Setiap penulis tentunya ingin produktif dalam berkarya. Untuk Mewujudkannya, Anda bisa menerapkan tips produktif menulis di bulan Ramadan sehingga berpeluang buku Anda sudah siap terbit di hari Idul Fitri.
Menulis di bulan Ramadan dianggap bukan hal mudah. Pasalnya, penulis yang beragama Islam tentunya berencana melaksanakan berbagai kegiatan ibadah. Belum lagi dengan rutinitas di tempat kerja atau tempat usaha. Jadi, bagaimana agar bisa tetap menulis? Berikut informasinya.
Salah satu bentuk tantangan dalam menulis adalah tidak bisa atau kesulitan konsisten. Tantangan ini akan semakin terasa di bulan Ramadan. Sebab ada banyak agenda kegiatan ibadah yang ingin dilakukan. Belum lagi dengan kondisi berpuasa yang tentu memperbanyak kebutuhan untuk istirahat.
Meskipun begitu, ada beberapa tips produktif menulis di bulan Ramadan yang mudah untuk diterapkan, diantaranya:
Salah satu tips agar bisa konsisten menulis di bulan Ramadan adalah memiliki tujuan. Menulis tanpa tujuan ibarat menjadi musafir tanpa tujuan juga sehingga rawan tersesat dan berputar-putar.
Kondisi ini bisa membuat naskah yang dibuat tidak pernah bisa diselesaikan. Jika terjadi terus-menerus maka bisa menurunkan semangat atau motivasi menulis. Oleh sebab itu, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menetapkan tujuan.
Tujuan disini fleksibel, karena antara satu penulis dengan penulis lain oasti berbeda. Misalnya, punya tujuan menerbitkan buku sebelum Idul Fitri, menyelesaikan 5 bab sebelum lebaran, membuat bangga orang tua, mendapat perhatian seseorang, dan sebagainya.
Jadi, dengan kata lain apapun tujuannya, tidak masalah. Sebab yang terpenting memang punya tujuan agar memiliki bahan bakar yang terus menyemangati untuk menulis.
Seseorang cenderung lebih mudah produktif menulis sepanjang bulan puasa ketika punya target. Target yang jelas dan realistis menjadi tips produktif menulis di bulan Ramadan yang jangan sampai dilewatkan.
Adanya target bisa menjadi penyemangat, sehingga tidak pernah tidak meluangkan waktu untuk menulis. Namun, menetapkan target dianjurkan realistis sesuai dengan kondisi. Jika super sibuk, maka bisa menetapkan target di bawah penulis lain yang tidak sibuk sama sekali.
Target ini bisa dalam bentuk jumlah kata per hari, misalnya mengejar 1.000 kata per hari. Bisa juga dalam bentuk durasi menulis. Misalnya punya target bisa fokus menulis selama 1 jam per hari. Silahkan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.
Tips yang ketiga adalah menyusun jadwal kegiatan. Menyusun jadwal kegiatan membantu mengatur seluruh kegiatan. Sehingga banyaknya kegiatan tidak menjadi masalah dan dijamin bisa dikerjakan.
Dalam jadwal tersebut, tentunya bisa dimasukkan kegiatan menulis. Mulai di jam berapa dan durasinya berapa lama. Bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing penulis.
Jika super sibuk, maka menulis sekitar 20 sampai 30 menit per hari dirasa sudah cukup. Jika lumayan lebih senggang, maka durasi menulis bisa ditingkatkan. Jadwal ini tentunya wajib dilaksanakan, sehingga bisa tetap menulis di bulan Ramadan.
Gunakan 9 Tools Manajemen Waktu untuk mempermudah Anda disiplin waktu.
Salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan dilaksanakan di bulan Ramadan adalah makan sahur. Waktu sahur di Indonesia biasanya antara jam 3 pagi sampai jam 4 pagi. Beberapa bisa bangun lebih awal untuk shalat malam dulu.
Bisa juga untuk tujuan memasak menu sahur, menghangatkan simpanan menu di kulkas, dan sebagainya untuk keluarga. Makan sahur pun biasanya tidak memakan waktu lama. Sehingga ada jeda waktu lumayan sebelum waktu Subuh tiba.
