Sebagai bentuk kontribusi dalam meningkatkan kualitas publikasi ilmiah di kalangan dosen Indonesia, Penerbit Deepublish menyelenggarakan webinar bertajuk “Teknik Efektif Menulis Monograf dan Referensi” pada Jumat, 7 Maret 2025. Acara ini diikuti oleh sejumlah dosen dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia melalui platform Zoom Meeting.
Webinar menghadirkan narasumber Dr. Sri Adi Widodo, M.Pd., dosen Pendidikan Matematika Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Selain aktif dalam pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi, Dr. Sri Adi juga merupakan penulis produktif di Deepublish, dengan berbagai karya buku yang telah diterbitkan dan dapat diakses oleh kalangan akademisi maupun masyarakat umum.
Dalam pemaparannya, Dr. Sri Adi menekankan pentingnya menulis dan menerbitkan buku, khususnya buku monograf dan referensi, sebagai bentuk kontribusi ilmiah dosen yang tidak hanya terbatas pada publikasi jurnal.
Ia mengungkapkan tiga alasan utama mengapa dosen perlu menulis buku. Pertama, untuk menunjukkan profesionalisme sebagai seorang dosen. Menurutnya, dosen yang profesional tidak hanya menghasilkan artikel ilmiah, namun juga berkomitmen untuk menulis buku, meskipun prosesnya lebih kompleks.
“Kita perlu menasbihkan diri sebagai dosen sejati, bukan hanya lewat artikel di jurnal, tetapi juga dengan menulis buku, walaupun prosesnya lebih menantang,” jelasnya.
Alasan kedua, publikasi buku menjadi sarana untuk menunjukkan kepakaran dalam suatu bidang ilmu. Buku yang diterbitkan dapat mencerminkan spesialisasi dan keahlian seorang dosen, yang dinilai oleh masyarakat akademik melalui jejak publikasinya, bukan klaim pribadi.
Sementara alasan ketiga berkaitan dengan pemenuhan kewajiban akademik, seperti Beban Kerja Dosen (BKD) maupun syarat untuk pengajuan kenaikan jabatan fungsional, terutama saat menuju jabatan Guru Besar. Di tingkat ini, penulisan dan penerbitan buku menjadi bagian dari tuntutan khusus.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Sri Adi juga menjelaskan bahwa penulisan buku monograf dan referensi sejatinya berangkat dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Laporan penelitian tersebut kemudian disesuaikan dan diolah menjadi naskah buku yang layak terbit.
“Baik buku monograf maupun referensi itu sebenarnya berasal dari penelitian. Jadi, langkah awal untuk menulis buku adalah dengan melakukan penelitian terlebih dahulu,” terangnya.
Ia menambahkan, proses pengubahan laporan penelitian menjadi buku memang tidak mudah. Salah satu tantangan utama adalah menyesuaikan format laporan agar sesuai dengan struktur buku yang diterima oleh penerbit.
Sebagai contoh, bab pertama dalam buku sebaiknya tidak diberi judul “Pendahuluan” seperti dalam laporan penelitian. Sebaliknya, bisa diganti menjadi “Urgensi [dengan menyebutkan topik utama]” untuk menyesuaikan dengan gaya penulisan buku.
Tips lainnya adalah memodifikasi bagian “Tinjauan Pustaka” pada laporan penelitian. Dr. Sri Adi menyarankan agar bagian ini dipecah menjadi beberapa bab dalam buku, menyesuaikan dengan jumlah variabel yang dibahas. Misalnya, bab II membahas variabel A, bab III membahas variabel B, dan seterusnya.
Webinar ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan motivasi bagi para dosen untuk lebih aktif menulis dan menerbitkan buku ilmiah yang berkualitas, sekaligus memperluas kontribusi akademik mereka dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia.
Sebagai penerbit buku, Penerbit Deepublish berkomitmen untuk mendukung perkembangan literasi di Indonesia dengan terus menghadirkan…
Bagi para pengajar seperti guru yang akan mengisi kultum di bulan Ramadan, tentunya Anda membutuhkan…
Para guru, dosen, maupun para pengajar yang akan menyampaikan kultum di bulan Ramadan, Anda perlu…
Mencari inspirasi menulis buku di bulan Ramadan tentunya akan dilakukan oleh para dosen dan penulis…
Setiap penulis tentunya ingin produktif dalam berkarya. Untuk Mewujudkannya, Anda bisa menerapkan tips produktif menulis…
Bulan Ramadan sebentar lagi akan menjelang. Semua orang tentu mulai melakukan persiapan menyambut bulan suci…