Dalam sebuah penelitian, aspek penting yang perlu ditentukan dari awal adalah populasi penelitian. Penentuan populasi dilakukan setelah menentukan topik penelitian. Sehingga ada relevansi antara topik dengan populasi yang dipilih.
Populasi ini bisa dalam jumlah besar atau skala besar. Adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya penelitian. Maka populasi ini kemudian diwakilkan dengan sampel penelitian. Sehingga diambil sebagian kecilnya untuk menjadi sumber data penelitian.
Kadang kala, peneliti masih menganggap populasi dengan sampel adalah sama. Padahal keduanya berbeda dan memiliki teknik tersendiri dalam penentuannya. Jadi, mendukung kelancaran penelitian berikut penjelasan rinci mengenai apa itu populasi dan cara menentukannya.
Dikutip melalui Sampoerna University, populasi penelitian adalah jumlah keseluruhan dari individu-individu yang karakternya akan diteliti. Populasi secara umum bisa berupa kelompok masyarakat atau sekelompok orang, perusahaan maupun instansi, benda, sampai suatu lembaga.
Sehingga bisa berupa apa saja dan memiliki karakteristik sesuai dengan tujuan dan topik penelitian. Misalnya, peneliti ingin mengetahui jumlah pengguna smartphone merek S di kota Cirebon. Maka seluruh pengguna smartphone akan menjadi populasi dalam penelitian tersebut.
Ukuran dari populasi dalam penelitian seperti informasi dari Chat GPT versi 4, yang diakses pada 5 Desember 2024 tidak memiliki batasan. Artinya, ukuran populasi disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing peneliti. Hal ini berlaku untuk penelitian kualitatif maupun kuantitatif.
Bahkan, peneliti bisa saja memilih populasi yang terdiri dari 1 orang saja atau 1 benda saja. Misalnya, peneliti ingin meneliti penyakit X yang terbilang langka. Data menunjukan, penderita di Indonesia hanya 1 orang. Maka pasien inilah yang menjadi populasi sekaligus sampel penelitian.
Dalam populasi skala besar, misalnya jumlah siswa satu sekolahan atau jumlah warga di satu kota atau kelurahan. Maka biasanya peneliti tidak mengambil data dari keseluruhan member populasi. Melainkan mengambil sampel dengan kriteria tertentu dan dipandang merepresentasikan populasi tersebut.
Misalnya, saat peneliti memilih populasi siswa kelas X di SMA N1 Palimanan. Jumlah siswa kelas X ada 250 siswa. Peneliti kemudian memilih ukuran sampel hanya 100 siswa. Maka dari total populasi 250 siswa, sumber data didapatkan dari 100 siswa sebagai sampel penelitian.
Penentuan sampel yang mewakili populasi sangat penting. Sebab bisa meningkatkan efisiensi dari sisi waktu, tenaga, dan juga biaya. Jika ada populasi dengan ukuran 1.000 orang. Maka butuh waktu sangat lama untuk mendapatkan data dari masing-masing member populasi. Padahal waktu penelitian biasanya ditetapkan durasinya, begitu pula dengan dana penelitian.
Dikutip melalui Repository STIE, jenis dari populasi penelitian jika didasarkan pada ukuran atau skalanya. Menurut Hendryadi (2019:162-163), terdapat dua jenis populasi. Yaitu:
Populasi Terbatas (Finite Population) adalah populasi yang dapat dihitung jumlahnya. Sehingga populasi yang memang bisa dihitung, maka masuk dalam kategori ini. Mengenai ukurannya sendiri, bisa skala kecil misalnya 1 orang, 10 orang, dan seterusnya.
Namun, populasi terbatas dalam penelitian juga bisa berukuran besar. Artinya, jumlah member populasi tersebut terbilang banyak. Hanya saja masih bisa dihitung. Misalnya populasi warga di desa X yang jumlahnya 400 orang. Jumlah ini besar, tapi masih bisa dihitung dan ada data validnya. Misalnya data sensus, data kelurahan, dll.
Populasi Tak Terbatas adalah populasi yang tidak memungkinkan peneliti menghitung jumlah populasi secara keseluruhan. Saking banyaknya member suatu populasi, maka tidak memungkinkan untuk dihitung jumlah pastinya.
Contohnya, angka kejadian pencurian di dunia. Jumlahnya tentu sangat besar dan peneliti tidak memungkinkan untuk mendata dengan pasti jumlah kasusnya. Apalagi ada kasus pencurian yang dilaporkan ke pihak berwajib, ada pula yang tidak.
Sementara jika dilihat dari jenis-jenis populasi penelitian secara umum. Maka akan didapatkan setidaknya 9 jenis populasi dalam penelitian. Berikut penjelasannya:
Populasi manusia adalah populasi dalam penelitian yang terdiri dari individu manusia yang menjadi objek atau subjek penelitian. Jenis ini adalah jenis populasi yang paling sering dan umum digunakan peneliti.
Baik dalam penelitian yang melibatkan aspek perilaku, opini, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Contohnya, populasi siswa di sekolah jenjang SMA, warga di kota Yogyakarta, dan sebagainya.
