Menulis Buku

Perbedaan Namun, Tetapi, akan Tetapi

Kata dalam bahasa Indonesia bukan hanya sembarang kata, setiap kata memiliki makna sekaligus fungsi tersendiri sehingga beberapa kata dikelompokan menjadi satu kategori dan terdapat banyak kategori. 

Salah satunya kategori kata hubung yang juga mencakup kata namun, tetapi, dan akan tetapi. Lalu, apa perbedaan namun, tetapi, dan akan tetapi? Mengenal secara mendalam mengenai tiga bentuk kata hubung ini tentu penting untuk menunjang komunikasi. 

Apalagi jika Anda seorang penulis, tentu perlu cermat memilih kosakata yang akan masuk ke dalam tulisan. Sehingga setiap kalimat yang terbentuk memiliki makna jelas dan enak dibaca, karya tersebut kemudian bisa dinikmati para pembaca. Berikut penjelasan detailnya. 

Sekilas Tentang Kata Hubung atau Konjungsi

Membahas mengenai apa saja perbedaan namun, tetapi, dan akan tetapi maka perlu dibahas juga mengenai apa itu kata hubung. Kata hubung sering juga disebut dengan istilah konjungsi, dan ada juga yang menyebutnya sebagai kata sambung. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konjungsi memiliki definisi sebagai kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Sehingga secara sederhana, konjungsi adalah sebuah kata yang berfungsi sebagai penghubung. 

Yakni untuk menghubungkan dua kata atau lebih, dua frasa atau lebih, dan penghubung antar klausa sampai antar kalimat. Beberapa bentuk kata hubung kemudian bisa digunakan untuk menghubungkan dua paragraf yang terpisah dan membahas satu topik yang sama atau ada kesamaan. 

Penempatan kata hubung sendiri bisa di tengah kalimat maupun menjadi awal dari kalimat baru. Kata hubung ada di tengah kalimat jika menghubungkan dua kata, frasa, maupun klausa. Sementara ditempatkan di awal kalimat jika menghubungkan dua kalimat maupun dua paragraf yang berbeda. 

Penggunaan kata hubung membantu penulis memberi informasi kepada pembaca bahwa suatu bagian dari karyanya memiliki hubungan. Sementara bagi pembaca, keberadaan kata hubung membantu mereka memahami seluruh tulisan. Sebab paham betul suatu kata, frasa, klausa, sampai kalimat dan paragraf saling berhubungan. 

Jenis-Jenis Kata Hubung

Berbicara mengenai ragam perbedaan namun, tetapi, dan akan tetapi tentu perlu dibahas juga mengenai jenis kata hubung itu sendiri. Sehingga bisa memahami bahwa kata namun, tetapi, dan kata akan tetapi termasuk dalam kata hubung dan pada jenis yang mana. 

Dikutip melalui website maukuliah.id, kata hubung secara umum terbagi menjadi 16 jenis dengan fungsi berbeda-beda. Namun, berikut adalah beberapa jenis yang paling sering digunakan dalam komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan: 

1. Kata Hubung Aditif

Jenis yang pertama adalah kata hubung aditif, yaitu jenis kata sambung yang memiliki fungsi untuk menghubungkan antar klausa, maupun kalimat dan paragraf yang memang memiliki kedudukan yang sama.

Jadi, jika menjumpai suatu klausa maupun frasa dalam satu kalimat yang tidak memiliki unsur pertentangan. Namun, perlu dihubungkan dengan kata hubung, maka lebih cocok menggunakan kata hubung aditif. Berikut bentuk kata hubung aditif dan contoh dalam kalimat: 

Kata Hubung Contoh dalam Kalimat
dan Jahe dan santan bisa dibuat menjadi minuman tradisional yang enak.Kucing dan anak-anaknya yang baru lahir kemarin terlihat sehat.
serta Ika, Mawar, serta Ina sudah menyelesaikan tes TOEFL yang diselenggarakan kemarin sore. Tempe dan tahu serta jenis protein nabati lain sangat tepat dikonsumsi untuk memberi asupan protein.
lagipula Tidak masalah bilang tidak, lagipula tidak ada niat untuk ikut dalam kegiatan itu. Biarkan saja adik bangun telat, lagipula hari ini masih libur sekolah.

2. Kata Hubung Waktu

Jenis kata hubung kedua adalah kata hubung waktu. Yaitu jenis kata hubung yang memiliki fungsi untuk menghubungkan dua klausa, kalimat, maupun paragraf yang memiliki hubungan waktu atau ada urutan kejadian. 

