Pernahkah Anda merasa bingung mengenai tata aturan penulisan nama tempat di dalam kalimat? Hal ini tentu lumrah dialami, apalagi jika mendapati penulisan tempat di suatu karya tulis atau teks pendek yang berlainan.
Beberapa teks mungkin menuliskan nama tempat dengan memakai huruf kecil sepenuhnya. Beberapa lagi yang lainnya mengawali penulisan tempat tersebut dengan huruf kapital. Kira-kira mana yang baik dan benar sesuai ketentuan EYD? Yuk, cek penulisan nama-nama tempat/daerah/lokasi/geografi dengan benar selengkapnya!
Penulisan Nama Tempat dalam Berbagai Kondisi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penulisan nama tempat di dalam teks dalam bahasa Indonesia memiliki aturan. Aturan ini tertuang di dalam EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).
Tempat yang dimaksud disini tentunya memiliki cakupan sangat luas. Misalnya tempat untuk tanggal lahir saat menulis CV, kemudian nama jalan, nama gedung, nama daerah atau kota, nama negara, nama sungai, dan nama geografis lainnya.
Jika masih merasa bingung mengenai aturan yang benar seperti apa saat menuliskan nama tempat dalam karya tulis yang dibuat. Silakan simak penjelasan yang mengacu pada EYD versi V berikut:
1. Penulisan Nama Tempat di Tengah Kalimat
Nama tempat yang diletakkan di tengah kalimat memiliki aturan yang sama dengan penulisan nama tempat. Aturan penulisan tempat sama, baik di awal kalimat, di tengah, maupun di akhir kalimat.
Dikutip dari website Ejaan Kemdikbud, penulisan nama suatu tempat berkaitan dengan aturan penggunaan huruf kapital. Artinya, nama suatu tempat wajib diawali dengan huruf kapital. Ketika masuk dalam kalimat, aturan ini yang digunakan.
Berikut adalah penjelasan dalam bentuk contoh:
Salah | Benar |
---|---|
Kami sekeluarga pergi ke danau toba untuk melihat keindahannya. | Kami sekeluarga pergi ke Danau Toba untuk melihat keindahannya. (nama danau) |
Arin pergi pagi-pagi untuk mengurus pengiriman surat di kantor pos. | Arin pergi pagi-pagi untuk mengurus pengiriman surat di Kantor Pos. (nama instansi) |
Kamu asalnya dari semarang ya? | Kamu asalnya dari Semarang ya? (nama kota). |
Anto keluar rumah jam 9 pagi karena ada wawancara di gedung HSBC. | Anto keluar rumah jam 9 pagi karena ada wawancara di Gedung HSBC. (nama gedung) |
Sekolah Pak Irwan ada di jalan diponegoro, ini bersebelahan dengan jalan veteran di Semarang. | Sekolah Pak Irwan ada di Jalan Diponegoro, ini bersebelahan dengan Jalan Veteran di Semarang. (nama jalan). |
Pada beberapa contoh di atas, Anda tentu mulai memahami aturan dalam penulisan nama tempat yang tepat. Nama tempat yang masuk dalam teks wajib diawali dengan huruf kapital.
Penulisan nama tempat yang tidak lengkap dan mengarah pada suatu jenis tempat yang tidak spesifik (tidak menyebutkan nama tempat tersebut). Maka tidak perlu diawali dengan huruf kapital. Berikut contohnya:
- Andi pergi memancing ke danau dekat rumah. (nama tempat “danau” ditulis huruf kecil karena menjelaskan jenis tempat yang dituju Andi bukan nama danaunya. Penulisan danau diawali huruf kapital jika menuliskan nama danau tersebut. Misalnya “Danau Toba”, “Danau Kelimutu”, “Danau Gunung Tujuh”, dll).
- Ibu pergi ke pasar membeli beras. (kata “pasar” ditulis huruf kecil karena menjelaskan jenis tempat yang dituju ibu. Namun jika menjelaskan nama pasar, maka diawali huruf kapital. Misalnya pada “Pasar Palimanan”, “Pasar Beringharjo”, “Pasar Senen”, dan sejenisnya).
Baca Juga: Aturan Kapitalisasi Judul [Panduan Agar Tak Keliru]
2. Penulisan Nama Tempat atau Alamat di Surat
Penulisan nama tempat sangat umum dilakukan di surat. Nama tempat pada surat bisa nama geografi dan nama alamat. Terkait hal ini, ada beberapa aturan yang perlu dipahami agar penulisannya sudah benar. Berikut penjelasannya:
a. Penulisan nama tempat di surat
Pada surat yang dibuat, tentunya ada kondisi dimana pembuat perlu mencantumkan nama suatu tempat. Baik itu nama daerah, nama kota, nama jalan, nama gedung, nama suatu fasilitas publik, dan sebagainya.
