Teknik Menulis | Ketika kita mempelajari berbagai jenis tulisan, maka setidaknya ada 2 kategori besar yang kita kenal yaitu tulisan fiksi dan non-fiksi. Tulisan fiksi adalah jenis tulisan yang isinya tidak didasarkan pada data dan fakta. Artinya tulisan tersebut bisa dibuat dengan mengandalkan daya imajinasi penulisnya semata. Berbeda dengan buku non-fiksi yang cenderung menggunakan data dan fakta sebagai konten utama. Membuat buku non-fiksi juga dianggap sebagian orang cenderung lebih sulit karena penulis harus memiliki banyak data yang berguna untuk menguatkan argumen yang disampaikannya. Lebih jauh lagi, tulisan non-fiksi ada yang bersifat populer dan ilmiah. Beberapa contoh tulisan non-fiksi yang bisa kita lihat yaitu artikel, esai, feature, berita, dan lain sebagainya. Untuk kalangan akademisi, buku tipe non-fiksi adalah salah satu sumber yang penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, isi dari buku non-fiksi biasanya didasarkan pada hasil penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan oleh penulis yang bersangkutan. Penelitian tersebut bisa bersifat langsung ataupun sekedar literature review.
Teknik Menulis |Berdasarkan definisi yang sudah disampaikan sebelumnya, menulis buku non-fiksi jelas membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Banyak penulis yang membutuhkan waktu berbulan-bulan, bahkan hingga bertahun-tahun untuk menulis buku tipe tersebut. Salah satu bagian yang membuat proses penulisan tersebut terasa lama yaitu pengumpulan data. Pengumpulan data tersebut biasanya dilakukan dengan cara membuat sebuah penelitian. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan tersebut tentu juga tergantung pada scope yang diangkat oleh penulis. Artinya semakin besar tema yang diangkat (cakupannya), maka data yang dibutuhkan juga akan semakin banyak. Dengan demikian, butuh waktu yang relatif lama bagi penulis untuk mengumpulkan berbagai data dan fakta tersebut. Meskipun terlihat sulit, buku non-fiksi biasanya dilihat lebih berbobot apabila dibandingkan dengan buku tipe yang lainnya. Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari perannya dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Berikut beberapa hal yang bisa membuat tulisan non-fiksi kita lebih berbobot.
Teknik Menulis | Salah satu langkah mudah yang bisa kita lakukan untuk membuat tulisan non-fiksi kita lebih berbobot adalah dengan banyak membaca buku dan artikel. Hal tersebut tentu penting untuk dilakukan karena menulis buku tanpa membaca buku sebelumnya adalah sesuatu yang mustahil untuk dilakukan. Buku dan artikel yang kita baca sebisa mungkin memiliki hubungan dengan tema yang kita angkat. Ketika buku yang sedang kita tulis memiliki tema besar tentang politik, maka sebisa mungkin bahan bacaan yang kita baca juga berkaitan dengan dunia politik. Proses tersebut secara tidak langsung akan menambah materi pengetahuan kita terhadap tema yang sudah kita tentukan tersebut. Dengan demikian, ketika kita sudah memasuki tahapan membuat buku, pengetahuan kita terhadap tema yang kita angkat akan semakin mata. Proses penulisan juga semakin mengalir dengan lancar karena pengetahuan dasar yang sudah kita ketahui berkat membaca banyak buku dan artikel yang berkaitan dengan tema yang kita angkat.
Teknik Menulis | Aspek lain yang juga perlu kita ketahui ketika menulis non-fiksi adalah rangkaian kata-kata yang kita gunakan. Sebagai seorang penulis buku non-fiksi, kita harus memastikan bahwa tulisan yang kita buat sudah menggunakan kata-kata yang efektif dan jelas maknanya. Hal tersebut perlu kita sadari bahwa buku tipe non-fiksi cenderung dianggap sulit dipahami oleh sebagian pembaca. Kondisi tersebut tidak lain disebabkan oleh penggunaan kata-kata yang cenderung tidak efektif dan maknanya kabur. Oleh karena itu, kita harus mempelajari kembali cara menyusun buku yang jelas dan efektif. Kita bisa melatih hal tersebut dengan cara berkonsultasi dengan para penulis yang sudah berkecimpung lama di dunia kepenulisan. Pada sisi yang lain, kita juga bisa berkonsultasi dengan orang-orang yang memang memahami betul tentang teknik kepenulisan. Dengan demikian, kita bisa membedakan kalimat yang efektif dan tidak efektif. Selain itu, kita juga bisa meminta bantuan orang lain dalam memahami tulisan yang sudah kita buat tersebut.
