Daftar Isi
Bagi para penulis buku, tentunya perlu memahami perbedaan ISBN dan QRCBN. Keduanya sama-sama menunjukan kode unik yang membantu mengidentifikasi sebuah buku. Namun, keduanya juga punya beberapa perbedaan.
Dalam dunia penerbitan buku di Indonesia, QRCBN menjadi pelengkap dalam prosedur penerbitan buku. Keberadaannya bisa membantu pendataan buku dan juga promosi dalam versi digital.
Bagi beberapa orang, QRCBN mungkin masih asing di telinga dan lebih familiar dengan ISBN. Namun, keberadaan QRCBN tidak menggantikan ISBN melainkan melengkapinya. Berikut penjelasan lebih rinci.
QRCBN dan ISBN adalah istilah dan kode unik yang umum digunakan dalam industri penerbitan. ISBN (International Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasi buku yang unik dan terdiri dari 13 digit.
ISBN bisa ditemukan di semua buku yang diterbitkan secara resmi di Indonesia dan juga negara lain di dunia. Sebab memang sifatnya sudah internasional atau bertaraf global. Bahkan menjadi standar penerbitan buku di tingkat dunia.
QRCBN (Quick Response Code Book Number) adalah sistem pengkodean berbasis QR Code yang digunakan untuk menyediakan informasi tambahan tentang buku yang hadir dalam format kode QR atau QR Code.
Istilah QRCBN diketahui baru digunakan di Indonesia. Meskipun begitu, penggunaan QR Code dalam penerbitan buku juga diterapkan di beberapa negara di dunia. Namun, penamaan atau istilah yang digunakan berbeda. Umumnya hanya memakai istilah QR Code buku.
Secara umum, QRCBN sifatnya nasional dan menjadi istilah yang paling sering digunakan dalam penerbitan buku di Indonesia. Sehingga tidak menjadi standar internasional dalam penerbitan buku sebagaimana dengan ISBN.
Melalui penjelasan sebelumnya, tentu sudah memiliki gambaran mengenai apa saja perbedaan ISBN dan QRCBN. Berikut adalah rangkuman dan penjelasan lebih detail:
Hal pertama yang menunjukan perbedaan kedua kode unik ini adalah dari segi fungsi. Fungsi utama dari ISBN adalah sebagai sistem pengkodean internasional yang digunakan untuk mengidentifikasi buku secara unik berdasarkan format standar. Sehingga menjadi identitas buku yang berlaku secara global di dunia.
Sementara fungsi dari QRCBN adalah sistem pengkodean berbasis QR Code yang menyediakan informasi tambahan tentang buku. QRCBN akan mencantumkan sejumlah metadata buku, termasuk ISBN. Namun, ISBN tidak menjelaskan QRCBN melainkan hanya kode unik dan metadata dasar.
Perbedaan ISBN dan QRCBN yang kedua adalah dari segi format atau bentuk. Seperti penjelasan sebelumnya, ISBN memiliki bentuk berupa deretan angka berjumlah 13 digit yang dulunya 10 digit.
Sehingga tampilannya akan seperti deretan angka, seperti barcode pada produk yang dikemas sesuai standar pengemasan. Jika di scan dengan scanner maka akan menampilkan metadata buku tersebut.
Sementara format dari QRCBN adalah kode QR. Sehingga akan menampilkan sebuah kotak hitam putih dengan garis yang rumit. Kode QR ini bisa di scan dengan scanner khusus dan akan menampilkan metadata buku. Termasuk ISBN buku tersebut. Jadi, tampilannya bukan angka melainkan kode QR.
Hal ketiga yang menunjukan perbedaan ISBN dan QRCBN adalah dari penggunaan. ISBN secara umum digunakan untuk penerbit, distributor, dan penjual buku untuk melacak dan mengidentifikasi buku secara global.
Dalam penerbitan buku di Indonesia, ISBN menjadi salah satu standar kredibilitas buku. Sehingga menjadi standar dalam penilaian kinerja akademik dosen maupun guru yang memiliki kewajiban menulis dan mengurus publikasi ilmiah.
Sementara untuk QRCBN, penggunaannya adalah untuk memberikan kemudahan akses ke informasi digital seperti katalog online, deskripsi buku, atau situs penerbit. Sehingga QRCBN ini sering dijadikan pelengkap ISBN.
