Cara Membuat Jurnal yang Layak Menjadi Referensi

Ada beraneka jenis buku yang bisa sebagai sumber ilmu pengetahuan. Salah satu yang bisa menjadi rujukan yakni jurnal. Bagi kalangan akademisi pasti sudah jurnal itu apa. Secara umum jurnal merupakan sebuah publikasi periodik dalam bentuk artikel yang diterbitkan secara berkala. Dalam hal ini biasanya jurnal diterbitkan pada interval waktu tertentu yakni setiap 4 bulan atau 1 tahun sekali. Ada beberapa jenis jurnal yang dapat ditemui, diantaranya adalah Professional or Trade Journals, Popular Journals, dan Scholarly Journals.

Tujuan pembuatan jurnal adalah untuk mengembangkan sebuah penelitian yang telah dituliskan serta menjadi acuan untuk para peneliti lainnya sedang melakukan kegiatan penelitian yang sejenis. Pada umumnya jurnal memiliki cakupan materi yang luas namun sangat padat, hanya terdiri dari 6 hingga 8 halaman, namun di setiap kalimatnya bernilai ilmu pengetahuan.

Dalam penyusunannya jurnal tidak seperti membuat tulisan biasa. Ada beberapa pakem yang harus dipenuhi. Misalnya dalam hal susunan bab tulisan. Ada 8 susunan yang harus ada di dalam jurnal Anda.

  1. Judul

    Dalam pembuatan judul jurnal harus jelas. Judul akan memudahkan pembaca mengetahui inti jurnal tanpa harus membaca isi jurnal keseluruhan. Misalnya, Anda membuat jurnal dengan judul “Laporan Lab Fisika”. Dengan judul seperti itu, kurang efektif untuk pembaca karena tidak menggambarkan isi jurnal. Yang ada pembaca jadi malas membaca jurnal karena dari judulnya saja tidak rinci. Pilihlah judul yang jelas seperti “Pengaruh Gaya Sentrifugal Terhadap Angin”. Judul ini akan memudahkan pembaca yang ingin mencari tahu tentang gaya sentrifugal di dalam jurnal.

  2. Abstrak

    Setelah jurnal, yang harus diperhatikan adalah abstrak. Sekilas abstrak hampir sama dengan ringkasan, tapi sebenarnya berbeda. bstrak ini biasanya ditulis terakhir. Bagian abstrak dalam jurnal ilmiah berfungsi untuk mencerna secara singkat isi jurnal. Abstrak ditulis sebagai penjelas jurnal tanpa mengacu pada jurnal. Setidaknya Anda harus menyajikan 250 kata yang merangkum tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan di dalam abstrak. Dalam penulisan abstrak hindari singkatan atau kutipan. Pada abstrak harus dapat berdiri sendiri tanpa catatan kaki.

  3. Pendahuluan

    Setelah abstrak, Anda bisa memasuki bab pendahuluan. Pendahuluan adalah pernyataan dari kasus yang sedang Anda selidiki. Dibagian ini Anda harus memberikan informasi kepada pembaca untuk memahami tujuan spesifik dalam rangka tooritis yang lebih besar. Pada bagian ini, juga mencakup latar belakang masalah, seperti ringkasan dari setiap penelitian yang telah dilakukan dan bagaimana sebuah percobaan akan membantu untuk menjelaskan atau memperluas pengetahuan dalam bidang umum. Ingat, jangan membuat pendahuluan terlalu luas supaya pembaca tidak bingung arahnya kemana.

  4. Bahan dan Metode

    Selanjutnya adalah menentukan bahan dan metode. Dalam bagian ini Anda akan menjelaskan tentang proses percobaan yang dilakukan. Informasi yang dijelaskan di sini mencakup desain percobaan, peralatan yang dipergunakan, metode dalam pengumpulan data, gambaran lokasi, dan jenis pengendalian. Perlu diperhatikan dalam bagian ini kita harus menjelaskan secara rinci dan jelas. Hindari penggunaan kata yang membingungkan. Jelaskan to the point, sehingga pembaca bisa langsung paham dengan informasi yang Anda tulis.

  5. Hasil

    Pada bagian hasil, Anda dapat menyajikan data yang ringkasan dengan tinjauan dalam bentuk teks, tabel, maupun gambar. Perlu diingat, dalam bagian ini informasi yang diberikan hanya hasil yang disajikan. Tidak ada interprestasi data maupun kesimpulan dari data yang Anda dapat. Sebuah data yang diinformasikan harus disajikan dalam bentuk tabel atau gambar menggunakan teks naratif dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

  6. Pembahasan

    Dari data yang sudah Anda dapatkan, Anda baru bisa membahasnya secara detail pada bagian pembahasan. Dalam bagian pembahasan, Anda bisa menafsirkan data-data yang ada dengan pola yang diamati. Dari setiap hubungan antara variable percobaan yang penting dan korelasi antar variabel dapat dilihat dengan jelas. Anda harus menyertakan sebuah penjelasan yang berbeda dari hipotesis atau hasil yang berbeda atau serupa dengan stiap percobaan terkait dengan penelitian yang dilakukan orang lain.

