Parafrase

3 Perbedaan Parafrase dan Ringkasan, Beserta Contoh

Apakah Anda selama ini menganggap parafrase dan ringkasan adalah sinonim? Jika iya, maka artinya Anda keliru, karena keduanya berbeda dilihat dari banyak aspek. Jika dipelajari mendalam maka akan memahami perbedaan parafrase dan ringkasan. 

Baik parafrase maupun ringkasan sering dilakukan dalam menyusun karya tulis ilmiah, khususnya pada saat melakukan pengutipan. Keduanya efektif menjadi solusi untuk menghindari plagiarisme. 

Tidak heran, banyak yang masih beranggapan bahwa keduanya sama. Padahal kedua aktivitas ini berbeda, baik dari segi definisi, proses, sampai hasil akhir. Sehingga jika masih bingung memahami perbedaannya, bisa menyimak penjelasan berikut: 

Apa Itu Parafrase?

Dalam buku berjudul Konsep dan Tips dalam Menulis Karya Ilmiah yang ditulis oleh Hera Khairunnisa dan rekannya, parafrase merupakan cara mengungkapkan gagasan orang lain dengan kata-kata sendiri tanpa mengubah maksud dari gagasannya.

Secara sederhana, parafrase adalah proses menulis ulang suatu gagasan yang disampaikan orang lain dengan bahasa sendiri. Sehingga beberapa ahli menjelaskan bahwa parafrase sebagai aktivitas “meminjam” gagasan orang lain secara legal. 

Sebab ketika gagasan ini disampaikan ulang dengan bahasa sendiri, maka gagasan tetap utuh. Makna dari hasil menulis ulang gagasan tidak berubah. Pada akhir parafrase kemudian dicantumkan sumber dimana gagasan tersebut didapatkan (sitasi). 

Parafrase memiliki beberapa ciri khas yang menjadi perbedaan parafrase dan ringkasan. Berikut adalah ciri khas tersebut: 

  • Bentuk tuturan berbeda
  • Punya makna tuturan yang sama
  • Substansi tidak berubah
  • Menggunakan bahasa dan cara menyampaikan yang berbeda.

Dalam menyusun parafrase, penulis bisa menerapkan beberapa teknik sesuai kebutuhan. Mulai dari mengubah kalimat pasif menjadi kalimat aktif atau sebaliknya, menggunakan sinonim, mengubah struktur kalimat, dan sebagainya. 

Lebih Lanjut Parafrase: Pengertian, Jenis, Ciri, dan Tujuan

Apa Itu Ringkasan?

Memahami perbedaan parafrase dan ringkasan juga harus diawali dengan memahami definisi ringkasan. Dalam buku berjudul Buku Ajar Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Tingkat Dasar (2022). 

Menjelaskan bahwa ringkasan adalah sajian singkat dari sebuah karangan asli yang masih dipertahankan struktur dasarnya. Sehingga ada proses mempersingkat bentuk kalimat dari sumber ke naskah yang sedang dikerjakan. 

Secara sederhana, ringkasan bisa didefinisikan sebagai cara mengutip tidak langsung dengan mengambil intisari dari sebuah tulisan. Sehingga menjadi salah satu teknik menyusun kutipan dalam karya tulis ilmiah dengan menyebutkan intisari tanpa penjelasan. 

Biasanya hanya akan menyampaikan atau mencantumkan hal pokok yang menjadi inti pembahasan dari sumber yang dibaca. Kemudian seringnya juga disajikan dengan bentuk lebih ringkas, sehingga ringkasan seringkali tidak memiliki penjelasan. 

Dalam menyusun kutipan, ringkasan memang jarang dilakukan karena dinilai terlalu pendek. Meskipun begitu, menyusun kutipan dengan cara membuat ringkasan sangat tepat dilakukan sebagai upaya menghindari plagiarisme. 

