Dosen tentu sangat akrab dengan angka kredit dan sistem perhitungan angka kredit dosen terbaru. Sistem perhitungan angka kredit memang mengalami perubahan dari tahun 2014 pada tahun 2019 lalu, dan masih berlaku sampai sekarang.
Perubahan ini membuat sistem perhitungannya juga mengalami perubahan dibanding tahun 2014. Hanya saja banyak yang menilai perubahan ini tidak terlalu signifikan, karena angka kredit tetap bersumber dari pelaksanaan Tri Dharma dan tugas penunjang.
Pemahaman tentang proses atau sistem perhitungan angka kredit tentu penting. Sebab dosen tentu perlu menyusun akumulasi angka kredit yang berhasil dikumpulkan. Kemudian di suatu waktu bisa dicocokan dengan akumulasi pihak kampus.
Oleh sebab itu, agar akumulasi pribadi yang dihitung lebih akurat maka perhitungan angka kredit perlu dipahami dengan baik. Simak penjelasan detailnya pada uraian berikut.
Pada dasarnya, angka kredit adalah satuan nilai dari setiap kegiatan dosen dalam melaksanakan tugas pokok dan penunjang yang kemudian diakumulasikan atau dijumlahkan. Jumlah nilai inilah yang disebut angka kredit atau KUM.
Nilai pada angka kredit didapatkan dari setiap kegiatan yang berhasil dilakukan oleh dosen. Tentunya bukan sembarang kegiatan melainkan kegiatan yang sudah diresmikan masuk ke dalam daftar sumber KUM bagi kalangan dosen.
Dosen wajib mengetahui apa saja daftar kegiatan bernilai KUM tersebut dan berapa masing-masing nilai pada kegiatan. Berhubung jenis kegiatan ini banyak, tentunya agak merepotkan jika harus hafal satu per satu di luar kepala.
Minimal, dosen bisa tahu kegiatan apa saja yang mudah dilaksanakan dan berapa angka kreditnya. Selebihnya bisa selalu membuka kembali buku panduan perhitungan angka kredit dosen terbaru.
Lantas, bagaimana cara menghitungnya? Menghitungnya tentu sederhana, cukup menambahkan setiap poin dari kegiatan yang sudah dilakukan. Proses perhitungan bisa dibuat lebih mudah dengan skema per satu semester atau per 6 bulan sekali. Berikut adalah sumber angka kredit dosen yang memang terbagi menjadi 4 jenis kegiatan:
Kegiatan pertama yang memberikan tambahan angka kredit adalah kegiatan pendidikan. Pertama, terkait pendidikan formal dan diklat yang diraih dosen dengan ketentuan berikut:
Dosen yang saat melamar sebagai dosen sudah memiliki gelar Doktor atau S3 dan bisa menunjukan ijazahnya. Maka secara otomatis akan mendapatkan angka kredit sebesar 200 seperti pada gambar tersebut.
Sedangkan, dosen yang mengikuti diklat akan mendapatkan angka kredit sebesar 3 poin. Jika dalam satu semester atau bahkan kurang sudah menunjukan ijazah S3 dan bukti tugas mengikuti Diklat. Maka total angka kreditnya menjadi 203 poin.
Kegiatan pendidikan juga mencakup kegiatan dosen dalam mengajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas untuk penerapan MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka).
Dosen yang menjadi pembimbing KKN, skripsi, tesis, menjadi dosen penguji, dan lain-lain juga termasuk melaksanakan kegiatan pendidikan. Sehingga kegiatan ini memberikan penambahan angka kredit dosen.
Baca Juga:
Berikut ini Tips Menulis Buku Referensi dengan Tim Dosen
10 Alasan Perlunya Dosen Menjalin Hubungan Baik dengan Mahasiswa
10 Kerja Sampingan Dosen yang Paling Menguntungkan
Sumber angka kredit dosen yang mempengaruhi perhitungan angka kredit dosen terbaru adalah kegiatan penelitian. Dalam Tri Dharma, dosen memiliki tugas pokok melaksanakan penelitian sesuai bidang keilmuan dosen tersebut.
Kegiatan penelitian tidak hanya mencakup melaksanakan penelitian seperti pengamatan ke lapangan, mencari data di berbagai tempat, dan lain-lain. Akan tetapi juga proses pengolahan hasil penelitian.
Misalnya, menulis artikel ilmiah hasil penelitian dan menerbitkannya ke jurnal. Baik itu jurnal nasional maupun jurnal internasional. Kemudian hasil penelitian juga diterbitkan dalam bentuk buku, maka buku yang sudah terbit diberi angka kredit.
Sumber angka kredit berikutnya adalah melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian adalah proses implementasi ilmu pengetahuan maupun hasil penelitian yang dilakukan dosen.