Dewasa ini ada cukup banyak buku terbitan di Indonesia yang memiliki ISBN sekaligus QRCBN. Meski belum semu penerbit menerapkan kode QR ini, akan tetapi semakin jamak dijumpai di berbagai penerbit tanah air.
Dikutip melalui website Mnulis.com, salah satu perbedaan ISBN dan QRCBN adalah pihak penyedia atau pengembang. Seperti yang diketahui ISBN diterbitkan dan dikelola oleh Badan Internasional ISBN yang berkedudukan di London.
Pengurusan ISBN dan penerbitanya di Indonesia dilakukan secara resmi oleh Perpustakaan Nasional RI merupakan Badan Nasional ISBN. Pihak penerbit yang mengajukan ISBN biasanya melalui Perpusnas RI tersebut.
Lain halnya dengan QRCBN yang diketahui dikembangkan langsung oleh Perpusnas RI dan bersifat nasional. Namun, belum diketahui pasti apakah semua buku yang terbit di Indonesia wajib memiliki QRCBN.
ISBN dan QRCBN sama-sama diajukan pihak penerbit ke pihak penyedianya. Namun, keduanya memiliki perbedaan terkait jenis buku yang bisa diajukan untuk memiliki ISBN atau QRCBN.
Pada ISBN, biasanya hanya ditujukan untuk buku yang diterbitkan dalam versi cetak. Sementara untuk buku elektronik, memiliki kode unik tersendiri yang disebut dengan e-ISBN.
Lain halnya dengan QRCBN yang bisa digunakan untuk memberi QR Code pada semua jenis buku. Baik yang diterbitkan secara cetak maupun secara elektronik. Sehingga semua buku, apapun bentuknya di pasaran dipastikan bisa mengajukan QRCBN.
Perbedaan ISBN dan QRCBN berikutnya adalah dari segi pihak yang bisa mengajukan. Secara umum, ISBN dan juga QRCBN hanya bisa diajukan sebuah perusahaan penerbitan. Keduanya sama-sama tidak bisa diajukan perorangan.
Namun, ISBN mewajibkan penerbit sudah berbadan hukum yang legalitasnya terjamin. Sehingga baru bisa memenuhi syarat untuk bisa mengajukan ISBN ke Perpusnas. Biasanya standarnya adalah penerbit tersebut bisa menjadi anggota IKAPI atau tidak.
Sementara untuk QRCBN, bisa diajukan oleh penerbit manapun. Baik yang sudah berbadan hukum (PT, CV, UD, Yayasan) maupun penerbit skala kecil yang melayani self publishing. Sehingga nyaris semua buku bisa diajukan QRCBN selama penerbitnya mau mengajukan sesuai prosedur.
Perbedaan berikutnya antara ISBN dan QRCBN adalah pada durasi dalam proses pengajuan. ISBN biasanya membutuhkan waktu lama, mayoritas memakan waktu berkisar antara 2 sampai 7 hari kerja.
Selama dokumen yang menjadi syarat kelengkapan pengajuan ISBN terpenuhi. Maka prosesnya semakin cepat. Apalagi sistem pengajuan ISBN di Perpusnas sudah dibuat daring melalui portal yang disediakan secara khusus.
Sementara untuk pengajuan QRCBN diketahui prosesnya lebih cepat. Bisa jadi hanya dalam beberapa menit sampai satu hari sudah bisa diterbitkan oleh lembaga resmi yang menyediakannya. Namun, tetap harus mengikuti prosedur dan ada beberapa dokumen perlu dilampirkan dalam pengajuan.
Poin terakhir yang menjadi perbedaan ISBN dan QRCBN adalah dari segi standar. Dalam ISBN, diketahui menggunakan standar ISO (International Organization for Standardization). Dimana standar saat ini adalah ISO 2108.
Sementara pada QRCBN diketahui belum diatur dalam standar internasional seperti ISBN di atas. Sehingga menjadi pelengkap dalam proses penerbitan buku dan ditujukan untuk kebutuhan digital. Misalnya pemasaran digital, pendataan digital, dan sebagainya.
Dikutip melalui salah satu konten yang diunggah akun Instagram @detakpustaka, dijelaskan bahwa QRCBN bersifat nasional. Sementara ISBN bersifat internasional. Sehingga standar ISBN diatur secara ketat karena memang berlaku secara global.