Sama seperti parafrase, ringkasan juga memiliki ciri khas yang ikut menunjukan perbedaan parafrase dan ringkasan secara umum. Berikut ciri khas ringkasan: 

  • Pengungkapan kembali suatu karangan dalam bentuk yang lebih singkat dan padat.
  • Memproduksi kembali apa yang diungkapkan pengarang dalam tulisan yang sedang disusun.
  • Mempertahankan urutan ide-ide pokok saat menyusun ringkasan mengikuti sumber ringkasan (karangan).
  • Susunan ringkasan, sudut pandang, dan isinya mengikuti karangan asli.
  • Menggunakan kalimat yang pendek dan senada dengan kalimat pengarang aslinya.

Perbedaan Parafrase dan Ringkasan

Jika memahami definisi dari parafrase dan ringkasan seperti penjelasan sebelumnya, maka tentu sudah memiliki gambaran mengenai perbedaan parafrase dan ringkasan. Supaya tidak bingung, berikut adalah garis besar perbedaan keduanya: 

1. Teknik yang Digunakan

Perbedaan yang pertama adalah dari teknik yang digunakan. Pada parafrase, teknik yang digunakan adalah menyampaikan ulang suatu gagasan dengan bahasa sendiri. Sementara ringkasan menulis ulang gagasan yang dianggap inti tanpa penjelasan. 

Teknik ini membuat hasil dari ringkasan lebih pendek dari sumber yang diringkas. Sementara pada parafrase bisa sama panjangnya dengan sumber dan bisa juga lebih pendek atau bahkan lebih panjang, sesuai dengan kebutuhan. 

Saat memparafrase, Anda perlu memperhatikan etika publikasi agar tak terjerat kasus plagiasi. Ikuti panduan menulis dengan etika agar terhindari plagiarisme dan pastikan tulisan Anda aman setelah dipulikasikan.

2. Waktu Penerapan

Perbedaan parafrase dan ringkasan yang kedua terletak pada waktu penerapan, artinya kapan waktu terbaik untuk menyusun parafrase berbeda dengan waktu terbaik menyusun ringkasan. 

Parafrase biasanya dilakukan untuk mengurangi penggunaan kutipan langsung pada karya tulis, sehingga membantu menurunkan similarity indeks. Selain itu, parafrase juga dilakukan ketika kutipan atau bagian dari sumber dipandang perlu dijelaskan. 

Artinya, ketika suatu bagian dari sumber dirasa masih membingungkan, terlalu ringkas, dan terlalu banyak memakai istilah ilmiah. Maka parafrase bisa dilakukan dengan maksud memberi penjelasan dengan gaya bahasa lebih sederhana. 

Sementara pada ringkasan, biasanya lebih sering dilakukan ketika ingin meringkas suatu karangan yang dirasa terlalu panjang dan bertele-tele. Sehingga perlu dibuat lebih singkat, padat, dan jelas. 

Ringkasan jarang digunakan untuk penulisan karya ilmiah dengan maksud menghindari plagiarisme. Namun, lebih sering digunakan untuk meringkas sumber agar memberi efisiensi ketika dibaca ulang saat dibutuhkan. 

3. Perlu Tidaknya Melakukan Sitasi

Perbedaan parafrase dan ringkasan juga terletak dari kebutuhan melakukan sitasi, yakni mencantumkan sumber. Ringkasan yang tujuannya digunakan untuk kebutuhan pribadi, maka sumber tidak perlu dicantumkan. 

Jika ringkasan disusun di naskah karya tulis ilmiah, maka sumber dicantumkan di daftar pustaka. Bisa juga ditambahkan di footnote atau catatan kaki jika dibutuhkan, sesuai dengan style penulisan sitasi yang digunakan. 

Sementara pada parafrase, sekalipun susunan kalimat sudah berubah total dengan sumber yang dikutip. Sitasi wajib dicantumkan, baik di awal kutipan maupun di akhir kutipan. Sitasi diulang di daftar pustaka maupun di footnote ketika dibutuhkan. 

