Information

10 Teknik Brainstorming untuk Hasilkan Ide Baru

Tahukah Anda, bahwa ada cukup banyak teknik brainstorming yang bisa diterapkan? Brainstorming barangkali menjadi agenda rutin bagi para peneliti maupun para penulis. Sebab menjadi salah satu langkah mengatasi kebuntuan ide. 

Baik dalam mendapatkan ide tulisan baru maupun ide terkait topik penelitian yang dianggap menarik serta layak segera diteliti. Supaya brainstorming lebih efektif, para penulis dan peneliti bisa menerapkan teknik yang paling sesuai. Apa saja pilihan tekniknya? Berikut informasinya. 

Pilihan Teknik Brainstorming

Brainstorming adalah teknik berpikir kreatif untuk menghasilkan ide-ide baru dan memecahkan masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan perorangan, seperti penulis dan peneliti tunggal. Bisa juga dilakukan berkelompok, misalnya brainstorming  seluruh pegawai di divisi marketing. 

Tujuan utama dari brainstorming adalah untuk menemukan ide-ide baru dan solusi-solusi baru atas suatu masalah yang sedang dihadapi. Supaya efektif, tentunya perlu menerapkan teknik brainstorming yang tepat. Teknik ini ternyata sangat beragam dan berikut beberapa diantaranya: 

1. Mind Mapping

Mind mapping adalah teknik visual untuk memetakan ide, konsep, atau informasi dalam bentuk cabang-cabang yang terhubung dari satu ide utama. Teknik satu ini sangat populer dan cukup banyak diterapkan di Indonesia dan bahkan di dunia. 

Melalui teknik ini, seseorang atau kelompok bisa leluasa mengembangkan suatu topik. Dimulai dari menuliskan satu topik utama, kemudian otak akan berpikir kreatif untuk mencari subtopik yang relevan atau terkait. Sehingga dengan sendirinya topik akan mudah dikembangkan. 

Ciri khas dari teknik ini adalah memvisualisasikan seluruh ide yang muncul. Misalnya menggunakan whiteboard atau buku catatan. Kemudian mulai menulis ide dasar dan membuat cabang seperti diagram garis untuk menuliskan ide-ide lain yang relevan. Ide-ide lain inilah yang menjadi ide baru atau solusi baru. 

2. Brainwriting

Teknik brainstorming berikutnya adalah brainwriting. Yaitu teknik menghasilkan ide secara tertulis, di mana setiap peserta menulis ide mereka terlebih dahulu, bukan langsung mengucapkannya seperti dalam brainstorming.

Teknik ini umumnya diterapkan dalam kelompok. Namun, bisa juga dilakukan individu. Misalnya seorang penulis mencoba menuliskan ide-ide baru yang terlintas di pikiran. Kemudian ditentukan ide mana yang akan dikembangkan menjadi tulisan. 

Penerapan pada kelompok, setiap anggota akan diminta menuliskan saran ide dan solusi di dalam kertas atau media lain. Kertas berisi saran ide dan solusi kemudian ditukar ke anggota kelompok di sebelahnya. 

Kemudian isi kertas dibacakan satu per satu, sehingga tidak disampaikan langsung oleh pemilik ide atau solusi. Semua ide dan solusi yang dibacakan kemudian dibahas dan disepakati mana yang paling tepat untuk dipilih. 

3. Analisis SWOT

Teknik brainstorming berikutnya adalah melakukan analisis SWOT (Strengths, Opportunities, Weaknesses, dan Threats). Secara umum, analisis SWOT paling jamak digunakan untuk analisis bisnis. Baik menemukan ide baru maupun mengatasi masalah yang dihadapi bisnis atau perusahaan. 

Namun, teknik ini juga bisa membantu dalam proses brainstorming. Khususnya yang dilakukan dalam kelompok. Penerapannya, setiap anggota kelompok menyampaikan ide atau solusi atas masalah yang dibahas. 

Semua ide tersebut kemudian dianalisis dengan teknik SWOT. Sehingga diketahui apa kelebihan dan kekurangannya, peluangnya bagaimana, dan bagaimana penerapannya. Analisis SWOT membantu menentukan ide atau solusi mana yang paling tepat. Bukan hanya karena paling potensial, akan tetapi juga bisa diterapkan. 

4. Role Storming

Teknik keempat dalam brainstorming adalah role storming. Role storming sendiri adalah teknik brainstorming di mana peserta berpikir seolah-olah mereka menjadi orang lain atau berperan sebagai karakter tertentu saat memberikan ide.

Artinya, dalam teknik ini individu maupun kelompok yang melakukan brainstorming akan memposisikan diri sebagai orang lain yang terlibat atau terkait. Misalnya, penulis buku mengalami kebuntuan ide dalam menentukan topik pada buku berikutnya. 

Maka dengan role storming, si penulis ini akan memposisikan diri sebagai pembaca. Kemudian mulai berpikir dari sudut pandang seorang pembaca. Sehingga mulai memikirkan apa yang disukai pembaca, topik apa yang menarik untuk target pembaca di masa sekarang, tren apa yang menarik minat target pembaca, dll. 

