Aksioma Penelitian: Perbedaan pada Penelitian Kualitatif dengan Kuantitatif 

aksioma penelitian

Salah satu tahap awal dalam kegiatan penelitian adalah menentukan aksioma atau pandangan dasar. Pandangan dasar ditetapkan peneliti sebelum mulai menyusun rencana atau rancangan kegiatan penelitian. 

Sebagai dasar dari kegiatan penelitian, keberadaannya akan membantu peneliti merumuskan pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian dan membantu menentukan teori-teori apa saja yang menjadi landasan dasar penelitian. Berikut informasinya. 

Apa Itu Aksioma dalam Penelitian?

Dikutip melalui buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. karya Sugiyono (2013), aksioma adalah pandangan dasar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, aksioma adalah pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian.

Secara umum, aksioma dipahami sebagai pernyataan dasar atau asumsi yang dianggap benar tanpa perlu dibuktikan terlebih dahulu. Keberadaannya digunakan atau difungsikan sebagai landasan berpikir dalam suatu pendekatan penelitian.

Jadi, dalam kegiatan penelitian, tidak hanya dikenal istilah hipotesis (terutama dalam penelitian kuantitatif). Hipotesis adalah pernyataan dugaan sementara yang perlu diuji kebenarannya melalui penelitian atau observasi.

Sementara itu, aksioma merupakan pernyataan dasar yang diterima sebagai kebenaran tanpa perlu dibuktikan. Aksioma bisa didapatkan peneliti dari proses pemahaman berbagai teori atau ilmu pengetahuan yang diakses melalui berbagai sumber. 

Misalnya menemukan teori yang menjelaskan “dua garis sejajar tidak akan pernah berpotongan”. Jika dipikirkan dengan logika, teori tersebut benar adanya dan tidak perlu diperdebatkan maupun dibuktikan kebenarannya karena bagaimana mungkin dua garis yang sejajar bisa berpotongan? 

Aksioma juga bisa didapatkan peneliti melalui kegiatan observasi atau mengamati lingkungan di sekitarnya. Misalnya mendapati bahwa “matahari selalu terbit dari timur dan terbenam ke arah barat”. Pernyataan ini dianggap sebagai kebenaran umum atau diakui kebenarannya oleh siapa saja dan tidak perlu lagi dibuktikan. 

Perbedaan Aksioma Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Hipotesis lebih umum dijumpai pada penelitian kuantitatif. Nah, berbeda dengan aksioma yang bisa ditemukan di semua penelitian, apapun jenisnya. Baik itu pada penelitian kualitatif maupun kuantitatif. 

Namun, dalam penelitian yang jenisnya berbeda tentu juga akan dijumpai beberapa perbedaan. Perbedaan aksioma penelitian kualitatif dan kuantitatif, diantaranya: 

1. Sifat Realitas 

Aspek pertama yang menunjukan perbedaan aksioma dalam penelitian kualitatif dengan kuantitatif adalah pada sifat realitas. Sifat realitas yang dimaksud disini adalah sifat dari suatu objek maupun subjek yang diteliti. 

Dalam penelitian kualitatif, sifat dari realitas bersifat dinamis. Dimana apa yang terlihat oleh mata peneliti tidak bisa disimpulkan langsung. Peneliti perlu mendalami alasan dibalik apa yang diperlihatkan oleh realita tersebut. 

Sebaliknya, pada aksioma penelitian kuantitatif, sifat realita dipandang apa adanya. Apa yang terlihat oleh mata maka ditarik kesimpulan sehingga mengabaikan faktor dan aspek tertentu yang bisa jadi mempengaruhi apa yang diperlihatkan realita. 

Sebagai contoh, ketika peneliti meneliti suatu mobil yang diklaim memiliki kecepatan tinggi. Peneliti akan fokus membuktikan klaim tersebut di penelitian kuantitatifnya. Jika mobil melaju kencang, maka klaim dipandang benar. Begitu juga sebaliknya. 

Sementara di dalam penelitian kualitatif, peneliti akan mengecek kebenaran klaim tersebut. Kemudian meneliti juga apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat laju mobil. Misalnya ketika diuji di jalanan datar dan diuji di jalanan menanjak. Diuji juga di jalanan beraspal dan di jalanan berbatu. 

2. Hubungan Peneliti dengan yang Diteliti 

Perbedaan kedua antara aksioma penelitian kuantitatif dengan kualitatif adalah pada hubungan peneliti dengan apa yang diteliti. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian dilakukan secara independen untuk menjaga objektivitas. 

Hal ini sejalan dengan pandangan penelitian kuantitatif bahwa kebenaran ada di luar diri peneliti. Dengan pandangan ini, peneliti kuantitatif akan menjaga jarak dengan apa yang diteliti. Termasuk populasi dan sampel penelitian yang menjadi sumber data. 

