Manfaat publikasi ilmiah tak hanya dirasakan oleh dosen dan mahasiswa, akan tetapi juga perguruan tinggi. Maka lumrah jika ada upaya membangun strategi meningkatkan publikasi bagi perguruan tinggi.
Sebab publikasi ilmiah bukan persoalan mudah. Ada proses panjang yang harus dilalui oleh dosen dan mahasiswa. Sehingga dukungan dari perguruan tinggi sangat diperlukan untuk memastikan kelancaran dan konsistensi dalam melakukan publikasi ilmiah.
Namun, bagaimana cara sebuah perguruan tinggi bisa mendorong dosen dan mahasiswa konsisten melakukan publikasi ilmiah? Hal ini yang tentu menjadi pertanyaan bagi pengelola perguruan tinggi. Berikut penjelasan detailnya.
Membahas strategi meningkatkan publikasi bagi perguuantinggi tentu dimulai dengan memahami apa itu publikasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), publikasi didefinisikan sebagai pengumuman. Definisi lain adalah penerbitan.
Secara umum, publikasi adalah tindakan atau proses mengungkapkan informasi, data, ide, atau karya kepada khalayak luas. Sehingga suatu informasi dipandang penting untuk diketahui masyarakat luas dan kemudian diumumkan melalui berbagai media.
Dalam dunia pendidikan tinggi, publikasi mengarah pada publikasi ilmiah. Dikutip dari website resmi Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto, publikasi ilmiah adalah menyebarluaskan suatu karya pemikiran atau gagasan seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk ulasan ilmiah dan laporan penelitian.
Secara sederhana, publikasi ilmiah adalah kegiatan menyebarluaskan hasil penelitian ke dalam karya tulis ilmiah di berbagai media yang mendukung. Media publikasi ilmiah sendiri cukup beragam.
Dikutip melalui website resmi Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Barat. Dijelaskan ada beberapa bentuk atau jenis dari publikasi ilmiah yang umum diterapkan di dunia akademik. Yaitu:
Jenis publikasi ilmiah yang pertama adalah buku ilmiah. Buku ilmiah sendiri adalah buku berisi pembahasan mendalam tentang hasil-hasil penelitian yang terbaru dengan menekankan pada aspek teori, panduan penjelasan filosofis atas suatu langkah panduan atau suatu bentuk kajian.
Jenis buku ilmiah cukup beragam. Khusus di dunia pendidikan tinggi, buku ilmiah wajib disusun dan diterbitkan oleh dosen. Jenisnya mencakup buku ajar, monograf, referensi, dan bunga rampai atau book chapter.
Jenis publikasi ilmiah yang kedua adalah jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah adalah publikasi yang memuat tulisan ilmiah yang secara nyata mengandung data dan informasi yang memajukan iptek dan ditulis sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah serta diterbitkan secara berkala.
Secara sederhana, jurnal ilmiah adalah media publikasi untuk artikel ilmiah yang bersumber dari hasil penelitian dosen maupun peneliti di lembaga penelitian. Jurnal secara garis besar terbagi menjadi dua, yakni jurnal nasional dan jurnal internasional.
Jenis publikasi ilmiah yang ketiga adalah prosiding. Prosiding adalah kumpulan tulisan ilmiah yang diterbitkan sebagai hasil suatu pertemuan ilmiah. Sehingga hasil penelitian disusun menjadi artikel ilmiah dan dipresentasikan di dalam sebuah konferensi ilmiah. Baik konferensi bertaraf nasional maupun internasional.
Seberapa penting penetapan strategi meningkatkan publikasi bagi perguruan tinggi? Dikutip dari berbagai sumber, dipahami bahwa publikasi ilmiah tidak hanya bermanfaat bagi dosen dan mahasiswa.
Publikasi ilmiah yang dilakukan dosen dan mahasiswa juga bermanfaat untuk perguruan tinggi yang menaungi mereka. Hal ini yang membuat perguruan tinggi juga harus terlibat dalam mendorong kegiatan publikasi para dosen dan mahasiswa.
Baik dengan memberi fasilitas pendanaan, fasilitas penyediaan akses referensi penelitian baik di perosuatakan maupun database jurnal bereputasi, pelatihan kepenulisan karya tulis ilmiah seperti artikel maupun buku ilmiah, dan lain sebagainya.
