Bongkar 5 Alur Struktur Buku Ajar Agar Naskah Tak Membosankan – Bagi seorang dosen, pastinya sudah tahu tuntutan dasar seorang dosen, selain mengajar adalah menulis buku ajar. Jadi setiap buku ajar yang dibuat sengaja disusun dan diperuntukan sebagai buku pegangan peserta didiknya (pembaca). Memang setiap dosen memiliki cakupan berbeda setiap kali menulis buku ajar.
Ada dosen yang sengaja menulis buku ajar yang dikhususkan untuk lingkup universitas. Maksudnya, buku tersebut hanya di gunakan untuk proses belajar mengajar peserta didik di lingkup dosen tersebut mengajar. Ada pula yang buku ajarnya di peruntukan untuk universitas lain atau untuk masyarakat umum.
Hampir sebagian besar dosen yang terbiasa membuat buku ajar, mereka tentu sudah mahir bagaimana membuat struktur buku ajar. Sebaliknya, bagi calon dosen, yang kurang menguasai dunia penulisan buku akan merasa kesulitan. Ternyata menulis buku tidak sekedar menulis mengarang bebas, tetapi ada aturan tersendiri.
Berikut lima alur struktur buku ajar yang bisa Anda ikuti:
Alur Struktur Buku Ajar pertama yang tidak kalah diperhatikan bagi penulis adalah rencana pembelajaran. Memang rencana pembelajaran sangat membantu Dosen ketika menulis buku ajar. Lantas, sejauh apa fungsi rencana pembelajaran dalam menulis buku ajar? Bagi seorang guru, rencana pembelajaran membantu guru melakukan kegiatan belajar mengajar.
Berbeda bagi guru/dosen yang menuliskan buku ajar. Tujuan rencana pembelajaran bagi seorang penulis buku ajar juga membantu mengarahkan topic dan tema yang akan dituliskan. Jadi rencana pembelajaran dapat dijadikan penulis sebagai proses scenario pembelajaran.
Karena buku ini diperuntukan untuk peserta didik (pembaca) dari kalangan mahasiswa dan akademis, maka dari segi bahasa di tulis dan di sampaikan bersifat luwes, fleksibel. Sehingga peserta didik tetap memiliki ruang untuk mengamati, melihat dan menganalisis.
Alur struktur buku ajar yang kedua adalah membuat ilustrasi. Bagi penulis buku ajar yang professional, pasti sudah tahu poin ini. Jadi, ketika menulis buku, di bagian dalam disertai ilustrasi. Ilustrasi dalam hal dapat diartikan sebagai sarana komunikasi visual yang ada di dalam naskah.
Penulis buku ajar yang terbiasa, memanfaatkan ilustrasi sebagai salah satu trik dan pelangkap isi naskah. Agar isi buku yang dipaparkan tidak membosankan. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa buku ajar di mata peserta didik, lebih membosankan. Oleh sebab itu, untuk menghindari rasa kebosanan inilah, maka ilustrasi di masukan di dalamnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ilustrasi dapat diartikan sebagai sarana untuk memudahkan peserta didik memahami pesan buku. Berbicara tentang bentuk ilustrasi, ada beberapa macam bentuk. Ada yang ilustrasi berupa skema, diagram, struktur, table dan ataupun diagram.
Berdasarkan fungsinya, ilustrasi ada beberapa bentuk. Pertama, ilustrasi berbentuk deskriptif, dimana ilustrasi disampaikan untuk mengiring pembaca agar bisa memahami maksudnya. Kedua, ilustrasi berbentuk ekspresif, yang diperuntukan untuk bentuk ilustrasi dalam bentuk konsep maupun gagasan yang masih abstrak sekalipun.
Ketiga, fungsi analisis atau structural merupakan ilustrasi yang disapaikan secara structural yang menjelaskan secara tertulis menggunakan bahasa narasi. Terkahir adalah ilustrasi dalam bentuk kuantitatif, yang sering digunakan untuk menekankan tentang variabel.
