Daftar Isi
Skala likert menjadi salah satu skala penilaian yang umum digunakan dalam proses pengumpulan data lewat kuesioner. Melalui skala penilaian ini, peneliti bisa terbantu mendapatkan data kualitatif berbentuk angka (kuantitatif).
Sehingga memberi kemudahan lebih dalam proses analisis data penelitian. Bagi siapa saja yang hendak mengumpulkan data penelitian dengan kuesioner. Tentunya perlu mengenal skala penilaian ini agar bisa menerapkannya. Berikut informasinya.
Dikutip melalui Repository STIE, menurut Sugiyono skala likert adalah skala penilaian digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
Secara sederhana, skala penilaian likert adalah skala penilaian yang digunakan dalam kuesioner atau survey untuk mengukur sikap, pendapat, atau persepsi seseorang terhadap suatu pernyataan.
Penerapannya adalah pada pilihan jawaban untuk pertanyaan di kuesioner. Jika pernah menjumpai pertanyaan kuesioner dan ada pilihan jawaban sekitar 4 sampai 5 pilihan yang menunjukan tingkat penilaian. Misalnya suka, tidak suka, kurang suka, dll. Maka kuesioner yang sedang dijawab adalah kuesioner yang menggunakan skala jenis likert.
Disebut sebagai skala, karena pada skala jenis likert ini menggunakan interval penilaian dari 1-4 atau 1-5. Jadi, jenisnya sendiri terbagi menjadi dua, yakni skala likert 1-4 dan skala likert 1-5. Pada skala 1-5, maka artinya ada 5 pilihan jawaban berbentuk skala penilaian yang harus dipilih oleh responden penerima kuesioner. Berikut pilihan pada skala 1-5:
Sementara pilihan untuk skala likert 1-4 adalah sebagai berikut:
Sebagai informasi tambahan, skor di masing-masing skala penilaian likert yang dicantumkan di atas untuk jawaban dari pertanyaan positif. Yakni pertanyaan di kuesioner yang cenderung pro dengan lokasi penelitian. Contoh pertanyaan positif seperti ““Pelayanan di tempat ini sangat memuaskan.”
Jika menyusun pertanyaan negatif, maka skor menjadi kebalikannya. Pertanyaan negatif artinya berisi pertanyaan dan pernyataan yang cenderung kontra dengan lokasi penelitian. Misalnya ““Pelayanan di tempat ini sangat lambat dan membuat saya kecewa.”
Adanya skala inilah yang membuat skala jenis likert membantu peneliti mendapatkan data numerik untuk data yang sifatnya kualitatif. Seperti membuat data numerik untuk penelitian terkait tingkat kepuasan pelanggan, tingkat kepuasan layanan atau program dari pemerintah, dan sebagainya.
Selain itu, jawaban pertanyaan kuesioner yang memakai skala penilaian ini juga menyediakan pilihan yang lengkap sehingga memudahkan responden memberi jawaban yang paling tepat dan relevan dengan apa yang dirasakan dan dipikirkan. Hal ini tentunya memudahkan peneliti mendapatkan data dengan kualitas yang tinggi.
Meskipun data yang didapatkan dari penerapan skala likert sudah berbentuk numerik atau angka. Namun, pengolahan data memerlukan rumus karena dilakukan dalam beberapa tahap.
Secara umum, pengolahan data dimulai dengan menghitung skor total, kemudian skor rata-rata, dan hasil perhitungan dalam bentuk persentase (%). Jadi, secara umum ada 3 rumus yang digunakan jika memakai skala penilaian likert. Berikut detailnya:
Rumus yang pertama adalah rumus untuk menghitung skor total. Sesuai penjelasan sebelumnya, setiap jawaban di dalam skala penilaian likert memiliki skor berbeda. Mulai dari 1 poin sampai maksimal 4 poin atau 5 poin.