Mau melakukan parafrase pada naskah Anda? Ikuti caranya dan ikuti panduan GRATIS agar terhindar dari plagiarisme:

Contoh Parafrase

Membantu lebih memahami perbedaan parafrase dan ringkasan, berikut beberapa contoh parafrase yang bisa dijadikan referensi: 

1. Contoh Parafrase 1

Naskah Asli:

Sangatlah pelik untuk mendefinisikan plagiasi saat kalian melakukan ringkasan atau parafrase. Keduanya memang berbeda, tetapi batas-batas parafrase dan ringkasan sangatlah tipis sehingga kalian tidak menyadari jika kalian berpindah dari melakukan parafrase menjadi meringkas, kemudian berpindah ke melakukan plagiasi. Apapun tujuanmu, parafrase yang sangat mirip dengan naskah asli dianggap sebagai melakukan plagiasi, meskipun kalian telah menuliskan sumbernya (Booth et al., 2005, hlm 203).

Hasil parafrase: 

Menurut Booth, Colomb, dan Williams, penulis terkadang melakukan plagiasi tanpa mereka sadari karena mereka mengira melakukan ringkasan, saat mereka melakukan parafrase yang terlalu mirip dengan naskah asli, suatu aktivitas yang disebut plagiasi. Bahkan saat aktivitas tersebut dilakukan dengan tidak sengaja dan sumber pustakanya pun dituliskan (hlm 203).

2. Contoh Parafrase 2

Naskah Asli:

Mahasiswa sering berlebihan dalam menggunakan kutipan langsung saat membuat catatan, sebagai akibatnya mereka menggunakan kutipan yang berlebihan dalam tugas karya ilmiah (paper). Mungkin hanya sekitar 10% dari manuskrip akhir yang diperbolehkan muncul dalam bentuk kutipan langsung. Oleh sebab itu, kalian harus berusaha untuk membatasi jumlah penulisan yang sama persis dengan materi sumber saat kalian menulis catatan. Lester, James D. Writing Research papers. 2 nd ed. (1976): 46-47.

Hasil parafrase:

Dalam paper ilmiah, mahasiswa sering mengutip berlebihan, dan gagal untuk mengubah materi yang dikutip ke level yang diinginkan. Karena masalahnya bersumber dari penulisan catatan, maka sangatlah penting untuk meminimalkan pencatatan materi atau kata per kata yang sama persis (Lester 46-47). 

3. Contoh Parafrase 3

Naskah Asli:

Pemerintah akan mengaktifkan Bandara Halim Perdanakusuma sebagai bandara yang melayani penerbangan sipil. Selama ini, bandara ini hanya melayani penerbangan kenegaraan dan militer. 

Banyak sorotan terhadap rencana ini karena menganggap bahwa akan memperparah kemacetan sekitar bandara. Di sisi lain, rencana ini akan mengurangi kepadatan penerbangan yang melalui bandara Soekarno Hatta.

Hasil parafrase:

Adanya rencana pengaktifan Bandara Halim Perdanakusuma sebagai bandara sipil menciptakan pro dan kontra. Beberapa orang beranggapan bahwa rencana tersebut dapat memperparah kemacetan di sekitar bandara. Di sisi lain, rencana ini juga dapat mengurangi padatnya arus penerbangan yang ada di Bandara Soekarno Hatta. 

Contoh Ringkasan

Berikut adalah beberapa contoh ringkasan yang bisa dijadikan referensi saat ingin menyusun ringkasan: 

1. Contoh Ringkasan 1

Naskah Asli: 

Sangatlah pelik untuk mendefinisikan plagiasi saat kalian melakukan ringkasan atau parafrase. Keduanya memang berbeda, tetapi batas-batas parafrase dan ringkasan sangatlah tipis sehingga kalian tidak menyadari jika kalian berpindah dari melakukan parafrase menjadi meringkas, kemudian berpindah ke melakukan plagiasi. Apapun tujuanmu, parafrase yang sangat mirip dengan naskah asli dianggap sebagai melakukan plagiasi, meskipun kalian telah menuliskan sumbernya (Booth et al., 2005, hlm 203). 

