Uncategorized

7 Hal yang Harus Diperhatikan saat Melakukan Self Editing

Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu penulis mengetahui ada tidaknya kesalahan dari karya tulis yang dibuat. Sehingga saat dikirimkan ke penerbit, peluang diterima lebih besar. 

Namun, melakukan swasunting tidak semudah membalikan telapak tangan. Aktualnya, masih banyak penulis yang merasa karya tulisnya sudah benar sesuai penilaiannya pribadi. Hal ini membuat swasunting menjadi subjektif dan tidak maksimal. 

Memposisikan diri sebagai editor untuk tulisan diri sendiri diakui lebih sulit dibanding editor tulisan orang lain. Meskipun begitu, melakukan swasunting dengan benar dan memanfaatkan teknologi bisa menjadi solusi. Berikut penjelasannya. 

Self Editing dalam Menulis Buku

Dikutip melalui website Online Scholarship Competition Medcom, self editing atau swasunting adalah sebuah proses mengedit naskah yang harus dilakukan oleh tiap penulis setelah menyelesaikan naskahnya. 

Secara sederhana, swasunting adalah proses dimana penulis memeriksa hasil tulisannya sendiri. Jika editing atau pemeriksaan tulisan umumnya dilakukan editor. Maka tahap ini dilakukan sendiri oleh penulis, dan bisa disebut sebagai editing tahap pertama. 

Sebab, setelah penulis memeriksa karya tulisnya sendiri. Kemudian dikirimkan ke penerbit, maka ada editor profesional yang akan memeriksa ulang. Dua tahap editing ini sama-sama penting, sehingga para penulis perlu membiasakan diri melakukan swasunting. 

Self editing bisa dimulai dengan memeriksa kesalahan-kesalahan minor. Misalnya memeriksa ada tidaknya kesalahan ketik atau typo, ada tidaknya kesalahan penggunaan tanda baca, ada kalimat yang sumbang, dan sebagainya. 

Kesalahan yang sekiranya bisa dengan mudah dikenali penulis tanpa perlu kemampuan editing yang mendalam. Maka bisa dilakukan di tahap swasunting ini. Swasunting akan membuat karya tulis lebih berkualitas dan rapi. Sehingga peluang diterima penerbit menjadi lebih besar dibanding naskah yang belum tersentuh swasunting. 

Hal yang Harus Diperhatikan saat Melakukan Self Editing

Meskipun memposisikan diri sebagai editor profesional untuk karya tulis buatan sendiri susah. Namun, bukan berarti tidak mungkin untuk dilakukan. Supaya terasa lebih mudah, maka perlu memahami apa saja yang perlu diperhatikan saat self editing. 

Dikutip melalui berbagai sumber, berikut adalah beberapa hal penting yang perlu diperhatikan atau diperiksa saat swasunting dilakukan: 

1. Kesesuaian Judul

Dikutip melalui IDN Times, salah satu poin penting yang harus diperhatikan dan diperiksa saat swasunting adalah judul. Kenapa dengan judul? Judul yang dibuat bisa saja memiliki kesalahan dan bisa diperbaiki agar lebih baik. 

Judul karya tulis apapun tentu harus dibuat menarik, karena bisa menentukan minat baca target pembaca. Seseorang bisa saja mengurungkan niat membaca suatu karya setelah melihat judulnya yang tidak menarik atau bahkan aneh. 

Selain itu, judul harus dijamin sesuai dengan isi dari karya tulis tersebut. Sebab bagaimanapun juga salah satu syarat judul yang baik adalah mencerminkan isi naskah. 

Jadi, penting sekali untuk menghindari judul clickbait karena akan mengecewakan pembaca. Nama penulis pun akan diingat dan ditandai sebagai pelaku clickbait. Bagaimana jika karya berikutnya sepi pembaca padahal jauh lebih bagus? 

2. Pemilihan Kata atau Diksi

Hal penting berikutnya yang harus dilakukan saat self editing adalah memeriksa pemilihan diksi atau kata. Kata yang menyusun setiap kalimat harus pas, sesuai konteks, dan menjelaskan makna kalimat itu sendiri. 

Setiap kata yang masuk ke dalam kalimat wajib menjadikan kalimat tersebut efektif. Selain itu, penambahan kosakata tidak berlebihan untuk mencegah kalimat bertele-tele. Hal ini akan menurunkan minat baca. 

3. Kesalahan Ketik (Typo)

Hal penting ketiga adalah memeriksa ada tidaknya kesalahan ketik alias typo. Tulisan yang baik adalah tulisan yang bebas dari typo. Sebab satu saja typo sudah menurunkan kenyamanan pembaca. 