Aturan penulisan nama tempat selalu diawali dengan huruf kapital. Berikut beberapa contohnya:
- Gedung BCA
- Gedung Kelurahan Sidodadi
- Kecamatan Pandeglang
- Kota Banten
- Kota Semarang
- Kabupaten Grobogan
- Kabupaten Purworejo
- Kelurahan Karangasem
- Negara Indonesia
- India
- Danau Toba
- Pasar Palimanan
- dan lain sebagainya.
b. Penulisan alamat di surat
Pada surat yang dibuat tentunya akrab dengan penulisan alamat. Baik alamat instansi penerbit surat yang diletakan di kop surat, maupun alamat penerima surat tersebut.
Penulisan alamat juga mengikuti ketentuan penggunaan huruf kapital. Penulisan nama jalan, kecamatan, kelurahan, dan detail lainnya wajib diawali dengan huruf kapital. Berikut beberapa contoh penulisan alamat yang benar di dalam surat:
- Kegiatan meeting akan diadakan di Hotel Cimerta, Jalan Gatot Subroto No. 16 Parung, Bogor, Jawa Barat.
- Yth. Ani Indahwati, M.Psi.
Jalan Harmoni Blok C2 Nomor 45
Kota Bandung - Kepada:
Anita Hermawan
Jalan Letjen Suprapto 5 RT 07/05
Kelurahan Singamar, Kecamatan Teluk
Jawa Barat
Sebagai informasi tambahan, penulisan “jalan” yang benar sesuai EYD adalah ditulis apa adanya (tidak dibuat singkatan) dan diawali dengan huruf kapital, yakni menjadi “Jalan” dan diikuti nama jalan tersebut.
Namun, menuliskan jalan dengan singkatan “Jl.” juga tidak salah (bukan “Jln”). Jika ditulis demikian, maka huruf “J” ditulis kapital dan diikuti huruf “L” ditulis huruf kecil. Hanya saja untuk surat resmi, penulisan “Jalan” lebih dianjurkan dibanding “Jl.”.
Aturan lebih detail bisa Anda cek melalui 7 Aturan Penulisan Alamat Surat yang Benar dan Contoh.
3. Penulisan Tempat Tanggal Lahir (TTL)
Berikutnya adalah mengenai aturan penulisan nama tempat pada informasi tempat dan tanggal lahir atau TTL. TTL biasanya dicantumkan di CV atau biodata yang umumnya untuk data personal, CV pada kelengkapan berkas lamaran kerja.
Penulisan TTL diawali dengan menuliskan tempat kelahiran, biasanya kabupaten atau kota dimana yang bersangkutan lahir. Otomatis menuliskan nama kota atau kabupaten yang diawali dengan huruf besar.
Sementara tanggal lahir ditulis dengan format umum yaitu tanggal lahir, bulan lahir, dan tahun lahir. Berikut beberapa contohnya:
- Ujung Pandang, 13 Maret 1999
- Semarang, 19 Agustus 2003
- Grobogan, 3 November 2013
- Bandung, 16 April 1990
4. Penulisan Nama Tempat Ibadah
Dikutip melalui salah satu cuitan akun X dari Ivan Lanin, dijelaskan bahwa penulisan nama tempat ibadah ditulis huruf kecil semua. Hal ini berlaku untuk menuliskan kata yang menunjukan tempat ibadah.
Namun, penulisan tempat ibadah diawali huruf kapital apabila menyebutkan nama lengkap tempat ibadah tersebut. Berikut beberapa contohnya dalam kalimat:
- Anita pergi ke gereja setiap hari Minggu. (“gereja” ditulis huruf kecil karena menjelaskan suatu tempat ibadah).
- Anita pergi ke Gereja Kristen Indonesia Maulana Yusuf setiap hari Minggu. (“Gereja Kristen Indonesia Maulana Yusuf” diawali huruf kapital karena menyebutkan nama tempat ibadah).
Aturan Penulisan Nama Geografi
Membantu memperjelas penjelasan di atas, Anda perlu memahami aturan penulisan nama geografi. Membahas mengenai aturan penulisan nama tempat, salah satunya akan menjelaskan aturan penulisan nama geografi tersebut.