Sehingga, pada saat ada kebutuhan untuk menghubungkan dua klausa, dua kalimat, maupun dua paragraf yang menunjukan urutan waktu maupun kejadian. Maka bisa menggunakan kelompok kata hubung dari jenis ini. Berikut beberapa contohnya: 

Kata Hubung Contoh dalam Kalimat
setelah Setelah makan siang, adik bergegas berangkat lagi ke sekolah untuk ikut ekstrakulikuler. Minum obat ini dianjurkan dokter setelah makan.
sejak Ratih merasa sedih sejak kemarin dan terus berlanjut sampai sekarang. Kakak tidak ada di rumah sejak kemarin sore sampai sekarang.
selanjutnya Adapun pembicara selanjutnya dalam kegiatan kali ini adalah Bapak Arifin. Destinasi wisata selanjutnya yang akan dikunjungi adalah Waduk Kedung.

3. Kata Hubung Pertentangan

Berikutnya adalah kata hubung pertentangan, yaitu jenis kata sambung yang menghubungkan dua klausa, kalimat, maupun paragraf yang sederajat namun saling bertentangan. Berikut beberapa bentuk kata dan contoh dalam kalimat: 

Kata Hubung Contoh dalam Kalimat
tetapi Dia memang dikenal cantik, tetapi sifatnya yang cenderung sombong membuatnya tidak disukai. Ada banyak kebutuhan rumah tangga, tetapi sedikit yang bisa dipenuhi jika gaji kecil.
melainkan Bukan Arif yang dipanggil petugas, melainkan Ari. Bukan bakso yang menjadi makanan favorit ibu, melainkan mie ayam.
sedangkan Sama-sama tampan, Ali memiliki tubuh mungil sedangkan Ari lebih tinggi. Adik ingin makan sayur sop, sedangkan kakak ingin makan ayam goreng.

4. Kata Hubung Tujuan

Jenis yang keempat adalah kata hubung tujuan, yaitu jenis kata sambung yang fungsinya untuk menjelaskan suatu tujuan atau menjelaskan tujuan dari suatu kejadian yang disampaikan oleh penulis atau penutur. Berikut beberapa contohnya: 

Kata Hubung Contoh dalam Kalimat
untuk Ayah membeli sepeda motor untuk dipakai adik berangkat ke kampus. Ibu membeli pisau dapur untuk membantu mengolah bahan masakan.
agar Ibu rutin menyapu halaman agar selalu terlihat bersih. Rita selalu menjaga pola makan agar berat badannya terjaga.
supaya Memperhatikan lampu lalu lintas penting supaya terhindari dari resiko kecelakaan. Tidak melewatkan jam sarapan sangat penting supaya punya tenaga cukup untuk mengawali hari.

5. Kata Hubung Sebab

Jenis kelima adalah kata hubung sebab, yaitu jenis kata sambung yang berfungsi sebagai media untuk menjelaskan suatu kejadian yang terjadi karena sebab tertentu. Berikut beberapa bentuk kata dan contohnya dalam kalimat: 

Kata Hubung Contoh dalam Kalimat
sebab Intan memiliki tubuh terbilang kurus sebab susah makan. Yudha memutuskan belajar giat sebab ingin masuk ke kampus impiannya setelah lulus.
karena Ibu sering memasak sayur lodeh karena menjadi sayur kesukaan ayah. Adik sering berangkat sekolah lebih awal karena takut terlambat lalu dihukum guru.

6. Kata Hubung Akibat

Berikutnya adalah kata hubung akibat, yang merupakan jenis kata sambung yang memiliki fungsi untuk menjelaskan suatu kejadian yang disebabkan oleh suatu hal.  Berikut beberapa contohnya: 

Kata Hubung Contoh dalam Kalimat
sehingga Setiap hari belajar sehingga Anita rajin menjadi juara kelas. Sering berlatih berenang setiap minggu, sehingga tubuhnya tegap.
sampai Koki itu meminta seluruh peserta kursus memasak untuk terus mengaduk adonan sampai kalis. Tidak pernah berhenti berusaha sampai impian menjadi anggota TNI bisa terwujud.
akibatnya Terbiasa menunda makan, akibatnya anak sering kena sakit maag. Suka makan yang asam, akibatnya anak sering diare.

