Teknik Menulis | Penggunaan ejaan dan istilah kata lazim digunakan dalam penulisan buku muatan ilmiah, walau terkadang masih ada penulis yang salah menggunakannya. Ejaan adalah bagian bentuk dari karakter dalam sebuah kata yang dipisahkan dengan spasi maupun tanda pisah (- -). Setiap karakter ini sifanya sangat esensial, karena hilang satu karakter saja kata menjadi tidak baku. Mengapa kata harus baku? Sebab, jika kita ingin menulis buku, paling tidak kata-kata yang kita gunakan harus baku supaya konsisten secara bahasa. Apalagi dalam menulis buku ilmah, kata baku yang berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) sangatlah wajib hukumnya untuk digunakan.
Tentunya penggunaan EYD secara intens akan memberi dampak positif kepada penulis yang menulis buku muatan ilmiah. Yang pertama, image branding seorang penulis akan meningkat dari sisi intelektual dan integritas. Hal ini dikarenakan, penulis yang menggunakan EYD dengan baik dan benar secara tidak langsung sedang mempromosikan diri sebagai seorang berintegritas. Walau tidak serta merta pembaca langsung mengklaim “Oh, si (penulis) orang yang cukup intelek”, penggunaan EYD yang baik dan benar tetap bisa menaikkan image branding. Lalu, dengan menggunakan EYD yang baik dan benar, penulis secara otomatis berkontribusi terhadap konsistensi penggunaan Bahasa Indonesia. Meskipun bahasa, sejatinya, akan selalu berubah sejalan dengan perkembangan zaman, tidak ada salahnya jika kita memperkokoh apa yang sudah dibangun oleh pendahulu kita.
Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan edisi terbaru berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009, tanggal 31 Juli 2009 menjelaskan tentang EYD secara terperinci.
Berikut ini adalah daftar ejaan kata dan istilah baku Bahasa Indonesia (sumber: buku karya Dr.Ir.Bambang Dwiloka, M.S., Teknik Menulis Karya Ilmiah, mengutip – Panitia Bulan Bahasa Tahun 1984, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dalam Arifin, 2003:97-106 dengan beberapa modifikasi dan koreksi ulang).
Baku | Tidak Baku |
Advokat | Adpokat |
Akhlak | Ahlak |
Apotek | Apotik |
Atlet | Atlit |
Analisis | Analisa |
Balans | balan, balens |
Cenderamata | Cinderamata |
Definisi | Difinisi |
Kartotek | Kartotik |
Komedi | Komidi |
Konkret | Konkrit |
Teori | Tiori |
Teoretis | Teoritis |
Sistem | Sistim |
Sistematis | Sistimatis |
Rezeki | rizki, rejeki |
Telegram | Tiligram |
Hakikat | Hakekat |
Kaidah | Kaedah |
Nasihat | Nasehat |
Penasihat | Penasehat |
Hierarki | Hirarki |
Karier | Karir |
Spesies | species, spisis |
Varietas | Varitas |
Metode | metod, metoda |
Khotbah | kutbah, khutbah, qutbah |
Resistans | Resistan |
Peformans | Peforman |
Kompleks | Komplek |
Tripleks | Triplek |
Simpleks | Simplek |
Lateks | Latek |
Ekspor | Eksport |
Impor | Import |
Paspor | Passport |
Menganalisis | Menganalisa |
Penganalisisan | Penganalisaan |
Hipotesis | Hipotesa |
Sintesis | Sintesa |
Katalisis | Katalisa |
Hidrolis | Hidrolisa |
Syakwasangka | Sakwasangka |
Syukur | Sukur |
Mensyukuri | mensukuri, menyukuri |
Insaf | Insyaf |
Sah | Syah |
Sahih | Syahih |
Saraf | Syaraf |
Ijazah | ijasah, izazah |
Izin | Ijin |
Zaman | Jaman |
Jenderal | Jendral |
Sutera | Sutra |
Terampil | Trampil |
Keterampilan | Ketrampilan |
Terap | Trap |
Penerapan | penterapan, pengetrapan |
Istri | Isteri |
Mantra | Mantera |
Putra | Putera |
Putrid | Puteri |
Ambulans | Ambulan |
Adjektif | Ajektif |
Akhir | ahir, akir |
Frekuensi | Frekwensi |
Kuantum | Kwantum |
Konsekuensi | Konsekwensi |
Kualifikasi | Kwalifikasi |
Kualitas | Kwalitas |
Kuarsa | Kwarsa |
Kuitansi | Kwitansi |
Kuorum | Kworum |
Kuota | Kwota |
Likuidasi | Likwidasi |
Atmosfer | Atmosfir |
Asas | Azas |
Asasi | Azasi |
Ekuivalen | Ekwivalen |
Konfrontasi | konfrontir, konfronterasi |
Konsinyasi | Konsyinyir |
Koordinasi | koordinir, kordinir |
Nasionalisasi | Nasionalisir |
Organisasi | Organisir |
Produksi | produsir, produksir |
Memproduksi | memproduksir,memprodusir |
Pemroduksi | pemproduksi, pemproduksir |
Proklamasi | Proklamir |
Diproklamasikan | Diproklamirkan |
Standar | Standard |
Standardisasi | Standarisasi |
Transport | Transport |
Transportasi | Transporter |
Mengimbau | Menghimbau |
Imbauan | Himbauan |
Berutang | Berhutang |
Mengutangkan | Menghutangkan |
Teladan | Tauladan |
Esai | essey, esei |
Konduite | Kondite |