Jeda ini, maupun di tengah jam-jam sahur bisa diisi dengan kegiatan menulis. Misalnya, memulai sahur di jam 3 pagi. Kemudian selesai 20 menit kemudian. Maka bisa dipakai menulis sampai jam 4 pagi atau sampai adzan Subuh.
Tips produktif menulis di bulan Ramadan juga bisa dengan memanfaatkan waktu setelah shalat Subuh. Masih banyak umat muslim di Indonesia yang sengaja kembali tidur setelah shalat Subuh.
Namun, jika Anda penulis dan ingin tetap produktif berkarya. Alangkah baiknya memanfaatkan waktu setelah shalat Subuh sampai jam mulai beraktivitas dengan menulis. Jika Anda mandi untuk berangkat kerja jam 7 pagi. Maka ada waktu lumayan panjang.
Bayangkan ada berapa paragraf bisa disusun dan sudah berapa halaman naskah bisa diselesaikan di waktu tersebut. Jadi, silahkan mempertimbangkan untuk mengisinya dengan menulis. Mencegah kantuk setelah shalat Subuh, maka bisa memastikan tidur cukup di malam harinya.
Tips berikutnya adalah senantiasa memanfaatkan waktu luang untuk menulis. Dalam sehari, setiap orang memiliki jatah waktu yang sama. Yakni 24 jam. Masing-masing bisa mengisinya dengan berbagai kegiatan.
Setiap orang memiliki waktu luang di tengah kesibukan dan rutinitasnya. Meskipun hanya satu jam atau kurang. Waktu luang ini bisa dipakai istirahat jika merasa kelelahan, mengantuk, dan sebagainya. Jika tidak, maka pertimbangkan untuk diisi dengan kegiatan menulis.
Sebab memiliki waktu 15 menit saja lebih berharga dibanding tidak menuli sama sekali. Jika waktu luang hanya ada di hari Minggu. Maka isi dengan kegiatan menulis selama satu atau beberapa jam. Menulis sekali saja per minggu jauh lebih baik daripada tidak menulis sama sekali.
Jika Anda terbiasa shalat malam, seperti shalat tahajud. Maka pertimbangkan untuk menulis setelah menjalankan ibadah sunnah tersebut. Apalagi jika masih ada jeda waktu lumayan sebelum waktu sahur tiba.
Misalnya, Anda bangun jam 2 pagi. Maka bisa shalat tahajud dulu dan selang 10 menit sudah selesai. Sehingga bisa mulai menulis sebelum menyantap makan sahur di jam 3 pagi atau lebih.
Menulis setelah shalat malam disebut menjadi waktu terbaik. Sebab kondisi rumah dan lingkungan sekitar masih sunyi. Hal ini bisa membantu menciptakan kondisi yang mendukung untuk fokus menulis.
Salah satu kendala para penulis kesulitan menerapkan tips produktif menulis di bulan Ramadan adalah kehilangan ide. Writer’s block bisa saja dialami di bulan Ramadan. Oleh sebab itu, dianjurkan untuk mencatat semua ide tulisan yang pernah terlintas.
Selain itu, solusi lain yang bisa diterapkan adalah mencari inspirasi seputar bulan Ramadan. Sebab ada cukup banyak inspirasi menulis terkait bulan Ramadan tersebut. Misalnya tradisi dan budaya khas di bulan Ramadan.
Jadi, dibanding mencari ide tulisan dan inspirasi yang jauh dari Ramadan. Sebaiknya memanfaatkan ide-ide yang berkaitan, sehingga bisa lebih mudah dan cepat menemukan ide menarik dan dianggap potensial.
Baca Juga: 28 Ide Kegiatan Ramadan untuk Penulis
Selama bulan Ramadan, Anda mungkin memiliki waktu menulis yang lebih terbatas. Sebab ada keinginan untuk menjalankan ibadah tertentu. Oleh sebab itu, silahkan memanfaatkan waktu menulis sebaik-baiknya agar tidak sia-sia.
Kuncinya adalah menulis dengan kondisi fokus dan untuk mencapainya perlu menghindari distraksi. Pertama, bisa memilih waktu-waktu tertentu yang cenderung kondusif. Seperti setelah shalat tahajud, setelah Subuh,dan sebagainya.
