesaikan suatu permasalahan maupun mengembangkan suatu metode atau program. 

Namun, ada juga beberapa peneliti yang menerapkan action research dengan tujuan menemukan suatu hasil penelitian bersifat praktis. Sehingga bisa langsung diterapkan pada subjek penelitian untuk mengatasi masalah atau mengembangkan suatu program. 

Misalnya, penelitian tindakan di bidang pendidikan dimana ada penerapan metode pembelajaran model baru bertajuk Hybrid Learning. Peneliti akan menerapkan metode pembelajaran tersebut dan mengamati efektivitas dan dampak yang ditimbulkan. 

Contoh lain, misalnya penelitian di bidang kesehatan ketika seorang dokter menemukan vaksin Covid-19. Maka peneliti akan melakukan penelitian untuk uji coba vaksin tersebut sesuai prosedur penelitian di bidang kesehatan. Sehingga bisa diketahui efektivitas dan dampak dari pemberian vaksin Covid-19 pada pasien. 

Jadi, sesuai dengan namanya, action research memang berisi tindakan nyata. Dimana peneliti akan mempraktekan langsung suatu metode, teknologi, dan sebagainya. Namun, bisa juga suatu penelitian bertujuan menghasilkan temuan yang bersifat praktis dan diterapkan langsung ke subjek penelitian. 

Karakteristik Khas dari Penelitian Tindakan

Sama seperti jenis atau metode penelitian lainnya, penelitian tindakan juga memiliki karakteristik khusus. Karakteristik ini yang membuatnya khas dan tidak bisa disamakan dengan jenis penelitian lainnya. 

Dikutip melalui buku berjudul Penelitian Tindakan: Teori dan Praktek, karya dari Nurul Lailatul Khusniyah dan Lukman Hakim (2020). Dijelaskan bahwa action research menurut Carr dan Kemmis memiliki 7 karakteristik khas. Berikut karakteristik khas dari penelitian tindakan: 

1. Praktik Sosial

Karakteristik yang pertama dari action research adalah bersifat praktek sosial. Artinya, action research berfokus untuk menunjang perubahan positif pada kehidupan sosial di masyarakat atau lingkungan sosial. 

Sehingga, kegiatan penelitian dilakukan untuk menerapkan suatu program atau temuan penelitian jenis lainnya yang punya dampak nyata di masyarakat. Hasil akhirnya, diharapkan apa yang diterapkan bisa memberi dampak positif atau bermanfaat. 

2. Bertujuan Melakukan Perbaikan atau Peningkatan

Karakteristik yang kedua dari action research adalah memiliki tujuan utama melakukan perbaikan atau peningkatan. Perbaikan disini adalah adanya peningkatan efektivitas dan mutu dari suatu kebijakan, program, teknologi, dan sebagainya. 

Seperti contoh yang dijelaskan sebelumnya, di bidang pendidikan perlu inovasi dalam menciptakan metode pembelajaran baru. Metode pembelajaran ini perlu diteliti secara ilmiah untuk melihat efektivitas dan dampak penerapannya di Indonesia. 

Hasil penelitian ini akan membantu menentukan apakah metode pembelajaran tersebut layak dan cocok diterapkan di Indonesia atau sebaliknya. Hasil penelitian tindakan akan membantu menentukan arah kebijakan dari penerapan metode pembelajaran baru tersebut. 

3. Bersiklus

Karakteristik ketiga dari penelitian tindakan adalah bersiklus. Artinya, action research memiliki siklus jelas dalam pelaksanaannya. Dimana ada tahapan yang antara satu penelitian dengan penelitian lain akan sama. 

Siklus tersebut mencakup proses perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Empat tahapan ini akan diterapkan dalam setiap action research, apapun topik yang diteliti dan di semua bidang keilmuan.  

4. Kajian Sistematis

Karakteristik yang ketiga di dalam action research adalah merupakan kajian sistematis. Artinya, penelitian ini dijalankan dengan tahapan yang jelas dan bahkan membentuk siklus yang kemudian dikerjakan berurutan atau terstruktur. 

Dalam penerapannya, peneliti akan menyusun perencanaan atau persiapan yang matang dan terstruktur rapi. Sehingga penelitian dijalankan dengan prosedur yang sudah jelas dan terfokus. 

