Sebagai seorang penulis, kita tentu akan menghadapi banyak tantangan ketika sedang teknik menulis buku. Adapun tantangan yang dimaksud bisa berasal dari faktor internal dan eksternal. Berbagai faktor eksternal yang muncul yaitu proses penerbitan buku yang lambat hingga hilangnya data-data yang kita miliki untuk membuat sebuah buku. Tidak dipungkiri ada beberapa penulis yang harus menyesal ketika tulisannya hilang karena virus yang ada di komputernya. Artinya ada beberapa faktor-faktor di luar perkiraan kita yang dapat menghambat proses kita untuk membuat sebuah buku. Di sisi lain, ada juga beberapa faktor internal yang dapat menghambat proses kita dalam teknik menulis buku. Salah satunya adalah faktor mood yang dapat menghancurkan impian kita untuk teknik menulis buku. Tentu faktor ini juga tidak datang dengan sendiri. Artinya ada beberapa faktor lain yang juga mempengaruhi mood kita menjadi jelek. Apakah karena berbagai hal yang kita alami di luar urusan kepenulisan atau ada hal lain yang dapat merusak mood kita.
Ketika kita tidak dalam posisi nyaman dan enak untuk mengerjakan sebuah tulisan, tentu tidak seharusnya kita mengerjakannya. Apabila dalam kondisi buruk kita tetap memaksakan diri untuk mengerjakan, maka hal tersebut akan membawa dampak yang serius. Artinya tulisan yang kita buat tidak dapat menghasilkan sesuatu yang maksimal. Dalam kondisi tersebut, kita bisa membuat kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi seperti salah penulisan atau typo, terlalu panjang membuat kalimat, tidak sambungnya paragraf yang satu dengan yang lain, dan lain sebagainya. Apabila kita telah selesai membuat tulisan dan tidak melakukan proses editing, maka akan menjadi sesuatu yang fatal. Terlebih lagi ketika tulisan kita sudah diterbitkan, tetapi masih banyak kesalahan yang ada di dalamnya. Kondisi tersebut tentu akan mengganggu kenyamanan pembaca dan berdampak serius pada citra kita sebagai seorang penulis. Oleh karena itu, setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi mentok atau tidak mood ketika teknik menulis buku.
Ketika kita sudah mentok dengan satu bahasan atau suatu bab, maka kita memiliki hak untuk meninggalkan bahasan tersebut. Artinya kita tidak perlu memaksakan diri untuk terus menulis di bagian bab yang sedang kita tulis tersebut. Tentu akan menjadi hal yang sia-sia ketika kita memaksakan diri untuk terus menulis. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa ketika kita memaksakan diri, maka hasil dari tulisan yang kita buat juga tidak akan bisa maksimal. Artinya ada beberapa kesalahan-kesalahan yang sebenarnya tidak perlu kita buat selama kita dalam mood yang baik. Selanjutnya, kita bisa berpindah atau menulis ke bahasan atau bab yang lainnya. Mungkin kita bisa membuka catatan baru di bab lain yang kita anggap lebih mudah dan menyenangkan. Kita bisa menulis bagian yang sebenarnya tidak membutuhkan banyak konsentrasi tinggi untuk menulis. Hal tersebut tentu akan mengurangi beban kita, termasuk memperbaiki mood.
Adapun beberapa hal yang bisa kita lakukan ketika kita mentok dalam menulis sebuah bahasan di dalam bab yaitu dengan menulis bahasan lain dari buku yang kita buat. Ketika teknik menulis buku, tentu kita harus membuat beberapa bagian yang saling berkaitan yaitu dari bagian pendahuluan hingga penutup. Ketika mengalami kebosanan dan tidak dalam mood yang baik, kita bisa berpindah ke bagian lain. Sebagai contohnya kita bisa mengerjakan bagian lain yang lebih mudah seperti bagian kata pengantar, biografi penulis, dan lain sebagainya yang tidak memerlukan pemikiran yang berat. Selanjutnya, ketika mood kita sudah kembali baik, maka kita bisa melanjutkan tulisan kita yang sebenarnya kita anggap relatif berat. Hal ini penting dilakukan supaya mood kita selalu dalam keadaan yang baik untuk menulis.
