Menggunakan teknik storytelling dalam menyusun karya tulis ternyata sangat tepat untuk dipertimbangkan. Sebab dengan teknik ini, maka bisa meningkatkan minat baca masyarakat atas karya tulis yang dibuat.
Storytelling secara harfiah memiliki makna berbagi atau bertutur cerita. Bisa disebut sebagai kegiatan menyampaikan suatu cerita. Awalnya, teknik ini hanya digunakan saat menyampaikan cerita lewat lisan. Perlahan, masuk ke dalam dunia kepenulisan.
Dalam dunia kepenulisan, teknik ini masuk dalam kategori gaya bahasa. Sebab ada banyak gaya bahasa yang digunakan masing-masing penulis dalam menyusun karyanya. Storytelling memiliki keunikan dalam pemilihan gaya bahasa. Berikut penjelasan detailnya.
Storytelling Dalam Tulisan
Dikutip melalui Repositori Ilmiah Nasional BRIN, dijelaskan bahwa menurut Siswanto (2008), gaya bahasa storytelling adalah teknik bercerita dengan bahasa yang mudah dimengerti secara jelas.
Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, dalam situs National Geographic, menjelaskan bahwa storytelling adalah aktivitas menceritakan atau menulis cerita yang bersifat informatif atau mendidik.
Gaya bahasa atau teknik ini menambahkan unsur personal, seperti opini dan pemilihan kosakata yang disukai oleh penulisnya. Sehingga teknik ini menjadikan karya tulis lebih khas dan bisa menunjukan kepada pembaca siapa penulisnya.
Dulunya teknik ini lebih umum digunakan dalam menyampaikan cerita melalui lisan. Seperti seorang ibu yang menyampaikan dongeng sebelum tidur kepada anaknya. Sehingga penutur kemudian disebut sebagai storyteller.
Perlahan, teknik storytelling mulai masuk ke dunia kepenulisan dan menjadi gaya bahasa menulis yang cukup diminati. Hal ini karena gaya bahasa ini mampu meningkatkan minat baca dan memiliki kelebihan lain yang tidak ditemukan di gaya bahasa lainnya.
Hanya saja, karena ada penambahan opini dan pemilihan kosakata yang estetik dan cenderung disukai oleh pribadi penulisnya. Teknik storytelling hanya cocok untuk karya tulis nonilmiah, bukan karya tulis ilmiah. Teknik ini juga bisa diterapkan pada buku ilmiah populer.
Selain digunakan dalam dunia tulis menulis. Teknik storytelling juga sering digunakan content creator dalam membuat konten. Baik itu konten edukasi, promosi suatu produk, sharing pengalaman, dan lain sebagainya.
Kenapa Menggunakan Teknik Storytelling?
Dibandingkan dengan teknik lain dalam menulis karya, rupanya teknik storytelling punya beberapa kelebihan. Kelebihan ini yang membuatnya menarik dan layak dipertimbangkan penulis untuk digunakan. Alasan tersebut antara lain:
1. Menggugah Emosi Pembaca
Dikutip melalui website Delegasi, dijelaskan bahwa salah satu kelebihan dari gaya storytelling dalam menulis adalah mampu menggugah emosi pembaca. Sebab dalam teknik ini, penulis akan memberikan opini atau pandangan mengenai topik yang dibahas.
Opini ini melibatkan emosi penulis yang ingin disampaikan dan dirasakan pula oleh para pembaca. Penyampaian yang tepat membuat emosi yang dirasakan penulis sampai kepada pembaca. Sehingga bisa menggugah emosi.
Pada cerita fiksi, teknik ini akan membuat cerita sedih tampak nyata. Hal ini yang membuat pembaca ikut merasakan kesedihan tokoh bahkan sampai ikut menangis. Begitu pula ketika tokoh merasa bahagia, terharu, marah, dan sebagainya.
2. Memudahkan Pemahaman Pembaca
Selain disampaikan secara storytelling, suatu cerita atau topik juga bisa ditulis dengan kronologi datar atau biasa. Pesan atau makna dengan teknik biasa ini memang tetap bisa diterima atau dipahami pembaca. Namun, tidak bisa merasakan emosi di dalamnya.
Menariknya, dengan teknik storytelling maka topik yang dianggap berat dan susah dijelaskan. Ternyata mampu disampaikan penulis dengan lebih mudah. Bahkan menjadi mudah dipahami karena teknik ini lebih dominan memakai kosakata sederhana.
