Keberhasilan menulis buku tergantung pada penulisnya. Banyak atau tidaknya pembaca dan bagus atau tidaknya isi buku juga dipengaruhi oleh kemampuan teknik menulis yang dimiliki si penulis. Pada dasarnya tidak semua penulis buku muncul dengan predikat profesional dan menghasilkan karya yang luar biasa. Banyak dari mereka yang melalui perjuangan panjang lalu muncul sebagai penulis ternama dengan hasil karya yang banyak digemari pembaca. Dengan kata lain ada banyak orang yang berjuang untuk meningkatkan kemampuan menulisnya sehingga melejit dan berhasil menerbitkan bukunya.
Bukan hal yang mustahil ketika seseorang yang tidak memiliki kemampuan teknik menulis akhirnya menerbitkan bukunya sendiri. Ia dapat belajar teknik menulis dari tingkat paling dasar sekalipun. Langkah-langkah yang harus dilaluinya tentu tidak sederhana, perlu banyak latihan, konsistensi, dan penguasaan tata bahasa yang terus ditingkatkan. Beberapa hal tersebut pun belum cukup. Ia masih perlu memutar otaknya agar mampu menuangkan gagasan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan menarik.
Menuangkan gagasan bahkan bukan hal yang mudah bagi setiap orang. Proses menuangkan hal-hal yang ada dipikiran dan merangkainya menjadi kata-kata terkadang masih menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Selain itu, si penulis juga perlu mempertimbangkan bahwa tulisannya telah memenuhi kaidah, setidaknya padat isi dan mudah dipahami.
Untuk menghadapi berbagai kesulitan itu diperlukan proses belajar. Lama atau tidaknya proses tersebut tergantung pada masing-masing individu yang ingin menjalankannya. Namun dalam tulisan ini, dapat kita simak bersama cara-cara melejitkan kemampuan teknik menulis dalam sekejap. Dengan menerapkan beberapa cara tersebut, nantinya kita bisa lebih mudah membuka pikiran, mendapatkan inspirasi, menciptakan mood, dan membuat tulisan yang menarik. Semua kemudahan yang telah disebutkan dapat tercapai dengan satu kunci, yakni berlatih keras.
Selain berlatih keras, seorang penulis juga perlu membebaskan orang lain dari risiko. Maksudnya, si penulis akan membuat tulisan yang kiranya mampu menenteramkan, menyejukkan, dan memotivasi orang lain ketika membacanya. Pembaca akan dibuat mengerti dan menemukan solusi melalui tulisan yang ia baca.
Si penulis juga hendaknya menyajikan keuntungan, garansi, dan “bonus kebaikan” dari tulisan yang dihasilkannya. Bonus kebaikan itu nantinya menjadi daya tarik kuat bagi pembacanya sehingga mereka betah membaca habis karya yang dihasilkan si penulis. Bonus kebaikan bisa dihadirkan melalui tulisan yang menghilangkan pikiran, perasaan, dan kondisi negatif. Buku dengan isi seperti itu akan memiliki keunggulan dan menarik banyak pembaca. Manfaat bagi para pembaca juga akan terasa ketika mereka dapat mengambil pelajaran atau wawasan dari isi buku.
Nah, untuk teknik menulis buku yang memiliki keunggulan seperti itu, kita dapat belajar dari beberapa cara berikut ini.
Terkadang kata-kata yang dituliskan satu kali kurang menggugah sehingga perlu dibentuk arus dan gelombang. Beberapa kalimat tertentu perlu ditulis ulang sebagai penekanan untuk lebih menggugah jiwa dan mencerahkan pembaca. Seperti halnya seorang nahkoda, penulis perlu membawa pembaca sebagai awak kapal atau penumpangnya untuk mengarungi samudera yang bergelombang besar. Dengan begitu, nahkoda akan membawa orang-orang di dalam kapalnya hanyut. Membawa mereka hanyut berarti mampu menggugah akal dan jiwa mereka berkali-kali sehingga timbul suatu perubahan setelah mereka membaca karya yang dituliskan.
Pengulangan juga ibarat iklan di TV yang ditayangkan terus-menerus. Semakin banyak produk diperlihatkan semakin besar pula keinginan konsumen membeli produk tersebut. Pun dengan tulisan, semakin banyak diberi penekanan, semakin banyak pula menghanyutkan pembaca. Semakin diulang, semakin pula sebuah tulisan menarik perhatian. Pengulangan dapat dijadikan sebagai jurus jitu menggugah pikiran pembaca. Selain itu, pengulangan bisa memunculkan kekaguman selama dipaparkan dengan baik dan benar.