Setelah memahami apa saja perbedaan ISBN dan QRCBN tentunya perlu memahami juga bagaimana cara mengajukannya. Seperti penjelasan sebelumnya, pengajuan QRCBN juga ada prosedurnya. Berikut penjelasannya:
Tahap yang pertama dalam tata cara mengajukan QRCBN adalah registrasi akun. Penerbit bisa masuk ke website https://www.qrcbn.com/. Baru kemudian melakukan registrasi akun baru menggunakan alamat email dan mengatur password.
Akan ada formulir registrasi berisi kolom data dari pihak penerbit. Silahkan isi sesuai dengan aktual di lapangan. Seperti nama penerbit, alamat, dan lain sebagainya. Dalam proses ini akan ada tahap verifikasi melalui email. Silahkan ikuti instruksi yang ditampilkan website di perangkat Anda.
Tahap kedua adalah mulai mengajukan QRCBN. Silahkan login ke akun yang sudah selesai dibuat di tahap sebelumnya. Kemudian masuk ke menu “Terbit Buku”. Selanjutnya akan ada formulir yang mewajibkan penerbit mengisi data buku atau metadata.
Seperti judul buku, nama penulis, ISBN, dan lain sebagainya. Silahkan mengisi metadata buku dengan tepat dan teliti. Sehingga informasi di dalam QRCBN sesuai untuk memudahkan penggunaannya dalam mendukung promosi buku tersebut.
Tahap berikutnya tinggal mengirimkan pengajuan yang sudah dibuat. Baru kemudian menunggu sampai QRCBN diterbitkan. Umumnya, pengajuan QRCBN tidak membutuhkan masa tunggu lama. Yakni hanya dalam hitungan menit. Sehingga seperti penjelasan sebelumnya, prosesnya tidak selama ketika mengajukan ISBN.
QRCBN memang masih berstandar nasional, dimana belum diakui secara global sebagaimana ISBN. Meskipun begitu, menerbitkan buku dengan QRCBN di dalamnya mampu memberi cukup banyak keuntungan. Diantaranya adalah:
Dikutip melalui website resmi QRCBN, salah satu keuntungan yang ditawarkan dari sistem identifikasi buku ini adalah bersifat informatif. Pembaca dan pihak penerbit buku bisa dengan mudah mendapatkan informasi suatu buku.
Cukup melakukan scan pada QR Code yang tercetak pada sampul belakang buku. Kemudian akan ditampilkan informasi secara rinci mengenai buku tersebut. Mulai dari judul, penulis, ISBN, penerbit, dan sebagainya.
QRCBN diketahui juga mencakup link atau tautan menuju website penerbit buku tersebut. Sehingga memudahkan pembaca untuk melakukan order dalam satu kali scan.
Selain itu, pengembang QRCBN dalam waktu dekat juga membangun marketplace khusus. QRCBN yang di scan nantinya akan menghubungkan pembaca ke tautan di marketplace resmi. Sehingga memudahkan proses pembelian buku di tempat yang terpercaya.
QRCBN menjadi pelengkap ISBN untuk memudahkan pembaca atau masyarakat menemukan suatu buku. Jika ISBN hanya memberi informasi mengenai metadata buku. QRCBN bisa memberi informasi lebih kompleks.
Seperti penjelasan sebelumnya, di dalamnya juga mencakup link URL untuk masuk ke website penyedia buku. Baik website milik penerbit buku tersebut maupun tautan ke akun marketplace yang menjual bukunya secara resmi.
Hal ini tentu memberikemudahan ekstra bagi para pembaca agar tidak perlu membuka tab baru di perangkat elektronik saat mencari buku. Prosesnya bisa memberi efisiensi, dan buku yang diinginkan bisa segera dibaca. Terlebih untuk pembelian versi elektronik.
Keuntungan berikutnya jika menerbitkan buku dengan QRCBN selain dengan ISBN adalah buku lebih cepat dikenal oleh pembaca atau masyarakat luas. Hal ini terjadi, karena dengan proses scan maka buku bisa ditemukan oleh pembaca.
Pihak penerbit dan penulis juga dimudahkan dalam mempromosikan buku tersebut. Sebab cukup memberikan QR Code pada konten promosi. Maka pembaca yang tertarik membelinya bisa langsung melakukan scan di perangkat mobile.