Hasil Ringkasan: 

Batas-batas antara ringkasan, parafrase dan plagiasi sangatlah tipis, sehingga membuat seseorang tergelincir melakukan plagiasi, sekalipun ia telah mencantumkan sumber aslinya.

2. Contoh Ringkasan 2

Naskah Asli: 

Mahasiswa sering berlebihan dalam menggunakan kutipan langsung saat membuat catatan, sebagai akibatnya mereka menggunakan kutipan yang berlebihan dalam tugas karya ilmiah (paper). Mungkin hanya sekitar 10% dari manuskrip akhir yang diperbolehkan muncul dalam bentuk kutipan langsung. Oleh sebab itu, kalian harus berusaha untuk membatasi jumlah penulisan yang sama persis dengan materi sumber saat kalian menulis catatan. Lester, James D. Writing Research papers. 2 nd ed. (1976): 46-47.

Hasil Ringkasan:

Mahasiswa sebaiknya hanya melakukan sedikit catatan bagi kutipan langsung dari sumber asli untuk membantu meminimalkan jumlah materi yang dikutip secara langsung dalam paper ilmiah (Lester 46-47).

3. Contoh Ringkasan 3

Naskah Asli: 

Pemerintah akan mengaktifkan Bandara Halim Perdanakusuma sebagai bandara yang melayani penerbangan sipil. Selama ini, bandara ini hanya melayani penerbangan kenegaraan dan militer. 

Banyak sorotan terhadap rencana ini karena menganggap bahwa akan memperparah kemacetan sekitar bandara. Di sisi lain, rencana ini akan mengurangi kepadatan penerbangan yang melalui bandara Soekarno Hatta.

Hasil Ringkasan:

Adanya rencana pengaktifan Bandara Halim Perdanakusuma sebagai bandara sipil menciptakan pro dan kontra. Dinilai bisa memperparah kemacetan. 

Melalui penjelasan di atas, maka diharapkan menjadi lebih mudah memahami perbedaan parafrase dan ringkasan. Anda bebas memilih sebaiknya melakukan parafrase atau melakukan ringkasan, karena bisa disesuaikan kebutuhan. 

Jika Anda membutuhkan proses parafrase dan mengalami kesulitan untuk melakukannya. Entah karena tidak paham teknik parafrase yang baik, minimnya waktu, atau karena alasan lainnya. Gunakan saja Layanan Parafrase di Penerbit Deepublish. Tim profesional bersertifikasi BNSP akan menangani langsung naskah Anda sehingga naskah Anda dijamin memiliki kualitas tinggi.

Jika memiliki pertanyaan berkaitan dengan topik perbedaan parafrase dan ringkasan, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat. 

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Penulisan Satuan yang Benar (Berat, Panjang, Luas, Waktu, Jumlah)

Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…

5 hari ago

Cara Mengetahui Tren Penelitian untuk Menentukan Topik

Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…

5 hari ago

6 Tips Visualisasi Data agar Mudah Dipahami Kalangan Pembaca

Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…

2 minggu ago

Penulisan Pasal dan Ayat yang Benar dalam Kalimat

Penulisan pasal dan ayat yang benar di dalam bahasa Indonesia ternyata diatur sedemikian rupa. Artinya,…

2 minggu ago

Penelitian Grounded Theory : Jenis, Tahapan, Kelebihan, Contoh

Kegiatan penelitian diketahui memiliki banyak teknik, salah satunya adalah teknik grounded theory. Teknik penelitian ini…

2 minggu ago

Program Bantuan Akreditasi Program Studi Tahun 2024

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi mengumumkan pembukaan program Bantuan Akreditasi Program Studi…

2 minggu ago