Jadi, apa saja manfaat publikasi ilmiah bagi perguruan tinggi? Berikut adalah beberapa manfaat yang bisa didapatkan suatu perguruan tinggi:
Kualitas dan kuantitas publikasi yang tinggi dari sebuah perguruan tinggi akan menunjukan reputasi perguruan tinggi tersebut. Sebab publikasi adalah bentuk output hasil penyelenggaraan pendidikan.
Selain itu, publikasi juga menjadi bentuk kontribusi perguruan tinggi pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin tinggi kualitas dan kuantitasnya, maka reputasi perguruan tinggi akan semakin diakui oleh publik luas.
Publikasi ilmiah sebuah perguruan tinggi juga akan berdampak pada hasil penilaian akreditasi oleh BAN-PT. Baik untuk akreditasi program studi maupun akreditasi institusi (perguruan tinggi).
Pasalnya, publikasi ilmiah sekali lagi adalah reputasi dari program studi dan perguruan tinggi tersebut. Dimana menjadi salah satu aspek yang dinilai oleh BAN-PT.
Jika kualitas dan kuantitas publikasi baik, maka nilai yang diberikan juga akan baik. Meraih akreditasi tinggi akan sangat menguntungkan perguruan tinggi tersebut. Salah satunya lebih mudah mendapat kepercayaan masyarakat dan dijadikan destinasi masyarakat untuk menempuh pendidikan tinggi.
Tingginya kualitas dan kuantitas publikasi sebuah perguruan tinggi juga membantu memenuhi IKU (Indikator Kinerja Utama). Misalnya untuk IKU 5 yakni Hasil Kerja Dosen Digunakan oleh Masyarakat.
Hasil kerja dosen disini bisa dalam bentuk publikasi ilmiah yang isinya dimanfaatkan oleh masyarakat. Sehingga semakin banyak publikasi, semakin banyak bentuk pemanfaatan hasil kerja dosen. Hal ini akan mendukung pencapaian IKU 5 tersebut.
Setiap tahun ada beberapa lembaga yang merilis pemeringkatan perguruan tinggi, khususnya yang berskala internasional. Umumnya, salah satu indikator penilaian dalam proses pemeringkatan tersebut adalah kualitas dan kuantitas publikasi.
Baik dalam bentuk jurnal, prosiding, maupun penerbitan buku ilmiah. Sehingga dengan meningkatnya jumlah publikasi, akan mendorong kenaikan posisi perguruan tinggi dalam pemeringkatan tersebut.
Pemeringkatan yang naik akan membangun reputasi, dimana perguruan tinggi memiliki kualitas yang mumpuni. Sehingga berdampak positif bagi perguruan tinggi tersebut.
Manfaat berikutnya dari publikasi ilmiah sebuah perguruan tinggi adalah meningkatkan kualitas lulusan. Serta memperbesar peluang lulusan perguruan tinggi tersebut memiliki masa depan yang baik saat terjun di dunia kerja.
Hal ini seperti dikutip dari website resmi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dimana disebutkan bahwa publikasi ilmiah membantu mahasiswa membangun reputasi dan CV yang baik. Sehingga memiliki nilai tambah saat terjun di dunia kerja.
Perguruan tinggi tentu paham betul arti penting mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Jika kepercayaan ini berhasil didapatkan maka perguruan tinggi bisa menjadi destinasi bagi mereka melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi.
Semakin banyak peminat, semakin banyak mahasiswa yang menempuh pendidikan di dalamnya. Hal ini akan mendukung jaminan masa depan bagi operasional perguruan tinggi.
Sebab bisa terus menjadi penyelenggara pendidikan tinggi dan mendapat pemasukan untuk menunjang operasional. Salah satu upaya meraih kepercayaan masyarakat adalah dengan membangun reputasi. Bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi.
Memahami bahwa publikasi ilmiah yang dilakukan dosen dan mahasiswa juga memberi arti penting bagi perguruan tinggi. Maka tidak berlebihan, jika perguruan tinggi ikut mendukung kegiatan publikasi ilmiah tersebut secara optimal.
Apalagi, dalam proses menulis dan melakukan publikasi tentu akan didapatkan banyak kendala. Kendala ini kadang kala tidak memungkinkan untuk diatasi sendiri oleh dosen dan mahasiswa. Sehingga perguruan tinggi idealnya ikut turun tangan.
