Memiliki Artikel Jurnal Tersimpan? Buat Artikel Jurnal Menjadi Buku Referensi Lebih Mudah.
Anda memiliki artikel jurnal banyak, baik yang sudah dipublikasi maupun yang belum dipublikasi? Sayang jika artikel jurnal Anda hanya dinikmati sendiri dan dinikmati oleh kalangan tertentu. Anda dapat mengkonfersi artikel jurnal Anda ke dalam buku referensi.
Anda masih merasa ragu ingin mengkonversikan atau tidak? Sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Karena selain hasil kajian artikel jurnal Anda dibaca banyak orang, Anda pun dapat menjadikan buku Referensi untuk memperoleh poin kredit. Anda yakin tidak melakukannya?
Jika kendala utama Anda karena merasa kesulitan menulis buku referensi, minimal Anda memiliki keinginan dan semangat terlebih dahulu. Keinginan dan tujuan adalah modal utama. Sisannya, Anda bisa membaca ulasan kami. Sebenarnya menulis buku referensi itu mudah jika tahu kunci dan jurus jitunya. Berikut beberapa kunci menulis buku ajar lebih mudah.
Tahukah Anda, ternyata buku referensi salah satu buku yang diakui oleh Dikti. Itu sebabnya, buku referensi juga sering digunakan sebagai syarat kenaikan jabatan ataupun untuk memperoleh nilai kum. Dari segi isi, buku referensi termasuk media yang memuat informasi dan fakta dibidang ilmu tertentu. Umumnya ditulis dengan bahasa yang lebih padat, sarat dengan informasi dan disampaikan menggunakan bahasa yang lebih ringkas.
Buku referensi pada dasarnya memiliki perbedaan banyak dengan artikel jurnal. Dari segi ketebalan isi, artikel jurnal dikemas hanya 15 halaman sampai 25 halaman saja. Sedangkan buku referensi bisa mencapai 100 halaman lebih. Dari esensi isi, intinya bisa sama. Hanya berbeda pada penyampaian. Buku referensi dikemas lebih detail dan lebih menyeluruh, sebaliknya, artikel jurnal dibuat secara garis besarnya saja. Karena lebih fokus pada metodologinya.
Penyampaian pesan yang ditulis sebenarnya tidak jauh beda dari artikel jurnal. Hanya saja panyampaian gaya bahasa di buku referensi menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami. Misalnya, artikel jurnal menyampaikan data lebih banyak, maka ketika dikonversi ke dalam buku referensi, data tersebut dapat diuraikan lebih sederhana dan simpel.
Menguraikan data yang masih berbentuk angka misalnya, perlu diterjemahkan ke dalam bahasa yang sederhana. Kenapa demikian, karena pembaca buku referensi tidak semuanya bisa membaca data angka. Pada prinsipnya, fokus penulisan buku referensi tidak hanya menekankan pada jumlah data dan referensi saja, tetapi juga memperhatikan kemasan bahasa tulis, apakah komprehensif atau tidak.
Menulis buku referensi memang berbeda ketika menulis artikel jurnal. Jika artikel jurnal lebih fokus pada hasil penelitian dan ulasannya saja. Pada buku referensi, lebih mengutamakan apa yang dibutuhkan oleh pasar/pembaca.
Di lihat dari segmentasinya, artikel jurnal hanya diperuntukan untuk kalangan tertentu saja, yaitu untuk kalangan akademisi saja. Sedangkan buku referensi diperuntukan oleh banyak kalangan. Oleh sebab itu, penulis buku referensi juga memperhatikan segmentasi pasar apa yang akan disasar. Apakah akan menyasar kalangan pelajar SMA? Kuliah? Atau untuk umum?
Memperhatikan segmentasi pasar/pembaca terbukti efektif membantu dalam menyusun buku referensi. Khususnya membantu dalam menentukan penggunaan bahasa yang dan cocok.
Setelah penulis menentukan pangsa pasar, penulis akhirnya dapat memutuskan gaya penulisan yang akan digunakan. Prinsip pemilihan bahasa penulisan, pastikan juga tetap memperhatikan penggunaan gaya bahasa yang padat, komunikatif dan tetap formal. Seorang penulis buku referensi memposisikan sebagai calon pembaca. Tujuannya adalah, agar terjadi emosi antara penulis dan pembaca.
Ketika emosi penulis berhasil membuat pembaca merasa nyaman, itulah keberhasilan penulis. Tidak dapat dipungkiri banyak buku yang sebenarnya bagus, namun akhirnya tidak diminati karena penggunaan bahasa yang terlalu tinggi. Satu poin penting, saat menulis, hindari penggunaan bahasa ilmiah atau istilah terlalu banyak. Karena segmentasi pembaca dari kalangan yang bisa jadi tidak tahu tentang istilah asing.
Jika ingin menyantumkan bahasa asing dan ilmiah, bisa memberikan catatan kaki atau keterangan. Di poin ini, penulis justru disarankan untuk menuliskan menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami oleh orang yang tidak tahu ilmu sama sekalipun.
Kita tahu bahwa setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Ada tipe orang yang lebih mudah belajar secara audio, ada pula yang secara visual, dan ada yang menggunakan audio – visual. Ketika menulis buku referensi yang disarankan, tidak ada salahnya untuk menyertakan indeks alfabetis, atau bisa juga menyertakan diagram, bagan atau semacamnya. Fungsinya jelas, membantu pembaca mudah memahami pesan.
Selain menggunakan simbol, demi memudahkan pembaca, tidak ada salahnya menyertakan ilustrasi. Ilustrasi ini juga akan membantu kognitif pembaca lebih mudah menangkap maksud pesan yang dimaksudkan. Jika ilustrasi terlalu sulit, tidak ada salahnya pula membuat bagan yang menerangkan inti dari uraian yang dijelaskan.
Itulah beberapa poin penting menulis buku referensi. Pada dasarnya buku referensi dibuat tidak sekedar sebagai buku pegangan atau buku pengayaan. Keberadaan buku referensi ini juga berfungsi seperti buku seperti buku handbook, guidebooks, peta, buku indeks-abstrak, ensiklopedia, buku publikasi penelitian ataupun publikasi pemerintahan.
Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. atau Anda bisa langsung Kirim Naskah dengan mengikuti prosedur berikut ini: KIRIM NASKAH
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Kontributor: Novia Intan
Yogyakarta, 16 Desember 2024 — Webinar bertajuk "Transformasi AI di Dunia Akademik, Pemanfaatan AI bagi…
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…