Terutama kosakata yang memang umum digunakan dalam keseharian. Oleh sebab itu, teknik ini lebih banyak dilirik dalam bercerita karena bisa memudahkan pembaca memahami isinya. Pesan yang ingin disampaikan penulis pada akhirnya sampai kepada pembaca.
3. Membuat Karya Lebih Diingat Pembaca
Teknik storytelling juga lebih mudah diingat oleh pembaca. Bagaimana hal ini terjadi? Jawabannya karena seperti penjelasan sebelumnya. Pertama, karena melibatkan emosi pembaca sehingga lebih mudah membekas di ingatan mereka.
Kedua, karena disajikan dengan bahasa sederhana yang membuatnya mudah dipahami. Ketika suatu tulisan dipahami dengan baik oleh pembaca, maka mereka mengingatnya dengan lebih jelas.
Inilah alasan kenapa teknik storytelling sering disarankan dipakai dalam membuat karya ilmiah populer. Tujuannya agar topik ilmiah yang dijadikan inti pembahasan bisa dipahami dan diingat oleh para pembaca.
4. Membuat Tulisan Lebih Menarik di Mata Pembaca
Jika Anda membaca suatu karya tulis yang dikembangkan dengan teknik biasa, maka akan cenderung datar. Sebaliknya, storytelling akan menjadikan tulisan tampak lebih berwarna dan menggugah minat baca. Bahkan sejak paragraf pertama.
Inilah alasan kenapa teknik ini banyak digunakan para penulis, terutama dalam karya fiksi. Sebab bisa dengan mudah menarik perhatian pembaca dan menggugah semangat mereka untuk membaca keseluruhan isinya.
Teknik storytelling diketahui juga lebih mudah meningkatkan minat baca masyarakat. Sehingga bisa menjadi teknik yang diterapkan untuk berbagai karya tulis. Termasuk pada buku ilmiah populer.
5. Meningkatkan Kreativitas Penulis
Bagi penulis, teknik storytelling ternyata bermanfaat untuk meningkatkan kreativitas. Yakni dalam menuangkan ide di kepala menjadi sebuah tulisan yang menarik. Sekaligus memiliki makna yang jelas dan bisa dipahami pembaca.
Biasanya dalam teknik ini, penulis akan berusaha memilih kosakata sederhana. Kemudian disusun menjadi kalimat efektif yang pendek dan enak dibaca. Sehingga menuntut penulis lebih kreatif dalam memilih kosakata dan menyusunnya menjadi kalimat efektif tapi tetap enak dibaca.
6. Mengembangkan Perbendaharaan Kata
Bagi penulis dan pembaca, storytelling pada tulisan juga efektif menambah perbendaharaan kata. Hal ini bisa terjadi, karena memang dalam teknik ini dibutuhkan pemilihan kata yang tepat.
Dimana bisa mendapatkan emosi pembaca dan meminta mereka untuk membaca keseluruhan tulisan. Sehingga menyusunnya membantu penulis mengenal lebih banyak pilihan kosakata.
Sementara bagi pembaca, pada saat membaca karya tulis yang menggunakan ragam kosakata yang menarik padahal sederhana. Dimana kosakata tersebut tetap mudah dipahami. Maka mereka mengenal lebih banyak kosakata dan bisa mendukung kemampuan mereka dalam berkomunikasi.
Teknik Storytelling
Dalam menyusun karya tulis menggunakan teknik storytelling ada beberapa metode yang bisa digunakan. Masing-masing memiliki ciri khas dan akan menentukan awal cerita dimulai bagaimana atau seperti apa.
Dikutip dari website resmi Gramedia, dijelaskan ada setidaknya 3 metode atau teknik yang digunakan untuk menyusun tulisan dengan gaya storytelling. Yaitu:
1. Teknik Storytelling Start False
Start false adalah gaya storytelling yang berawal dari adanya kesalahan yang telah dilakukan di masa lalu. Sehingga bisa dimulai dengan membagikan pengalaman pahit, pengalaman melakukan kesalahan, pengalaman merugikan, dan sejenisnya.
Baru kemudian disusul dengan kalimat-kalimat yang menjelaskan solusi atas kesalahan tersebut. Misalnya bagaimana menghadapi dampak dari kesalahan, bagaimana mengatasi dampak yang timbul, bagaimana meredam dampaknya, dll.
