Information

Triangulasi Data: Arti Penting, Jenis, Kelebihan, Contohnya

Dalam kegiatan pengolahan data penelitian, Anda tentu sudah familiar dengan istilah triangulasi data. Triangulasi umum digunakan dalam penyebutan metode pengumpulan data sampai analisis data (uji kredibilitas) dalam penelitian. 

Melalui metode triangulasi ini, para peneliti bisa meningkatkan validitas dari data penelitian untuk menjamin data yang didapatkan berkualitas dan menunjang kualitas hasil penelitian. Lalu, apa itu triangulasi dalam pengumpulan data penelitian? Berikut informasinya. 

Apa Itu Triangulasi Data dalam Penelitian Kualitatif?

Mengutip dari buku berjudul Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D karya dari Sugiyono (2013, 190) dalam teknik pengumpulan data, triangulasi data adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

Dalam proses pengumpulan data penelitian, para peneliti bisa memakai teknik triangulasi. Misalnya menggabungkan instrumen wawancara dengan hasil observasi langsung di lapangan dan dokumentasi (data bersumber dari laporan tertulis atau format lain hasil dokumentasi). 

Penerapan triangulasi data membutuhkan kombinasi beberapa instrumen penelitian sehingga bisa didapatkan data yang lebih banyak, beragam, dan kompleks. Semakin banyak data yang berhasil dikumpulkan, semakin akurat data tersebut. 

Bandingkan ketika peneliti hanya mampu mendapatkan data terbatas dari responden dan narasumber yang terbatas juga. Hal tersebut akan meningkatkan resiko data penelitian bias dan menjadikan hasil penelitian ikut bias. 

Jenis dari triangulasi dalam pengumpulan data penelitian juga cukup beragam. Mulai dari triangulasi sumber, metode, teori, dan sebagainya. Sehingga, para peneliti leluasa menentukan apakah data didapatkan dari sumber berbeda, mengacu pada teori yang berlainan, memakai metode pengumpulan yang beragam, dan sebagainya. 

Sebagai salah satu teknik pengumpulan data penelitian yang menggabungkan beberapa teknik atau instrumen. Tentunya selain punya nilai tambah berupa validitas data yang tinggi. Triangulasi juga memiliki beberapa kelemahan, misalnya kebutuhan sumber daya yang lebih besar. Meskipun begitu, teknik triangulasi ini bisa dijadikan pilihan dalam kondisi tertentu. 

Jenis Triangulasi Data

Sesuai penjelasan sebelumnya, triangulasi data dalam kegiatan pengumpulan data penelitian memiliki jenis yang beragam. Secara umum, jenisnya terbagi menjadi 4. Berikut penjelasan detailnya: 

1. Triangulasi Sumber Data (Source Triangulation)

Jenis yang pertama adalah triangulasi sumber data atau disebut juga dengan istilah source triangulation. Triangulasi sumber data adalah teknik pengumpulan data penelitian dengan menggabungkan data dari berbagai sumber. 

Misalnya, peneliti ingin mengetahui motivasi belajar siswa saat menerima program MBG (makan Bergizi Gratis), peneliti mengumpulkan data dengan melakukan wawancara pada guru dan beberapa siswa. Kemudian dikombinasikan dengan laporan absensi siswa. 

Sehingga dalam hal ini, peneliti mendapatkan data dari 3 sumber berbeda, yakni dari hasil wawancara guru, wawancara siswa, dan laporan absensi kelas. Sumber data yang beragam akan meningkatkan validitas data tersebut. Apalagi jika data dari 3 sumber hasilnya sama atau sejalan. 

2. Triangulasi Metode (Method Triangulation)

Triangulasi metode atau method triangulation adalah teknik pengumpulan data penelitian dengan menggabungkan beberapa metode pengumpulan data sekaligus. Dalam hal ini, metode pengumpulan data dibuat berbeda. 