5. Starbursting

Teknik brainstorming berikutnya yang bisa dicoba adalah starbursting. Starbursting adalah salah satu teknik dalam brainstorming yang berfokus pada menghasilkan pertanyaan-pertanyaan penting tentang suatu topik, bukan ide atau solusi secara langsung.

Sesuai definisi tersebut, maka bisa langsung dipahami teknik ini berbeda dengan teknik-teknik lain yang sudah dijelaskan. Pada teknik lain, pelaku atau orang yang melakukan brainstorming akan fokus mencari ide dan solusi baru. 

Sementara pada teknik starbursting justru akan fokus pada pertanyaan-pertanyaan terkait masalah yang dihadapi. Misalnya, seorang penulis buku kesulitan memilih topik yang diangkat dalam karya berikutnya. 

Dalam teknik starbursting, penulis ini akan menyusun daftar pertanyaan yang berkaitan dengan masalah tersebut. Contohnya: 

  • Apa hal yang akhir-akhir ini menarik perhatianku atau sering kupikirkan?
  • Mengapa topik itu penting atau layak dibagikan kepada orang lain?
  • Bagaimana cara saya bisa menyampaikan ide ini dengan menarik lewat cerita, opini, atau pengalaman pribadi?

Dari susunan pertanyaan yang dibuat sendiri, ditujukan untuk diri sendiri, dan dicari jawabannya oleh diri sendiri tersebut. Penulis kemudian akan menemukan ide atau topik tulisan yang paling tepat. Daftar pertanyaan ini akan memunculkan ide tulisan secara alami. 

6. Rapid ideation

Teknik selanjutnya adalah rapid ideation. Rapid ideation adalah salah satu teknik dalam brainstorming yang penerapannya dengan cara para peserta diminta menghasilkan sebanyak mungkin ide dalam waktu yang sangat terbatas. 

Artinya, teknik ini diterapkan dengan mewajibkan peserta brainstorming menuliskan maupun menyampaikan secara lisan ide-ide baru atau solusi-solusi baru. Semua ide dan solusi tersebut disampaikan dalam batas waktu. Misalnya diberi waktu 5 menit untuk menyebutkan ide-ide baru yang terlintas di pikiran. 

Adanya tekanan batasan waktu, ternyata mampu mendorong munculnya ide baru secara spontan. Bahkan ide-ide yang dihasilkan cenderung kreatif dan inovatif. Jika dilakukan dalam kelompok atau tim, maka akan lebih banyak ide dan solusi baru bisa dibahas. 

7. Model SCAMPER

Berikutnya adalah teknik atau model SCAMPER (Substitute, Combine, Adapt, Modify, Put to other use, Eliminate, dan Reverse atau Rearrange). Teknik brainstorming ini dikembangkan seorang penulis buku kreatif untuk anak-anak, yakni Bob Earle. 

Awalnya SCAMPER dikembangkan Earle sebagai permainan untuk anak-anak. Namun, berjalannya waktu teknik ini mulai diadopsi sejumlah perusahaan dan lembaga untuk menemukan ide baru maupun solusi kreatif. 

Model SCAMPER sendiri bisa dipahami sebagai salah satu teknik brainstorming kreatif yang digunakan untuk mengembangkan ide baru atau memperbaiki ide yang sudah ada. Sehingga tindakan akhir dari brainstorming adalah memperbaiki ide yang sudah ada atau mengembangkan (merumuskan) ide baru. 

Sesuai dengan kepanjangannya, brainstorming dengan teknik ini diterapkan dalam urutan langkah-langkah sebagai berikut: 

  • S – Substitute (Mengganti): Mengganti bagian, bahan, orang, atau proses dengan sesuatu yang lain (Apa yang bisa saya ganti untuk memperbaiki hasil?)
  • C – Combine (Menggabungkan): Menggabungkan dua ide, produk, atau proses untuk menciptakan sesuatu yang baru (Apa yang bisa digabung agar lebih efektif?)
  • A – Adapt (Menyesuaikan): Menyesuaikan ide lama agar cocok dengan situasi baru (Apa yang bisa disesuaikan agar lebih relevan?)
  • M – Modify / Magnify / Minify (Mengubah / Memperbesar / Memperkecil): Mengubah bentuk, ukuran, atau fungsi ide (Bagaimana jika dibuat lebih besar, lebih kecil, atau diubah gayanya?)
  • P – Put to other use (Digunakan untuk tujuan lain): Menggunakan ide atau produk untuk fungsi berbeda (Apakah ide ini bisa dimanfaatkan di bidang lain?)
  • E – Eliminate (Menghilangkan): Menghapus bagian yang tidak perlu (Apa yang bisa dihapus agar lebih sederhana?)
  • R – Reverse / Rearrange (Membalik / Menyusun ulang): Mengubah urutan atau arah proses (Bagaimana jika urutannya dibalik atau disusun ulang?).