Selain itu, typo bisa membuat kalimat susah dipahami. Sebab makna menjadi tidak jelas. Kemudian, typo juga bisa membuat diksi yang dipilih terkesan tidak sesuai konteks. Sebab typo bisa saja menjadi kosakata baku. 

Misalnya, tujuan utama menulis “yang” akan tetapi typo menjadi “uang”. Maka kalimat otomatis menjadi tidak jelas maknanya. Maka typo ini harus dibersihkan dengan swasunting. 

4. Referensi

Dikutip melalui website Universitas Prasetiya Mulya, salah satu hal penting yang perlu diperiksa saat self editing adalah referensi. Khusus pada karya tulis ilmiah, tentunya akan ada referensi yang digunakan dan wajib dicantumkan. Baik dalam kutipan maupun daftar pustaka. 

Semua referensi ini perlu diperiksa untuk memastikan semua rujukan sudah masuk daftar pustaka. Jika ada pengutipan, maka kutipan tersebut juga sudah ada penjelasan sumbernya darimana. 

Selain itu, penulisan referensi juga harus diperiksa agar djamin sesuai gaya sitasi yang digunakan. Misalnya, jika memakai APA Style, maka pastikan semua sitasi di kutipan dan daftar pustaka sesuai ketentuan. Jangan sampai warna-warni, ada yang ikut APA Style, ada yang ikut MLA Style. 

5. Ejaan, Kalimat, dan Tanda Baca

Berikutnya adalah ejaan, kalimat, dan tanda baca. Secara umum, pemeriksaan di tiga poin ini adalah untuk mengecek sudah sesuai atau belum dengan kaidah EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). 

Dalam penulisan karya tulis ilmiah, kosakata yang ditulis wajib sesuai EYD. Sehingga pemilihan ragam kosakata baku menjadi yang utama. Jika menulis karya nonilmiah, misalnya novel. Maka tetap mengikuti EYD terkait aturan penulisan kalimat tidak baku. Misalnya menambahkan bahasa daerah, yang wajib ditulis miring. 

Pemeriksaan ejaan, kalimat, dan tanda baca akan memastikan semua sudah baik dan benar. Hal ini akan meningkatkan kualitas tulisan yang dibuat agar dinilai editor layak terbit. Kemudian, ketika sudah terbit maka lebih mudah disukai pembaca. 

6. Ilustrasi

Jika karya tulis yang dibuat perlu ditambahkan ilustrasi untuk memperjelas informasi yang dicantumkan. Maka ilustrasi ini, baik dalam bentuk grafik, foto, gambar, dan sebagainya perlu diperiksa benar tidaknya. 

Pertama, perlu memastikan ilustrasi tersebut tepat dan penempatannya pada naskah juga sudah benar. Kedua, jika ilustrasi diambil dari media atau referensi yang digunakan. Maka wajib mencantumkan sumbernya dengan jelas sesuai ketentuan. 

Ketiga, ilustrasi tersebut sudah benar. Informasi di dalamnya relevan dengan informasi dalam teks atau tulisan. Sekaligus mudah dibaca dan mudah dilihat. Jangan sampai ilustrasi dibuat ala kadarnya, sebab menyulitkan pembaca memahami isinya dan menjadi tidak bermanfaat. 

7. Gaya Bahasa

Poin terakhir yang harus diperiksa saat self editing adalah gaya bahasa. Secara umum dan alami, setiap penulis memiliki gaya bahasa yang khas. Tulisannya kemudian mudah dikenali oleh pembaca karena berbeda dengan karya penulis lain. 

Meskipun begitu, gaya bahasa disini perlu disesuaikan dengan jenis karya tulis yang dibuat dan karakter target pembaca. Misalnya, saat menulis karya ilmiah tentu gaya bahasanya berbeda dengan penulisan fiksi seperti cerpen maupun novel. 

Gaya bahasa perlu diperiksa saat melakukan swasunting untuk memastikan sesuai dengan dua poin tersebut. Yakni sesuai karakter dari jenis karya tulis yang dibuat. Sekaligus sesuai dengan karakter target pembaca. 

Tools untuk Self Editing

Memaksimalkan hasil self editing dan memberi efisiensi saat proses editing tersebut dilakukan. Penulis bisa mengandalkan sejumlah tools berbentuk platform daring maupun luring. Baik yang fungsinya mengecek typo, kata baku, dan sebagainya. 

Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa tools yang bisa dijadikan alat bantu saat swasunting: 

1. Google Docs

Dikutip melalui kumparan.com, salah satu tools untuk membantu proses swasunting adalah Google Docs. Kenapa? Alasannya karena, tools atau platform ini memiliki fitur koreksi ejaan secara otomatis. 