Bisa dalam bentuk melaksanakan penyuluhan, pembangunan di wilayah pedesaan, memberi pelatihan wirausaha, memberi layanan konsultasi, dan lain sebagainya. Pelaksanaannya kemudian memberi dosen tambahan angka kredit.
Terakhir, adalah pelaksanaan kegiatan penunjang. Yakni segala bentuk kegiatan dosen yang bisa membantu mengembangkan diri namun di luar pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Misalnya menjadi anggota atau panitia dari sebuah panitia atau badan di perguruan tinggi tempat dosen tersebut mengajar. Jabatan atau amanah ini kemudian membantu dosen mendapatkan angka kredit.
Kemudian, setelah paham apa saja kegiatan yang berkontribusi menambah akumulasi angka kredit. Seorang dosen perlu tahu bagaimana proses perhitungan angka kredit dosen terbaru.
Jawabannya tentu saja, menghitung seluruh poin dari semua kegiatan yang telah dilaksanakan. Bisa dilakukan per semester, sehingga perlu membuat catatan baik manual maupun di perangkat komputer mengenai daftar kegiatan yang dilakukan.
Kegiatan ini paling tinggi bernilai 200 poin seperti menunjukan ijazah S3 yang dibahas sebelumnya. Beberapa kegiatan bisa bernilai hanya 1 poin bahkan 0.5 poin atau setengah poin saja. Namun, meskipun kecil nilai-nilai ini jika ditotal bisa membuat jumlah angka kredit besar.
Baca Juga:
Membangun Produktivitas Dosen Dalam Menulis
Keuntungan Menulis Buku Bagi Dosen
Manfaat Menulis Buku Bagi Dosen Ternyata Sangat Dahsyat
Langkah Mudah Membuat Jurnal Ilmiah Bagi Dosen
Mengumpulkan angka kredit sebanyak mungkin adalah hal penting bagi dosen, agar bisa mendapatkan kesempatan naik jabatan akademik. Jadi, dosen perlu menentukan target angka kredit yang ingin dicapai ada di angka berapa.
Misalnya ingin tahun depan menjadi Lektor dengan posisi saat ini angka kredit sudah mencapai 170 poin. Maka dibutuhkan tambahan minimal 30 poin lagi agar bisa mencapai batas minimal pengajuan sebagai Lektor. Yakni di angka minimal 200 poin.
Jadi, jika semua kegiatan bernilai angka kredit sudah dilakukan dan jumlahnya ditotal. Lalu sudah mendapatkan angka bulat yang jelas maka bisa mengecek apakah sudah bisa mengajukan naik jabatan atau belum.
Jika batas minimal angka kredit sudah terpenuhi maka bisa melengkapi persyaratan administrasi pengajuan kenaikan jabatan. Baru kemudian diajukan ke tim PAK yang ada di kampus tempat dosen mengajar untuk diproses ke tahap selanjutnya.
Apabila sudah dinyatakan bisa naik jabatan, maka tinggal menunggu SK kenaikan jabatan akademik turun. Memangku jabatan akademik memang perlu diperjuangkan karena memberikan keuntungan bagi dosen maupun bagi pihak perguruan tinggi.
Dosen yang memiliki jabatan fungsional berhak untuk mengikuti sertifikasi, mengikuti seleksi program beasiswa S3 keluar negeri, mengikuti proses seleksi mendapatkan dana hibah penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat, dan lain-lain.
Kemudian, bagi pihak perguruan tinggi. Memiliki dosen dengan jabatan fungsional tinggi membantu mereka mendapatkan akreditasi yang baik. Misalnya dari sebelumnya B bisa meningkat menjadi A. Sebab kualitas SDM menjadi salah satu aspek yang dinilai dalam proses akreditasi oleh BAN-PT.
Melalui penjelasan tersebut, maka bisa dipahami bahwa perhitungan angka kredit dosen terbaru bukanlah hal sulit. Hal tersulit justru melaksanakan kegiatan-kegiatan yang nantinya memberi nilai tambah pada akumulasi angka kredit.
Oleh sebab itu, fokus dalam melaksanakan Tri Dharma dan selalu bertanggung jawab. Maka tanpa disadari jumlah angka kredit sudah tinggi dan mengantarkan diri untuk naik jabatan akademik tertinggi.
Artikel Terkait:
Mengenal 4 Sumber Angka Kredit Dosen
Prinsip Penilaian Angka Kredit Dosen
Penilaian Poin Angka Kredit Dosen – Kuasai 3 Ketentuan
Menerbitkan Buku bagi Dosen : Dapat Poin Kredit Tinggi
5 Alasan Dosen Menulis Buku Ajar
4 Tips Meningkatkan Budaya Menulis Buku Untuk Kalangan Dosen
Menulis Buku Menjadi Salah Satu Syarat Untuk Sertifikasi Dosen
Kenapa Dosen Harus Menulis Buku?
Bisa Membantu Akreditasi Institusi, Inilah 7 Manfaat Menulis Buku Bagi Dosen
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…