4 Bentuk Kata Sisipan dan Contoh Kalimat

kata sisipan

Pada saat membahas mengenai kata imbuhan atau kata berimbuhan, Anda akan ikut membahas mengenai kata sisipan. Sisipan atau infiks menjadi salah satu jenis atau bentuk dari kata berimbuhan. 

Sisipan di dalam kata dasar membentuk kata dan makna baru yang bisa melengkapi suatu kalimat agar punya makna yang jelas. Bentuk sisipan pun sangat beragam dan tentunya perlu dipahami seluruhnya. Berikut informasinya. 

Kata Sisipan

Dalam buku berjudul Cara Mudah Menghadapi Ujian Nasional, menjelaskan bahwa kata sisipan atau infiks adalah imbuhan yang dibubuhkan di tengah-tengah kata sehingga ada penambahan imbuhan di tengah suatu kata dasar. 

Secara umum, imbuhan diketahui memberi tambahan di depan maupun di belakang atau kombinasi keduanya di dalam kata dasar. Misalnya imbuhan ber-  yang ada di awal kata dasar. 

Kemudian imbuhan -an yang menjadi imbuhan atau akhiran karena terletak di belakang kata dasar. Bentuk kata berimbuhan kemudian juga bisa di tengah kata dasar sehingga disebut sebagai kata sisipan, sisipan, atau dalam bahasa Inggris disebut infiks. 

Sisipan di tengah kata dasar akan membentuk kata baru dengan makna yang baru juga. Misalnya ada sisipan -em pada kata “getar” maka menjadi “gemetar”. Sehingga susunannya menjadi g-em-tar. Dimana setelah huruf “g” ada sisipan “-em”. 

Makna dari kata dengan sisipan juga mengalami perubahan. Sesuai contoh sebelumnya, mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata getar artinya rasa hambar mirip minyak jelantah. Sementara itu, kata gemetar adalah bergetar anggota badan karena ketakutan (kedinginan dan sebagainya). 

Dengan adanya sisipan di sebuah kata dasar, maka ada perubahan makna. Kata baru dengan makna baru bisa digunakan untuk memperkaya proses komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. 

Bentuk Sisipan

Kata sisipan kemudian memiliki bentuk atau jenis yang juga beragam. Dikutip melalui buku berjudul Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia Tata Istilah, secara garis besar sisipan atau infiks terbagi menjadi 4 bentuk. Yakni -el-, -em-, -er-, dan -in-. Berikut penjelasannya: 

1. Bentuk Bersisipan -el-

Jenis atau bentuk sisipan yang pertama adalah -el-. Artinya, pada kata dasar akan mendapat sisipan -el- di tengah. Misalnya kata “gembung” menjadi “gelembung”. Contoh lain, kata “gembur” menjadi “gelembur”. 

2. Bentuk Bersisipan -em-

Bentuk sisipan yang kedua adalah -em- sehingga ada kata dasar yang diberi sisipan dua huruf tersebut. Misalnya kata “gaung” menjadi “gemaung”. Contoh lain, kata “guruh” menjadi “gemuruh”. 

3. Bentuk Bersisipan -er-

Bentuk kata sisipan yang ketiga adalah -er-, sehingga ada kata dasar yang diberi sisipan dua huruf ini. Misalnya kata “gigi” menjadi “gerigi”. Contoh lain seperti kata “sabut” menjadi “serabut”. 

4. Bentuk Bersisipan -in-

Bentuk sisipan yang terakhir adalah -in- sehingga ada penambahan dua huruf ini di tengah kata dasar. Misalnya pada kata “sambung” menjadi “sinambung”, kemudian contoh lain seperti kata “tambah” menjadi “tinambah”. 

Baca Juga: Kata Turunan: Definisi, Perbedaan, Cara Menulis, Contoh

Contoh Kalimat Sisipan

Membantu mengenal dan memahami apa itu kata sisipan. Berikut beberapa contoh penggunaannya dalam kalimat dari berbagai bentuk sisipan yang sudah dijelaskan: 

  1. Gigi = Gerigi 
    Kalimat: Pisau itu sudah tumpul, tetapi masih tampak gerigi kecil di bagian tepinya.
  2. Sip = Selip
    Kalimat: Ia menaruh uang itu dengan cara selip di antara halaman buku.
  1. Tunjuk = Telunjuk 
    Kalimat: Ia menunjuk papan tulis dengan jari telunjuk.
  1. Patuk = Pelatuk 
    Kalimat: Burung pelatuk terkenal kuat karena paruhnya bisa mematuk batang pohon.
  1. Bat = Belat
    Kalimat: Nelayan itu memasang belat untuk menangkap ikan di sungai.
  1. Panduk = Pelanduk 
    Kalimat: Di hutan Sumatra masih ada hewan kecil bernama pelanduk.
  1. Tapak = Telapak 
    Kalimat: Di tanah basah itu terlihat jelas telapak kaki manusia.
  1. Songsong = Selongsong 
    Kalimat: Polisi menemukan selongsong peluru di TKP.
  1. Gigi = Geligi 
    Kalimat: Karena udara di pegunungan sangat dingin, giginya terdengar geligi sepanjang malam.
  1. Getar = Gemetar
    Kalimat: Tangannya gemetar saat menandatangani surat penting itu.
  1. Gerlap = Gemerlap 
    Kalimat: Lampu kota terlihat gemerlap di malam hari.
  1. Kelut = Kemelut 
    Kalimat: Negara itu sedang menghadapi kemelut politik yang rumit.
  1. Turun = Temurun 
    Kalimat: Adat itu diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang.
  1. Glutuk = Gemeletuk 
    Kalimat: Giginya gemeletuk karena udara dingin.
  1. Merah = Kemerah 
    Kalimat: Wajahnya tampak kemerah-merahan setelah berolahraga.
  1. Gericik = Gemericik 
    Kalimat: Suara air sungai yang gemercik menenangkan hati.
  1. Geretak = Gemeretak 
    Kalimat: Pintu tua itu berbunyi gemeretak saat dibuka.
  1. Guruh = Gemuruh 
    Kalimat: Suara tepuk tangan penonton terdengar gemuruh di stadion.
  1. Gigi = Gerigi 
    Kalimat: Pisau roti itu memiliki gerigi kecil di bagian tepinya.
  1. Sabut = Serabut 
    Kalimat: Tali itu terbuat dari serabut kelapa yang dikeringkan.
  1. Kikil = Kerikil 
    Kalimat: Jalan desa itu masih dipenuhi batu kerikil.
  1. Tompah = Terompah 
    Kalimat: Kakek berjalan memakai sandal terompah.
  1. Suling = Seruling 
    Kalimat: Ia memainkan seruling bambu dengan merdu.
  1. Getar = Gemetar 
    Tangannya gemetar ketika harus berbicara di depan banyak orang.
  1. Gembung = Gelembung 
    Anak-anak senang bermain sabun yang menghasilkan banyak gelembung di udara.

Itulah beberapa contoh penggunaan kata sisipan di dalam kalimat. Selain contoh-contoh tersebut, tentu masih bisa dikembangkan lagi, karena setiap kata sangat mungkin untuk masuk dalam kalimat tertentu dengan makna tertentu sesuai kebutuhan penulis atau penutur.

Jangan lewatkan informasi tentang kata imbuhan berikut:

Artikel Penulisan Buku Pendidikan