QRCBN yang mendukung promosi secara digital pada buku di Indonesia. Kemudian efektif mempercepat efek promosi tersebut. Oleh sebab itu, melengkapi buku yang diterbitkan dengan QRCBN bisa membuat buku mudah dikenal luas dan meningkatkan jumlah pembaca sekaligus angka penjualan.
Menerbitkan buku dengan QRCBN di dalamnya bisa memberi solusi praktis kepada pembaca untuk berbagi buku dan informasi terkait buku tersebut. QR Code di dalam buku membantu pembaca melakukan scan untuk akses informasi buku.
Resiko salah dalam memilih buku dan merekomendasikan buku pada orang terdekat bisa diminimalkan. Selain itu juga lebih praktis dibanding memberikan kode ISBN yang totalnya ada 13 digit.
QR Code bisa di scan dengan aplikasi scanner yang bisa diinstal di perangkat mobile. Sehingga proses berbagi informasi buku dan merekomendasikan suatu buku menjadi lebih praktis sekaligus efektif.
Keuntungan berikutnya adalah tidak meningkatkan biaya penerbitan buku. Seperti yang diketahui, penulis yang menerbitkan karyanya dalam bentuk buku akan dikenakan biaya penerbitan dan cetak. Kecuali saat menerbitkan lewat penerbit mayor.
Penambahan QRCBN selain ISBN pada buku tersebut tidak akan menambah biaya penerbitan. Pasalnya, pengajuan QRCBN diketahui sifatnya gratis. Sehingga tidak akan memberi beban finansial kepada penulis maupun penerbit.
Meskipun gratis, QRCBN bisa memudahkan proses promosi buku tersebut. Termasuk memberi efektivitas lebih tinggi dengan karakternya yang praktis,tinggal di scan. Sehingga bisa menjadi solusi tetap hemat dalam menerbitkan buku, tapi bisa memaksimalkan angka penjualannya.
Keuntungan berikutnya jika penulis menambahkan QRCBN pada buku yang diterbitkan adalah meningkatkan kredibilitas buku. ISBN memang menunjukan buku diterbitkan oleh penerbit kredibel. Dimana proses penerbitannya sulit.
Sebab penerbit kredibel akan teliti dalam memilih naskah buku yang diterbitkan. Biasanya mengutamakan buku dengan kualitas baik. Kondisi ini menyulitkan penulis pemula menembus meja editor penerbit. Sehingga diterbitkan secara self publishing dan tidak memiliki ISBN.
Namun, dengan hadirnya QRCBN maka buku yang diterbitkan secara self publishing tetap bisa mendapatkannya. Sebab sesuai penjelasan sebelumnya, QR Code khusus buku ini bisa diajukan semua penerbit. Bahkan yang belum berbadan hukum.
Meskipun begitu, QRCBN hanya bisa diajukan jika penerbit mengikuti prosedur. Sehingga bisa meningkatkan kredibilitas buku, karena mendapat QRCBN sama artinya buku tersebut sudah layak terbit. Sekaligus bisa dipromosikan secara luas di berbagai platform kredibel.
QRCBN memang masih menjadi hal baru dalam penerbitan buku di Indonesia. Kehadirannya memberi kemudahan dalam mempromosikan buku di ranah pemasaran daring (digital). Sekaligus memberi lebih banyak keuntungan dibanding menerbitkan buku dengan ISBN saja. Sehingga bisa dipertimbangkan oleh para penulis.
Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman pribadi berkaitan dengan topik perbedaan ISBN dan QRCBN. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dari artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Seorang penulis buku, tentunya berharap karyanya bisa dibaca banyak orang sehingga memperhatikan pemasaran buku tersebut.…
Sebagai upaya membangun transparansi dalam proses memperoleh data penelitian, maka peneliti perlu menyusun laporan wawancara.…
Kuesioner tertutup menjadi salah satu jenis kuesioner yang cukup sering digunakan oleh peneliti. Kuesioner ini…
Ada banyak pilihan metode pengumpulan data dalam penelitian, salah satunya lewat kuesioner terbuka. Kuesioner jenis…
Penggunaan AI untuk transkrip audio dan video tentunya semakin sering dilakukan, baik itu pelajar maupun…
Dalam penelitian kuantitatif, data penelitian bisa dalam bentuk data diskrit maupun data kontinu. Seorang peneliti…