Daftar Isi
Suatu kegiatan penelitian dilakukan oleh dosen, mahasiswa, dan peneliti tentu bukan tanpa maksud maupun tujuan. Bahkan dalam penelitian wajib ditetapkan tujuan penelitian tersebut dan unsur lain yang menunjang jalannya kegiatan.
Menariknya, tujuan dari penelitian sendiri cukup beragam dan para peneliti bisa memiliki tujuan yang berbeda sesuai kondisi dan kebutuhan. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan tujuan dari penelitian tersebut?
Mengenal Tujuan Penelitian Menurut Para Ahli
Dikutip melalui liputan6.com, definisi dari tujuan penelitian dikemukakan oleh sejumlah ahli. Berikut beberapa diantaranya:
a. Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto tujuan riset atau penelitian adalah kegiatan ilmiah yang berpusat pada analisis, dilakukan dengan sistematis dan konsisten, bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran.
Sehingga suatu kegiatan penelitian termasuk ke dalam kegiatan ilmiah yang memiliki tujuan akhir mengungkap kebenaran. Hal ini membuat suatu penelitian pastilah akan menghasilkan kebenaran ilmiah yang bisa dijelaskan, dipahami, dan diterima akal.
b. McMillan dan Schumacher
Sementara menurut McMillan dan Schumacher, tujuan riset definisinya adalah proses penemuan dan analisis data secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu.
c. Kerlinger
Definisi lain dikemukakan oleh Kerlinger, yang menjelaskan bahwa tujuan riset adalah proses penemuan informasi secara sistematis dan terkontrol yang didasarkan pada hipotesis dan teori.
Melalui pendapat sejumlah ahli tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukan proses penelitian yang memberikan hasil dan mencapai suatu hal yang menjadi pencapaian utama.
Penelitian dilakukan tentu memiliki tujuan, tujuan ini perlu dirumuskan sejak awal dan dicantumkan di proposal usulan. Bagi para dosen yang mengikuti program hibah riset dari Dikti misalnya, maka tujuan dari riset pasti akan dicantumkan di dalamnya.
Tujuan ini adalah harapan yang ingin diraih dan diusahakan untuk diraih dari rangkaian panjang proses penelitian. Tujuan bisa saja berhasil dicapai dan bisa juga sebaliknya, tergantung pada bagaimana proses dan hasil penelitian yang dilakukan.
Jenis-Jenis Tujuan Penelitian
Dikutip dari laman resmi Fakultas Humaniora Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang). Menurut Borg dan Gall (1989:5), terdapat 4 bentuk atau jenis dari tujuan penelitian. Yaitu:
1. Mendeskripsikan (To Describe) Suatu Gejala atau Peristiwa
Jenis tujuan riset yang pertama menurut Borg dan Gall adalah untuk mendeskripsikan suatu gejala atau peristiwa. Secara sederhana, penelitian bisa bertujuan untuk menjelaskan suatu peristiwa atau fenomena.
Seperti yang diketahui, penelitian bisa membantu mendapatkan temuan baru. Penemuan ini bisa berupa teori keilmuan maupun berupa teknologi yang bisa diaplikasikan.
Penelitian deskriptif akan ditujukan untuk menjelaskan suatu kejadian maupun fenomena baru. Sehingga ada penjelasan lebih ilmiah dan bisa diterima akal atas kejadian atau fenomena baru tersebut.
Contohnya, adanya kenaikan suhu cukup tinggi sepanjang tahun 2023. Dimana kejadian ini belum pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Maka dilakukan penelitian untuk mendapatkan penjelasan ilmiah yang menyebabkan perubahan suhu ekstrim tersebut.
2. Memprediksi (To Predict) Sesuatu yang Akan Terjadi
Jenis tujuan penelitian yang kedua menurut Borg dan Gall adalah untuk memprediksi sesuatu yang akan terjadi. Artinya, suatu penelitian juga bisa memiliki tujuan untuk melakukan prediksi atas suatu hal yang belum terjadi.
Dalam dunia penelitian, penelitian dengan tujuan ini dikenal dengan istilah penelitian prediktif. Dimana tujuan utamanya memang untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang dalam kurun waktu tertentu dan dilakukan secara ilmiah.
