Daftar Isi
Tips menjadi penulis pemula – Menjadi penulis itu tidaklah semudah ngomong. Memang banyak orang yang menggembar-gemborkan “aku ingin menjadi penulis” tetapi pada kenyataannya, banyak yang gugur setelah berperang. Alhasil, dari sekian banyak yang ingin menjadi penulis, hanya beberapa saja yang bisa bertahan.
Mungkin ada yang beranggapan bahwa modal utama menjadi penulis itu adalah bakat. Nyatanya, bakat hanya menyumbang 10% saja. 90% penentu adalah kemauan, niat, tidak takut mencoba dan action. Ini pula yang saya rasakan selama saya membangun karir di dunia tulis menulis.
Jadi buat Anda yang bersungguh-sungguh. Berikut tips menjadi penulis pemula yang bermetamorfosa menjadi penulis profesional. Langsung saja, semoga pengalaman singkat ini bermanfaat.
Berikut tips menjadi penulis pemula yang perlu Anda ketahui:
Tips pertama tentu saja niat. Niat salah satu pondasi dasar yang harus kuat. Jika niat setengah-setengah, saya bisa jamin sedikit yang bisa sampai puncak. Bagiamanapun juga, niat mampu mengalahkan segala apapun itu.
Bahkan, calon penulis pemula yang berbakat, jika tidak memiliki keteguhan niat, akan sia-sia dan percuma. Berlaku sebaliknya, calon penulis yang biasa saja, tidak memiliki bakat, asal ada niat kuat dan mau action, dialah sang calon penulis yang sebenarnya.
Baca Juga: Intip 5 Cara Menulis Kreatif Berikut agar Menjadi Penulis Nyentrik
Konsistensi itu sangat penting. Seperti artikel-artikel pernah saya tulis web Ini juga. Sampai di titik saya bisa menulis buku, menjadi reporter dan menjadi penulis website, saya bangun sejak 2005 yang lalu sampai sekarang. Itu bisa dihitung berapa tahun yang saya habiskan untuk berlatih, membangun relasi dan terus menulis tanpa henti?
Bahkan, jika menghitung jumlah berapa tulisan saya selama ini, sebenarnya sudah tidak dapat dihitung. Rasanya lebih dari 100.000 tulisan. Tentu saja sebanyak itu, dimulai dari tulisan yang acak adul, dan berantakan. Sampai sekarang pun, saya merasa saya masih dalam tahap belajar dan eksplore kemampuan menulis.
Dari lama waktu yang saya bangun, disitu bisa dilihat bahwasanya konsistensi adalah hal yang sama pentingnya setelah niat. Jadi, buat Anda yang sudah membangun karir menulis baru setahun atau dua tahun, dan tidak ada hasil “cuan” jangan putus asa. Karena waktu dua tahun mengasah kemampuan menulis saja tidak cukup.
Salah satu rahasia kenapa saya bisa konsisten dalam proses dan menikmati proses yang naik turun dalam belajar menulis terletak pada orientasi. Memang, pada mulanya, saya ingin menjadi penulis hanya karena agar bisa mendapatkan “cuan” dari buah pikir dan kreativitas saya. Setidaknya itulah yang ada di benak dan angan saya pertamakali.
Setelah terjun langsung, saya mulai menikmati keseruan menulis. Terlalu asiknya, dan saya benar-benar merasa inilah “passion” saya. Saya pun tidak lagi mengorientasikan untuk mendapatkan “cuan”.
Banyak pengorbanan waktu dan tenaga tanpa mendapatkan “cuan”, dan itulah yang namannya proses. Tidak berbicara hasil, melainkan berbicara langkah demi langkah. Karena saya menyukai dunia ini, saya tetap menjalani dengan riang gembira.
Dari rasa penasaran itulah, banyak mencoba masuk ke sana-sini dan mulai bergabung menjadi reporter freelance di Dinas DIY. Bertemu banyak orang penting, mendapatkan banyak hikmah hidup lewat narasumber yang ditemukan, mendapatkan kenalan baru dengan editor, jurnalis dan semacamnya. Banyak hal yang diperoleh yang tidak dapat digantikan dengan ‘uang’.
Di sini saya belajar, jika orientasi pada uang dan popularitas, itu sesuatu hal yang sulit. Tidak semua penulis bisa menjadi seterkenal mendadak seperti Andrea Hirata, Habiburrahman atau penulis beken lain. Popularitas dan uang hanya bonus. Itu sebabnya, jangan jadikan dua hal itu sebagagai orientasi.
Jika dua hal tersebut tetap dipertahankan sebagai orientasi, hasilnya akan menelan kekecewaan. Jangan bayangkan menjadi penulis itu akan menjadi kaya. Realitanya, hanya sedikit orang yang kaya karena menjadi penulis. Sisanya, profesi penulis itu ya biasa-biasa saja.
