Sebelum melakukan kegiatan penelitian, Anda perlu memahami perbedaan skala likert dan ordinal. Skala likert dan juga skala ordinal termasuk dalam skala pengukuran atau skala penilaian dalam penelitian.
Keduanya sering menjadi perdebatan karena beberapa peneliti menganggap keduanya sama hanya berbeda nama. Namun, ada juga yang berpendapat jika kedua skala tersebut berbeda satu sama lain. Baca sampai habis untuk mengetahui perbedaannya!
Memahami perbedaan skala likert dan ordinal tentu dimulai dengan memahami definisi masing-masing. Dikutip melalui Telkom University, skala ordinal adalah jenis skala pengukuran yang digunakan untuk mengklasifikasikan dan mengurutkan data berdasarkan peringkat tertentu, tetapi tidak memberikan informasi mengenai jarak antar peringkat.
Jadi, skala ordinal membantu peneliti mendapatkan data yang menunjukan tingkatan atau peringkat. Hanya saja, antara peringkat pertama, kedua, dan seterusnya dalam data tersebut tidak diketahui jarak pastinya.
Misalnya, data yang didapatkan peneliti adalah 20 responden mengaku puas pada layanan perusahaan X. Sementara 10 orang mengaku tidak puas. Jadi, data tersebut menunjukan bahwa responden merasa puas sebagai peringkat pertama, karena lebih banyak yang mengaku demikian. Sementara peringkat kedua adalah tidak puas.
Namun, dari data tersebut tidak menjelaskan apakah ada tingkat kepuasan dan tingkat ketidakpuasan. Misalnya, 20 responden mengaku puas akan tetapi tidak menjelaskan secara rinci mana yang merasa sangat puas dan kurang puas. Begitu juga pada data yang mengaku tidak puas.
Sedangkan definisi dari skala likert, menurut Sugiyono adalah alat ukur yang mengubah sikap dan pendapat menjadi data numerik, sehingga mempermudah analisis statistik. Skala pengukuran ini digunakan untuk mendapatkan data berbentuk sikap, pendapat, atau persepsi individu (perorangan).
Skala likert juga sering digunakan dalam penelitian sosial, khususnya untuk mengetahui tingkat kepuasan pada produk, program, maupun suatu layanan. Data di dalam skala pengukuran ini juga menunjukan tingkatan, yakni berbentuk suka, tidak suka, netral, dan sejenisnya.
Hanya saja, pada skala likert, skala pengukuran yang digunakan lebih beragam, yakni skala 1-4 yang artinya ada 4 jawaban yang bisa dipilih salah satu oleh responden yang dirasa paling mendekati persepsi mereka. Selain itu, ada skala 1-5 yang artinya ada 5 pilihan jawaban.
Skala likert paling sering digunakan dalam kegiatan penelitian karena dianggap lebih sederhana dan mudah untuk diterapkan. Tidak heran jika dalam publikasi hasil penelitian ada banyak peneliti memilih skala pengukuran ini.
Skala likert dengan ordinal sama-sama skala pengukuran dalam kegiatan penelitian. Jenis data yang didapatkan juga sama-sama menunjukan tingkatan. Selain itu, masih ada beberapa persamaan lainnya.
Akan tetapi, keduanya merupakan dua jenis skala pengukuran yang berbeda. Lalu, apa saja perbedaan skala likert dan ordinal? Jika dilihat dari beberapa aspek, akan dijumpai beberapa perbedaan. Berikut perbedaan skala likert dan ordinal:
Perbedaan yang pertama terletak pada pilihan jawaban yang bisa dipilih oleh responden kuesioner. Pada skala ordinal, karena data ini bertujuan mengetahui peringkat atau tingkatan, biasanya hanya ada 2 pilihan jawaban.
Misalnya pada tingkat kepuasan layanan, pilihannya hanya puas dan tidak puas atau setuju dan tidak setuju sehingga data yang dikumpulkan dalam penelitian kemudian terbagi dan ditentukan tingkatanya.
Berbeda halnya dengan skala likert yang memiliki pilihan jawaban lebih banyak dan bervariasi karena tujuan dari skala pengukuran ini adalah untuk mengetahui persepsi atau pendapat individu pada kelompok yang diteliti.
Sesuai penjelasan sebelumnya, skala likert terbagi menjadi 2 jenis, yakni skala 1-4 yang artinya menyediakan 4 pilihan jawaban. Sementara yang kedua adalah skala 1-5 yang menyediakan 5 pilihan jawaban kepada responden.