Di dalam penelitian kualitatif, peneliti dipandang sebagai human instrument sehingga dalam proses pengumpulan data peneliti akan lebih interaktif dengan sampel atau sumber data penelitian. 

Inilah alasan kenapa pengumpulan data di penelitian kuantitatif sering memakai kuesioner, sementara penelitian kualitatif ke metode wawancara. Sebab lewat kuesioner, peneliti bisa tetap menjaga jarak dan menjaga tetap objektif. Sementara pada wawancara, peneliti bisa mengenal sumber dengan lebih baik. 

3. Hubungan Variabel Penelitian 

Aspek ketiga yang menjadi pembeda antara aksioma penelitian kualitatif dengan kuantitatif adalah hubungan variabel dalam penelitian. Pada penelitian kuantitatif, hubungan semua variabel yang diteliti adalah sebab akibat. 

Jika suatu mobil diklaim cepat, kemudian hasil uji coba memang bisa melaju cepat. Artinya mobil tersebut sesuai klaim, hasil penelitian sudah membuktikannya dan akan fokus memperhatikan spesifikasi mesin yang mendasari kecepatan mobil. 

Sementara hubungan variabel di dalam penelitian kualitatif adalah timbal balik. Misalnya, jika suatu mobil bisa melaju kencang, peneliti akan mengecek juga jenis mesinnya, teknologi pada mesin, jenis bahan bakar, kualitas ban mobil, dan aspek lain karena semua hal membentuk hubungan timbal balik. 

4. Kemungkinan Generalisasi 

Hal keempat yang membedakan aksioma penelitian kualitatif dengan kuantitatif adalah kemungkinan generalisasi pada hasil penelitian. Pada penelitian kuantitatif, bisa dikatakan hasil penelitian cenderung bisa digeneralisasikan. 

Hal ini bisa terjadi karena peneliti akan lebih fokus pada dua variabel yang membentuk hubungan sebab akibat dan menjaga data dan seluruh tahap penelitian tetap objektif. Sehingga, hasil penelitiannya cenderung bisa digeneralisasikan. 

Lain halnya dengan penelitian kualitatif yang memandang semua variabel yang diteliti membentuk hubungan timbal balik sehingga akan memperhatikan juga beberapa hal yang mempengaruhi data penelitian sebelum menarik kesimpulan. 

Pengumpulan data yang lebih umum dengan teknik wawancara juga membuat data bisa lebih subjektif, sesuai pandangan narasumber. Tidak semua hasil penelitian kualitatif bisa digeneralisasikan. Hanya pada konteks dan waktu tertentu saja. 

5. Peranan Nilai 

Aspek terakhir yang membedakan aksioma penelitian kualitatif dengan kuantitatif adalah peranan nilai. Pada penelitian kuantitatif, peranan nilai cenderung bebas. Sementara di dalam penelitian kualitatif terikat oleh nilai yang dibawa peneliti atau oleh sumber data (narasumber). 

Pada penelitian kuantitatif, nilai cenderung bebas karena peneliti selalu objektif dan menjaga jarak dengan narasumber. Misalnya saat mengumpulkan data dengan kuesioner, peneliti tidak berinteraksi langsung dalam proses pengumpulan data. Data didapatkan didasarkan pada jawaban responden. 

Sementara di dalam penelitian kualitatif yang data umumnya dikumpulkan melalui wawancara, ada kemungkinan narasumber memiliki pandangan atau nilai-nilai kehidupan tersendiri sehingga mempengaruhi jawabannya. Demikian halnya dengan peneliti. 

Ada kalanya, mendapat jawaban yang kurang rinci peneliti tetap melanjutkan ke pertanyaan berikutnya. Namun, ada kalanya pula peneliti mengajukan pertanyaan penyesuaian untuk mendapat kejelasan mendalam. 

Jadi, nilai yang dibawa peneliti juga akan mempengaruhi hasil pengumpulan data penelitian. Apakah harus kritis, apakah perlu mendapat informasi rinci atau hanya butuh yang umum saja, atau yang lainnya? 

Contoh Aksioma

Membantu memahami lagi apa itu aksioma dan perbedaanya dalam penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Maka berikut beberapa contohnya: 

  1. Penelitian Kualitatif 
    Penelitian: “Makna Disiplin Belajar bagi Siswa SMA di Daerah Terpencil”
    Aksioma: “Setiap siswa memiliki pandangan yang berbeda tentang disiplin. Ada yang memaknainya sebagai tanggung jawab, ada pula yang menganggapnya sebagai tekanan dari guru.”
  2. Penelitian Kuantitatif
    Penelitian: “Pengaruh Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika”,
    Aksioma: “Gaya belajar siswa dapat diukur melalui angket, dan hasil belajar dapat dinilai dengan skor ujian.”

Artikel Penulisan Buku Pendidikan