Kedua, menulis di tempat yang nyaman dan tidak berisik. Jika memungkinkan, silahkan menyiapkan ruang khusus untuk menulis. Ketiga, matikan segala perangkat yang berpotensi menjadi distraksi. Misalnya televisi, smartphone, dan sebagainya.
Kunci berikutnya agar tetap produktif menulis selama bulan Ramadan adalah fokus menulis tanpa diganggu proses editing. Salah satu kesalahan para penulis sehingga mudah kehilangan fokus dan ide tulisan. Adalah mengedit di tengah proses menulis.
Secara umum, para penulis sangat dianjurkan untuk fokus menulis dari bab awal sampai bab terakhir dulu. Setelah selesai, barulah masuk tahap khusus editing. Dimana penulis akan membaca ulang keseluruhan bab dan melakukan perbaikan jika diperlukan.
Tahapan seperti ini tidak hanya rapi, melainkan efektif meningkatkan fokus dalam menulis maupun editing. Hindari menggabungkan dua kegiatan tersebut, karena bisa kehilangan fokus. Rawan ada kesalahan dalam penulisan dan durasi editing menjadi lebih lama dari seharusnya. Padahal, waktu menulis terbatas di bulan Ramadan.
Tips untuk bisa terus produktif menulis di bulan Ramadan selanjutnya adalah meningkatkan kedisiplinan. Punya sikap disiplin menjadi kunci sukses manajemen waktu dan manajemen pekerjaan.
Seseorang yang tidak disiplin akan kesulitan menulis, sekalipun sudah membuat jadwal dan menerapkan teknik manajemen waktu terbaik. Jadi, pastikan untuk membangun sikap disiplin tersebut.
Disiplin membantu penulis untuk bangun tidur tepat waktu, sahur tepat waktu, dan tidak ada penundaan pada pekerjaan apapun. Hal ini memungkinkan penulis memiliki waktu luang lebih banyak karena pekerjaan terselesaikan dengan lebih cepat.
Jadi, pastikan untuk membangun budaya disiplin. Sehingga bisa tetap menulis sekalipun sedang berpuasa dan menjalankan berbagai ibadah sunnah. Kedisiplinan bisa dimulai dari kebiasaan kecil. Misalnya tidur dan bangun tepat waktu.
Tips produktif menulis di bulan Ramadan berikutnya adalah menjaga pola makan. Kenapa penting untuk dilakukan dan apa efeknya pada kegiatan menulis? Pola makan yang benar dan sehat aka menjaga kesehatan.
Ibadah puasa pun menjadi lancar dan tubuh dalam kondisi lebih bugar. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan manajemen waktu dan pekerjaan dengan lebih baik. Sekaligus menjaga fokus dalam menulis dan menjalankan kegiatan lain.
Jadi, pastikan untuk memperhatikan pola makan dan memastikan tubuh mendapat asupan nutrisi yang cukup. Sehingga tidak mudah sakit dan bisa tetap menjaga konsentrasi dalam menulis meskipun berpuasa.
Sama halnya dengan pola makan sehat, pola istirahat juga akan mempengaruhi kesehatan Anda. Sehingga sangat penting untuk menjaga pola istirahat tetap cukup selama bulan Ramadan.
Apalagi ketika berpuasa, akan ada kemungkinan tubuh kekurangan energi. Sehingga lemas dan mudah mengantuk, terutama sebelum shalat Isya. Mencegahnya, perlu memperhatikan asupan makanan dan tubuh beristirahat dengan cukup.
Kuncinya, memastikan tidur cukup di malam hari. Berhubung ada aktivitas sahur, maka dianjurkan tidak begadang. Perlu diusahakan tidur di jam 9 malam atau di bawah jam 10 malam. Sehingga bisa tidur cukup dan kesehatan tubuh lebih terjaga.
Tips berikutnya adalah rutin melakukan kegiatan olahraga, terutama olahraga ringan. Alasannya karena berolahraga adalah bagian dari gaya hidup sehat. Sekaligus memberi banyak manfaat bagi tubuh sehingga melancarkan ibadah puasa dan kegiatan yang dilakukan sepanjang berpuasa.
Olahraga saat berpuasa bisa memicu autofagi dan autolisis, yaitu proses alami penghancuran sel-sel yang rusak dan menggantinya dengan sel baru yang lebih sehat. Hal ini yang membuat seseorang ketika berpuasa rutin akan lebih sehat dibanding tidak berpuasa.