Nama geografi sendiri adalah nama yang digunakan untuk menyebut wilayah atau tempat di muka bumi. Nama geografi yang dimaksud seperti nama negara, kota, sungai, gunung, laut, dan tempat-tempat geografis lainnya.
Dalam EYD, ada aturan yang menjelaskan mengenai penulisan nama geografi tersebut. Berikut detailnya:
1. Penulisan Nama Geografi
Nama geografi sekali lagi adalah nama yang digunakan untuk menyebut wilayah atau tempat di muka bumi. Setiap kali menyebutkan nama lengkap suatu tempat yang ada di bumi, maka masuk kategori nama geografi.
Dalam EYD, penulisan nama geografi wajib diawali dengan huruf kapital. Hal ini berlaku dimanapun nama geografi tersebut berada di dalam kalimat. Baik itu di awal kalimat, di tengah, maupun di akhir kalimat. Berikut beberapa contoh nama geografi:
- Kecamatan Rengasdengklok
- Distrik Samofa
- Desa Sentul
- Kelurahan Rawamangun
- Jalan Polonia
- Gang Kelinci
- Lantai II Gedung Tabrani
- Ruang Poerwadarminta Gedung Yudistira
- dan lain sebagainya.
2. Penulisan Nama Geografi yang Tidak Diikuti Nama Diri
Aturan kedua berkaitan dengan penulisan nama tempat secara geografis adalah untuk penulisan nama geografi tanpa diikuti nama diri. Artinya, ada kalanya nama suatu tempat di bumi digunakan. Namun tidak menjelaskan nama geografisnya.
Misalnya, suatu kalimat menjelaskan subjek pergi ke “sungai”. Jika hanya menuliskan “sungai”, penulis menuliskan nama geografi tidak diikuti nama diri.
Lain halnya jika menuliskan atau menyebutkan nama sungai yang dituju oleh subjek. Misalnya pada kalimat “Andi pergi ke Sungai Kapuas”. Maka “Sungai Kapuas” adalah nama geografi dengan nama diri.
Khusus untuk penulisan nama tempat geografi yang tidak diikuti nama diri maka sepenuhnya ditulis dengan huruf kecil. Berikut beberapa contohnya dalam kalimat:
- Ayah sudah satu bulan berlayar ke teluk.
- Anita menyeberangi selat saat pergi berlibur ke Bali dari Surabaya.
- Adik pergi tamasya ke danau di Semarang.
3. Penulisan Nama Diri Geografi untuk Nama Jenis
Aturan berikutnya yang masih berkaitan dengan penulisan nama geografi adalah penulisan nama diri geografi yang menunjukan nama jenis. Artinya, ada beberapa jenis buah, jenis tempat, dan jenis lainnya yang menggunakan nama geografi.
Namun, nama jenis disini tidak menjadi nama geografi sehingga penulisannya menggunakan huruf kecil semua tanpa diawali huruf kapital. Kecuali jika diletakkan di awal kalimat atau di judul suatu karya tulis. Berikut beberapa contohnya:
- Nenek suka sekali dengan kacang bogor.
- Kemarin ayah menanam bibit jeruk bali.
- Ibu ke pasar memborong petai cina.
- Kemarin kakak membeli batik Cirebon di marketplace.
Melalui penjelasan di atas, Anda bisa memahami bahwa penulisan nama yang bersifat geografis tidak selalu diawali huruf kapital. Hal ini hanya berlaku untuk penulisan nama geografi.
Jika digunakan untuk penyebutan nama jenis makanan, jenis buah-buahan, dan jenis lain yang terkesan “mengadopsi” nama geografi, penulisannya tidak lagi diawali dengan huruf kapital kecuali jika ditempatkan di awal kalimat atau pada judul karya tulis.
Sebab di dalam EYD sendiri, huruf pertama pada kata pertama suatu kalimat wajib ditulis dengan huruf besar. Sementara pada judul, selain beberapa jenis kata seperti kata hubung sampai partikel, wajib diawali dengan huruf kapital.
Penjelasan ini sekali lagi mengacu pada EYD versi V yang bisa diakses di website Ejaan Kemdikbud yang dikelola oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Berhubung EYD diperbaharui berkala, Anda bisa mengecek langsung di website tersebut untuk memastikan aturan penulisan nama tempat yang benar.
Cek kesalahan yang sering dilakukan penulis dan ketahui bagaimana penulisannya yang benar: