Search
Close this search box.

4 Prinsip Dasar Menyusun Rencana Anggaran Penelitian Berkualitas

Pada saat menyusun proposal penelitian, maka di dalamnya akan mencantumkan informasi mengenai anggaran penelitian. Informasi mengenai anggaran ini penting untuk menjelaskan kebutuhan biaya dalam pelaksanaan penelitian yang diusulkan. 

Seperti yang diketahui, kegiatan penelitian membutuhkan biaya. Bahkan terbilang besar, terutama untuk penelitian yang durasinya lebih dari satu tahun. Dana penelitian pun perlu dipastikan memadai agar kegiatan penelitian bisa dilakukan sampai tahap akhir. 

Oleh sebab itu, dalam proposal penelitian akan menjelaskan secara rinci kebutuhan biaya penelitian. Sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan bagi penyedia dana, apakah menyetujui proposal tersebut atau sebaliknya.

Rencana Anggaran Penelitian

Dikutip melalui website Kebijakan Kesehatan Indonesia (KKI), anggaran adalah rencana keuangan yang sistematis menunjukkan alokasi sumber daya manusia, sumber daya material dan sumber daya lainnya.

Istilah anggaran bisa digunakan dalam berbagai bidang dan dalam berbagai konteks. Dalam konteks penelitian, anggaran penelitian merujuk pada kebutuhan biaya untuk mendukung penelitian tersebut ketika dialokasikan pada kebutuhan sumber daya manusia, sumber daya material dan sumber daya lainnya.

Dalam penelitian, tentunya membutuhkan dana untuk berbagai kebutuhan. Baik untuk membayar biaya tenaga kerja atau SDM, menyewa laboratorium, memberikan fee kepada narasumber, mengakses database bereputasi yang berbayar, dan sebagainya. 

Biaya-biaya yang kompleks dalam penelitian tentunya tidak memungkinkan untuk ditanggung sendiri oleh peneliti. Biasanya peneliti akan mencari sumber pendanaan yang bersedia mendukung penuh rencana penelitian yang dimiliki. 

Sumber dana ini bisa dari perguruan tinggi (khusus dosen), lembaga penelitian, hibah dari pemerintah, dan juga pendanaan dari mitra penelitian. Supaya dana didapatkan dari sumber-sumber tersebut, peneliti perlu menjelaskan rincian anggaran penelitian. 

Komponen Dalam Anggaran Penelitian

Dalam menyusun anggaran untuk penelitian, tentunya tidak bisa asal-asalan. Peneliti perlu memastikan susunan anggaran tersebut detail dan rasional atau logis. Sehingga ada hubungan erat antara post biaya dengan kebutuhan umum dari penelitian yang dilakukan. 

Misalnya, peneliti mendapat fasilitas laboratorium gratis dari lembaga penelitian yang berkolaborasi. Maka tidak rasional jika dalam anggaran mencantumkan post biaya penyewaan laboratorium. 

Rasionalitas juga berkaitan dengan nominal dalam setiap post biaya. Peneliti perlu melakukan survei untuk memastikan mencantumkan nominal yang relevan dengan aktual di lapangan. Meski bisa meleset, tapi tidak terpaut terlalu banyak. Nominal yang rasional mencegah kecurigaan ada mark up anggaran penelitian. 

Selain itu, jenis komponen post biaya dalam anggaran juga harus rasional. Secara umum, berikut adalah beberapa jenis komponen yang bisa masuk ke dalam rencana anggaran: 

1. Salary

Komponen pertama yang umum masuk dalam rencana anggaran suatu penelitian adalah salary atau gaji. Gaji disini mencakup gaji tim peneliti, tenaga administrasi, gaji konsultan, dan gaji seluruh SDM yang dibutuhkan jasa dan kinerjanya dalam penelitian. 

Mayoritas program hibah, mensyaratkan komponen biaya ini tidak masuk dalam anggaran. Namun, ada juga yang sebaliknya. Sehingga dalam menyusun anggaran, peneliti perlu menyesuaikan kebijakan penyedia dana. 

2. Office Supplies and Equipment

Komponen biaya kedua dalam rencana anggaran penelitian adalah office supplies and equipment. Yaitu biaya untuk pembelian atau penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor yang dibutuhkan dalam penelitian. 

Adapun yang dimaksud dalam peralatan kantor adalah benda-benda yang digunakan untuk kelancaran kegiatan administrasi dan tata usaha. Umumnya punya daya tahan lama dan bisa digunakan jangka panjang. Misalnya komputer, printer, meja kantor, dll. 