Sesuai dengan namanya, populasi benda atau objek adalah populasi yang terdiri dari benda atau objek fisik yang menjadi fokus penelitian. Secara umum jenis ini diterapkan dalam penelitian penelitian teknik, fisika, industri, atau produk tertentu.
Contohnya, peneliti menetapkan populasi dalam penelitiannya adalah botol plastik. Dalam penelitian tentang dampak desain botol terhadap tingkat daur ulang, populasi penelitian bisa berupa seluruh jenis botol plastik yang tersedia di suatu wilayah, misalnya botol air mineral 500 ml dari berbagai merek di pasar lokal.
Populasi peristiwa atau kejadian adalah populasi dalam penelitian yang terdiri dari kejadian atau peristiwa tertentu yang terjadi dalam rentang waktu atau tempat yang spesifik.
Misalnya penelitian tentang jumlah bencana banjir di Sumedang. Peneliti akan menjadikan bencana alam banjir sebagai populasi penelitian. Contoh lain, peneliti ingin mengetahui jumlah angka kecelakaan lalu lintas di Tol X dalam satu tahun. Maka angka kejadian kecelakaan menjadi populasi.
Jenis berikutnya adalah populasi abstrak. Yaitu populasi dalam penelitian yang dapat berupa konsep atau variabel abstrak, seperti perilaku, pendapat, atau pengalaman, yang dianalisis melalui data kualitatif.
Contohnya seperti penelitian yang mengusung topik persepsi masyarakat terhadap kebijakan pemerintah, atau pengalaman pasien terhadap jenis terapi tertentu. Sehingga populasi dalam penelitian ini adalah suatu kebijakan dan penilaian personal pasien. Dimana sifatnya abstrak.
Populasi alamiah adalah populasi yang terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia, misalnya populasi tumbuhan atau hewan di alam bebas. Sementara populasi buatan adalah populasi yang terbentuk melalui tindakan manusia, seperti populasi hewan yang dipelihara di kebun binatang atau populasi tanaman yang dibudidayakan.
Populasi tertutup adalah populasi yang tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung. Misalnya seluruh jumlah mahasiswa di universitas pada tahun akademik tertentu.
Sedangkan populasi penelitian terbuka adalah populasi yang bisa berubah selama penelitian, misalnya populasi pasien di rumah sakit yang terus berganti. Sehingga saat karakteristik populasi bisa berubah, maka masuk ke dalam jenis populasi terbuka.
Populasi sampel adalah populasi yang disederhanakan ukurannya menjadi sampel penelitian. Jadi, peneliti akan mengambil sampel dari populasi sebagai subjek dan bisa juga objek penelitian. Sehingga menjadi sumber data penelitian.
Biasanya, populasi sampel diterapkan saat berhadapan dengan ukuran populasi yang terbilang besar. Bisa juga karena peneliti berhadapan dengan durasi penelitian yang pendek, dana penelitian yang minim, dan sebagainya.
Misalnya, peneliti memilih siswa di SD N 1 Karawang sebagai populasi dalam penelitian. Namun karena durasi penelitian hanya 6 bulan. Maka peneliti memilih populasi sampel, dimana ukurannya menjadi 100 siswa di SD N 1 Karawang.
Populasi cakupan adalah populasi yang menjadi fokus utama penelitian adalah populasi yang mungkin merupakan bagian dari populasi yang lebih besar. Contohnya, peneliti ingin meneliti kebiasaan tidur pada anak usia sekolah di kota tertentu.
Meskipun ada populasi lebih besar yang mencakup semua anak di seluruh kota dalam satu negara. Namun karena ukuran populasi menjadi terlalu besar, maka diperkecil menjadi beberapa kota saja. Sehingga cakupannya menjadi lebih sempit dan spesifik.
Populasi jenuh adalah populasi dalam penelitian yang mencakup seluruh elemen yang ada, tanpa pengambilan sampel. Jenis ini umumnya diterapkan pada penelitian untuk studi yang sangat terbatas atau ketika elemen populasi yang ada sangat sedikit.
Misalnya peneliti ingin mengetahui dampak kenaikan UMR pada kinerja karyawan di sebuah perusahaan. Maka populasi dipilih di perusahaan X yang ternyata jumlah karyawannya hanya 10 orang. Maka populasi ini menjadi populasi jenuh, karena semua membernya adalah sumber data penelitian.
Dalam menentukan populasi penelitian ada beberapa tahapan yang umum dilakukan peneliti. Setidaknya tahapan ini terdiri dari 7 langkah. Berikut penjelasannya:
Tahap yang pertama dalam menentukan populasi dari penelitian yang dilakukan adalah menentukan tujuan. Pada dasarnya tujuan penelitian akan berpakaian dan bahkan sama persis dengan topik penelitian.
Misalnya, peneliti memilih topik mengenai terapi X untuk penderita diabetes. Maka tujuan penelitian bisa mengetahui efektivitas terapi X tersebut dalam mengontrol maupun menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.
