Daftar Isi
Jenis buku hasil penelitian cukup beragam dan para dosen bisa memilih salah satunya untuk bisa memenuhi kewajiban menerbitkan buku ilmiah. Buku ilmiah ini bisa bersumber dari hasil penelitian yang juga menambahkan data-data tertentu dari sejumlah referensi.
Jika dilihat dari sejumlah sisi, mencoba menuliskan hasil penelitian ke dalam naskah buku merupakan langkah menguntungkan. Sebab bagi dosen, melakukan suatu pekerjaan bisa memenuhi BKD dan mendapat tambahan KUM. Lalu, bagaimana cara melakukannya?
Buku hasil penelitian merupakan sebuah buku yang isinya menjelaskan hasil penelitian dan kemudian diterbitkan secara resmi melalui lembaga penerbit resmi. Buku jenis ini secara umum ditulis oleh kalangan akademisi, yakni dosen maupun mahasiswa.
Bagi dosen, mencoba menuangkan hasil penelitian ke naskah buku adalah langkah penting. Sebab sudah menjadi kewajiban karena masuk daftar tugas pokok dosen. Dimana di dalam PO BKD disebutkan dosen diharapkan bisa menerbitkan setidaknya satu judul buku per tahun, berupa buku monograf atau buku referensi.
Oleh sebab itu, dosen perlu memahami betul bagaimana menuangkan hasil penelitiannya ke dalam naskah buku untuk kemudian diterbitkan. Sebab, tidak sedikit dosen yang mengaku kesulitan menuangkannya ke naskah buku dibanding ke artikel ilmiah.
[EBOOK GRATIS!] Kupas Tuntas Buku Monograf dan Referensi
Lewat penjelasan di atas, maka bisa dipahami bahwa hasil penelitian dosen tidak hanya bisa dituangkan menjadi artikel ilmiah. Dimana artikel ilmiah ini hanya bisa dipublikasikan melalui prosiding dan jurnal, baik nasional maupun internasional.
Menulis hasil penelitian menjadi naskah buku bisa dipertimbangkan, karena jika dilihat dari berbagai aspek. Langkah ini cenderung lebih menguntungkan, diantaranya adalah karena beberapa alasan berikut:
Mengubah hasil penelitian menjadi buku terbilang penting bagi dosen, alasan pertamanya adalah untuk memperluas jangkauan pembaca dan manfaatnya.
Harus diakui, naskah ilmiah berbentuk buku membuatnya disajikan dengan bahasa lebih sederhana sehingga cocok dibaca masyarakat luas. Bukan sekadar masyarakat ilmiah seperti jurnal.
Semakin banyak yang membaca, semakin banyak orang memetik manfaat isi buku berisi hasil penelitian dosen tersebut. Jadi, tujuan melaksanakan penelitian pun bisa tercapai yakni mengembangkan IPTEK lewat publikasi ilmiah berbentuk buku.
Menyusun naskah buku hasil penelitian dan menerbitkannya membantu dosen untuk memenuhi BKD (Beban Kinerja Dosen). Per satu semester, dosen diharapkan bisa memenuhi target beban kerja antara 12-16 SKS.
Dalam PO BKD, dosen diharapkan bisa menerbitkan minimal 1 judul buku ilmiah per tahun. Satu buku berhasil terbit sesuai ketentuan memberi beban kerja sebesar 5 SKS, misalnya pada buku monograf.
Nilai SKS ini tentu terbilang tinggi sebab kegiatan dosen dalam mengajar saja dihitung 1 SKS saja per semester. Jadi, untuk memenuhi beban 12 SKS, menerbitkan buku dari hasil penelitian bisa sangat membantu.
Tak hanya memenuhi BKD, menulis dan menerbitkan buku hasil penelitian dosen juga membantu meraih tambahan KUM tinggi. Sesuai dengan ketentuan yang dijelaskan di dalam PO PAK, menerbitkan buku diberi KUM antara 20-40 poin.
Misalnya saja untuk buku monograf, maka dosen berhak mendapatkan 20 poin. Sementara untuk buku referensi bisa mencapai 40 poin. Jumlah KUM ini sangat tinggi jika dibanding aktivitas lain.
Jadi, menerbitkan 1 buku per tahun bisa membantu percepatan pengembangan karir akademik dosen. Namun, pahami betul bahwa nilai KUM harus seimbang dengan tugas pokok lainnya. Tidak bisa dosen hanya menerbitkan buku lalu naik jabatan.
Baca Juga : Perbedaan Buku Monograf, Buku Ajar, Buku Referensi
Arti penting bagi dosen menerbitkan buku berisi hasil penelitian selanjutnya adalah agar bisa mendapat pemasukan. Pasalnya, menerbitkan buku berbeda dengan menerbitkan jurnal maupun melakukan prosiding.
Sebab, buku memberi pemasukan dalam bentuk royali. Sementara jurnal maupun prosiding justru membuat dosen mengeluarkan biaya publikasi. Dosen yang rutin menerbitkan buku bisa menerima royalti lumayan.
Royalti ini bisa dimanfaatkan dosen untuk mengurus publikasi ilmiah berikutnya. Baik untuk biaya publikasi jurnal, prosiding, maupun menerbitkan buku baru. Sehingga penghasilan dari buku bisa mendorong dosen lebih produktif meneliti, menulis, dan melakukan pengembangan publikasi ilmiah.