Perbedaan skala likert dan ordinal yang kedua adalah pada aspek penggunaan. Bisa juga disebut pada aspek tujuan penggunaannya. Skala likert sesuai penjelasan di awal, digunakan untuk mengetahui sikap, pendapat, atau persepsi individu pada kelompok yang diteliti.
Lain halnya pada skala ordinal, yang akan digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat kepuasan maupun tingkat kualitas sesuai jawaban dari responden. Jadi, meskipun sama-sama menghasilkan data ordinal, seperti puas dan tidak puas, tetapi skala likert bisa membantu peneliti mengetahui pendapat atau persepsi responden sebagai individu.
Pilihan jawaban pada skala likert lebih beragam dan responden bisa memilih yang paling relevan dengan pendapatnya. Sementara pada skala ordinal, responden hanya bisa memilih salah satu dari dua pilihan jawaban.
Poin ketiga yang menjadi perbedaan skala likert dan ordinal adalah dari aspek informasi yang disajikan data penelitian. Meskipun sama-sama memberikan data berbentuk ordinal, informasi yang diberikan kepada peneliti berbeda satu sama lain.
Pada skala ordinal, data yang dikumpulkan dalam penelitian berisi informasi urutan preferensi dari responden. Artinya, data yang dikumpulkan menunjukan peringkat yang dipilih oleh responden.
Misalnya, jika peneliti ingin mengetahui preferensi responden pada suatu produk teh, akan ada pertanyaan terkait pilihan dua merek teh, dan meminta responden memilih salah satu yang dirasa paling enak. Sehingga, data tersebut menunjukan teh merek A lebih enak dibanding merek B atau sebaliknya.
Sementara informasi di dalam data yang dikumpulkan memakai skala pengukuran likert akan menunjukan kekuatan pandangan atau persepsi responden. Secara garis besar mencakup 3 tingkat kekuatan pendapat, yakni setuju, netral, dan tidak setuju.
Jadi, data yang dikumpulkan dalam penelitian menginformasikan kepada peneliti berapa responden yang pendapatnya kuat untuk setuju dan tidak setuju. Tak hanya itu, peneliti akan mengetahui ada tidaknya responden yang pendapatnya masih lemah karena memilih jawaban netral.
Aspek berikutnya yang menunjukan perbedaan skala likert dan ordinal adalah pada kekurangan atau keterbatasan. Skala likert terbatas pada karakter data yang tidak bisa dipastikan jarak antara skala 1-4 atau 1-5 adalah sama. Memang data bisa menunjukan derajat perbedaan sikap, pendapat, atau persepsi.
Akan tetapi, jarak satu sama lain tidak bisa dipastikan sama. Misalnya, ada jawaban puas dan kurang puas disusul tidak puas. Meski menunjukan tingkat kepuasan, akan tetapi jarak tingkat kepuasan antara “puas” dengan “kurang puas” tidak bisa dipastikan sama.
Sementara keterbatasan pada skala ordinal adalah tidak memberi jarak antar pilihan. Jadi, meskipun data bisa menunjukan tingkatan atau peringkat, jarak antara peringkat tertinggi dan terendah tidak mampu menunjukan data di pertengahan. Bukan yang tertinggi dan bukan juga yang terendah.
Perbedaan skala likert dan ordinal lainnya adalah dari resiko bias. Secara umum, baik skala likert maupun skala ordinal memiliki resiko bias. Hanya saja, risiko bias pada skala ordinal cenderung lebih rendah. Penyebabnya, karena ada dua pilihan tegas.
Sementara pada skala likert, resiko bias lebih tinggi karena ada pilihan netral pada jawaban yang bisa dipilih responden. Jawaban netral menjadi jawaban yang terkesan mencari aman dan responden masih bingung menentukan pilihan sehingga ikut mempengaruhi kualitas data.
Salah satu ciri khas dari surat resmi adalah terdapat nomor surat. Sudahkah Anda mengetahui bagaimana…
Sudahkah Anda mengetahui kapan metode kuantitatif dan kualitatif digunakan? Mengetahui hal ini tentu sangat penting…
Salah satu tahap awal dalam kegiatan penelitian adalah menentukan aksioma atau pandangan dasar. Pandangan dasar…
Paragraf dikatakan sudah baik dan benar ketika memenuhi kriteria kelengkapan dan ketuntasan paragraf. Menyusun paragraf…
Para dosen di Indonesia, sudahkah mengetahui apa saja keuntungan menulis buku untuk sertifikasi dosen (serdos)?…
Menyebarluaskan hasil penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat tidak hanya dalam bentuk artikel di jurnal ilmiah.…