Ejaan naskah dalam bahasa Indonesia yang tidak sesuai kaidah KBBI bisa terdeteksi. Sehingga kosakata yang salah ketik ini bisa dibenarkan langsung. Tools ini membantu menghindari typo dan penggunaan kosakata tidak baku. 

Fitur koreksi ejaan di dalam Google Docs sifatnya otomatis. Dimana sudah terpasang dengan sendirinya oleh pihak Google yang mengembangkan. Jadi, berbeda dengan fitur koreksi ejaan di Ms Word. 

2. KBBI

Tools kedua yang bisa digunakan sebagai alat bantu dalam self editing adalah KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia. KBBI sudah sejak lama menyediakan versi daring dalam bentuk website. Sehingga bisa diakses kapan saja dan lewat perangkat elektronik apapun asal terhubung dengan internet. 

KBBI bisa digunakan untuk mengecek makna atau arti suatu kata dalam bahasa Indonesia. Tujuannya agar pemilihan kata dalam karya tulis tepat konteksnya. Hal ini penting untuk memastikan tidak ada pemilihan kata yang keliru. 

3. Tesaurus

Berikutnya adalah Tesaurus. Secara umum, fungsi utama tools ini adalah menemukan sinonim atau persamaan kata. Sehingga bisa membantu menemukan kosakata yang maknanya sama untuk masuk ke dalam naskah. 

Kenapa tools ini penting dalam swasunting? Dalam proses swasunting, kadang ditemukan pengulangan atau repetisi sejumlah kosakata. Pengulangan yang terlalu sering membuat tulisan monoton dan tidak menggugah minat baca. 

Oleh sebab itu, meminimalkan pengulangan suatu kosakata sangat penting. Sehingga setiap kalimat menjadi unik dan tetap terhubung dengan kalimat sebelumnya. Tesaurus membantu proses tersebut. 

4. Sipebi

Jika fitur koreksi ejaan di dalam Google Docs kadang terasa masih ada kesalahan. Maka untuk memastikan ejaan dan tata cara penulisan sesuai kaidah EYD, bisa menggunakan tools bertajuk Sipebi. 

Dikutip melalui website Jakad Publishing, Sipebi adalah sistem informasi pengelolaan dan penyuntingan naskah buku yang dirancang untuk mempermudah penulis dalam mengedit dan memformat karya tulis. Penggunaannya untuk mendeteksi: 

  • Kata tidak baku, misalnya menuliskan “mie” padahal dalam EYD bentuk bakunya adalah “mi”.
  • Bentuk terikat, misalnya penulisan “anti korupsi” yang benar penulisannya digabung menjadi “antikorupsi”.
  • Imbuhan, misalnya imbuhan “di” yang diikuti keterangan tempat adalah dipisah. Misalnya menulis “dimana” yang terdeteksi salah dan dikoreksi menjadi “di mana”.

5. Pasti (Padanan Istilah)

Tools self editing berikutnya adalah platform Pasti (Padanan Istilah). Platform berbentuk website bertajuk Pasti bisa digunakan untuk menemukan istilah versi bahasa Indonesia dari istilah asing. 

Misalnya, saat menggunakan istilah asing “ebook” maka Pasti akan merekomendasikan padanan istilah sesuai kaidah bahasa Indonesia. Yakni buku elektronik atau bisa juga buku digital. 

Jika ingin karya tulis yang dibuat sepenuhnya menggunakan bahasa Indonesia. Maka platform Pasti bisa digunakan untuk memastikan hal tersebut tercapai. Sehingga tulisan bebas dari istilah asing. 

Kelebihan Self Editing

Melakukan self editing memang penting. Sebab bisa meningkatkan kualitas tulisan yang dibuat. Jika ingin diterbitkan, maka hal ini bisa memperbesar peluang naskah diterima oleh tim penerbit.

Melakukan tahap ini juga memberi banyak keuntungan sebab punya banyak kelebihan. Berdasarkan informasi dari Chat GPT versi 4 yang diakses pada 26 November 2024, berikut kelebihan swasunting: 

1. Efisiensi Biaya

Kelebihan yang pertama jika melakukan swasunting adalah membantu hemat biaya. Bandingkan jika memakai jasa editor profesional, maka tentu ada biaya jasa yang dikeluarkan. Sementara jika disunting sendiri, maka menjadi gratis. 

Bagi penulis yang memiliki keterbatasan anggaran, melakukan swasunting menjadi solusi lebih hemat. Selain itu, bisa lebih teliti dalam memilih penerbit. Tujuannya agar jasa penyuntingan oleh editor tidak dikenakan biaya alias gratis. 