Contohnya, dilakukan penelitian untuk memprediksi angka pernikahan masyarakat Indonesia di lima tahun atau sepuluh tahun mendatang. Penelitian pun dilakukan dengan mengacu pada sejumlah data dan dilakukan analisis. Sehingga didapatkan hasil prediksi yang punya dasar ilmiah, bukan sekedar opini.
3. Memperbaiki (To Improve) Suatu Kondisi untuk Menjadi Lebih Baik
Jenis tujuan penelitian yang ketiga adalah untuk memperbaiki atau to improve dari suatu kondisi agar menjadi lebih baik. Artinya, suatu penelitian bisa dilakukan dengan maksud untuk memperbaiki suatu sistem, keadaan, aturan, dan sebagainya.
Sehingga ketika ada keluhan atau masalah maka bisa diatasi dengan adanya perbaikan pada sistem maupun suatu aturan. Penelitian akan menghasilkan suatu temuan yang membantu merumuskan kebijakan baru sampai membangun sistem baru.
Contohnya, ketika pasien rumah sakit mengeluh dengan masa tunggu yang terlalu lama. Maka dilakukan penelitian untuk menganalisis penyebabnya dan solusi terbaik untuk mengatasinya.
Hasil penelitian berupa sistem komputerisasi untuk pendaftaran pasien, sehingga lebih jelas dan masing-masing pasien bisa langsung mendaftar ke dokter spesialis yang dituju. Sistem baru ini membuat masa tunggu lebih singkat dan mencegah antrian panjang pasien.
4. Menjelaskan (To Explain)
Jenis terakhir dari tujuan penelitian menurut Borg dan Gall adalah untuk menjelaskan atau to explain. Artinya kegiatan penelitian bisa bertujuan untuk menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa.
Kejadian dan peristiwa ini sendiri bisa berupa fenomena alam, sosial maupun budaya dimana belum ada penjelasan detail mengenai penyebab atau faktor pemicunya. Sehingga dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebab secara ilmiah.
Suatu penelitian bisa menghasilkan suatu teori yang akan memberi penjelasan secara ilmiah mengenai penyebab suatu fenomena. Sehingga bisa dipahami dengan baik dan bisa diterima oleh akal.
Misalnya, ada fenomena dimana arus mudik meningkat tajam di momen menjelang lebaran. Suatu penelitian dilakukan untuk bisa menjelaskan penyebab terjadinya arus mudik, seperti apa kondisinya, dan bagaimana dampaknya.
Cara Membuat Tujuan Penelitian
Memahami bahwa suatu penelitian harus ada tujuannya, maka perumusannya sudah harus dilakukan sejak awal. Seperti penjelasan sebelumnya, tujuan penelitian sudah harus dicantumkan di proposal usulan.
Lalu, bagaimana cara membuat tujuan riset tersebut? Hal ini tentu menjadi pertanyaan sebagian besar dosen, mahasiswa, dan para peneliti. Dikutip melalui kompas.com, terdapat 6 tahapan yang harus dilalui untuk membuat tujuan riset yang baik. Yaitu:
1. Mengidentifikasikan Masalah
Tahap pertama adalah mengidentifikasikan atau secara sederhana menemukan masalah untuk diteliti. Suatu penelitian baru bisa dilakukan ketika memang ada masalah yang harus diatasi, diperbaiki, dan sebagainya.
2. Membuat Batasan
Tahap yang kedua adalah membuat batasan masalah. Pada saat mengidentifikasikan masalah maka akan menemukan kemungkinan masalah tersebut melebar. Silahkan menetapkan batasan sebagai fokus utama.
3. Menggunakan Pendekatan SMART
Tahap ketiga adalah menggunakan pendekatan SMART sehingga mendapatkan rumusan tujuan penelitian yang tepat. Sebab tujuan riset memang harus spesifik, terukur, mencapai, relevan, dan terbatas pada waktu (SMART).
4. Menjelaskan Tujuan Penelitian dengan Rinci
Tahap berikutnya adalah mulai merumuskan tujuan riset tersebut. Yakni dengan menyusunnya secara runtut, rapi, memakai bahasa sederhana, dan dalam kalimat efektif agar mudah dipahami.