2. Teknik Storytelling Sparkline
Sparkline adalah gaya storytelling yang berisi tentang suatu perbedaan yang terjadi pada peristiwa yang ada di lapangan dengan keinginan dan di dalam tulisan. Sehingga menjelaskan perbedaan tersebut.
Misalnya, penulis memiliki harapan atau ekspektasi tindakan yang dilakukan akan menjadi A, Namun, pada kenyataannya justru menjadi B dan memberikan rasa tidak enak. Entah itu rasa bersalah dan semacamnya.
3. Teknik Storytelling Monomyth
Monomyth adalah teknik storytelling yang menjelaskan kisah seorang tokoh yang meninggalkan kampung halaman untuk meraih mimpinya. Sehingga ada kisah perjuangan seseorang untuk meraih apa yang dituju atau diimpikan.
Contoh Tulisan Dengan Teknik Storytelling
Membantu lebih memahami apa itu teknik storytelling dalam menyusun karya tulis dan bagaimana menerapkannya dalam karya berikutnya. Maka penting untuk membaca lebih banyak contoh tulisan dengan teknik ini.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa contoh tulisan yang menggunakan teknik tersebut:
Contoh Tulisan Teknik Storytelling 1
Tulisan teknik biasa (datar):
Hari ini saya akan mengunjungi museum di kawasan Alun-Alun Semarang. Selanjutnya, saya akan mencoba makan siang dengan menu ayam kecap di Boyolali. Esok hari saya akan kembali ke Bali untuk bertemu dengan pengusaha furniture dari Jepang.
Tulisan dengan teknik storytelling:
Hari ini di bawah sinar matahari yang terik saya akan mengunjungi museum di kawasan Alun-Alun Semarang. Sudah bertahun-tahun saya tidak mengunjungi kembali tempat yang telah memberikan banyak kenangan masa kecil itu. Dahulu, museum itu menjadi saksi bisu saat saya menyatakan rasa cinta kepadanya. Kini kabarnya museum itu mulai ditinggal pengunjung karena tidak dikelola secara baik.
Selanjutnya, saya akan mencoba makan siang dengan menu ayam kecap di Boyolali. Kata orang-orang menu ayam kecap di Boyolali sedang viral sejak tahun lalu. Inilah kenapa saya penasaran untuk mencicipi menu khas ayam kecap Boyolali itu.
Esok hari seharusnya saya kembali ke Ubud, Bali untuk bertemu dengan pengusaha furnitur dari Jepang. Namun, saya tidak memiliki uang lagi untuk membeli tiket. Dompet saya dicuri orang semalam usai melewati salah satu perkampungan. Hari ini hanya ada Rp 50 ribu saja untuk makan siang dan malam nanti.
Contoh Tulisan Teknik Storytelling 2
Tulisan teknik biasa (datar):
Ada desa yang di dalamnya tinggal seekor kucing bernama Lolly dan anjing bernama Buddy. Keduanya berjalan-jalan menyusuri hutan menuju ke puncak bukit untuk menikmati pemandangan.
Tulisan dengan teknik storytelling:
Di satu desa terpencil, hiduplah seekor kucing bernama Loly dan seekor anjing bernama Buddy. Mereka adalah sahabat yang tak terpisahkan meskipun keduanya adalah hewan peliharaan yang berbeda.
Suatu hari, Loly dan Buddy memutuskan untuk menjelajahi hutan di sekitar desa tersebut. Mereka berdua menemui berbagai rintangan dengan bertemu hewan-hewan aneh di sepanjang perjalanan mereka. Namun, mereka berdua memiliki satu sama lain sehingga tidak pernah takut.
Setelah melewati berbagai rintangan, mereka akhirnya tiba di puncak bukit yang indah. Mereka duduk bersama sambil menikmati indahnya pemandangan dari atas bukit.
Contoh Tulisan Teknik Storytelling 3
Tulisan teknik biasa (datar):
Dalam dunia sihir, dikenal seorang penyihir bernama Molly dan memiliki naga kecil yang diberi nama Mark. Dunia sihir mereka diserang oleh penyihir jahat dan keduanya berusaha keras melakukan perlawanan.