Total skor tersebut kemudian dijumlahkan dan akan didapatkan skor total. Jadi rumus skor totalnya adalah sebagai berikut:
Tahap kedua, peneliti biasanya akan mencari nilai atau rata-rata dari skor total yang didapatkan dari kuesioner dengan skala penilaian likert. Perhitungan rata-rata dibutuhkan untuk mengetahui jumlah responden yang setuju, netral, dan tidak setuju. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Tahap akhir dari pengolahan atau perhitungan data penelitian memakai skala penilaian likert adalah menghitung persentase. Artinya, peneliti akan mencari nilai rata-rata dalam bentuk persentase.
Biasanya bentuk persentase ini yang dicantumkan di pembahasan hasil penelitian. Adapun rumus menghitung persentase skornya sebagai berikut:
Membantu lebih memahami lagi apa itu skala likert dan bagaimana menerapkannya dalam menyusun pertanyaan kuesioner. Maka berikut contohnya:
Kuesioner Kepuasan Mahasiswa terhadap Layanan Perpustakaan Kampus
Petunjuk:
Berilah tanda centang (✔) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Anda.
Skala Jawaban:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Set
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
No. | Pernyataan | Sangat Tidak Setuju (1) | Tidak Setuju (2) | Netral (3) | Setuju (4) | Sangat Setuju (5) |
Koleksi buku di perpustakaan kampus sudah lengkap dan sesuai kebutuhan mahasiswa. | ||||||
Proses peminjaman buku di perpustakaan terlalu rumit. | ||||||
Petugas perpustakaan melayani mahasiswa dengan ramah dan sopan. | ||||||
Ruang baca perpustakaan kurang nyaman untuk belajar. | ||||||
Jam operasional perpustakaan sudah sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. |
Tampilan pertanyaan pada kuesioner di atas merupakan contoh. Pada praktek di lapangan, pertanyaan tidak harus disusun dalam tabel. Bisa juga dibuat seperti susunan soal pilihan ganda dalam ujian. Supaya lebih mudah mengatur tampilannya, maka disarankan menggunakan Google Form atau aplikasi dengan fungsi serupa.
Data yang didapatkan dari responden yang sudah mengisi kuesioner tentunya perlu diolah. Pengolahan diawali dengan menghitung data tersebut menggunakan beberapa rumus skala likert yang sudah dijelaskan sebelumnya. Berikut contoh tata cara menghitungnya:
Cara menghitung data dengan skala penilaian likert diawali dengan tahap pendataan data itu sendiri. Jika menggunakan skala 1-5 maka ada 5 pilihan jawaban, semua responden bisa memiliki jawaban berbeda pada skala tersebut.
Jadi, di tahap ini peneliti bisa menghitung jumlah responden yang memilih jawaban skor 1, skor 2, skor 2, dan seterusnya sampai skor 5. Contohnya, jika peneliti ingin mengetahui tingkat Kepuasan Mahasiswa terhadap Layanan Perpustakaan Kampus.
Kemudian membagikan kuesioner pada 100 mahasiswa dengan pertanyaan pertama “Pelayanan di perpustakaan kampus sudah memuaskan”. Hasil jawaban para responden tersebut adalah sebagai berikut:
Jika di dalam kuesioner ada 10 pertanyaan, maka semua jawaban responden dirapikan sesuai contoh tersebut. Sehingga didapatkan total semua jawaban di semua pertanyaan pada kuesioner.
Setelah tahap mendata seluruh jawaban responden, maka tahap berikutnya adalah menghitung skor total memakai rumus yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dari data yang dirapikan di tahap sebelumnya maka perhitungan skor total adalah sebagai berikut:
Skor total = jumlah skor jawaban responden
Skor total = jumlah (5×1) + (10×2) + (20×3) + (40×4) + (25×5)
Skor total = jumlah 5 + 20 + 60 + 160 + 125
Skor total = 370
Jadi, pada pertanyaan “Pelayanan di perpustakaan kampus sudah memuaskan” didapatkan skor total 370 poin.
Tahap ketiga adalah menghitung skor rata-rata, tujuannya untuk mengetahui jawaban terbanyak ada di skala likert berapa. Perhitungannya sebagai berikut:
Rata-rata = Skor Total / Jumlah Responden
Rata-rata = 370 / 100 orang responden
Rata-rata = 3,7.