Risiko | Resiko |
Tim | Team |
Survey | Survey |
Zona | Zone |
Itikad | Iktikad |
Diesel | Disel |
Jadwal | Jadual |
Manajemen | Managemen |
Manajer | Manager |
Kategori | Katagori |
Ilustrasi | Illustrasi |
Ilusi | Illusi |
Konsesi | Konsessi |
Professor | Professor |
Kelola | Lola |
Mengelola | Melola |
Dikelola | Dilola |
Pengelola | Pelola |
Sila | Silah |
Silakan | Silahkan |
Mempersilakan | Mempersilahkan |
Dipersilakan | Dipersilahkan |
Wujud | Ujud |
Berwujud | Berujud |
Lembap | Lembab |
Kelembapan | Kelembaban |
Pengkristalan | Pengristalan |
Menyukseskan | Mensukseskan |
Menerjemahkan | Menterjemahkan |
Penerjemah | Penterjemah |
Advis | Adpis |
Persentase | prosentase, presentase |
Lubang | Lobang |
Berlubang | Berlobang |
Melubangi | Melobangi |
Ubah | obah, rubah |
Berubah | Berobah |
Mengubah | Merubah |
Diubah | Dirubah |
Pengubahan | Perubahan |
Formal | Formil |
Konsepsional | Konsepsionil |
Operasional | Operisinil |
Personalia | Personilia |
Rasional | Rasionil |
Fisik | Phisik |
Foto | Photo |
Fotokopi | Photokopi |
Produktifitas | Produktifitas |
Objek | Obyek |
Proyek | Projek |
Teknik | Tehnik |
Teknisi | Tehnisi |
Kongres | Konggres |
Arkais | Arkhais |
Motivasi | Motifasi |
Berdasarkan tabel diatas, ada beberapa kosakata yang memiliki pengecualian terhadap kaidah yang terkait. Misalnya kata ‘mensyukuri’ dengan kaidah peluruhan karakter K-T-S-P (KTSP). Kata tersebut tidak bisa diluruhkan seperti kata ‘menyukseskan, karena peluruhan karakter dapat memicu perbedan esensi ataupun kesalahpahaman. Ditambah, intensistas pengguna bahasa dengan kata ‘menyukuri’ terlalu rendah dibanding dengan ‘mensyukuri’. Diambil dari hal itu pula, hipotesis tentang peluruhan KTSP, sejauh ini, akan berlaku jika perbandingan antara pengguna kata versi A dengan versi B adalah setara. Misalnya:
- Prasa : menyapu bersih (digunakan banyak orang) dengan mensapu bersih (digunakan banyak orang juga), maka kata yang berlaku untuk rangkaian men+sapu adalah menyapu
- Prasa :mensyukuri nikmat (digunakan banyak orang) dengan menyukuri nikmat (kurang banyak digunakan), maka kata yang berlaku untuk rangkaian men+syukur+I adalah mensyukuri.
Tabel diatas TIDAK memuat keseluruhan kosakata bahasa baku dan tidak baku. Berdasarkan tujuan penulisan artikel ini, kosakata yang termuat dalam tabel tersebut adalah kosakata yang sering digunakan oleh khalayak banyak. Oleh karena itu, jika ingin mendapatkan penjelasan yang lebih rinci, lihatlah Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Edisi kedua berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 0389/U/1998, tanggal 11 Agustus 1988 dan dicermatkan dalam Rapat Kerja Panitia Kerja Sama Kebahasaan, tanggal 16-20 Desember 1990), dan Pedoman Pemenggalan Kata (Disahkan dalam Rapat Kerja Sama Kebahasaan di Tugu, 16-20 Desember 1990 dan Sidang ke-30 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia di Bandar Seri Begawan, 4-6 Maret 1991).
Kesimpulannya, ejaan adalah bagian penting dalam bahasa, tak terkecuali dengan aktivitas menulis buku. Gunakanlah ejaan yang benar sesuai kaidah yang telah disepakati bersama dalam teknik menulis, supaya dapat turut berkontribusi terhadap kemajuan negeri ini. Mengapa sangat berkaitan? Karena kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang ada didalamnya. Sehingga, penggunaan EYD yang baik dan benar, pada hakikatnya, dapat meningkatkan kualitas dari pengguna di sisi intelektualitas dan integritas. Semoga artikel ini bermanfaat dan selamat menulis buku!
Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini.
Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang teknik menulis anda dapat melihat Artikel-artikel berikut:
- Teknik Menulis : Kaidah Penggunaan Catatan Kaki
- Teknik Menulis : Cara Menambahkan Nomor Halaman dalam Naskah
- Teknik Menulis : Mengenal Cara Menyajikan Tabel yang Benar Pada Buku
- Teknik Menulis Kutipan Secara Tepat
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
[Mas Aji Gustiawan]
Sumber Referensi :
- Dwiloka, Bambang dan Rati Riana. 2002. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Edisi Revisi 2012. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
- https://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/hakikat-hakiki-kemerdekaan/pedoman-umum-ejaan-bahasa-indonesia-yang-disempurnakan/ diakses pada hari Jum’at 22 April 2016 pukul 10.23 WIB