Baca Juga: Menerbitkan Buku Saat WFH, Kenapa Tidak?
Prinsip saya adalah menulis, menulis dan menulis. Entah tulisan itu jelek, baik, ditolak penerbit, ditolak surat kabar atau tidak ada yang membaca sama sekali, yang penting menulis. Mungkin ada sebagian orang yang rasionalis. Dimana mewajibkan tulisan harus sempurna dan bla bla lainnya. Jika sudah merasa menjadi penulis professional, itu memang penting.
Tapi jika konteksnya masih penulis pemula, maka abaikan saja hal itu. Karena tahapnya masih belajar, mencari jati diri dan mengasah kemampuan menulis. Tulislah apa yang ingin Anda tulis.
Daripada binggung mencari media yang mau menerima tulisan kita, dan tidak ada yang lolos. Kita bisa kok membuat blog gratis dan mempublikasikan di sana. Itu justru lebih produktif dan pesan yang Anda tulis tetap sampai ke pembaca. Intinya tetaplah menulis, abaikan komentar dan tuntutan kesempurnaan penulisan. Melakukan kesalahan menurut saya itu wajib, karena itu tips menjadi penulis besar.
Tips menjadi penulis pemula agar berhasil adalah membangun pribadi yang kompetitif. Jika sudah melakukan proses latihan dan latihan. Tips selanjutnya adalah memberanikan diri untuk mengikuti lomba-lomba menulis, atau mengirimkan tulisan ke surat kabar lokal terlebih dahulu.
Mengikuti lomba atau mengirimkan tulisan ke media pun juga harus memiliki niat yang benar. Yaitu untuk mengukur, seberapa pantas tulisan Anda bersaing dengan tulisan-tulisan yang lain. Jika Tulisan Anda lolos seleksi redaksi di media lokal, maka tantang diri sendiri untuk mengirimkan tulisan ke media nasional.
Berkali-kali mengirimkan tulisan ke media gagal? Tidak masalah, karena kegagalan tersebut hanya diketahui Anda dan pihak penerima artikel anda. orang lain tidak tahu. Jadi tidak perlu malu atau merasa gagal. Itu sebabnya saya menekankan jiwa kompetitif. Karena tujuannya untuk mengukur kemampuan menulis.
Tips menjadi penulis pemula yang lain bisa juga dengan aktif mengikuti kegiatan kepenulisan. Jika Anda seorang pelajar, sekarang juga ada media yang menampung karya-karya anak SMA dan bahkan ada pula yang untuk tingkat mahasiswa loh. Misalnya rubric Kaca, swarakampus yang ada di surat kabar Kedaulatan Rakyat. Ada juga Tabloid yang saya ikuti yaitu Tabloid BIAS, milik Dikpora Provinsi DIY yang mengkhususkan belajar jurnalistik bagi pelajar SMA/K/MA. Dan saya yakin masih banyak media yang memberikan ruang-ruang untuk anak muda belajar menulis.
Baca Juga: 5 Langkah Mudah Menerbitkan Buku Sendiri
Tips menjadi penulis pemula yang terakhir adalah tidak takut gagal. Ini sebenarnya menyambung dengan sub poin membangun pribadi kompetitif. Bahwasanya agar konsistem kompetitif adalah mensugisti diri sendiri untuk tidak takut gagal. Sekalipun gagal, tidak menjadikan itu masalah.
Jika gagal, cukup evaluasi dan coba lagi. gagal lagi? Coba lagi sampai berhasil. Malu? HIlangkan urat rasa malu itu, jika apa yang dilakukan bukanlah aib atau sebuah kesalahan yang merugikan orang lain. Karena menjadi penulis itu butuh mental yang besar. Hanya orang-orang yang memiliki mental baja yang bisa mendaki sampai titik puncak. Dan ini berlaku untuk semua mimpi.
Itulah beberapa tips menjadi penulis pemula yang sukses. Pesan terakhir saya, jangan jadikan keterbatasan dan ketidakmampuan diri sebagai halangan. Cukup lakukan, jalani dengan hati dan konsistensi. Maka, waktu yang akan menjawab. Kerja keras dan kesungguhan akan mengantarkan pada nasib yang baik, sesuai niat yang baik. (Irukawa Elisa)
Anda punya RENCANA MENULIS BUKU
atau NASKAH SIAP CETAK?
Silakan daftarkan diri Anda sebagai penulis di penerbit buku kami.
Anda juga bisa KONSULTASI dengan Customer Care yang siap membantu Anda sampai buku Anda diterbitkan.
Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR.
Silakan ISI FORM di laman ini.
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…