5. Refleksi

Penelitian tindakan juga memiliki karakter yang bersifat refleksi. Artinya, penelitian ini mewajibkan peneliti untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukan, memahami dampaknya, dan mengidentifikasi hal-hal yang perlu diperbaiki.

Ketika suatu temuan penelitian diterapkan, atau suatu inovasi baru diterapkan. Maka peneliti perlu melakukan evaluasi untuk mengetahui efektivitas dan dampak yang ditimbulkan dari penerapan tersebut. Sehingga terjadi proses refleksi. 

6. Partisipatif

Karakteristik yang keenam dari action research adalah bersifat partisipatif atau bisa disebut kolaboratif. Artinya, action research tidak bisa dilaksanakan oleh tim penelitian saja. Melainkan berkolaborasi dengan pihak lain. 

Misalnya dalam penelitian menguji efektivitas metode pembelajaran X di masa digital seperti sekarang. Peneliti perlu berkolaborasi dengan guru dimana penelitian dilakukan. Sebab penerapan metode pembelajaran tidak memungkinkan dilakukan peneliti. 

7. Ditentukan oleh Praktisioner

Karakteristik yang terakhir adalah pelaksanaan ditentukan oleh praktisioner. Artinya, action research dilakukan oleh praktisi secara langsung. Baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan sebagainya dari penelitian. 

Jadi, penelitian ini kurang ideal dilaksanakan oleh pihak luar yang tidak menerapkan langsung dari apa yang akan diuji efektivitas dan dampaknya. Misalnya, ada penelitian mengenai efektivitas metode pembelajaran X. 

Maka peneliti adalah praktisi langsung, yakni guru atau dosen. Namun, penelitian tidak harus dilakukan langsung oleh praktisi. Melainkan bisa dari rekan sejawat, baik satu institusi maupun lintas institusi. 

Jenis-Jenis Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan kemudian diketahui memiliki beberapa jenis. Ada banyak pakar atau ahli di bidangnya yang mengemukakan jenis-jenis action research ini. Misalnya, menurut  Norton, action research terbagi ke dalam 3 jenis.

Berikut jenis-jenis penelitian tindakan, yaitu: 

1. Technical Action Research

Jenis yang pertama adalah technical action research atau penelitian bersifat teknik. Yaitu jenis action research yang memiliki tujuan melakukan perbaikan dengan menerapkan langsung suatu metode, program, teknologi, atau kebijakan. 

Pada penerapannya, penelitian jenis ini akan menunjukan kolaborasi antara peneliti yang merupakan pakar di suatu bidang dengan praktisi. Sehingga dalam penelitian tersebut bisa memperbaiki objek yang diteliti menjadi lebih baik dari sebelumnya. 

2. Mutual-collaborative Action Research

Jenis yang kedua adalah mutual-collaborative action research. Mutual-collaborative action research sendiri adalah jenis dari action research yang berupa hasil kolaborasi dua pihak dengan posisi setara dan bertujuan untuk memahami dan memperbaiki suatu metode, program, teknologi, atau kebijakan. 

Setara yang dimaksud disini adalah, antara peneliti ahli di suatu bidang dengan praktisi memiliki tujuan yang sama. Kemudian hasil dari penelitian ini akan memberi manfaat atau keuntungan bagi keduanya. 

Sehingga tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk meningkatkan pemahaman pada objek yang diteliti. Sekaligus meningkatkan atau melakukan perbaikan pada objek penelitian tersebut. 

3. Enhancement Approach Action Research

Jenis yang terakhir adalah enhancement approach action research. Enhancement approach action research adalah action research dengan pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan atau mengembangkan praktik yang sudah berjalan baik, bukan karena ada masalah besar, tapi karena ingin membuatnya lebih efektif, efisien, atau inovatif.

Sehingga, pada saat peneliti ingin meningkatkan efektivitas dari suatu program. Maka model penelitian ini bisa digunakan. Contoh lain, peneliti ingin meningkatkan aspek lain. Seperti meningkatkan efisiensi maupun melahirkan inovasi baru dari objek yang diteliti. 

Pada jenis ini, peneliti tidak menunggu adanya masalah yang timbul dari penerapan suatu metode, program, teknologi, atau kebijakan. Melainkan memang diteliti untuk ditingkatkan efektivitasnya, memberi efisiensi, dan berinovasi menjadi lebih baik lagi. 