Tulisan dengan teknik storytelling:
Di dunia sihir yang penuh dengan makhluk fantastis, ada seorang penyihir tua bernama Molly dan seekor naga cilik bernama Mark. Keduanya selalu mencari petualangan bersama-sama sehingga menjadi sahabat yang baik.
Suatu hari, pasukan jahat menyerang kerajaan mereka, Moly dan Mark segera memutuskan untuk bertindak. Meskipun mereka sudah tua dan naga yang kecil, mereka memberanikan diri dengan melawan musuh-musuh mereka.
Dengan sihir dan kekuatan Mark, akhirnya mereka berhasil mengalahkan musuh-musuh mereka dan menyelamatkan kerajaan mereka kembali. Mereka menunjukkan bahwa ukuran dan usia tidak penting asalkan memiliki keberanian di dalam hatimu.
Contoh Tulisan Teknik Storytelling 4
Tulisan teknik biasa (datar):
Di sebuah hutan terdapat singa yang menjadi raja hutan dan suatu hari bertemu seekor tikus. Tikus tersebut ingin dijadikan mangsa, akan tetapi tikus meminta ampun dan berjanji akan menolong singa di kemudian hari. Meski meremehkan janji tikus, singa tersebut pergi dan merasa janji tersebut tidak berarti.
Tulisan dengan teknik storytelling:
Suatu hari di hutan yang rimbun, ada seekor singa yang sombong dan memerintah semua hewan dengan kekuatannya. Suatu hari, seekor tikus kecil secara tidak sengaja memasuki jalur singa. Singa, yang merasa geli, memutuskan untuk menjebak tikus tersebut di bawah cakarnya yang perkasa.
Tikus, gemetar ketakutan, memohon belas kasihan.
“Tolong ampuni aku,” dia memekik. “Suatu hari nanti, aku mungkin bisa membantumu.”
Geli, singa terkekeh dan melepaskan tikus itu. Tahun-tahun berlalu, dan singa secara tiba-tiba terperangkap dalam jaring pemburu dan tidak dapat melarikan diri. Singa meraung kesusahan dan menarik perhatian tikus.
Mengingat tindakan yang sudah dilakukan singa dahulu, dia segera mengunyah tali dan membebaskannya. Setelah itu singa menyadari bahwa makhluk terkecil pun bisa sangat membantu.
Sejak saat itu, ia memerintah hutan dengan kebaikan dan rasa hormat. Dan hutan menjadi tumbuh subur, secara harmonis merangkul kekuatan kasih sayang dan rasa syukur.
Contoh Tulisan Teknik Storytelling 5
Tulisan teknik biasa (datar):
Zaman dulu ada anak rajin bernama Budi yang diangkat anak seorang raja. Setelah menjadi pangeran, ada orang tua renta mendatanginya dan mengaku sebagai orang tua kandung. Keduanya diusir Budi, dan beberapa bulan kemudian jatuh sakit oleh penyakit gatal.
Tulisan dengan teknik storytelling:
Zaman dahulu di suatu desa ada anak bernama Budi. Pekerjaan sehari-harinya adalah mengurus kuda di Kerajaan. Budia bekerja dengan tangkas dan giat. Selain bekerja, Budi juga sekolah dan diajarkan berbagai macam keterampilan.
Budi memiliki majikan yang sangat menyayanginya, sebab ia sangat pandai dalam mengingat hal-hal yang dipelajarinya. Semakin lama ilmu Budi semakin banyak, Budi pun semakin pintar. Akhirnya, Budi diangkat sebagai Putra Kerajaan.
Suatu hari, ada orang tua mendatangi Budi. Tak disangka-sangka, orang tua tersebut mengaku sebagai ibu dan bapak Budi. Saat itu juga orang tua itu diusir oleh Budi sebagai Putra Kerajaan.
Enam bulan dari peristiwa itu, Budi terkena penyakit gatal. Segala obat di seluruh dunia yang ada tidak bisa menyembuhkan penyakitnya. Dalam hatinya dia mengaku bahwa penyebab sakitnya adalah durhaka pada orang tuanya.
Setelah memahami apa itu teknik storytelling dalam menyusun karya tulis dan bagaimana menerapkannya. Maka jangan lupa untuk terus berlatih menulis memakai teknik ini. Sebab perlu waktu agar teknik ini bisa diterapkan dengan baik dan menghasilkan tulisan yang baik pula.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.