Pernahkah Anda mendengar tanda tilde (~)? Tanda ini bisa dimasukan ke dalam kategori tanda baca. Sebagaimana tanda titik, tanda koma, dan tanda baca jenis lainnya. Tanda baca tilde cukup sering dijumpai saat membaca karya tulis jenis tertentu.
Dalam kaidah penulisan bahasa Indonesia sendiri, tanda baca tilde tidak termasuk dalam tanda baca resmi. Sehingga aturan penggunaannya tidak dijelaskan dalam EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).
Oleh sebab itu, penggunaannya tidak terlalu disarankan kecuali ada kalimat yang konteksnya perlu penambahan tanda baca tersebut. Memahami bahwa cukup sering ditambahkan dalam karya tulis. Maka mengenal tanda baca ini tentu tetap penting.
Dikutip melalui website Radio Republik Indonesia (RRI), tanda tilde dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tanda yang digunakan untuk menggantikan sublema yang terdapat dalam deskripsi kamus atau dalam contoh penggunaannya.
Sublema sendiri, dikutip dari Blog Mizanstore adalah turunan dari lema (kata) yang ada di dalam kamus. Sublema bisa disebut sebagai turunan kata. Biasanya digunakan dalam menyusun kamus bahasa, seperti kamus bahasa Indonesia.
Dalam kamus bahasa, akan dijumpai keterangan berisi definisi suatu kosakata maupun istilah. Dalam beberapa kosakata, kamus tersebut akan menampilkan contoh penggunaannya agar sesuai konteks.
Saat menampilkan contoh tersebut, kamus bahasa biasanya menggunakan tanda tilde (~) sehingga lebih ringkas. Sebab tidak perlu menulis ulang suatu kosakata. Berikut penjelasannya dalam contoh:
Pada saat mencari definisi kata “belajar” maka kamus bahasa Indonesia akan menampilkan informasi berikut:
belajar: berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu: adik ~ membaca
Pada contoh di atas, setelah definisi “belajar” ada frasa “adik~membaca”. Frasa ini memiliki bentuk kalimat asli “adik belajar membaca”. Jadi, tanda baca tilde dalam kamus digunakan untuk menuliskan sublema (turunan kata) sehingga lebih ringkas.
Berdasarkan informasi dari Chat GPT versi 4, yang diakses pada 11 Desember 2024. Memang dijelaskan bahwa tanda tilde tidak termasuk tanda baca dalam kaidah penulisan bahasa Indonesia. Sehingga tidak ada informasi mengenai fungsinya dalam menyusun karya tulis dengan bahasa Indonesia.
Hanya saja, tidak jarang ada karya tulis yang tetap menggunakannya. Hal ini bisa terjadi karena berbagai sebab. Salah satunya, tanda tilde memang umum digunakan dalam bahasa lain, seperti bahasa Inggris.
Dikutip melalui mojok.co, dalam bahasa Inggris tanda baca ini disebut sebagai swung dash. DImana fungsinya adalah untuk menggantikan kosakata tertentu. Paling umum adalah untuk menggantikan kata around, approximately, dan about (sekitar, kurang lebih, kira-kira).
Dalam bahasa lain, misalnya bahasa Spanyol. Tanda baca tilde umum digunakan untuk menambahkan keterangan panjang pendek cara membaca suatu huruf dalam suatu kosakata.
Jadi, mengenal apa itu tanda baca tilde cukup penting. Terutama bagi akademisi dan peneliti. Sebab bisa jadi akan membaca karya tulis dari bahasa selain bahasa Indonesia. Kemudian menjumpai tanda baca ini, yang jika sudah dipahami tentu memudahkan proses menelaah isi suatu bacaan.
Secara garis besar, ada banyak fungsi atau tata aturan penggunaan tanda tilde dalam kalimat. Aturan ini berlaku untuk sejumlah bahasa di berbagai negara di dunia. Berikut penjelasannya:
Fungsi yang pertama dari tanda baca ini secara umum adalah sebagai penanda dalam pengucapan suatu kosakata. Dalam bahasa Indonesia, fungsi ini sekali lagi tidak diterapkan atau tidak berlaku.
Namun, ada beberapa bahasa di sejumlah negara yang menerapkan fungsi ini. Mulai dari bahasa Spanyol, Portugis, sampai bahasa Vietnam. Berikut beberapa aturan umum penggunaan tilde di masing-masing bahasa tersebut:
Dalam bahasa Inggris, tanda tilde difungsikan untuk menggantikan kosakata around, approximately, dan about (sekitar, kurang lebih, kira-kira). Tanda baca dengan fungsi ini umumnya digunakan untuk penulisan informasi bukan formal.
Misalnya saat berkomunikasi secara tertulis dengan rekan kerja, sahabat, anggota keluarga untuk komunikasi akrab, dan lain sebagainya. Berikut contoh penerapannya dalam menyusun kalimat:
Fungsi ketiga dari tanda tilde adalah digunakan untuk menunjukan gaya bahasa atau emosi dalam penulisan digital. Penulisan digital ini lebih mengarah pada komunikasi tertulis secara digital dalam suasana informal.
Misalnya komunikasi via chat di aplikasi WhatsApp, sehingga teks yang dikirimkan ke lawan bicara menunjukan gaya bahasa atau emosi yang menunjukan suasana hangat.
Sehingga tanpa perlu kosakata yang menunjukkan “kehangatan”, lawan bicara memahami suasana tersebut. Berikut beberapa contohnya:
Selain digunakan dalam konteks bahasa, misalnya menyusun karya tulis dan komunikasi secara digital. Tanda tilde juga umum digunakan untuk bidang lain. Misalnya dalam bidang teknologi, terutama teknologi digital. Serta dalam penulisan simbol tertentu di matematika. Berikut penjelasannya:
Pada sistem operasi Linux dan MacOS, direktori home perangkat biasanya ditulis dengan tanda baca tilde. Contohnya “~/Documents” yang artinya “Folder bernama Document”.
Fungsi berikutnya dari tanda baca tilde adalah untuk penyesuaian data. Hal ini berlaku untuk sejumlah platform teknologi. Tilde dalam platform tertentu digunakan untuk menjelaskan nilai default.
Dalam matematika, tilde juga memiliki fungsi khas. Misalnya dalam menuliskan bilangan yang punya nilai perkiraan di angka tertentu. Misalnya “π ~ 3.14” yang artinya “π” memiliki nilai perkiraan sekitar “3,14”.
Berdasarkan definisi dan sejumlah penggunaan umum dari berbagai bahasa terhadap tanda tilde di atas. Maka tentunya bisa dipahami bagaimana dan kapan menggunakan tanda baca ini jika memang diperlukan. Berikut adalah beberapa contoh kalimat dengan tilde:
Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman pribadi berkaitan dengan topik tanda tilde. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi penting dari artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…
Kemajuan teknologi memberi kemudahan dalam mengecek plagiarisme. Salah satunya melalui teknologi AI untuk cek plagiarisme.…
Melakukan kegiatan apapun tentu perlu dinilai untuk diketahui berhasil tidaknya mencapai tujuan dari kegiatan tersebut.…