Berita

13 Hal yang Perlu Diketahui Penyunting dalam Penerbitan Buku

Penyunting adalah profesi yang memiliki peran vital dalam penerbitan. Hampir semua penerbit buku memiliki penyunting untuk mempersiapkan naskah yang akan diproses penerbitan buku nya.

Pekerjaan penyuntingan bukan merupakan pekerjaan yang ringan karena tidak dapat dijadikan pekerjaan sampingan. Dengan kata lain, pekerjaan ini menuntut fokus yang tinggi dari orang yang melakukan proses penyuntingan tersebut. Tidak mengherankan apabila penghasilan yang didapatkan oleh seorang penyunting sesuai dengan usaha yang telah dikeluarkannya. Meskipun demikian, ada beberapa pihak yang masih menganggap remeh profesi penyunting yaitu dengan tidak memberikan imbalan yang sesuai dengan beban tugas yang diembannya. Selain membutuhkan kemampuan yang sempurna di bidang bahasa, seorang penyunting juga dituntut untuk memiliki modal waktu, kemauan yang kuat, dan disiplin kerja yang tinggi. Hal tersebut menjadi penting karena penyunting adalah aktor terakhir yang memiliki peran vital sebelum naskah yang disuntingnya dicetak secara resmi dalam proses penerbitan buku.

Ketika kita sedang menulis buku, proses penyuntingan pada dasarnya bisa dilakukan oleh diri kita sendiri. Meskipun demikian, terkadang adanya keterbatasan waktu membuat kita enggan untuk menyunting tulisan kita sendiri sebelum proses penerbitan buku. Di sisi lain, pihak penerbit buku biasanya juga telah menawarkan jasa penyuntingan yang tentu dilakukan oleh penyunting yang profesional. Dengan kata lain, kita bisa menggunakan penyunting dari pihak penerbit buku yang bersangkutan. Apabila naskah kita selesai untuk disunting, maka salah satu hal penting yang juga harus dipastikan adalah terkait substansi dari naskah yang kita buat. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membaca kembali hasil penyuntingan yang dilakukan oleh pihak penyunting penerbit buku. Apabila naskah yang sudah disunting kita anggap sesuai, maka proses penerbitan buku tinggal menunggu waktu saja.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan sebagai seorang penulis buku, maka ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang sikap dan cara kerja seorang penyunting. Hal ini menjadi penting supaya kita dapat memastikan proses penerbitan buku kita sendiri.