Namun, penting juga untuk dipahami bahwa peningkatan publikasi disini tidak cukup hanya kuantitas. Melainkan juga mendorong peningkatan kualitas. Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa strategi meningkatkan publikasi bagi perguruan tinggi:
Pada salah satu artikel yang dimuat di jurnal JIPI (Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi) berjudul Strategi Peningkatan Publikasi Ilmiah di Universitas Gadjah Mada.
Dijelaskan salah satu strategi yang diterapkan UGM dan berhasil adalah membentuk tim percepatan publikasi ilmiah. Tim yang dibentuk akan membantu dosen dalam mengurus proses penulisan karya ilmiah dan publikasinya.
UGM sendiri disebutkan membentuk tim percepatan yang memberi dampingan pada pengelola jurnal ilmiah di bawah naungan kampus. Sehingga kampus ini bisa dengan mudah meraih akreditasi dari ARJUNA dan mendukung proses publikasi artikel ilmiah dengan lebih mudah dan cepat.
Strategi meningkatkan publikasi bagi perguruan tinggi juga bisa dilakukan dengan menggelar workshop penulisan. Secara sederhana, workshop adalah pelatihan yang digelar intensif selama beberapa hari sampai beberapa minggu.
Workshop penulisan akan fokus mengusung topik-topik mengenai strategi maupun tips dan trik menulis karya ilmiah. Baik dalam bentuk artikel ilmiah maupun naskah buku ilmiah yang wajib disusun para dosen.
Workshop ini akan membantu para dosen mengatasi berbagai kendala dalam menulis karya ilmiah. Sekaligus meningkatkan keterampilan menulis. Sehingga tidak hanya mendorong peningkatan kuantitas, tapi juga kualitas karya ilmiah yang dipublikasikan.
Strategi meningkatkan publikasi bagi perguruan tinggi juga bisa dengan menggelar workshop publikasi. Artinya, workshop ini secara khusus mengusung topik berkaitan dengan pengurusan publikasi di penerbit. Baik penerbit jurnal maupun penerbit buku.
Workshop ini penting karena tidak sedikit dosen maupun mahasiswa kesulitan mengurus publikasi. Ada yang naskahnya ditolak penerbit, ada banyak revisi, dan proses review yang panjang. Sehingga memicu penurunan produktivitas.
Melalui workshop ini diharapkan para dosen paham tata cara mengurus publikasi yang baik. Mulai dari memilih penerbit yang sesuai sampai komunikasi yang baik dengan pihak penerbit. Sehingga proses publikasi berjalan lebih lancar.
Langkah ketiga dalam strategi peningkatan publikasi bagi perguruan tinggi adalah dengan menyelenggarakan konferensi ilmiah. Menjadi penyelenggara akan mendorong dosen dan mahasiswa untuk melakukan penelitian dan menjadi peserta.
Sehingga hasil penelitiannya akan dipresentasikan di konferensi tersebut yang bisa digratiskan oleh perguruan tinggi. Hasilnya akan ada publikasi dalam bentuk prosiding. Perguruan tinggi bahkan bisa mengusahakan program hibah konferensi dari Kemendikbudristekdikti.
Langkah kelima dalam strategi meningkatkan publikasi bagi perguruan tinggi adalah dengan menyediakan fasilitas pendanaan. Contohnya adalah menyediakan insentif publikasi ilmiah.
Dosen dan mahasiswa bisa berusaha mendapatkan insentif tersebut untuk mendukung pembiayaan publikasi. Baik publikasi ke prosiding, jurnal, maupun menerbitkan buku. Dimana semua diketahui ada biaya publikasi yang dibebankan ke penulis.
Fasilitas pendanaan juga bisa mencakup hibah penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat. Hibah ini akan mendukung kebutuhan dana dosen dan mahasiswa dalam meneliti. Dimana luarannya adalah publikasi, sehingga secara kualitas dan kuantitas akan ada peningkatan.
Salah satu strategi meningkatkan publikasi bagi perguruan tinggi yang cukup penting adalah penyediaan akses ke referensi berkualitas. Bisa dimulai dengan membangun perpustakaan dengan koleksi yang lengkap.
Referensi yang lengkap ini akan membantu dosen dan mahasiswa menyusun karya ilmiah berkualitas. Sehingga bisa semangat menulis dan terjadi peningkatan publikasi ilmiah. Memudahkan hal ini, kampus bisa berkolaborasi dengan penerbit untuk pengadaan buku.