Alur struktur buku yang ketiga adalah, disertai dengan contoh. Bisa berbentuk contoh kasus atau contoh soal. Sedangkan keuntungan contoh dalam bentuk analogi sebenarnya berfungsi untuk memberikan kemudahan nalar dan berlogika. Termasuk dalam memudahkan menyerap ilmu yang di awal rumit, menjadi lebih mudah dipahami.
Beberapa penulis selain melengkapi dengan beberapa contoh kasus, mereka akan membuat sebuah rangkuman dibagian akhir ulasan sub bab. Fungsinya untuk mengingatkan kembali materi yang telah di paparkan sebelumnya. Satu sisi, juga akan memudahkan peserta didik kembali mengingat materi.
Alur struktur buku ajar yang keempat adalah membuat studi kasus. Buku ajar tanpa stadi kasus rasanya akan kurang lengkap. Meskipun stadi kasus tampak sepele, sebenarnya studi kasus ini memiliki konten isi yang sifatnya membangun dan memberi warna.
Pembuatan studi kasus pun tidak sembarang. Karena di studi kasus ini secara tidak langsung Anda akan dilibatkan pada upaya mengumpulkan data, melakukananalisis, melakukan tratmen, membuat teknik identifikasi hingga melakukan interpretasi.
Meskipun terkesan ribet, studi kasus dalam buku ajar sebenarnya menawarkan kemudahan kepada peserta didik dalam memahami dan menganalisis permasalahan yang kompleks sekalipun. Setidaknya ada dua tujuan utama tujuan studi kasus, yaitu bertujuan secara umum yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui sebab akibat dari suatu masalah.
Tujuan studi kasus yang kedua bertujuan untuk memberikan sosialisasi demi memperoleh data. Di mana kedua tujuan studi kasus ini sama-sama memberikan manfaat dan pengalaman yang lebih mendalam bagi peserta didik.
Menurut Yin, secara teknis, studi kasus dibagi menjadi tiga, yaitu studi kasus yang membandingkan data empiris dengan data prediktif. Kedua, teknik Eksplanasi yang digunakan untuk menganalisa studi kasus. Terakhir dengan studi analisis deret waktu, yang paling sering digunakan untuk pengambilan data dari hasil penelitian eksperimen.
Tujuan disertai contoh untuk guna mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah penulis sampaikan. Contoh soal ini pulalah yang juga dimanfaatkan oleh guru untuk mengukur kompetensi peserta didik.
Terkait dengan latihan soal yang diberikan, setiap buku ajar satu dengan yang lain memiliki cara berbeda-beda. Ada yang memberikan latihan soal dengan pertanyaan terbuka, ada juga yang memberikan latihan soal dengan langsung melakukan penelitian. Bahkan, ada juga yang memberikan latihan soal yang hanya memberikan pertanyaan ganda.
Itulah lima alur struktur buku ajar yang diperhatikan. Daripada binggung bagaimana menulis buku ajar, Anda dapat menjadikan lima alur struktur ini sebagai landasan dasar menyusun dan membuat buku ajar yang lebih mudah. Andapun tidak perlu binggung mencari referensi. Sekian, semoga dengan ulasan ini mempu meringankan kebimbangan Anda dan membantu. Salam literasi dan selamat mempraktekan.
Setelah selesai menulis, Anda perlu memilih penerbit untuk menerbitkan buku ajar ber-ISBN di penerbit anggota IKAPI agar buku diakui Dikti.
Terbitkan buku di Penerbit Deepublish saja! Sudah 5000+ lebih akademisi dari doktor hingga profesor telah mempercayakan Penerbit Deepublish. Anda tak perlu bingung soal format hingga proses penerbitan, konsultan kami akan membantu hingga buku Anda berhasil terbit.
Jadi, tak perlu ragu lagi, silakan daftar melalui laman Menerbitkan Buku di Deepublish sekarang juga!
Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang buku ajar, Anda dapat melihat artikel berikut:
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Kontributor: Novia Intan
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…