Biasanya pengulangan dalam tulisan banyak dimunculkan pada buku-buku genre fiksi. Hal ini akan memberikan kesan lebih dalam pada pembaca ketika menemui kata-kata yang kembali diulang. Sementara itu, buku dengan genre nonfiksi lebih jarang memberikan pengulangan karena bisa dianggap sebagai wujud pemborosan kata. Oleh karena itu, penting bagi penulis untuk meninjau kembali tepat atau tidaknya menulis pengulangan dalam bukunya.
Kutipan dapat menjadi jurus ampuh untuk meyakinkan pembaca akan isi buku. Kita dapat mencantumkan kutipan sebagai penguat gagasan saat menulis buku. Mencantumkan kutipan pun perlu dilakukan dengan hati-hati, sebab tidak semua informasi yang kita peroleh benar-benar bersifat akurat. Kita perlu melihat dan memahami lebih jauh gagasan orang lain yang akan kita kutip.
Selain itu, kutipan akan membuat si penulis lebih percaya diri dalam menyajikan suatu pokok bahasan. Penulis yang bukan siapa-siapa pada awalnya akan terbantu untuk memperoleh keyakinan dari pembaca karena menggunakan ide atau gagasan dari orang lain yang sudah “ternama”.
Tentunya positif-negatif bukan hanya kata-kata yang berlawanan makna. Dalam konteks ini, positif dan negatif adalah konsep yang perlu dipahami dan diterapkan seorang penulis seperi halnya ia menggunakan magnet. Penulis perlu memahami bahwa dua kutub yang berdekatan bisa jadi tarik-menarik dan tolak-menolak. Kutub yang berbeda lah yang saling menarik, dan sebaliknya. Dalam menulis, keadaan positif bisa dihadapkan dengan suatu fakta negatif sehingga muncul daya tarik-menarik yang sangat kuat. Intinya tuliskan hal-hal yang negatif dan positif untuk saling melengkapi. Lebih mudahnya, penulis dapat menggunakan kata namun atau padahal sebagai pertentangan atau negasi dari suatu gagasan.
Adanya positif-negatif yang menjadi jiwa dalam suatu tulisan menimbulkan kesan berbeda di benak pembaca. Hal ini dapat menghindarkan kesan hambar dalam buku yang dibaca. Para pembaca akan lebih tertarik membaca isi buku yang berwarna daripada yang hambar dan tidak ada tantangannya.
Pertanyaan retoris pada dasarnya tidak memerlukan jawaban. Tanpa perlu berpikir, para pembaca dapat menemukan sendiri jawaban yang tersedia dalam pertanyaan tersebut. Untuk membuat pertanyaan retoris, penulis perlu membuat pernyataan terlebih dahulu, lalu mengubahnya menjadi kalimat tanya.
Kalimat retoris nantinya akan membawa pembaca bertanya dalam benak mereka sendiri. Dengan begitu, mereka akan meresapi isi tulisan hingga ke pikiran dan perasaannya untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. Pertanyaan retoris juga seolah menjembatani penulis dan pembaca melalui sebuah dialog sehingga timbul kesan lebih dekat di antara keduanya. Pembaca yang dekat dengan penulis akan rela meluangkan waktunya untuk membaca buku hingga selesai.
Deskripsi dapat disajikan dalam bentuk penggambaran. Dalam sebuah buku, deskripsi dapat dituliskan dengan teknik tertentu, seperti:
Analogi dapat dianggap sebagai cara nalar membandingkan dua hal yang memiliki banyak persamaan sehingga dapat ditarik kesimpulan yang sama. Analogi dapat digunakan untuk menalarkan persoalan sulit dengan suatu hal yang mudah dan dekat dengan kehidupan. Selain itu, analogi akan mempermudah pembaca memahami suatu ide utama. Dengan menerapkan analogi, penulis dapat memberikan contoh nyata dan suatu konsep yang mirip sebagai pemaparan agar lebih mudah dimengerti. Penulis juga nantinya akan menulis buku dengan isi yang sedikit berbeda sehingga tidak hambar.
Itulah beberapa cara jitu yang bisa kita terapkan dalam teknik menulis buku. Dengan cara-cara di atas, karya yang dihasilkan akan lebih berkualitas dan mampu menarik lebih banyak pembaca. Tentunya semua cara tersebut bisa diterapkan dengan kombinasi kerja keras dan konsistensi berlatih. Tanpa latihan dan kerja keras, cara jitu apapun masih akan terasa kurang untuk menghasilkan buku yang berkualitas.
Anda punya RENCANA MENULIS BUKU?
atau NASKAH SIAP CETAK?
Silakan daftarkan diri Anda sebagai penulis di penerbit buku kami.
Anda juga bisa KONSULTASI dengan Costumer Care yang siap membantu Anda sampai buku Anda diterbitkan.
Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR JADI PENULIS.
SEBELUM ANDA MENYESAL 🙁
🙂
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI TEKNIK MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Jika Anda menginginkan EBOOK GRATIS tentang CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download
Referensi:
[Wiwik Fitri Wulandari]
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…