Cara lainnya adalah berlangganan database jurnal bereputasi. Sehingga memberi akses gratis pada dosen dan mahasiswa untuk mendapatkan referensi dari jurnal-jurnal dengan kredibilitas tinggi.
Perguruan tinggi juga disarankan rajin berkolaborasi dengan pihak eksternal. Sebab efektif menjadi strategi meningkatkan publikasi bagi perguruan tinggi. Kolaborasi ini bisa mendukung kolaborasi penelitian lintas PT, lintas negara, dll.
Kolaborasi juga bisa dengan beberapa perusahaan maupun industri. Misalnya dengan penerbit untuk mendukung pengadaan buku di perpustakaan, menggelar workshop kepenulisan, workshop publikasi buku, dll.
Kolaborasi akan memberi manfaat lebih bagi dosen. Misalnya kolaborasi dengan penerbit, maka ada kesempatan bagi dosen mendapat diskon saat mengurus penerbitan buku di penerbit tersebut.
Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi adalah menyelenggarakan program beasiswa. Beasiswa akan membantu para dosen melanjutkan studi, khususnya di luar negeri.
Sehingga bisa menjadi ahli di bidangnya, mendapat mentor dari supervisor tingkat dunia, kemampuan bahasa Inggris meningkat, kualitas karya tulis ilmiah meningkat, dan jumlah publikasinya pun akan lebih tinggi dari sebelumnya.
Strategi meningkatkan publikasi bagi perguruan tinggi selanjutnya adalah dengan membangun lingkungan akademik yang mendukung. Sehingga perguruan tinggi bisa menciptakan support system bagi dosen agar kualitas dan kuantitas publikasi meningkat.
Misalnya memastikan semua dosen mendapat perlakuan yang sama dan didukung sepenuhnya untuk meningkatkan publikasi. Keadilan seperti ini akan meningkatkan semangat dosen dalam mengabdi dan terus berkarya. Sehingga muncul kesadaran sendiri untuk terus produktif menulis dan melakukan publikasi.
Dari beberapa strategi meningkatkan publikasi bagi perguruan tinggi yang sudah dijelaskan, mana saja yang sudah dijalankan? Jika belum semua, maka bisa diupayakan untuk menerapkan semua strategi tersebut secara bertahap.
Sebab semua strategi ini penting untuk dijalankan beriringan supaya memberi dukungan penuh untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi ilmiah. Tidak terlupa adalah selalu rutin menggelar workshop kepenulisan maupun publikasi.
Bagi perguruan tinggi yang membutuhkan dukungan untuk menggelar workshop penulisan dan publikasi ilmiah. Maka bisa menjadi mitra Penerbit Deepublish yang merilis program bertajuk Kerjasama Institusi.
Lewat program ini, perguruan tinggi akan dibantu untuk menyelenggarakan sejumlah kegiatan akademik. Salah satunya adalah menggelar workshop yang berfokus pada dunia kepenulisan. Sehingga keterampilan menulis karya ilmiah para dosen bisa dikembangkan.
Penerbit Deepublish yang sudah berpengalaman menerbitkan buku karya dosen selama 13 tahun. Tentu memastikan materi yang disampaikan relevan sesuai kebutuhan dosen untuk meningkatkan produktivitas publikasi ilmiahnya.
Jadi, jangan ragu mengajukan proposal kerjasama dalam program Kerjasama Institusi Penerbit Deepublish. Pengajuannya mudah dan prosesnya cepat, cukup kunjungi tautan https://penerbitdeepublish.com/proposal-kerjasama-workshop/.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik strategi meningkatkan publikasi bagi perguruan tinggi. Maka jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Seorang dosen yang hendak melakukan konversi dari artikel ilmiah menjadi naskah buku ilmiah (buku monograf…
Pernahkah Anda merasa bingung mengenai tata aturan penulisan nama tempat di dalam kalimat? Hal ini…
Perlu mencantumkan tanda tangan di lembar pengesahan karya ilmiah Anda? Copy paste saja tidak cukup…
Dosen atau penulis yang menyusun karya tulis ilmiah di bidang ilmu agama Islam tentunya perlu…
Selain jurnal, ebook atau buku elektronik menjadi salah satu jenis buku yang umum digunakan sebagai…
Pada saat membaca suatu karya tulis, baik dalam media cetak maupun elektronik serta digital, tentunya…