Seperti contoh sebelumnya, peneliti yang ingin mengetahui motivasi belajar siswa saat menerima program MBG. Kemudian mengumpulkan data dengan melakukan wawancara pada guru, melakukan observasi di sekolah sampai kelas, dan membagikan kuesioner kepada para siswa. 

Jadi, dalam hal ini ada 3 metode pengumpulan data atau 3 instrumen pengumpulan data yang digunakan bersamaan. Yakni wawancara, observasi, dan juga kuesioner atau angket. 

Pada kondisi lain, metode pengumpulan data berbeda akan tetapi sumbernya sama. Misalnya melakukan wawancara dengan guru, observasi di kelas terkait cara guru mendampingi siswa saat menerima MBG, dan membagikan kuesioner pada guru terkait efektivitas MBG meningkatkan motivasi belajar siswa. 

3. Triangulasi Teori (Theory Triangulation)

Triangulasi teori adalah teknik pengumpulan data penelitian yang menggunakan 2 teori berbeda dalam penerapannya. Dasar teori yang berbeda akan mempengaruhi instrumen penelitian yang digunakan. 

Penggunaan dua teori berbeda membantu peneliti untuk tidak fokus pada satu teori saja dan membuat peneliti ada kebutuhan mengumpulkan data dengan berbagai instrumen penelitian. 

Contohnya, dalam penelitian terkait pola perilaku siswa dalam belajar. Seorang peneliti menggunakan teori behavioristik dan konstruktivistik. Kedua teori ini digunakan sebagai dasar atau pedoman peneliti dalam menyusun proses wawancara untuk pengumpulan data penelitian. 

4. Triangulasi Peneliti (Investigator Triangulation)

Triangulasi peneliti atau investigator triangulation adalah teknik pengumpulan data dalam penelitian yang prosesnya dilakukan oleh beberapa peneliti sekaligus. Misalnya pengumpulan data dilakukan 2 orang peneliti. 

Kemudian, masing-masing peneliti menggunakan instrumen penelitian berbeda. Sementara untuk jadwal pengumpulan data dibuat tidak bersamaan sehingga akan didapatkan data berbeda dari kedua peneliti tersebut. 

Teknik triangulasi jenis ini sering diterapkan para peneliti untuk meminimalkan atau menghindari persepsi. Dengan pengumpulan data yang dilakukan beberapa peneliti, subjektivitas diharapkan menjadi lebih rendah. 

Pentingnya Triangulasi dalam Penelitian

Meskipun membutuhkan sumber daya lebih banyak, ada banyak arti penting dari penerapan triangulasi data dalam kegiatan penelitian. Berikut beberapa alasan kenapa triangulasi dianggap penting dalam penelitian: 

1. Meningkatkan Validitas dan Kredibilitas Data

Arti penting yang pertama dari triangulasi dalam penelitian adalah meningkatkan validitas dan juga kredibilitas data. Hal ini bisa terjadi, karena triangulasi akan menggabungkan beberapa teknik dalam pengumpulan data. 

Baik itu dari segi sumber yang berbeda, metode atau instrumen yang berbeda, teori dasar yang berbeda, dan dilakukan oleh beberapa peneliti agar tetap objektif. Sehingga, data yang didapatkan bisa benar-benar merepresentasikan populasi. 

Sebab data dari satu teknik dengan teknik lainnya bisa saling melengkapi dan menguatkan. Jika ada perbedaan data, bisa dilakukan pengecekan ulang ke narasumber maupun memilih data yang sama dan secara kuantitas lebih kuat. 

2. Menurunkan Resiko Bias dalam Penelitian

Arti penting berikutnya, triangulasi dalam penelitian bisa membantu menurunkan resiko bias. Bias dalam penelitian bisa terjadi karena banyak faktor. Salah satunya minimnya data, kredibilitas sumber data yang rendah, dan sebagainya. 

Oleh sebab itu, salah satu cara menurunkan resiko bias adalah menurunkan bias dalam pengumpulan data. Triangulasi membantu realisasi tujuan tersebut karena data diambil dari berbagai sumber, teknik, dan memakai teori beragam. 