Sementara perlengkapan kantor adalah benda-benda kecil yang digunakan sehari-hari untuk mendukung kegiatan perkantoran. Sifat dari perlengkapan kantor adalah habis pakai atau bahkan sekali pakai. Misalnya kertas HVS, pulpen, stapler, dll. 

3. Travel and Meeting Cost

Komponen biaya berikutnya yang umum masuk dalam rencana anggaran penelitian adalah travel and meeting cost. Yakni biaya perjalanan dan pertemuan yang perlu dilakukan peneliti untuk mendukung penelitian. 

Biaya pertemuan biasanya untuk kebutuhan meeting. Baik untuk diskusi antar tim peneliti maupun dengan pihak terkait, misalnya penyedia dana dan mitra penelitian. Dalam meeting mungkin perlu sewa tempat sehingga biayanya masuk ke dalam anggaran. 

Sementara biaya perjalanan adalah biaya transportasi selama penelitian. Baik transportasi untuk meeting, menuju ke lokasi populasi penelitian, dan sebagainya. Biaya ini mencakup biaya perjalanan darat, laut, maupun udara. 

4. Direct Cost

Komponen biaya yang keempat dalam anggaran penelitian adalah direct cost, yaitu uang yang dikeluarkan untuk membayar operasional penelitian. Misalnya biaya untuk pembayaran subkontraktor, biaya surveyor, biaya pelatihan hingga biaya konferensi ilmiah. 

5. Indirect Cost

Berikutnya adalah indirect cost atau biaya tidak langsung. Yaitu biaya yang tidak secara langsung dapat dihubungkan dengan aktivitas spesifik penelitian tetapi tetap diperlukan untuk mendukung pelaksanaan penelitian. 

Ada beberapa biaya yang dibutuhkan dalam penelitian akan tetapi tidak selalu langsung dibutuhkan. Misalnya biaya untuk tagihan listrik, air, dan sebagainya. Dimana dalam penelitian mungkin membutuhkan sedikit, tetapi tagihan dibayar penuh. 

Aturan Anggaran Penelitian

Dalam menyusun rencana anggaran penelitian, ada beberapa aturan yang perlu dipatuhi peneliti dan tim yang dibentuk. Sehingga susunan anggaran tersebut sesuai dengan kondisi dan kebijakan penyedia dana. 

Secara umum, ada 4 prinsip yang menjadi aturan dasar dalam menyusun anggaran dalam penelitian. Prinsip ini berlaku untuk penelitian yang dilakukan dosen, mahasiswa, dan peneliti dari lembaga penelitian. Berikut penjelasanya: 

1. Peraturan 

Prinsip pertama dalam menyusun rencana anggaran suatu penelitian adalah peraturan. Artinya, peneliti perlu mematuhi aturan penyusunan anggaran sesuai kebijakan penyedia dana penelitian. 

Misalnya, dosen mendapatkan hibah penelitian dari Dikti. Maka ada format alokasi pengaturan anggaran yang dibuat oleh Dikti. Format ini tentunya perlu diikuti oleh dosen dan bukan sebaliknya. 

Aturan ini biasanya dibuat oleh penyedia dana untuk menyesuaikan jumlah dana yang tersedia. Sekaligus menjadi faktor kontrol untuk mengantisipasi adalah mark up anggaran yang membuat biaya membengkak tapi tidak efektif dan efisien (korupsi). 

2. Komprehensif 

Prinsip kedua dalam menyusun rencana anggaran penelitian adalah komprehensif. Artinya, detail jenis sampai jumlah pengeluaran adalah jelas dan bisa dipertanggung jawabkan. 

Dalam rencana anggaran tersebut, peneliti akan mencantumkan biaya apa saja yang muncul dan dibutuhkan dalam penelitian. Kemudian dilengkapi dengan informasi kuantitas pasti dan total anggaran di masing-masing pengeluaran. 

Misalnya, peneliti menuliskan ada biaya untuk menyewa kursi, kemudian dijelaskan jumlah kursi yang dibutuhkan. Misalnya 50 kursi dan biaya untuk menyewa 50 kursi tersebut, misalnya Rp500 ribu untuk satu bulan. 

3. Akurat 

Prinsip yang ketiga adalah akurat, artinya kebutuhan jenis pengeluaran, jumlah, dan juga nominal harus sesuai dengan aktual di lapangan. Atau minimal sesuai dengan standar yang berlaku secara umum. 

Misalnya, peneliti menuliskan biaya gaji tim peneliti dimana per orang adalah sesuai UMR setempat. Maka anggaran seperti ini disebut akurat, karena disesuaikan dengan ketentuan UMR yang berlaku di daerah penelitian dilakukan. 