Dari nilai 3,7 tersebut, maka artinya rata-rata responden berada di antara Netral (3) dan Setuju (4). Dimana jika 3,7 dibulatkan akan menjadi 4, sehingga rata-rata responden setuju dengan pertanyaan “Pelayanan di perpustakaan kampus sudah memuaskan”.
Tahap perhitungan skala penilaian likert adalah menghitung skor dalam bentuk persentase. Berikut perhitungannya:
Persentase = (skor total / skor maksimal) x 100%
Persentase = (370 / 500) × 100%
Persentase = 74%.
Dari perhitungan tersebut, maka artinya ada 74% mahasiswa merasa setuju dengan pelayanan perpustakaan kampus yang sudah memuaskan. Persentase ini terbilang cukup tinggi karena mendekati 75%.
Skor maksimal dalam perhitungan di atas, didapatkan melalui perhitungan skor paling tinggi. Skor paling tinggi pada skala penilaian likert adalah 5 poin. Sedangkan jumlah responden ada 100 mahasiswa. Maka tinggal dikalikan, 5 poin x 100 responden = 500. Artinya, skor maksimal pada contoh di atas adalah 500.
Sesuai contoh di atas, maka bisa dipahami bahwa perhitungan skala likert dilakukan bertahap di masing-masing pertanyaan. Jika ada 10 pertanyaan, maka 4 tahapan di atas dilakukan sebanyak 10 kali. Begitu juga jika jumlah pertanyaan ada 20, 30, dan seterusnya.
Secara umum, skala penilaian likert digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan dan tingkat persetujuan individu pada suatu fenomena. Secara garis besar, peneliti menggunakan skala ini untuk mengetahui jumlah yang setuju dan tidak setuju.
Tidak semua kuesioner menggunakan pilihan jawaban memakai skala penilaian likert tersebut. Lalu, kapan skala penilaian ini tepat untuk digunakan? Berikut 3 momentum yang menjadi waktu terbaik untuk penerapannya:
Waktu terbaik pertama untuk menggunakan skala penilaian likert adalah saat peneliti ingin mendapatkan gambaran kasar posisi seseorang pada kelompoknya. Artinya, peneliti ingin mengetahui pendapat dan pandangan setiap anggota kelompok pada suatu fenomena (program, kebijakan, layanan).
Jika mengambil data tingkat kepuasan pada suatu program secara serentak dalam satu ruangan, ada resiko beberapa anggota kelompok asal ikut atau FOMO dengan kelompok lain. Hal tersebut membuat penilaian minoritas tidak diketahui peneliti, karena ikut padangan mayoritas.
Lewat pembagian kuesioner, peneliti bisa mengetahui penilaian subjektif anggota kelompok tersebut dan mendapat jawaban jujur. Misalnya, pada penelitian tingkat kepuasan mahasiswa terkait layanan perpustakaan kampus. Peneliti bisa tahu berapa mahasiswa yang puas, kurang puas, dan tidak puas sama sekali.
Waktu terbaik kedua untuk menggunakan skala likert adalah ketika peneliti ingin membandingkan skor subjek dengan skor kelompok. Artinya, bisa digunakan saat peneliti ingin membandingkan penilaian individu dengan penilaian kelompok.
Hal ini bisa didapatkan peneliti, karena peneliti mengetahui pendapat personal masing-masing anggota kelompok. Data seluruh kuesioner kemudian dihitung dan didapatkan skor rata-rata dan bentuk persentasenya. Skor rata-rata ini adalah pandangan seluruh anggota kelompok.
Sebagai perbandingan, jika peneliti mengumpulkan data lewat wawancara, didapatkan pandangan dari 1 individu. Sehingga mengesampingkan pandangan seluruh anggota kelompok. Skala penilaian likert kurang cocok dengan wawancara.
Jika peneliti ingin mendapatkan pandangan menyeluruh pada suatu kelompok, data dikumpulkan lewat kuesioner dengan skala penilaian likert. Bukan dengan wawancara. Peneliti bisa mendapatkan pandangan kelompok dan membandingkan dengan penilaian masing-masing anggota kelompok.
Waktu terbaik ketiga untuk menggunakan skala likert adalah ketika peneliti membutuhkan skala penilaian yang sederhana. Sekaligus skala penilaian yang mudah untuk diterapkan.