7. Kata Hubung Urutan

Jenis ketujuh adalah kata hubung urutan, yaitu jenis kata sambung yang fungsinya adalah menjelaskan suatu urutan dari satu klausa ke klausa lain atau antar kalimat dan paragraf. Berikut beberapa contohnya: 

Kata Hubung Contoh dalam Kalimat
lalu Setelah selesai makan lalu Ika mencuci piringnya. Selesai mandi lalu dia memutuskan untuk santai menonton televisi.
kemudian Usai adonan kue jadi, kemudian didiamkan agar sedikit mengembang. Adik sudah tertidur, kemudian ibu memutuskan ke dapur untuk melanjutkan memasak

Selain beberapa jenis kata hubung tersebut, seperti penjelasan sebelumnya memang masih ada jenis lainnya. Sehingga bisa mencari referensi tambahan untuk mengenal semua jenis kata hubung yang membantu meningkatkan ilmu yang dimiliki dan keterampilan berbahasa.  

Mengenal Perbedaan Namun, Tetapi, dan Akan Tetapi

Setelah memahami apa itu kata hubung dan jenis-jenisnya, maka perlu memahami perbedaan beberapa kata hubung. Misalnya mengenai perbedaan namun, tetapi, dan akan tetapi yang sering dipandang memiliki fungsi yang sama. Padahal sejatinya berbeda satu sama lain. 

Dikutip melalui berbagai sumber, berikut adalah perbedaan antara ketiga jenis kata hubung tersebut: 

1. Namun

Dikutip melalui kapito.id dijelaskan bahwa kata namun merupakan kata hubung yang berfungsi untuk menyatakan pertentangan antarkalimat yang diletakkan di awal kalimat dan diikuti tanda baca koma. 

Jadi, selama ini masih banyak yang keliru dalam menggunakan kata namun tersebut saat menyusun kalimat. Mayoritas orang masih menggunakannya untuk menghubungkan dua kata, maupun dua frasa. 

Sehingga sering diletakan di tengah kalimat, padahal sebenarnya kata namun ini secara baku hanya bisa ditempatkan di awal kalimat. Inilah yang membuat fungsinya untuk menghubungkan dua kalimat yang berbeda. 

Yakni menghubungkan dua kalimat yang saling bertentangan. Setelah kata namun ditulis, maka diwajibkan membubuhkan tanda koma (,) baru disusul kata berikutnya.  Berikut adalah beberapa contoh paragraf yang memakai kata namun untuk menghubungkan dua kalimat yang berbeda: 

  • COP26 di Glasgow seharusnya bisa menyepakati target-target spesifik yang kuat dan terukur demi mencapai target utama pemanasan global maksimum 1,5 derajat Celcius. Namun, sejumlah negara besar seperti India, Saudi Arabia dan Australia mengusulkan pelonggaran target.
  • Para warga Kamikatsu merasa kebingungan dan kewalahan memilah sampah dalam 45 jenis sampah. Namun, seiring berjalannya waktu, kini mereka sudah terbiasa dengan pemilahan sampah.

2. Tetapi

Lalu, bagaimana dengan kata tetapi? Memahami apa perbedaan namun, tetapi, dan akan tetapi tentu perlu membahas semua kata ini secara keseluruhan. Pada kata tetapi, fungsinya adalah untuk menghubungkan dua kata, dua frasa, maupun dua klausa dalam satu kalimat. 

Artinya, kata tetapi merupakan jenis kata hubung yang berfungsi untuk menghubungan pertentangan di dalam satu kalimat. Sehingga berbeda dengan kata namun yang digunakan untuk menghubungkan dua kalimat berbeda. 

Kata tetapi digunakan untuk menghubungkan pertentangan di satu kalimat yang sama, sehingga tidak pernah berada di awal kalimat. Secara aturan baku, penulisan kata tetapi didahului dengan tanda koma (,). 

Ini juga yang menjadi perbedaan kedua antara kata namun dengan kata tetapi. Dimana kata namun ditulis dulu baru diikuti tanda koma, sementara kata tetapi harus diawali dengan tanda koma dulu baru kata tetapi dicantumkan. 

Jadi, apakah merasa bingung? Jika merasa bingung, berikut beberapa contoh kalimat yang menjelaskan definisi, fungsi, dan perbedaan kata tetapi dengan kata namun: 

  • Permasalahan tentang sampah mungkin terlihat sebatas “sampah yang berserakan”, tetapi penanganannya ternyata tidak sederhana.
  • HFC tidak merusak lapisan ozon, tetapi tergolong dalam gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim.

3. Akan Tetapi

Selanjutnya untuk memahami perbedaan namun, tetapi, dan akan tetapi adalah memahami definisi dan fungsi dari kata hubung akan tetapi. Kata akan tetapi adalah kata hubung yang memiliki fungsi sama persis dengan kata namun. 