Jangan sampai penelitian di kota X dengan UMR misalnya Rp2,5 juta per bulan. Namun anggaran ditulis memakai UMR kota Y yang mencapai Rp5 juta per bulan. Anggaran seperti ini tidak memenuhi prinsip akurat dan rentan ditolak usulannya ke penyedia dana. 

4. Justifikasi Jelas 

Prinsip keempat dalam menyusun rencana anggaran penelitian yang baik dan tepat adalah justifikasi jelas. Justifikasi anggaran dalam penelitian adalah penjelasan yang memberikan alasan dan dasar penggunaan anggaran untuk setiap komponen dalam penelitian.

Justifikasi ini penting untuk membantu peneliti menjelaskan kepada pihak terkait mengenai seberapa butuh komponen tersebut dalam penelitian. Sehingga bisa dijelaskan dengan dasar yang kuat dan bisa dipahami serta disetujui pihak terkait. 

Misalnya, peneliti menjelaskan ada biaya untuk gaji tim peneliti sebesar UMR setempat. Maka peneliti perlu menjelaskan kenapa tim peneliti perlu diberi gaji, yakni menjelaskan job desk dan tanggung jawab setiap tim. Berikut contohnya: 

“Gaji asisten peneliti sebesar Rp5.000.000 per bulan diperlukan untuk membantu analisis data selama 6 bulan, dengan total anggaran Rp30.000.000.”

Manfaat Justifikasi dalam Rencana Anggaran Penelitian 

Bicara mengenai rencana anggaran penelitian tentu berkaitan erat dengan justifikasi anggaran. Justifikasi memastikan susunan anggaran jelas, relevan, dan bisa dipertanggung jawabkan. 

Berdasarkan informasi dari Chat GPT versi 4, yang diakses pada 12 Desember 2024. Secara umum, justifikasi dalam anggaran yang baik adalah sebagai berikut: 

  • Relevan: Semua komponen anggaran harus mendukung langsung atau tidak langsung tujuan penelitian.
  • Detail: Penjelasan harus mencakup apa, mengapa, dan bagaimana biaya tersebut akan digunakan.
  • Realistis: Biaya yang diajukan sesuai dengan harga pasar dan kebutuhan penelitian.
  • Berdasarkan Data atau Standar: Jika memungkinkan, sertakan dasar perhitungan, seperti standar gaji, harga barang, atau tarif perjalanan.

Menyusun anggaran dengan justifikasi yang memenuhi kriteria tersebut akan meningkatkan manfaat dan fungsinya. Berikut adalah sejumlah manfaat yang bisa didapatkan jika anggaran disusun dengan prinsip justifikasi yang jelas: 

1. Meningkatkan Kepercayaan 

Seorang peneliti dan tim yang dibentuk tentu berharap bisa mendapat kepercayaan penuh dari pihak penyedia dana penelitian. Baik itu perguruan tinggi, mitra, maupun pemerintah lewat program hibah. 

Sehingga anggaran yang disusun harus memenuhi berbagai prinsip yang dijelaskan sebelumnya. Anggaran pun bisa dipercaya karena disusun secara profesional dan semua rasional. Oleh sebab itu, justifikasi penting dalam menyusun anggaran. 

2. Mendukung Evaluasi 

Manfaat yang kedua dari justifikasi dalam anggaran suatu penelitian adalah mendukung evaluasi. Proposal penelitian yang diajukan tentunya akan dievaluasi oleh tim asesor yang dibentuk penyedia dana penelitian. 

Proses evaluasi ini akan lebih mudah dan cepat jika ada justifikasi dalam aspek anggaran. Sebab asesor lebih mudah memahami rasionalitas dari anggaran tersebut. Sehingga mudah diterima karena dipandang masuk akal. 

3. Meminimalkan Resiko Usulan Penelitian Ditolak 

Manfaat berikutnya adalah meminimalkan proposal usulan ditolak. Umumnya, pertimbangan penting dari penerimaan proposal usulan adalah dari anggaran dan aspek penting lain. 

Jadi, justifikasi penting dalam menyusun rencana anggaran agar resiko ditolak semakin rendah. Hal ini terjadi karena anggaran tersebut rasional dan bisa diterima logika dengan baik. Sekaligus sesuai dengan ketersediaan dana dari pihak penyedia dana tersebut. 

