Teknik menulis buku sebetulnya tidak terlalu sulit dan tidak juga mudah. Selama penulis ahli dalam kaidah penulisan yang baik dan benar, pekerjaan ini tidak akan sulit. Namun bagi penulis yang kurang menguasai tata cara teknik menulis dan materi yang ditulisnya, tentu akan sulit.
Dalam berkarya, penulis juga dituntut untuk menghasilkan karya yang berkualitas sehingga bisa menarik perhatian penerbit buku dan pembaca. Menjadi penulis juga sejatinya merupakan proses belajar. Ada pembelajaran untuk menuangkan gagasan dan membagikannya kepada pembaca dengan cara komunikatif. Selain itu, ada juga kaidah tata bahasa dan ejaan yang harus dikuasai oleh penulis.
Menjadi penulis bukan berarti selalu bisa menghasilkan karya dengan sempurna. Banyak kekurangan dalam teknik menulis maupun cara menerbitkan buku yang seringkali ditemui oleh para penulis. Namun ada baiknya kesalahan tersebut dihindari sehingga totalitas proses dan hasil penulisan bisa tercapai.
Pertama, penulis seringkali melakukan kesalahan dengan tidak merancang konsep naskah atau buku sejak awal. Tidak adanya konsep yang dirancang akan membuat penulis terlampau bebas membuat karyanya. Penulis bisa saja tidak fokus pada bahasan yang ia inginkan. Tulisannya akan melebar dan melebihi batasan fokusnya.
Permasalahan fokus juga bisa terjadi pada kesalahan kedua. Jika kesalahan pertama adalah fokus yang melebar dan tidak terbatasi, fokus kedua adalah sasaran pembaca. Hal ini seringkali diabaikan saat proses perancangan buku berlangsung. Penulis berpikir bahwa bukunya akan dibaca oleh siapapun dari berbagai kalangan usia. Padahal, buku yang ditujukan untuk semua kalangan usia namun memiliki gaya bahasa dan materi yang tercampur-aduk bisa menjadi buku yang tidak tepat sasaran dan memunculkan kesan “bimbang”. Hal ini membuat penulis harus paham betul sasaran pembaca bukunya. Ia dapat melihat dari gaya bahasa dan bobot materi pada buku untuk menentukan sasaran tepat pembaca karyanya.
Kesalahan berikutnya dalam menulis buku adalah kurangnya penguasaan materi terkait yang ditulis. Penulis yang tidak menguasai materi atau bidang keilmuan yang ditulisnya akan cenderung melakukan copy paste. Perlu ditekankan bahwa copy paste bukanlah bagian dari menulis dan kemungkinan dapat berujung pada plagiarisme. Tidak masalah memang jika hal tersebut diantisipasi dengan mencantumkan sumber atau referensinya. Namun tulisan yang dihasilkan akan terkesan kurang berbobot dan terlihat seperti kliping saja. Tidak mustahil hal tersebut juga bisa memengaruhi nama baik si penulis.
Kesalahan ini akan diketahui editor dari penerbit buku. Secara langsung, editor akan memberikan teguran jika ada penulis yang hanya menyusun tulisannya dari internet. Selain berpotensi menyalahi hak cipta orang lain, penulis juga akan rugi karena tidak melatih dirinya dengan teknik menulis buku yang benar.
Selanjutnya, tidak memiliki jadwal menulis juga menjadi kesalahan yang perlu direnungkan. Banyak penulis yang tidak memiliki jadwal menulisnya sendiri. Hal ini tentu saja bisa membuatnya terhambat dalam menyelesaikan karyanya. Ia akan mengesampingkan pekerjaan menulis dan beranggapan bahwa penyelesaian karyanya itu bisa dilakukan kapanpun. Parahnya, mengesampingkan menulis bisa membuat si penulis lama-kelamaan melupakan pekerjaannya ini.
Perlu diketahui juga bahwa menulis buku sekaligus mengeditnya menjadi salah satu kesalahan yang harus dihindari ketika ingin menghasilkan karya berkualitas. Biasanya, kesalahan ini sering dilakukan oleh penulis yang masih baru dalam dunia menulis. Dalam prosesnya, penulis yang sekaligus mengedit karyanya akan lama sekali selesai. Hal ini juga menyebabkan penulis akan melakukan pekerjaan yang melelahkan dua kali. Selain itu, belum tentu hasil tulisannya benar-benar bagus setelah disunting sendiri. Si penulis tidak akan mendapatkan masukan-masukan berarti untuk karyanya ketika ia mengedit tulisannya sendiri.
Kesalahan terakhir yang menghambat penulis untuk membuat karyanya dibaca banyak orang adalah tidak mengerti cara berjualan atau strategi marketing. Penulis sebaiknya tidak hanya bekerja hingga tulisannya terbit, tetapi juga mempromosikan sendiri tulisan yang dihasilkannya agar menarik banyak pembaca. Walaupun hasil karya seorang penulis telah diterbitkan oleh suatu penerbit buku ternama dan terpajang di rak toko buku, promosi tetap harus gencar dilakukan.
Penulis dan penerbit buku bisa saling membantu untuk mempromosikan buku yang telah diterbitkan, baik secara langsung atau online. Ada baiknya juga jika penulis tidak bergantung pada promosi yang dilakukan penerbit buku. Penulis bisa mengandalkan penjualan non-toko. Boleh jadi hasil penjualannya akan lebih baik daripada penjualan melalui toko buku.
Tentunya promosi yang gencar harus diimbangi dengan kualitas karya yang baik. Apabila promosi sudah gencar dilakukan, tetapi karya yang dihasilkan kurang berkualitas, maka hasilnya akan sama saja. Pembaca pasti tidak akan tertarik dengan buku yang isinya tidak berkualitas. Sebaliknya, karya yang baik juga tidak akan sampai ke tangan pembacanya jika tidak dipromosikan dengan baik. Buku dengan konten yang luar biasa sekalipun akan tidak laku jika tidak dipromosikan.