  1. Tujuan penyuntingan adalah mengolah naskah supaya naskah yang ditulis layak untuk diterbitkan sesuai dengan patokan yang digariskan dan dipersyaratkan, minimal dari segi bahasa. Apabila buku yang akan kita terbitkan adalah jenis buku ilmiah, maka setidaknya kita juga harus memastikan bahwa bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan kaidah ilmiah.
  1. Penyunting perlu memiliki pemikiran yang terbuka terhadap pendapat-pendapat baru yang mungkin bertentangan dengan pendapat yang dianutnya. Hal tersebut setidaknya menjadi gambaran bahwa penyunting juga berhak untuk berpikiran terbuka terhadap sesuatu yang baru.
  1. Merupakan tindakan kriminal apabila seorang penyunting mendiamkan naskah yang telah diberikan oleh penulis untuk disunting. Terlebih lagi apabila penyunting menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari naskah yang sedang ia sunting dan menerbitkan naskah tersebut atas namanya sendiri. Hal berpotensi dilakukan oleh seorang penyunting apabila naskah dari penulis yang bersangkutan ditolak.
  1. Penyunting pada dasarnya memiliki kewajiban untuk merahasiakan informasi yang terkait dengan naskah yang disuntingnya. Informasi yang dimaksud yaitu berupa gagasan, pendekatan, metode, hasil penemuan, dan kesimpulan. Hal tersebut menjadi penting untuk dilakukan penyunting supaya informasi tersebut tidak disadap atau diduplikat oleh orang lain sebelum diterbitkan.
  1. Seorang penyunting harus memiliki tingkat kejujuran yang tinggi terhadap dirinya sendiri. Apabila dirinya tidak mampu menilai sebuah naskah yang sedang disunting, maka penyunting tidak diperkenankan memberi petunjuk yang salah kepada penulis. Dengan kata lain, penyunting juga harus berterus terang kepada penulis apabila dirinya mengalami kesulitan dalam menilai sebuah naskah.
  1. Kewenangan besar yang diberikan kepada penyunting untuk melakukan proses pengolahan naskah semata-mata ditujukan untuk memajukan ilmu pengetahuan dan bukan untuk disalahgunakan. Hal tersebut menajadi salah satu aspek yang penting supaya penyunting tidak mengambil data hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. Potensi untuk menyalahgunakan data tersebut pada dasarnya besar sehingga memerlukan komitmen yang tinggi dari seorang penyunting.
  1. Dalam mengolah naskah, penyunting hanya bertanggung jawab pada bentuk formal penerbitan dan tidak bertanggung jawab atas isi buku yang disuntingnya. Dengan kata lain, isi atau substansi buku yang disuntingnya menjadi tanggung jawab langsung penulisnya. Oleh karena itu, seorang penyunting tidak berhak untuk melakukan penyuntingan terhadap substansi yang telah dituangkan oleh penulis.
  1. Kegiatan penyuntingan pada dasarnya bersifat anonim dan secara resmi penyunting tidak memiliki hak atas kredit apapun dari naskah yang terbit, kecuali karena alasan tertentu. Salah satu contoh alasannya yaitu hak atas kredit kepenyuntingan keseluruhan terbitan.
  1. Seorang penyunting berkewajiban untuk bertindak sebaik-baiknya sesuai dengan ilmu dan kemampuan yang dimilikinya. Dalam hal ini, penerbit buku sebagai salah satu lembaga yang juga menawarkan peran seorang penyunting juga harus bisa memastikan kualitas dan pengalaman dari penyunting yang dimilikinya. Hal tersebut dilakukan supaya hasil penyuntingan yang dilakukan oleh penyunting tidak dianggap mengecewakan oleh penulis.
  1. Penyunting tidak cukup hanya melakukan evaluasi terhadap naskah yang disuntingnya, tetapi juga harus menunjukkan perbaikannya. Aspek ini menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan supaya penulis juga mengetahui kesalahan yang bisa jadi dilakukan secara tidak sadar ketika sedang menulis buku.
  1. Seorang penyunting harus memiliki kesadaran bahwa dia harus menghormati gaya penulis. Hal ini mengandung maksud bahwa sebisa mungkin seorang penyunting tidak mengubah gaya kepenulisan seseorang. Justru seorang penyunting harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan gaya bahasa yang digunakan oleh penulis yang bersangkutan.
  1. Pada aspek yang lain, penyunting tidak berhak untuk mengganti gaya secara sepihak, tetapi harus memperbaikinya sebagai perbaikan nyata dalam ketepatan, kejelasan, dan keringkasan. Aspek ini pada dasarnya hampir serupa dengan yang sebelumnya, tetapi bagian ini lebih mendorong penyunting untuk melakukan perbaikan secara nyata berdasarkan kemampuan yang dimilikinya, khususnya terkait dengan 3 hal yang sebelumnya telah disebutkan.
  1. Apapun yang terjadi, penyunting harus selalu berpihak pada penulis. Oleh karena itu, seorang penyunting juga harus selalu berkomunikasi dengan penulis dari naskah yang sedang disuntingnya. Hal tersebut menjadi penting supaya terdapat sebuah kerja sama yang kompak untuk menghasilkan sebuah karya yang memiliki kualitas bagus.

 

Berdasarkan beberapa aspek penting yang dipaparkan di atas, profesi menjadi seorang penyunting, khususnya dalam penerbitan buku bukanlah menjadi pekerjaan yang mudah. Pada satu sisi, seorang penyunting perlu dihargai karena perjuangan dan kerja kerasnya untuk menghasilkan sebuah buku yang berkualitas. Pada sisi yang lain, sebagai seorang penulis, kita juga harus tetap mengawal proses penyuntingan terhadap buku kita sendiri. Terlebih apabila kita menggunakan jasa penerbit buku untuk menyunting tulisan kita. Satu hal yang pasti bahwa penyunting dan penulis harus sama-sama memiliki keterbukaan diri untuk saling mengoreksi. Selain itu, seorang penyunting juga harus jujur ketika sedang melakukan penyuntingan buku. Jangan sampai informasi-informasi yang penting jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab sebelum buku tersebut berhasil diterbitkan. Kondisi tersebut merefleksikan bahwa keprofesionalan tidak dapat dicapai dengan tiba-tiba, tetapi membutuhkan waktu dan proses yang serius dan berkelanjutan.

Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini.

Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang penerbitan buku anda dapat melihat Artikel-artikel berikut:

  1. Penerbitan Buku: Melihat Logika yang Dipakai Penerbit Buku Dalam Menilai Naskah
  2. Salah Satu Cara Menerbitkan Buku Adalah Dengan Mengenal Hak Cipta Penerbitan Buku
  3. Cara menerbitkan Buku Jitu dengan Mengenali Tipe-tipe Penerbitan Berikut!
  4. Cara Menerbitkan Buku: Menulis Buku dan Penerbitan Jurnal

Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!

Referensi

Sugihastuti, 2007, Bahasa Laporan Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[Bastian Widyatama]

 

deepublish

Recent Posts

4 Teknik Analisis Data Kualitatif, Keuntungan & Tantangannya

Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…

1 hari ago

Tahapan Systematic Literature Review & Contohnya

Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…

1 hari ago

Kalimat Tidak Padu: Ciri, Contoh & Pentingnya saat Menulis Buku

Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…

1 hari ago

Cluster Random Sampling: Definisi, Langkah, Contoh

Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…

1 hari ago

Consent Form untuk Menghindari Pelanggaran Etika Penelitian

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…

1 hari ago

5 Cara Menghitung Sampel Penelitian dengan Tepat

Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…

2 hari ago