Supaya lebih membantu memahami apa itu justifikasi dalam anggaran penelitian dan bagaimana menyusunnya. Maka berikut beberapa contoh justifikasi dalam rencana anggaran: 

  1. Sewa fasilitas: “Biaya Rp7.500.000 digunakan untuk menyewa ruang laboratorium selama 3 bulan untuk melakukan pengujian sampel.”
  2. Konsumsi: “Biaya konsumsi sebesar Rp5.000.000 dialokasikan untuk 20 peserta selama 2 hari workshop untuk analisis data.”
  3. Transportasi: “Transportasi sebesar Rp15.000.000 diperlukan untuk perjalanan ke lokasi penelitian di 3 kota selama proses pengumpulan data lapangan.”
  4. Peralatan dan perlengkapan: “Biaya Rp10.000.000 dialokasikan untuk membeli bahan kimia (reagen) yang akan digunakan dalam eksperimen laboratorium untuk pengujian sampel.”

Berikut contoh dalam bentuk tabel, dimana justifikasi anggaran masuk di kolom “Rincian dan Alasan”: 

Komponen Rincian dan Alasan Jumlah (Rp) 
Gaji peneliti Untuk peneliti utama selama 6 bulan (Rp10.000.000/bulan).60,000,000
Bahan penelitian Reagen dan bahan laboratorium untuk uji sampel (25 unit @Rp400.000).10,000,000
Transportasi Perjalanan ke 3 lokasi penelitian (kereta + akomodasi 5 hari).15,000,000
Publikasi Biaya publikasi hasil penelitian pada jurnal internasional.7,500,000
Total92,500,000

Contoh Anggaran Penelitian

Membantu lebih memahami lagi bagaimana cara menyusun rencana anggaran penelitian dalam proposal penelitian. Berikut adalah contoh yang bisa dipelajari: 

No. Kegiatan Harga Jumlah Total 
1Penyusunan proposal
Alat tulisRp30.000,-Rp30.000,-
PenggandaanRp100.000,- Rp100.000,- 
Jilid Rp20.000,- Rp20.000,- 
2Seminar ProposalRp50.000,-Rp50.000,-
3Revisi Proposal SkripsiRp50.000,-Rp50.000,-
Persiapan Penelitian Rp50.000,-Rp50.000,-
5Pelaksanaan Penelitian
PerijinanRp250.000,-Rp250.000,-
TransportasiRp100.000,- Rp100.000,- 
Penggandaan angket dan kuesionerRp50.000,-Rp50.000,-
Souvenir respondenRp7000,-100Rp700.000,- 
Souvenir Tim PenelitiRp75.000,-2Rp150.000,-
6Pembuatan ECRp 50.000,-Rp 50.000,-
7Penyusunan Hasil PenelitianRp100.000,-Rp100.000,-
8Seminar Hasil penelitianRp100.000,-Rp100.000,-
9Revisi Hasil PenelitianRp100.000,-Rp100.000,-
10Penggandaan dan JilidRp100.000,-Rp100.000,-
11Biaya tak terdugaRp200.000,-Rp200.000,-
Total Rp 2.010.000

Pada tabel di atas adalah contoh saja. Mengenai jenis pengeluaran atau biaya, antara satu penelitian dengan penelitian lain tentu berbeda. Begitu pula dengan nominalnya. Sehingga bisa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. 

Supaya isi dari rencana anggaran ini tepat dan rasional, serta memenuhi beberapa prinsip yang dijelaskan sebelumnya. Maka berikut beberapa tips yang bisa dilakukan: 

  1. Mempelajari susunan rencana anggaran penelitian dari penelitian terdahulu. Misalnya melihat susunan rencana anggaran dari proposal penelitian dosen lain yang sudah mendapatkan hibah. Sehingga bisa mengetahui apa saja kebutuhan dalam penelitian secara umum maupun khusus sesuai topik yang dipilih. 
  2. Melakukan survei terkait biaya yang berlaku secara standar di tempat atau daerah dimana penelitian dilakukan. Sebab besaran biaya di masing-masing pengeluaran harus relevan dengan kondisi aktual di lapangan. 
  3. Berdiskusi dengan tim penelitian dalam menyusun anggaran, sehingga meminimalkan kesalahan. Serta memastikan semua pengeluaran yang dibutuhkan sudah masuk dalam rencana anggaran tersebut. 
  4. Memiliki dampingan mentor, misalnya dari dosen lebih senior yang akan membantu mengevaluasi susunan anggaran yang dibuat. Pendapat dari mereka yang lebih ahli dan berpengalaman bisa membantu meminimalkan kesalahan. 

Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman pribadi berkaitan dengan topik anggaran penelitian dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat. 

Artikel Penulisan Buku Pendidikan