5. Hubungankan Tujuan dengan Manfaat Penelitian
Tahap kelima adalah menghubungkan antara tujuan riset dengan manfaat riset tersebut, dimana memang harus berkesinambungan. Sehingga tujuan riset sudah harus sejalan dengan manfaat riset yang akan diberikan ke masyarakat.
6. Revisi Jika Diperlukan
Tahap akhir adalah mengecek ulang seluruh tujuan riset yang sudah dirumuskan dan melakukan perbaikan (editing) jika memang diperlukan. Tujuannya agar tujuan riset tersebut sudah baik dan benar dengan menganalisis berbagai aspek.
Sementara itu, dikutip melalui kumparan.com, dijelaskan di dalam buku Cara Praktis Penulisan Karya Ilmiah, karya Abd. Rahman Rahim (2020:5). Menjelaskan bahwa tujuan riset adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperoleh setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai atau dituju dalam penelitian.
Dalam mencapai tujuan tersebut, cara termudah merumuskan tujuan penelitian adalah dengan memperhatikan atau dihubungkan dengan rumusan masalah yang disusun. Sebab, rumusan masalah berbentuk pertanyaan dan akan dijawab di tujuan riset.
Dalam proposal usulan sampai laporan hasil penelitian, rumusan masalah dan tujuan dari riset akan masuk di bab pendahuluan. Dimana rumusan disusun di awal dan di bawahnya baru dicantumkan tujuan-tujuan dari penelitian tersebut.
Dalam buku Metode Penelitian: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia karya Azwardi (2008). Dijelaskan bahwa rumusan masalah merupakan upaya untuk menunjukkan secara konkret berbagai pertanyaan penelitian terkait ruang lingkup masalah yang diteliti.
Sementara tujuan penelitian adalah jawaban yang akan diperoleh dari rumusan masalah. Oleh sebab itu, rumusan masalah harus sinkron dengan tujuan penelitian, begitu juga sebaliknya. Berikut contohnya:
Rumusan masalah:
Bagaimana pandangan orang tua santri terhadap model pembelajaran di Pondok Pesantren Modern IMMIM Putra Makassar pada masa pandemi Covid-19?
Tujuan penelitian:
Untuk mendeskripsikan pandangan orang tua santri terhadap model pembelajaran di Pondok Pesantren Modern IMMIM Putra Makassar pada masa pandemi Covid-19.
Contoh Tujuan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Memahami bahwa rumusan masalah harus sinkron dengan tujuan penelitian, maka untuk memudahkan merumuskan tujuan harus dimulai dari menyusun rumusan masalah yang tepat.
Membantu menyusun dan menentukan tujuan riset dengan baik dan benar, berikut beberapa contoh dalam penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Berikut contoh tujuan riset pada penelitian kuantitatif:
Analisis Keputusan Pembelian Konsumen di Toko X
Rumusan masalah:
- Apakah program keanggotaan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di Toko X?
- Apakah tampilan toko mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di Toko X?
Tujuan penelitian:
- Untuk mengetahui pengaruh program keanggotaan terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko X.
- Untuk mengetahui pengaruh tampilan toko terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko X.
Berikut adalah contoh dari tujuan riset pada penelitian kualitatif:
Analisis Kehidupan Sosial Masyarakat di Desa X
Rumusan masalah:
- Bagaimana keadaan sosial masyarakat di Desa X?
- Bagaimana pengelolaan objek wisata Y yang dilakukan oleh masyarakat di Desa X?
- Bagaimana dampak dari adanya objek wisata Y terhadap kehidupan masyarakat di Desa X?
Tujuan penelitian:
- Mengetahui keadaan sosial masyarakat di Desa X.
- Mengetahui pengelolaan objek wisata Y yang dilakukan oleh masyarakat di Desa X.
- Mengetahui dampak dari adanya objek wisata Y terhadap kehidupan masyarakat di Desa X.
Melalui penjelasan tersebut, maka akan lebih mudah dalam menyusun atau merumuskan tujuan penelitian. Dimana memang harus berkaitan langsung dengan rumusan masalah yang disusun lebih dulu.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.