Sebagai informasi tambahan dan pembanding, jenis dari penelitian tindakan menurut Mills juga berbeda. Mills sendiri berpendapat bahwa action research terbagi ke dalam dua jenis, yakni participatory dan practical, berikut penjelasannya: 

  1. Participatory Action Research
    Participatory action research adalah jenis action research yang berorientasi pada isu-isu sosial dan berusaha mencari solusi untuk mengatasi dan mengantisipasi masalah yang ditimbulkan dari suatu isu.
    Pada praktiknya atau penerapannya, peneliti yang merupakan ahli di suatu bidang akan berkolaborasi dengan praktisi. Sehingga terjadi penelitian kolaborasi yang fokus memahami sampai memecahkan masalah berkaitan isu-isu sosial yang diteliti atau isu yang naik daun dan diteliti.
  2. Practical Action Research
    Practical research action adalah jenis action research yang berorientasi pada hal-hal praktis dan fokus pada pengembangan proses. Jika diterapkan dalam bidang pendidikan, maka akan fokus pada pengembangan proses pengajaran dan pembelajaran.
    Dalam praktiknya, praktisi yang akan sekaligus menjadi peneliti. Baik membentuk tim penelitian dari satu institusi yang sama maupun lintas institusi. Misalnya penelitian di bidang pendidikan yang dilaksanakan oleh guru atau dosen secara langsung.

Selain dua pakar tersebut, memang masih banyak pakar lain yang menjelaskan jenis-jenis action research berdasarkan pandangan mereka. Pada dasarnya, action research memiliki jenis yang beragam jika dilihat dari berbagai aspek. Para peneliti bisa memilih salah satu yang dirasa sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. 

Model-Model Penelitian Tindakan

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan, setiap peneliti akan melakukan pendekatan. Antara satu peneliti dengan peneliti lain bisa memakai pendekatan yang berbeda. Sehingga dalam cation research ada beberapa pendekatan atau model penelitian yang digunakan. 

Jenis model penelitian ini ditemukan dan diperkenalkan ke publik oleh sejumlah ahli di bidangnya. Sehingga nama-nama model action research ini sesuai dengan nama pencetusnya. Berikut model penelitian tindakan:

1. Model Kurt Lewin

Model yang pertama adalah Model Kurt Lewin yang memang ditemukan dan dikembangkan oleh Kurt Lewin. Pada model ini, action research yang diterapkan mirip dengan proses diagnosis penyakit dan penentuan pengobatan oleh dokter.

Pada penerapannya, terdapat 6 langkah yang menjadi prosedur utama dan akan dilalui para peneliti, yaitu: 

  1. Tahap identifikasi permasalahan utama
  2. Tahap pengumpulan data
  3. Tahap melakukan analisis timbal balik
  4. Tahap perencanaan tindakan
  5. Tahap melakukan tindakan
  6. Tahap evaluasi dan tindak lanjut.

2. Model Calhoun

Model yang kedua di dalam penelitian tindakan adalah model Calhoun. Model Calhoun ditemukan oleh Calhoun dan penerapannya dalam tiga tahapan, yaitu: 

  1. Anggota tim penelitian memilih area atau masalah yang menjadi kepentingan kolektif
  2. Mengumpulkan, mengatur, dan menafsirkan data di tempat yang terkait dengan objek yang diteliti, dan
  3. Tim penelitian mengambil tindakan berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil analisis data.

3. Model Mills

Model action research yang ketiga adalah model MIlls yang dikembangkan oleh Mills dan terdiri dari 4 tahap dimana dilakukan oleh praktisi langsung. Tahapan dalam metode ini mencakup: 

  1. Identifikasi masalah
  2. Pengumpulan data
  3. Analisis dan interpretasi data, dan
  4. Pengembangan tindakan.

4. Model Kemmis dan McTaggart

Model yang ketiga adalah model Kemmis dan McTaggart yang merupakan model action research yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart dan berisi 4 kegiatan yang dilaksanakan bertahap. Empat kegiatan tersebut antara lain:

  1. Pengembangan perencanaan yang menggambarkan tindakan untuk meningkatkan hal yang sedang terjadi.
  2. Tindakan sebagai bentuk implementasi dari perencanaan.
  3. Observasi merupakan dampak yang menggambarkan Tindakan dalam konteks penelitian.
  4. Refleksi sebagai bentuk dasar dari perencanaan lebih lanjut secara berurutan dari hasil tindakan yang telah tercapai.