8. Step Ladder Brainstorming

Teknik berikutnya adalah Step Ladder Brainstorming. Step Ladder Brainstorming sendiri adalah teknik brainstorming bertahap (step by step) di mana anggota kelompok masuk ke diskusi satu per satu, menyampaikan ide mereka sebelum mendengar ide anggota lain.

Dalam teknik ini, biasanya diterapkan oleh kelompok atau tim. Kemudian dimulai diskusi terbatas, misalnya hanya 2 anggota tim tersebut. Keduanya akan saling menyampaikan ide dan solusi baru yang relevan dengan topik. 

Selanjutnya, akan ada tambahan anggota tim masuk untuk ikut berdiskusi. Satu per satu, semua anggota tim masuk dan berdiskusi. Pada teknik ini, bisa diterapkan jika anggota tim ada yang cenderung mendominasi. Sehingga ada salah satu atau beberapa yang vokal, sementara lainnya manut-manut saja. 

Teknik Step Ladder Brainstorming bisa membantu memberi ruang pada seluruh anggota tim untuk berani menyampaikan ide mereka. Sebab, semua wajib menyampaikan idenya dan akan dibahas untuk dipertimbangkan. 

9. Design Charrette

Teknik brainstorming berikutnya adalah teknik Design Charrette. Yaitu salah satu teknik dalam brainstorming yang diterapkan dengan membentuk kolaboratif dan intensif dari berbagai pihak terkait. Sehingga mirip dengan lokakarya. 

Misalnya brainstorming dilakukan oleh pegawai di suatu perusahaan. Maka brainstorming akan diikuti semua pemangku kepentingan perusahaan tersebut. Mulai dari direksi, karyawan, pemodal atau penanam saham, sampai konsumen atau masyarakat luas. 

Teknik ini unik, karena melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan instansi, lembaga, atau institusi. Sehingga semua pihak dengan sudut pandang masing-masing bisa menyampaikan ide dan pandangannya. Lewat etnik ini diharapkan bisa mencetuskan ide-ide atau solusi-solusi lebih baik dan baru. 

10. Figuring Storming

Selanjutnya adalah teknik bertajuk Figuring Storming. Yaitu salah satu teknik dalam brainstorming yang meminta seluruh peserta berpikir dan beride seolah-olah mereka adalah orang lain atau tokoh tertentu (figure).

Kemudian bisa membangun sudut pandang dari tokoh atau figur tersebut. Kemudian menyampaikan ide dan solusi berdasarkan sudut pandang yang sudah dibangun selama brainstorming. 

Secara sekilas, teknik ini mirip dengan role storming. Namun, keduanya adalah dua teknik yang berbeda dalam brainstorming. Role storming fokus memposisikan diri sebagai orang lain dan memikirkan tindakan yang akan dilakukan orang tersebut. 

Sementara di dalam figuring storming, peserta brainstorming akan membangun sudut pandang orang lain (tokoh). Sehingga fokus memikirkan apa yang akan dipikirkan tokoh tersebut ketika berhadapan dengan situasi dan masalah yang sama. 

Dari beberapa teknik brainstorming yang dijelaskan di atas, mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Anda? Menerapkan salah satunya bisa dipertimbangkan, dan jika kurang efektif maka bisa beralih ke teknik lainnya. Sampai benar-benar mendapatkan ide atau solusi atas masalah yang harus segera diatasi.

Baca Juga:

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Observasi Partisipan: Ciri, Kelebihan, Kekurangan, Contoh

Pada saat peneliti memutuskan menggunakan teknik observasi dalam pengumpulan data. Maka bisa mempertimbangkan teknik observasi…

9 jam ago

Observasi Nonpartisipan: Ciri, Kelebihan, Kekurangan, Contoh

Bagi para peneliti yang mengumpulkan data dengan teknik observasi, tentunya familiar dengan observasi nonpratisipan. Sebab…

9 jam ago

29 Kata Serapan dari Bahasa Jepang yang Masuk KBBI

Mengenal berbagai kata serapan dari bahasa Jepang menjadi salah satu langkah untuk memperkaya perbendaharaan kata.…

9 jam ago

Jenis Pertanyaan pada Wawancara Penelitian, Bantu Dapatkan Data Relevan!

Salah satu kunci sukses wawancara dalam penelitian adalah menentukan jenis pertanyaan pada wawancara tersebut dengan…

9 jam ago

Triangulasi Data: Arti Penting, Jenis, Kelebihan, Contohnya

Dalam kegiatan pengolahan data penelitian, Anda tentu sudah familiar dengan istilah triangulasi data. Triangulasi umum…

3 minggu ago

Paperpal AI: Bantu Sunting Naskah agar Mudah Dibaca

Butuh bantuan selama proses menyusun karya tulis ilmiah maupun nonilmiah, Anda bisa mempertimbangkan platform Paperpal…

3 minggu ago