Salah satu keunikan sekaligus nilai tambah menerbitkan buku adalah bisa menjadikannya sebagai kartu nama selain kartu nama konvensional. Bagaimana hal ini dapat terjadi?
Katakanlah dosen menghadiri sebuah acara ilmiah sambil membawa buku yang sudah diterbitkan olehnya. Saat ingin memperkenalkan diri, maka bisa memberikan buku tersebut sebagai kenang-kenangan.
Selain lebih berkesan, penerima juga akan mengetahui siapa pemberi buku tersebut. Pasalnya, di dalam buku akan tercantum identitas penulis dan memuat keterangan profesinya sebagai dosen, berasal dari kampus mana, dan lain-lain.
Menerbitkan buku hasil penelitian pada dasarnya penting untuk dilakukan para dosen. Sebab buku ini bisa dijadikan pegangan dosen dalam mengajar. Baik dosen yang menulis buku tersebut maupun dosen lain, sehingga bisa membantu penyelenggaraan perkuliahan.
Meskipun secara ilmiah, kredibilitas buku berada di bawah jurnal ilmiah. Akan tetapi, buku ilmiah masih termasuk referensi kredibel yang mampu menguatkan sebuah topik penelitian maupun naskah ilmiah yang dibuat.
Jadi, dosen yang produktif menulis dan menerbitkan buku bisa dikatakan penting untuk terus dilakukan. Sebab lewat langkah inilah para dosen tersebut sudah berkontribusi menyediakan sumber referensi ilmiah kredibel.
Baca Juga : Apa itu Referensi? Pahami Tujuan, Jenis, Sumber, dan Cara Menulisnya
Memahami arti penting atau manfaat dari menerbitkan buku hasil penelitian. Tentu menjadikan langkah ini sebagai pertimbangan penting untuk dilakukan. Namun, bagaimana cara memulainya? Beberapa tahapan berikut bisa dicoba:
Cara pertama adalah melakukan perubahan pada judul. Hal ini perlu dilakukan karena judul pada hasil penelitian di dalam artikel ilmiah cenderung kaku. Selain itu juga panjang, maka perlu disederhanakan dan dibuat lebih menarik.
Tahap kedua adalah mengubah sistematika naskah sebab jumlah bab di naskah buku lebih banyak dibanding di artikel ilmiah. Supaya tidak kesulitan, silahkan dibuat kerangkanya dulu agar isi artikel ilmiah bisa dijabarkan menjadi beberapa bab berbeda.
Berikutnya adalah melakukan penyesuaian bahasa. Misalnya di artikel ilmiah menggunakan kata “peneliti” maka di naskah buku istilah ini tidak perlu digunakan. Kemudian penyajian data mentah di pembahasan penelitian juga diubah ke data siap saji sehingga lebih mudah dipahami pembaca.
Tahap akhir adalah melengkapi naskah dengan beberapa halaman. Seperti kata pengantar, daftar isi, profil penulis, dan juga sinopsis buku. Setelah itu, naskah bisa dikirimkan ke penerbit kredibel agar bisa terbit dan dilaporkan ke BKD.
Mengubah hasil penelitian ke dalam naskah buku ternyata tidak sulit. Hanya saja memang perlu melakukan beberapa perubahan sesuai tata cara yang dijelaskan di atas. Jadi, silahkan diterapkan agar tidak merasa kesulitan menulis buku hasil penelitian.
Baca Juga : Mengubah Karya Ilmiah Menjadi Buku di Deepublish, Tertarik?
Buku hasil penelitian dapat berupa buku monograf dan buku referensi, berikut contoh-contoh buku karya dosen di seluruh Indonesia terbitan Pneebrit Deepublish:
Berikut adalah beberapa contoh dari buku monograf karya para dosen di seluruh Indonesia yang diterbitkan bersama penerbit deepublish:
Pertanyaan Seputar Buku Hasil Penelitian:
buku referensi adalah buku yang di tulis secara ilmiah yang membahas hanya satu bidang ilmu yang berisi topik atau tema yang lebih luas. Sedangkan, buku monograf dipergunakan untuk pegangan materi pembelajaran atau buku pegangan mahasiswa yang diterbitkan secara tunggal dan tidak ada seri lanjutannya.
Buku laporan hasil penelitian merupakan laporan sebuah penelitan yang diterbitkan atau dipublikasikan dalam bentuk buku yang ber-ISBN. Buku tersebut dapat berupa buku monograf atau referensi yang masing-masing berkontribusi terhadap angka kredit sebesar 20 dan 40 poin.
Ingin mengubah artikel ilmiah menjadi buku tetapi tidak punya banyak waktu? Tenang! Penerbit Deepublish siap membantu hingga tahap menerbitkan buku melalui Layanan Parafrase.
Layanan Parafrase adalah layanan konversi artikel ilmiah menjadi buku referensi atau buku monograf dengan fasilitas tambahan berupa desain layout, desain cover, dan masih banyak lagi. Kirim naskah kepada kami, buku pun jadi.
Kunjungi halaman Layanan Parafrase Penerbit Deepublish dan daftar sekarang juga!
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…