Sehingga, fungsinya adalah untuk menghubungkan dua kalimat yang berbeda dalam satu paragraf. Aturan penulisannya pun sama, yakni ditulis dulu kata hubung ini dan diikuti dengan tanda koma (,). 

Posisi kata akan tetapi juga berada di awal kalimat setelah tanda titik di kalimat pertama. Maka, kata akan tetapi bisa digantikan dengan kata namun. Begitu pula sebaliknya karena memiliki fungsi dan makna yang sama persis. Berikut beberapa contohnya dalam kalimat: 

  • Semakin parahnya keadaan lingkungan saat ini menandakan merupakan dampak nyata dari ancaman perubahan iklim. Akan tetapi, pemerintah belum menunjukkan pengambilan langkah tegas.
  • CFC—yang terdapat di botol spray, styrofoam, lemari es, dan AC—tidak berbahaya saat masih di permukaan bumi. Akan tetapi, begitu berada di stratosfer, radiasi matahari memecahnya menjadi klorin yang kemudian mengikat ozon membentuk oksigen dan klorin monoksida.

Dari penjelasan tersebut, tentu sudah dipahami apa saja perbedaan namun, tetapi, dan akan tetapi. Secara fungsi dan definisi maupun makna, kata namun dan akan tetapi tidak berbeda. Sehingga bisa digunakan di momen yang sama. 

Berbeda dengan kata tetapi yang memang secara fungsi untuk menghubungkan dua kata maupun frasa dalam satu kalimat. Sehingga posisi kata tetapi tidak sama dengan kata namun maupun kata akan tetapi. 

Sebagai informasi tambahan, beberapa orang masih menggunakan kata hubung tapi. Namun, harus dipahami jika kata tapi adalah bentuk tidak baku dari kata akan tetapi. Kata tapi, kemudian tidak dianjurkan untuk digunakan dalam kesempatan formal. 

Pentingnya Menggunakan Kata Hubung yang Tepat dalam Kalimat

Tanpa menggunakan kata hubung, maka suatu kalimat maupun paragraf yang seharusnya saling terhubung tidak akan dipahami pembaca. Sehingga bisa menimbulkan kebingungan dan pembaca kehilangan mood untuk melanjutkan kegiatan membaca. 

Bagi penulis, memahami berbagai jenis kata hubung sangat penting untuk menunjang kualitas dan keterbacaan atas karya tulisnya. Sehingga semua kalimat memiliki hubungan dan disadari oleh pembaca, pada akhirnya enak dibaca dan bisa dipahami dengan baik. 

Jadi, untuk meningkatkan kualitas karya tulis sekaligus keterbacaan bagi pembaca. Maka penulis perlu memahami semua jenis kata hubung, fungsi masing-masing, dan kapan suatu kata hubung harus digunakan. 

Pada dasarnya memahami apa itu kata hubung sampai perbedaan namun, tetapi, dan akan tetapi penting untuk siapa saja. Sebab bis menunjang komunikasi secara lisan yang efektif. Oleh sebab itu, pemahaman tentang kata hubung ini berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. 

Memperbanyak membaca dan juga memperbanyak kegiatan belajar mengenai jenis-jenis kata dalam bahasa Indonesia. Menjadi solusi terbaik untuk memahami semua jenis kata hubung maupun jenis kata lainnya. 

Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat. 

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Bolehkah Konjungsi di Awal Kalimat? Berikut Penjelasannya

Pernahkah mendapati penulisan konjungsi di awal kalimat? Dijamin pernah. Saat menuangkan isi pikiran dalam bentuk…

2 jam ago

Penulisan Satuan yang Benar (Berat, Panjang, Luas, Waktu, Jumlah)

Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…

5 hari ago

Cara Mengetahui Tren Penelitian untuk Menentukan Topik

Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…

5 hari ago

6 Tips Visualisasi Data agar Mudah Dipahami Kalangan Pembaca

Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…

2 minggu ago

Penulisan Pasal dan Ayat yang Benar dalam Kalimat

Penulisan pasal dan ayat yang benar di dalam bahasa Indonesia ternyata diatur sedemikian rupa. Artinya,…

2 minggu ago

Penelitian Grounded Theory : Jenis, Tahapan, Kelebihan, Contoh

Kegiatan penelitian diketahui memiliki banyak teknik, salah satunya adalah teknik grounded theory. Teknik penelitian ini…

2 minggu ago