Harus diakui, bahwa skala penilaian likert memudahkan peneliti untuk menghitung data dan mendapatkan perhitungan hasil akhir dengan rumus yang sederhana. Proses menyusun kuesioner juga tidak membutuhkan teknik dan keterampilan khusus. Sehingga cocok untuk penelitian yang ingin menghemat sumber daya.
Selain mempertimbangkan apakah kondisi yang dimiliki tepat dengan karakter skala likert. Sebelum menggunakan skala penilaian ini, para peneliti juga perlu mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya skala likert antara lain:
Sesuai penjelasan terkait waktu terbaik memakai skala penilaian likert, dimana salah satunya karena sederhana dan mudah. Salah satu kelebihan dari skala penilaian ini adalah mudah digunakan atau diterapkan peneliti.
Skala penilaian likert juga membantu peneliti mengetahui sikap, opini, dan persepsi individu di dalam suatu kelompok. Sehingga, peneliti bisa terbantu memahami pendapat dari suatu kelompok cenderung ke arah setuju atau tidak setuju. Atau ke arah puas atau tidak puas.
Kelebihan berikutnya, skala penilaian likert membantu responden memiliki jawaban yang bervariasi. Ketika responden bingung harus menjawab iya atau tidak, puas atau tidak puas. Maka bisa memilih jawaban yang dirasa paling mewakili.
Misalnya kurang puas, karena jika memilih puas ada perasaan tidak begitu puas. Namun, jika memilih tidak puas juga merasa tidak begitu kecewa dengan produk atau layanan.
Skala likert juga memudahkan peneliti dalam proses analisis data. Sesuai penjelasan di awal, skala penilaian ini membantu peneliti mendapat data numerik. Sekalipun yang diteliti bersifat kualitatif. Misalnya tingkat kepuasan responden pada suatu produk, layanan, dan sebagainya. Sehingga analisis secara statistik lebih mudah.
Kelebihan lainnya, skala penilaian likert membantu peneliti mendapat gambaran mengenai kecenderungan kelompok. Misalnya ada isu terkait program X yang sedang berjalan dan ada rencana untuk melanjutkan bagaimanapun kondisinya.
Peneliti bisa membagikan kuesioner dan mengetahui sebagian besar kelompok setuju program tersebut dilanjutkan atau sebaliknya. Sehingga skala penilaian ini membantu mendapat gambaran kecenderungan kelompok dengan lebih jelas. Sebab menanyakan langsung pendapat anggota kelompok tersebut.
Adapun untuk kekurangan atau kelemahan dari skala likert mencakup beberapa poin di bawah ini:
Meskipun memberi variasi jawaban yang beragam, tetapi ada kecenderungan jawaban tersebut bias karenaresponden sendiri juga kesulitan menentukan tingkat kepuasannya pada suatu layanan atau produk.
Skala likert cenderung kurang tepat diterapkan untuk topik penelitian yang sensitif. Misalnya penelitian terkait topik yang menyangkut personal responden. Seperti isu terkait agama, politik, dan sebagainya. Isu sensitif membuat responden enggan memberi jawaban sesuai pilihan yang tersedia.
Kelemahan lain, skala penilaian ini hanya bisa membantu mendapat data setuju dan tidak setuju. Namun, peneliti tidak bisa mendalami alasan dibalik pilihan jawaban yang diambil responden.
Pernahkah melihat penyajian data secara visual yang memperlihatkan beberapa warna? Jika pernah, Anda sedang melihat…
Pada saat melaksanakan penelitian yang mengukur sikap individu maupun sikap kelompok, banyak peneliti yang menggunakan…
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, Anda perlu memahami dan menguasai seluruh kompetensi peneliti agar bisa melakukan…
Bijak dan tepat dalam menyusun paragraf pertama atau paragraf pembuka dari naskah buku yang sedang…
Diagram lingkaran atau disebut juga sebagai pie chart menjadi salah satu model visualisasi data yang…
Dalam melakukan penelitian dan penyusunan proposal usulan, peneliti atau dosen perlu merumuskan rumusan masalah. Rumusan…