Salah satu hiburan yang bisa kita lakukan ketika sedang teknik menulis buku adalah dengan mendengarkan musik. Tidak sedikit penulis yang merasa nyaman ketika dirinya bisa mendengarkan musik sambil menulis. Di sisi lain, ada sebagian orang yang merasa bahwa mendengarkan musik dan menulis adalah dua hal yang tidak bisa dilakukan secara bersamaan. Hal tersebut dikarenakan dapat mengganggu konsentrasi mereka ketika sedang membuat sebuah tulisan. Meskipun demikian, banyak orang telah mengakui bahwa musik dapat mengusir rasa malas ketika kita sedang melakukan sesuatu yang penting. Dengan kata lain, musik menjadi alternatif hiburan yang bisa kita dapatkan ketika sedang menyusun sebuah tulisan yang sebenarnya membutuhkan waktu yang relatif lama. Tentu saja jenis musik yang kita dengarkan tergantung dari selera kita masing-masing.
Ketika kita sedang dalam keadaan mood untuk melanjutkan pekerjaan kita menulis, maka salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah dengan mendengarkan musik. Kita bisa berhenti sejenak untuk terlepas dari aktivitas menulis sambil mendengarkan musik. Tidak jarang ketika kita sedang mendengarkan musik, kita akan mendapatkan banyak ide baru. Artinya kita akan menemukan hal-hal apa saja yang nantinya akan kita sampaikan melalui tulisan yang kita buat. Hal tersebut tentu berdampak positif bagi tulisan yang sedang kita buat. Istirahat tentu menjadi kebutuhan yang harus kita penuhi ketika kita sedang sibuk berkecimpung dalam dunia kepenulisan. Terlebih lagi sebagai seorang penulis, kita dituntut untuk banyak memiliki stok ide yang bisa kita gunakan sewaktu-waktu. Oleh karena itu, mendengarkan musik bisa menjadi salah satu alternatif yang menyenangkan.
Langkah terakhir yang bisa kita lakukan ketika mentok dalam teknik menulis buku adalah dengan melakukan aktivitas lain. Artinya kita memiliki kesempatan untuk berhenti menulis. Meskipun demikian, menjadi penting bagi kita untuk mengumpulkan tekad untuk kembali menulis pada waktu berikutnya. Pada tahapan ini, setiap orang tentu memiliki cara yang berbeda-beda untuk menghibur dirinya sendiri. Beberapa orang ada yang merasa terhibur ketika mereka melakukan meditasi. Ada juga beberapa diantaranya menonton televisi saja atau bermain game. Selain itu, mungkin ada beberapa orang yang juga pergi ke suatu daerah untuk melakukan aktivitas wisata. Semua hal tersebut tentu bergantung pada setiap individu. Artinya setiap penulis memiliki caranya tersendiri untuk mendapatkan hiburan dalam rangka mengembalikan mood untuk teknik menulis buku kembali.
Terkait dengan seberapa lama kita akan mencari hiburan tentu tergantung pada individu kita masing-masing. Mungkin ada beberapa penulis yang membutuhkan waktu sehari untuk menghibur diri. Ada juga yang membutuhkan waktu lebih dari seminggu untuk kembali ke dalam mood yang baik untuk teknik menulis buku. Hal terpenting yang perlu diingat bahwa kita harus memastikan diri kita sendiri untuk kembali ke dunia kepenulisan. Jangan sampai hiburan yang kita dapatkan justru dapat merugikan kita sendiri. Artinya ketika kita sudah berada dalam situasi yang nyaman dan tidak terbebani dengan pekerjaan menulis, kita justru tidak kembali ke aktivitas kepenulisan. Tentu menjadi sebuah kerugian tersendiri bagi kita yang sudah bersusah payah bertekad untuk membuat sebuah buku.
Referensi
Mawardi, Dodi, 2009, Cara Mudah Menulis Buku dengan Metode 12 Pas, Jakarta: Raih Asa Sukses.
[Bastian Widyatama]
Anda punya RENCANA MENULIS BUKU
atau NASKAH SIAP CETAK?
Silakan daftarkan diri Anda sebagai penulis di penerbit buku kami.
Anda juga bisa KONSULTASI dengan Customer Care yang siap membantu Anda sampai buku Anda diterbitkan.
Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR.
Silakan ISI FORM di laman ini. 🙂
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…