3. Memperkuat Reliabilitas Data

Setiap peneliti tentu berusaha keras agar penelitian yang dilakukan memiliki reliabilitas tinggi. Artinya, data dalam penelitian cenderung konsisten sehingga dipastikan valid. 

Ketika ada data yang tidak konsisten maka akan mempengaruhi hasil analisis data. Sehingga, hasil penelitian menjadi rancu dan dianggap kurang reliabilitas. Dalam hal ini, bisa saja peneliti perlu melakukan pengambilan data ulang. 

Triangulasi meminimalkan risiko data penelitian punya reliabilitas yang rendah karena data yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan memakai beragam teknik bisa membantu mendapat data lebih konsisten. Sehingga, reliabilitasnya lebih tinggi. 

4. Memberi Pemahaman yang Komprehensif

Arti penting berikutnya dilakukan triangulasi data oleh peneliti adalah untuk mendapat pemahaman yang komprehensif. Dalam penelitian kuantitatif, pemahaman seperti ini dianggap kurang penting karena bisa meningkatkan subjektivitas. Namun, menjadi lain soal pada penelitian kualitatif. 

Melalui triangulasi, peneliti bisa mendapatkan data dari berbagai sumber. Sangat mungkin menerima data penelitian dari berbagai perspektif atau sudut pandang. Misalnya mendapat data dari sudut pandang guru sekaligus dari siswa. 

Sehingga, peneliti memahami pandangan masing-masing pihak yang menjadi subjek penelitian. Hal ini membantu peneliti memahami secara komprehensif atau lebih mendalam dari penelitian yang dilakukan. 

5. Meningkatkan Kepercayaan Sejumlah Pihak pada Penelitian dan Hasilnya

Triangulasi juga dipandang penting dalam penelitian karena bisa membantu meningkatkan kepercayaan berbagai pihak. Misalnya, ketika penelitian dilakukan mahasiswa S3 dalam menyusun disertasi. 

Maka penelitian dengan triangulasi membantu mendapat kepercayaan promotor sampai penguji. Hasil penelitian tersebut, ketika dipublikasikan juga lebih mudah dipercaya oleh pembaca atau masyarakat. Sebab data didapatkan dengan berbagai teknik dan dianalisis secara lebih mendalam. 

Kelebihan

Triangulasi data dalam kegiatan penelitian memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Berikut adalah beberapa kelebihan yang dimiliki teknik pengumpulan data satu ini: 

1. Efektif Meningkatkan Validitas Data

Dikutip melalui buku Triangulasi Metoda Penelitian Kualitatif karya Bambang Arianto (2024), salah satu kelebihan triangulasi adalah meningkatkan validitas data. Lewat triangulasi, seorang peneliti bisa menurunkan kekhawatiran jika data yang didapatkan tidak atau kurang valid. 

Sebab data yang dikumpulkan dengan teknik pertama, akan dikuatkan teknik kedua. Begitu seterusnya sampai teknik terakhir yang dipilih sebagai kombinasi. Data yang didapatkan bisa dipastikan valid dari awal. 

2. Memberi Pemahaman Komprehensif

Peneliti tentu memiliki kebutuhan tinggi untuk memahami data yang berhasil dikumpulkan dan memahami apa yang diteliti secara mendalam. Sehingga bisa menarik kesimpulan data yang tepat dan merekomendasikan implementasi yang tepat pula. 

Triangulasi punya kelebihan mendukung pencapaian tersebut. Pengumpulan data dengan beragam teknik yang digabungkan mampu membantu peneliti memahami fenomena atau masalah yang diteliti secara mendalam (komprehensif). Sehingga, solusi yang direkomendasikan dan saran implementasi hasil lebih tepat. 

3. Mampu Menghindari Bias dalam Penelitian

Bias dalam penelitian tentu hal yang tidak asing bagi para peneliti. Namun, bias tersebut tentu akan diusahakan untuk dihindari atau ditekan resikonya. Ada banyak cara bisa membantu menekan resiko bias dan triangulasi menjadi salah satunya. 