5. Model Stringer

Berikutnya adalah model Stringer, yaitu model action research yang dikembangkan oleh Stringer dan terdiri dari tiga tahap utama. Yakni look, think, dan act. Model ini sering disebut dengan istilah Interacting Spiral. Berikut penjelasan 3 tahapan dalam model ini: 

  1. Look:
    • Mengumpulkan informasi relevan
    • Mengembangkan gambaran situasi; menjelaskan kondisi lapangan.
  2. Think:
    • Menggali dan menganalisis; apakah yang terjadi di sini?
    • Interpretasi dan menjelaskan; bagaimana/kenapa sesuatu terjadi (berdasarkan pada teori).
  3. Act:
    • Rencana (laporan).

6. Model O’Leary

Model O’Leary adalah model action research yang dikembangkan oleh O’Leary dan dan berfokus pada pemahaman situasi yang lebih baik dan implementasi tindakan yang lebih baik dan didasarkan pada praktik evaluatif yang mengubah antara tindakan dan refleksi kritis.

Dalam prakteknya, model ini akan membuat peneliti melakukan empat tahapan kegiatan penelitian, yaitu:

  1. Proses observasi masalah
  2. Pengumpulan data
  3. Penentuan perencanaan tindakan, dan
  4. Observasi dari efek dan dampak penerapan rencana tindakan yang sudah ditentukan sebelumnya.

Selain beberapa model yang dijelaskan di atas, action research juga memiliki pilihan model lainnya. Sebab memang ada banyak ahli yang merumuskan tahapan penelitian dengan pendekatan yang khas satu sama lain. 

Misalnya saja, ada Model Jean McNiff, Model Macintyre, Detailed Action Research Model (Gerald Susman), Model Elliot, Model McKernan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Jadi, silahkan mempelajari masing-masing agar bisa memilih metode yang paling relevan dengan topik yang diteliti. 

Contoh Judul Penelitian Tindakan

Berikut beberapa contoh judul penelitian yang masuk dalam kategori action research: 

  1. Peningkatan Keterampilan Membaca Siswa Kelas 5 Melalui Metode Pembelajaran Berbasis Proyek
  2. Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di Kelas Melalui Penerapan Sistem Reward dan Punishment
  3. Efektivitas Penggunaan Teknologi Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa di Sekolah Menengah
  4. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Antar Karyawan Melalui Pelatihan Komunikasi Efektif di Perusahaan X
  5. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
  6. Mengurangi Kecemasan Siswa Melalui Teknik Relaksasi di Kelas IX Sekolah Menengah Pertama
  7. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan di Toko Roti Melalui Perbaikan Kualitas Layanan Pelanggan.

Selain beberapa contoh judul penelitian di atas, tentunya sangat tepat jika mencari lebih banyak contoh. Sehingga membantu lebih memahami lagi apa itu penelitian tindakan. Sekaligus memberi lebih banyak ide mengenai topik penelitian yang tepat untuk dijalankan.

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

7 Cara Print di Excel agar Tidak Terpotong

Pernahkah bertanya-tanya mengenai cara print di Excel yang benar? Umumnya, pertanyaan ini muncul ketika hasil…

1 jam ago

Cara Membuat Jadwal Menulis agar Tulisan Selesai Tepat Waktu

Menulis secara konsisten dan produktif menghasilkan karya baru bisa dimulai dengan menyusun jadwal menulis. Jadwal…

1 jam ago

Statistik Inferensial: Rumus, Jenis dan Contoh

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti yang ingin melakukan survei maupun menguji hipotesis bisa menggunakan teknik statistik…

2 jam ago

Penelitian Naratif: Karakteristik, Jenis, Tahapan dan Contoh Judul

Pada saat melaksanakan penelitian kualitatif, Anda mungkin akan menggunakan pendekatan atau metode penelitian naratif atau…

9 jam ago

Cara Cek Duplikat di Excel Secara Otomatis

Mencari cara cek duplikat di Excel tentunya akan dilakukan dalam proses pengecekan data yang sudah…

12 jam ago

Cara Membuat Tabel di Excel, Ada 3 Pilihan!

Microsoft Excel menjadi salah satu aplikasi yang umum digunakan dalam analisis atau menampilkan data, terutama…

12 jam ago