2. Meningkatkan Pemahaman Penulis

Kelebihan yang kedua adalah membantu meningkatkan pemahaman penulis terkait isi dan konteks dari tulisan yang dibuat. Swasunting juga membantu penulis lebih memahami tujuan dari proses menulis dan kesesuaiannya dengan hasil tulisan yang dibuat. Sebab, penulis akan membaca ulang dan memastikan sesuai tujuan awal. 

3. Mengembangkan Kemampuan dalam Menulis

Swasunting juga membantu penulis dalam mengembangkan diri. Pertama, bisa mengembangkan keterampilan menulis karena lebih paham bagaimana merangkai kalimat, memilih kosakata sesuai konteks, paham EYD, dll. Kedua, berkembangkan kemampuan penyuntingan naskah sehingga kualitas naskah lebih baik lagi. 

4. Memberi Kendali Penuh untuk Revisi

Dalam proses editing mandiri, penulis memiliki kendali penuh untuk menentukan perlu tidaknya revisi. Sekaligus menentukan skala revisi apakah besar atau revisi kecil-kecilan. Kendali penuh ini membantu penulis memastikan karyanya sesuai visi misi dan tujuan awal penulisan. 

Kelemahan Self Editing

Meskipun penting, editing secara mandiri atau self editing juga memiliki kelemahan. Kelemahan ini yang menjadi tantangan untuk tetap objektif dalam melakukan koreksi. Berikut beberapa kelemahan yang dimaksud: 

1. Bias Pribadi

Kelemahan yang pertama adalah terjadi bias pribadi. Yakni kondisi dimana penulis kesulitan menyadari ada kesalahan pada karyanya sendiri. Inilah yang dijelaskan di awal, kenapa menjadi editor untuk tulisan sendiri susah. Sementara untuk tulisan orang lain lebih mudah. Sebab memang rawan subjektif. 

2. Kurang Perspektif

Kelemahan kedua dari editing mandiri adalah kurang perspektif. Artinya, penulis cenderung subjektif dan sulit untuk objektif saat memeriksa tulisan sendiri. Idealnya saat melakukan editing mandiri, penulis memposisikan diri sebagai editor profesional. Sehingga bisa objektif dan ketika ada kesalahan tetap dianggap salah. 

3. Keterbatasan Waktu dan Tenaga

Kelemahan ketiga dari self editing adalah terkendala oleh keterbatasan waktu dan tenaga. Banyak penulis yang memiliki kesibukan selain di dunia kepenulisan. Sehingga waktu dan tenaga sudah habis banyak di kegiatan lain tersebut. 

Kondisi ini membuat editing mandiri sulit untuk dilakukan. Apalagi, proses pemeriksaan kesalahan dan revisi memang butuh waktu dan konsentrasi tinggi. Maka perlu memastikan ada ketersediaan waktu dan tenaga yang memadai. 

4. Keterbatasan Teknikal

Kelemahan lain adalah adanya keterbatasan teknikal. Misalnya, penulis belum memahami dengan detail kaidah EYD atau kaidah penulisan dengan bahasa Indonesia. Sehingga kesalahan pada naskah tidak disadari. 

Jika Anda memiliki banyak keterbatasan untuk melakukan self editing. Maka tidak perlu cemas, karena bisa menerbitkan buku di Penerbit Deepublish. Sehingga bisa mendapatkan layanan editing gratis. 

Penerbit Deepublish memiliki pengalaman belasan tahun dalam menerbitkan buku berkualitas. Khususnya buku yang disusun oleh ahli di bidangnya. Proses editing akan menyesuaikan dengan standar penerbitan. Sehingga dijamin maksimal. 

Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Menulis Draft Buku dalam 6 Langkah Mudah

Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…

3 jam ago

25 Pilihan Platform AI untuk Parafrase

Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…

3 jam ago

15 Pilihan AI untuk Membuat Mind Mapping

Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…

3 jam ago

13 AI untuk Cek Plagiarisme dengan Akurasi Tinggi

Kemajuan teknologi memberi kemudahan dalam mengecek plagiarisme. Salah satunya melalui teknologi AI untuk cek plagiarisme.…

3 jam ago

Cara Menentukan Indikator Penelitian

Melakukan kegiatan apapun tentu perlu dinilai untuk diketahui berhasil tidaknya mencapai tujuan dari kegiatan tersebut.…

3 jam ago

3 Tahapan dalam Identifikasi Masalah Penelitian

Kegiatan penelitian secara umum bertujuan untuk menyelesaikan masalah. Maka hal paling mendasar untuk melakukan penelitian…

3 jam ago