Sebab data penelitian didapatkan dari beberapa sumber, dengan memakai beberapa teknik, atau menggunakan landasan teori berbeda, bisa dikumpulkan beberapa peneliti sekaligus, sehingga data lebih terjamin valid dan kredibel. Resiko data menjadi bias atau keliru juga bisa ditekan. 

Sebagai contoh, jika peneliti hanya mengandalkan data dari sesi wawancara dengan narasumber. Kemudian mengabaikan kondisi faktual di lapangan. Masih ada kemungkinan narasumber memberi data tidak faktual. Dampaknya adalah data menjadi bias. Berbeda jika disertai observasi di lapangan, data lebih terjamin valid. 

Kekurangan

Triangulasi data dalam penelitian memiliki beberapa kekurangan atau kelemahan yang perlu diperhatikan oleh para peneliti. Berikut beberapa kekurangan triangluasi data: 

1. Membutuhkan Sumber Daya Ekstra

Kekurangan yang pertama dari triangulasi dalam kegiatan penelitian adalah kebutuhan tinggi terhadap sumber daya. Mencakup sumber daya waktu, tenaga, dan juga biaya. 

Adanya kebutuhan menggunakan teknik pengumpulan data yang beragam sekaligus. Tentunya membutuhkan waktu lebih dalam mengumpulkan data. Kemudian membutuhkan tenaga atau sumber daya manusia (SDM) yang ikut meningkat. 

Semakin tinggi kebutuhan waktu dan tenaga, biayanya juga akan sejalan. Jadi, triangulasi sendiri kurang bersahabat untuk penelitian yang tidak didukung sumber daya memadai. 

2. Peningkatan Beban dalam Analisis Data

Kekurangan berikutnya dari triangulasi data adalah peningkatan beban bagi peneliti saat melakukan analisis data. Hal ini dapat terjadi karena triangulasi bisa meningkatkan kuantitas atau jumlah data dan jenisnya. 

Peneliti butuh waktu, tenaga, dan ketelitian lebih dalam proses analisis. Mulai dari tahap penyaringan data, pengelompokan, dan pengolahannya. Baik ketika diolah atau dianalisis secara manual dengan Excel maupun dengan aplikasi lain. 

Jika diterapkan pada penelitian yang durasinya terbatas, triangulasi kurang ideal diterapkan karena bisa meningkatkan kebutuhan waktu dalam pengumpulan data sampai analisis data tersebut. 

3. Membutuhkan Keahlian Tinggi dari Peneliti

Kekurangan berikutnya dari triangulasi dalam penelitian adalah kebutuhan keahlian tinggi dari para peneliti. Hal ini terjadi karena pengambilan data menggunakan berbagai teknik dan dari beberapa sumber berbeda. 

Sehingga, ada tuntutan bagi peneliti untuk memiliki keahlian menafsirkan data tersebut. Semakin tinggi kuantitas dan keberagaman data, semakin tinggi pula kesulitan dalam menafsirkannya. 

Oleh sebab itu, triangulasi sendiri banyak disarankan untuk diterapkan oleh peneliti maupun dosen yang sudah sering melakukan penelitian (berpengalaman). Sehingga sudah paham dana terbiasa dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Meski berhadapan dengan data skala besar pun masih bisa ditangani. 

4. Ada Kemungkinan Mendapat Data Bertentangan

Kekurangan lain dari triangulasi data adalah adanya kemungkinan mendapatkan data yang bertentangan atau berseberangan. Misalnya, data dari wawancara berbeda dengan data dari laporan yang dikeluarkan sebuah lembaga atau institusi. 

Perbedaan data akan membuat peneliti perlu melakukan validasi ulang dan bahkan pengumpulan ulang data penelitian sehingga ada kebutuhan sumber daya lebih lagi untuk proses tersebut. 

Padahal, dalam kondisi ideal atau normal, triangulasi diharapkan bisa menguatkan data dari sumber dan teknik lain. Namun, aktual di lapangan tidak selalu demikian. Masih ada kemungkinan data yang didapat berseberangan. 