Teknik Menulis | Selanjutnya, menyusun buku non-fiksi pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari penggunaan prinsip 5W dan 1H. Prinsip tersebut mengandung masalah apa yang ditulis, kapan kejadiannya, dimana saja kejadiannya, mengapa bisa terjadi, siapa saja yang terlibat, dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Dengan mengakomodasi keenam aspek tersebut, maka tulisan kita akan terlihat lebih komprehensif karena mengupas sesuatu dari berbagai lini. Tidak hanya ketika kita menulis artikel, tetapi juga menulis buku. Hal tersebut bisa disiasati dengan menggunakan prinsip tersebut secara keseluruhan atau di setiap bab yang kita tulis. Bahkan dengan menggunakan prinsip tersebut, kita bisa memecahnya ke dalam beberapa bab. Sebagai contohnya yaitu pada bab 1 kita menjelaskan kejadian apa yang kita angkat. Kemudian bab 2 menjelaskan kapan kejadian tersebut terjadi dan seterusnya. Dengan demikian, tulisan yang kita buat tentu akan lebih berbobot karena memaparkan informasi secara komprehensif.
Teknik Menulis | Pengetahuan terhadap teknis kepenulisan adalah hal mendasar yang harus kita kuasai sebagai seorang penulis. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara berlatih secara tekun dalam merangkai tiap kata, bahkan paragraf yang ingin kita gunakan. Dalam teknik menulis buku, proses perangkaian tersebut pada dasarnya terlihat sepele, tetapi sebenarnya sulit untuk dilakukan. Hal tersebut menjadi wajar mengingat kita harus mempertimbangkan berbagai hal supaya kata-kata yang kita rangkai bisa mengalir dan dinikmati oleh pembaca. Artinya setiap kalimat yang kita buat harus memiliki korelasi dengan kalimat sebelumnya. Begitu juga dengan bagian paragraf. Salah satu kelemahan yang sering menjadi momok bagi banyak penulis adalah menghubungkan satu paragraf dengan paragraf yang lainnya. Kita harus memilih kalimat yang sesuai di akhir dan awal paragraf supaya antar paragraf tersebut dapat menyambung dengan cukup halus. Jangan sampai antar paragraf yang kita buat terdapat inkonsistensi atau gap yang dapat merusak pemahaman pembaca terhadap tulisan kita.
Teknik Menulis | Hal penting terakhir yang perlu kita ketahui yaitu terkait dengan cara pengutipan. Sebagai seorang penulis yang menulis buku non-fiksi, pengutipan adalah salah satu hal yang tidak mungkin kita hindari. Artinya kita akan banyak membutuhkan pendapat atau hasil penelitian dari orang lain untuk mendukung argumen yang kita bangun. Pengutipan tersebut juga dilakukan untuk menghargai karya orang lain dengan cara mencantumkan judul buku dan nama penulisnya. Bahkan dengan melakukan proses tersebut, kita juga mendukung gerakan anti-plagiarisme. Semakin banyak kutipan yang kita buat, maka sebenarnya kualitas tulisan yang kita buat juga akan semakin baik karena terlihat lebih komprehensif. Dengan kata lain, data dan fakta yang kita tampilkan tersebut nantinya bisa menjadi kekuatan utama dari tulisan yang kita buat. Harapannya, buku yang kita tulis juga akan banyak dikutip oleh orang lain.
Anda punya RENCANA MENULIS BUKU?
atau NASKAH SIAP CETAK?
Silakan daftarkan diri Anda sebagai penulis di penerbit buku kami.
Anda juga bisa KONSULTASI dengan Costumer Care yang siap membantu Anda sampai buku Anda diterbitkan.
Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR JADI PENULIS.
SEBELUM ANDA MENYESAL 🙁
🙂
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Jika Anda menginginkan EBOOK GRATIS tentang CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download
Referensi
Suharjono, Bambang, 2012, Sukses Menjadi Penulis Step by Step, Jakarta: Oncor Semesta Ilmu.
[Bastian Widyatama]
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…