Dalam mengatasi kesalahan-kesalahan menulis buku tersebut, para penulis bisa menyimak beberapa solusi teknik menulis berikut.
Sebelum menulis buku, penting bagi penulis untuk membuat kerangka penulisan, meliputi daftar isi beserta pokok bahasan singkat setiap bab. Dari sini akan terlihat apabila ada pengulangan pembahasan dalam tiap-tiap bab atau pun subbab. Jika ditemukan pengulangan, penulis harus segera mengeditnya. Kerangka ini akan memandu penulis melihat ruang lingkup pembahasan dalam karyanya.
Kreativitas penulis sangat diperlukan dalam tahapan ini, sebab akan berpengaruh terhadap menarik atau tidaknya konsep buku yang disusunnya. Selain itu, konsep yang menarik akan mempermudah pekerjaan si penulis dan menarik perhatian editor. Dalam proses penyuntingan, editor juga seringkali menanyakan outline untuk dibaca pertama kali.
2. Menentukan sasaran pembaca dari kelompok umur
Untuk mengatasi kebimbangan dalam menentukan sasaran pembaca, penulis bisa meninjau terlebih dahulu materi dan gaya bahasa yang digunakannya. Ia bisa membuat klasifikasi sasaran pembaca, sebagai contoh mengelompokkannya dari usia anak-anak, remaja, atau dewasa. Dengan melihat lebih jauh materi buku dan sasaran pembacanya, penulis akan lebih mudah mengirimkan karyanya ke penerbit buku yang sesuai.
3. Menulis dari bidang yang benar-benar dikuasai
Menulis buku dari bidang atau disiplin ilmu yang benar-benar dikuasai akan memudahkan penulis menyelesaikan karyanya. Ia yang telah menguasai metode dari bidang keilmuannya akan lebih mudah menyusun konten buku. Background keilmuan penulis juga lebih meningkatkan kepercayaan pembaca, sebab penulis dianggap kompeten dan sesuai dengan bidangnya. Sama halnya dengan pembaca, penerbit buku juga akan yakin bahwa penulis memang benar-benar memahami materi yang ditulisnya.
4. Menyusun jadwal
Punya jadwal menulis sendiri juga tidak boleh diabaikan penulis. Jadwal akan memandu penulis sebagai pengingat tentang tenggat waktu yang harus dipatuhi. Penulis harus memiliki jadwal yang berisi tanggal penyelesaian setiap bab hingga penyelesaian buku. Selain itu, jadwal juga menjadi motivasi agar penulis disiplin dalam menyelesaikan karyanya.
Penulis bisa saja membuat reward dan punishment bagi dirinya sendiri ketika patuh atau tidak terdapat jadwalnya. Reward bisa menjadi dorongan bagi penulis untuk hadiah mengobati rasa lelah. Sementara itu, punishment akan menjadi peringatan bagi penulis tentang kerugian akibat tidak patuh pada jadwalnya sendiri.
5. Bekerjasama dengan editor
Menjadi penulis dan penyunting sekaligus bukan hal tepat, sebab hasil tulisan belum tentu mencapai totalitas yang diharapkan. Kemudian penulis juga akan kekurangan masukan untuk karyanya ketika ia melakukan penyuntingan sendiri. Dalam mengatasi hal ini, penulis bisa bekerjasama dengan editor. Ia bisa mempercayakan kerja penyuntingan kepada seseorang yang ahli dan profesional dalam bidang ini.
Ketika menulis, penulis tidak perlu merisaukan adanya salah ketik atau ejaan. Biarlah proses penulisan berlangsung secara alami dan mengalir. Penulis tidak perlu khawatir tentang tulisannya, selama tidak banyak salah ketik dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Jika tulisan selesai, penulis bisa mengedit terlebih dahulu sebelum menyerahkan ke editor.
6. Gencarkan promosi sebelum dan setelah buku terbit
Memasarkan buku yang ditulis bisa dilakukan bahkan sebelum buku terbit. Teknik ini juga merupakan salah satu teknik terbaik dalam mempromosikan buku yang ditulis. Penulis bisa menyiasati pasar sebelum buku diterbitkan. Untuk menarik pembaca, ia bisa mengadakan kuis dengan hadiah buku yang ditulisnya.
Penulis yang profesional tentunya akan menghindari kesalahan-kesalahan di atas agar ia bisa menerbitkan karyanya hingga sampai ke tangan pembacanya. Solusi yang dipaparkan di atas pun bisa dijadikan acuan sebagai penulis agar lebih baik dalam berkarya. Jika kesalahan pernah dilakukan, maka hal itu wajar. Namun kesalahan yang dilakukan haruslah dijadikan pelajaran untuk lebih baik ke depannya.
Sekian Artikel “Teknik Menulis | Kesalahan yang Perlu Dihindari dalam Menulis Buku” ini. Semoga menginspirasi Anda dalam menulis buku.
Referensi:
[Fitri Wiwik Wulandari]
—
Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan mendaftarkan diri menjadi penulis kami, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengganti biaya cetak. Jika Anda sudah memiliki naskah fiksi yang siap terbit, Anda dapat mengirimkan naskah anda dan mendaftar menjadi penulis kami dengang mengklik Daftar menjadi penulis di penerbit buku Deepublish
Jika Anda mengalami kesulita dalam cara membuat buku, anda dapat mendownload Ebook “Cara Praktis Menulis Buku” Gratis!
Baca juga Artikel kami yang lain:
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…