Namun, olahraga di bulan puasa sebaiknya mengutamakan olahraga ringan. Beberapa olahraga yang direkomendasikan seperti bersepeda, jalan santai, yoga, pilates, jogging, sit up, dan push up. Selain itu, perlu memilih waktu terbaik untuk berolahraga. Misalnya sebelum sahur, sebelum dan sesudah buka puasa, dll.
Tips produktif menulis di bulan Ramadan berikutnya adalah meyeimbangkan antara kegiatan menulis dan kegiatan ibadah. Sebagai umat muslim, tentu berkeinginan bisa beribadah dengan optimal di bulan Ramadan.
Maka kuncinya adalah diseimbangkan agar tidak kecewa dan menyesal. Apalagi bulan Ramadan hanya ada satu kali dalam satu tahun. Sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan untuk menjalankan ibadah dan panen pahala berlipat-lipat.
Keseimbangan tersebut bisa didapatkan dengan mengatur jadwal kegiatan per hari. Sekaligus memiliki komitmen untuk tetap menulis tanpa mengorbankan kegiatan ibadah. Sehingga diusahakan bisa berjalan beriringan, sekalipun hanya shalat tahajud dua rakaat dan menulis satu paragraf per hari.
Baca Juga: 7 Tips Manajemen Waktu Menulis Saat Puasa Agar Naskah Cepat Terbit
Setelah mengetahui apa saja tips produktif menulis di bulan Ramadan. Maka penting juga untuk mengetahui apa saja manfaat yang didapatkan jika sukses produktif menulis. Berikut adalah beberapa keuntungan produktif saat Ramadan:
Manfaat yang pertama, tentu saja terbantu untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan positif. Dibanding tidur dan tidak menghasilkan apa-apa saat berpuasa. Maka menulis bisa menghasilkan karya dan karya ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
Kegiatan menulis juga bisa dikatakan sebagai ibadah yang berpahala. Sebab menulis disini adalah kegiatan berbagi ilmu pengetahuan, wawasan, dan keterampilan. Jika apa yang ditulis diterbitkan, maka isinya akan bermanfaat bagi banyak orang. Sehingga bisa mendapat pahala.
Jika Anda merasa kesulitan dalam mengelola emosi selama berpuasa di bulan Ramadan. Maka pertimbangkan untuk utin menulis, baik di blog pribadi maupun menulis naskah buku yang nantinya diterbitkan. Emosi yang dirasakan bisa diluapkan menjadi tulisan, sehingga tidak meledak dan membuat puasa batal.
Menulis membuat Anda lebih tenang dan pikiran tidak mudah kusut. Hal ini terjadi karena bisa menikmati proses menulis dengan suasana tenang. Selain itu, menulis bisa menjadi sarana terapi emosi gratis secara mandiri. Sehingga dengan menulis, hati dan pikiran menjadi lebih tenang. Puasa pun lancar.
Manfaat lain yang bisa didapatkan adalah bisa tetap profesional selama bulan Ramadan. Bagi beberapa penulis, tetap menulis dan mengikuti ketentuan deadline adalah hal yang penting. Sehingga perlu produktif menulis agar tidak ada kesan tidak profesional.
Itulah beberapa tips produktif menulis di bulan Ramadan yang tentunya mudah untuk diterapkan. Kuncinya adalah memiliki niat dan keinginan kuat untuk tetap menulis di tengah menjalankan ibadah puasa dan ibadah sunnah lainnya.
Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman pribadi berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi penting dari artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Mencari inspirasi menulis buku di bulan Ramadan tentunya akan dilakukan oleh para dosen dan penulis…
Bulan Ramadan sebentar lagi akan menjelang. Semua orang tentu mulai melakukan persiapan menyambut bulan suci…
Buku elektronik menjadi salah satu jenis buku yang diminati di era digital seperti sekarang ini. Untuk…
Jika mau membaca ebook atau buku elektronik, tak jarang Anda perlu menggunakan aplikasi khusus karena…
Menyampaikan kultum tentang kematian bisa dijadikan pilihan di bulan Ramadan. Sebab seperti yang diketahui, setiap…
Ada banyak cara bisa dilakukan untuk menyemarakan momen lebaran atau Idul Fitri. Salah satunya dengan…