Contoh Triangulasi

Sebagai contoh, berikut penerapan triangulasi data dalam penelitian yang mengambil topik “Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah dalam Proses Pembelajaran”: 

1. Triangulasi Sumber

Dalam penelitian ini, triangulasi sumber dilakukan dengan membandingkan data dari berbagai narasumber yang terlibat langsung dalam kegiatan belajar. Peneliti mewawancarai guru, berbicara dengan siswa, dan memeriksa catatan absensi serta nilai tugas siswa. 

Hasil dari ketiga sumber tersebut dibandingkan untuk memastikan konsistensi informasi mengenai tingkat motivasi belajar. Dengan demikian, peneliti dapat mengetahui apakah pandangan guru tentang motivasi siswa sejalan dengan data nyata dan persepsi siswa sendiri.

2. Triangulasi Metode

Peneliti menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mengungkap fenomena motivasi belajar siswa. Metode yang digunakan meliputi observasi di kelas, wawancara mendalam, dan penyebaran angket motivasi. 

Data dari hasil observasi menggambarkan perilaku nyata siswa saat belajar, sedangkan wawancara dan angket memberikan pandangan subjektif siswa tentang motivasi mereka. Penggabungan berbagai metode ini membuat hasil penelitian lebih kuat dan mendalam karena diperoleh dari berbagai pendekatan.

3. Triangulasi Teori

Dalam menafsirkan hasil penelitian, peneliti menggunakan dua teori utama, yaitu Teori Hierarki Kebutuhan Maslow dan Teori Self-Determination Deci & Ryan. Teori Maslow digunakan untuk memahami bagaimana kebutuhan dasar siswa, seperti rasa aman dan penghargaan, mempengaruhi semangat belajar mereka. 

Sementara itu, teori Self-Determination digunakan untuk melihat bagaimana motivasi intrinsik dan ekstrinsik mempengaruhi perilaku belajar. Penggunaan dua teori ini membuat analisis lebih komprehensif dan tidak terbatas pada satu sudut pandang teoretis saja.

4. Triangulasi Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan dua orang pengamat untuk mengurangi bias individu. Kedua pengamat tersebut melakukan observasi terhadap proses pembelajaran di kelas yang sama. 

Setelah kegiatan observasi, hasil catatan keduanya dibandingkan dan didiskusikan untuk memperoleh kesamaan persepsi tentang tingkat keaktifan dan antusiasme siswa. Dengan adanya lebih dari satu peneliti, hasil observasi menjadi lebih objektif dan reliabel.

Baca informasi tentang analisis data berikut:

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Paperpal AI: Bantu Sunting Naskah agar Mudah Dibaca

Butuh bantuan selama proses menyusun karya tulis ilmiah maupun nonilmiah, Anda bisa mempertimbangkan platform Paperpal…

12 jam ago

Litmaps: Manfaat, Kelebihan, Cara Menggunakannya

Tahukah Anda dengan platform berbasis AI bernama Litmaps? Bagi akademisi, seperti dosen, nama platform ini…

12 jam ago

Skala Diferensial Semantik: Jenis, Cara Menghitungnya

Menggunakan skala pengukuran diferensial semantik atau semantic differential bisa dilakukan peneliti ketika meneliti terkait sikap,…

2 minggu ago

Heatmap: Fungsi, Contoh, Cara Membuat untuk Visualisasi Data

Pernahkah melihat penyajian data secara visual yang memperlihatkan beberapa warna? Jika pernah, Anda sedang melihat…

2 minggu ago

Skala Guttman: Rumus, Contoh dan Cara Menghitung

Pada saat melaksanakan penelitian yang mengukur sikap individu maupun sikap kelompok, banyak peneliti yang menggunakan…

2 minggu ago

Skala Likert: Rumus, Cara Menghitung, Kelebihan, Kekurangannya

Skala likert menjadi salah satu skala penilaian yang umum digunakan dalam proses pengumpulan data lewat…

2 minggu ago