Jadi, suatu penelitian akan lebih mudah menentukan populasi jika tujuannya jelas. Seperti contoh yang sudah disebutkan. Jika topik bertujuan mengetahui efektivitas terapi X pada pasien diabetes. Maka populasi dalam penelitian adalah pasien diabetes itu sendiri. Bukan pasien dari penyakit lainnya.
Tahap kedua adalah menetapkan karakteristik populasi penelitian menjadi lebih spesifik. Karakteristik ini membantu menemukan siapa, apa, dan dimana calon populasi yang ideal untuk dipilih.
Misalnya, peneliti ingin mengetahui dampak penggunaan smartphone bagi prestasi akademik siswa SMA. Maka populasi penelitian idealnya adalah siswa di sebuah SMA. Baik di satu SMA saja maupun beberapa SMA di satu kota.
Jika siswa tersebut bukan siswa SMA, maka tidak memenuhi karakteristik populasi yangs udah ditetapkan. Begitu pula sebaliknya. Maka menetapkan karakteristik sangat penting untuk memudahkan penentuan populasi yang sesuai.
Tahap berikutnya adalah menentukan jenis populasi. Jenis dari populasi cukup beragam sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya. Maka perlu ditentukan agar lebih jelas dan memudahkan proses pengumpulan data.
Misalnya, peneliti ingin mengetahui dampak smartphone pada siswa SMA. Maka peneliti perlu menentukan apakah populasi yang ideal adalah siswa atau justru smartphone? Jika jenisnya sudah ditentukan dengan tepat, maka akan memudahkan penentuan populasi yang memang sesuai.
Tahap berikutnya adalah menentukan waktu dan lokasi atau tempat dimana populasi penelitian berada. Populasi yang sesuai dengan karakteristik dan jenis yang sudah ditentukan bisa jadi ada banyak pilihan.
Misalnya, peneliti ingin mengetahui dampak konsumsi teh hijau pada penurunan berat badan wanita usia produktif. Maka peneliti mendapati semua wanita usia produktif di Indonesia memenuhi kriteria menjadi populasi. Namun, apakah mungkin?
Jawabannya tentu tidak. Maka peneliti perlu menentukan cakupan berkaitan dengan lokasi. Peneliti bisa memilih wanita usia produktif di kota yang sama untuk kemudahan akses wawancara maupun pembagian kuesioner.
Tahap berikutnya adalah mempertimbangkan jumlah atau ukuran populasi penelitian. Pada penelitian yang mendapatkan populasi ukuran kecil. Maka biasanya tidak ada kendala. Sebab tidak butuh usaha keras untuk mewawancara 10 orang.
Berbeda jika penelitian melibatkan populasi skala besar. Misalnya siswa SMA di provinsi Jawa Barat. Jumlahnya yang besar membuat penelitian bisa berjalan lama dan menelan biaya tinggi.
Maka pemilihan populasi harus memperhatikan ukuran populasi tersebut. Jika ada populasi yang sesuai karakteristik berukuran kecil. Maka bisa dijadikan prioritas dibanding populasi yang berukuran lebih besar.
Tahap berikutnya adalah menyesuaikan dengan sumber daya penelitian. Jika durasi penelitian, tenaga terkait peneliti dan seluruh SDM, sampai pendanaan mendukung. Maka tidak ada kendala memilih seluruh member populasi.
Sebaliknya, jika ada batasan dari beberapa aspek tersebut. Maka memilih populasi berukuran kecil sampai menentukan sampel adalah langkah tepat. Maka kondisi sumber data penelitian perlu diperhatikan agar populasi yang dipilih sesuai.
Tahap berikutnya adalah mempertimbangkan aspek etika. Artinya, pemilihan populasi harus ada persetujuan dari semua member populasi tersebut. Maka dalam penelitian ada istilah consent form.
Dimana consent form adalah formulir persetujuan yang berisi informasi dan pernyataan kesediaan dari pihak yang bersangkutan. Sehingga peneliti mendapatkan izin untuk mengumpulkan data dari sampel maupun seluruh member populasi tersebut.
Jika suatu calon populasi tidak memberikan izin. Maka praktis, peneliti perlu mencari populasi lain yang memenuhi berbagai kriteria yang sudah dijelaskan. Begitu pula sebaliknya.
Dengan cara tersebut, maka peneliti bisa menentukan populasi yang tepat dalam penelitian yang dilakukan. Semakin tepat populasi yang ditetapkan, maka semakin mendukung perolehan data yang valid dan relevan. Sehingga meningkatkan kualitas proses dan hasil penelitian.
Membantu memahami lebih mendalam lagi mengenai apa itu populasi penelitian dan bagaimana menentukannya. Maka berikut beberapa contoh yang bisa dipelajari:
Jika memiliki pertanyaan,opini, atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…
Kemajuan teknologi memberi kemudahan dalam mengecek plagiarisme. Salah satunya melalui teknologi AI untuk cek plagiarisme.…
Melakukan kegiatan apapun tentu perlu dinilai untuk diketahui berhasil tidaknya mencapai tujuan dari kegiatan tersebut.…