    Perlu dicatat, bahwa setiap percobaan yang dilakukan tidak harus merujuk pada hasil besar atau kecenderungan untuk menjadi penting. Jika memang menemukan hasil negatif, Anda bisa menjelaskan apa penyebabnya. Barangkali dari hasil negatif tersebut Anda justru mendapatkan hasil penting yang harus diubah pada pada kegiatan penelitian selanjutnya.

  7. Kesimpulan

    Dari semua Membuat sebuah kesimpulan dari keseluruhan percobaan yang telah dilakukan. Intinya adalah peneliti merujuk kembali kepada pernyataan dalam pendahuluan dari setiap data yang diinformasikan.

  8. Daftar Pustaka

    Saat membuat jurnal jangan sampai lupa mencantumkan daftar pustaka pada halaman terakhir. Bagian daftar pustaka merupakan kumpulan dari nama-nama literatur yang kita gunakan sebagai referensi dalam pembuatan jurnal. Dari keseluruhan informasi yang berupa kutipan, kita harus menuliskan daftar pustaka sesuai dengan aturan penulisan daftar pustaka yang baik dan benar.

Jika susunan jurnal sudah benar, maka selanjutnya bagaimana cara supaya jurnal layak dijadikan referensi. Untuk mencapai hal tersebut bukan soal yang mudah. Ada 8 unsur yang harus ada di dalam jurnal Anda. Berikut ini penjabarannya:

  1. Informasi Dapat Dipertanggungjawabkan

    Cara membuat jurnal yang layak dijadikan referensi, pertama dilihat dari informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterbitkan secara berkala. Bahasa isi dan judul yang digunakan untuk cara membuat jurnal singkat, bermakna, tepat, dan penyampaiannya mudah dipahami, sehingga orang mudah untuk mengacu. Pemilihan bahasa pun harus mudah dicerna namun tetap menggunakan bahasa baku. Penulisan isi pun menonjolkan bidang ilmu tertentu yang dikuasi oleh peneliti.

    Selain itu, setidaknya jurnal telah memiliki International Standard Serial Number (ISSN). ISSN versi cetak umumnya memiliki kode p-ISSN, sedangkan kode untuk jurnal elektronik e-ISSN. Jika jurnal dalam bentuk elektronik, e-ISSN dapat diperoleh dengan mendaftarkan ke portal khusus.

  2. Kelembagaan Penerbit

    Kelembagaan yang menerbitkan jurnal juga harus jelas. Secara tidak langsung, kelembagaan penerbit yang ditunjuk akan berperan sebagai badan hukum. Mereka bertugas memberi jaminan atas kesinambungan dana dan naungan hukum. Bentuk lembaganya pun berbeda-beda, ada yang berbentuk organisasi profesi, kelembagaan penelitian dna pengembangan, perguruan tinggi ataupun institusi bentuk lain.

  3. Manajemen Pengelolaan dan Sustansi penyuntingan

    Kriteria penilaian substansi dan manajemen dalam cara membuat jurnal setidaknya telah mengikuti ketentuan mitra bebestari, mutu penyuntingan, kualifikasi anggota, memahami petunjuk dan mutu penulis. Termasuk juga mutu penyuntingan format dan manajemen pengelolaan terbitan.

    Ketentuan mitra bebestari setidaknya jurnal telah dinyatakan dan dikualifikasi minimal 3 tahun terkahir. Sementara untuk mutu penyuntingan substansi tergantung dari keterlibatan mitra bebestari. Keterlibatan ini diukur dari kualitas isi tulisan yang diterbitkan yang meliputi bahasa yang digunakan.

  4. Substansi Tulisan

    Subtansi tulisan dapat dinilai dari cangkupan keilmuan, aspirasi wawasan, keorisinalan karya, sumbangan dari penelitian terhadap masyarakat, dampak ilmiah, kemutakhiran acuan sumber, analisis-sintesis dan kesimpulan.

    Cakupan keilmuan terbitan meliputi cabang ilmu, spesialis, superspesialis, disiplin ilmu dan bungai rampai. Penilaian aspirasi wawasan yang diukur lebih pada sisi geografis, meliputi luas daerah, asal negara. Semakin luas cakupannya, semakin mendapatkan nilai yang lebih baik.

  5. Gaya Penulisan

    Gaya penulisan jurnal dapat dilihat dari bagaimana keefektifan judul, pencantuman nama penulis, penulisan kelembagaan penulis, dan perhatikan pula penulisan abstrak.
    Penilaian gaya penulisan dalam cara membuat jurnal yang lain juga dilihat dari sistematika penulisan bab. Apakah sudah urut atau belum. Jika sudah urut dan sistematis maka jurnal dapat dikatakan baik.

  6. Penulisan yang Rapi

    Tampilan yang rapi memberikan tingkat keterbacaan yang lebih tinggi. Penampilan disini menyangkut tentang penyajian format yang digunakan. Seperti memperhatikan pengaturan ukuran bidang tulisan, margin kanan-kiri-atas dan bawah. Jarak antar kalimat juga diperhatikan, agar tidak terlilhat terlalu rapat.

  7. Keberkalaan

    Jurnal dianggap dikatakan lolos dari keberkalaan jika telah memenuhi beberapa kriteria penilaian yang meliputi penilaian jadwal penerbitan, penomoran penerbitan dan halaman. adapun kriteria lain, seperti peng-indek-an setiap jilid dan volume.

  8. Penyebarluasan

    Jurnal dikatakan layak disebarluaskan jika memenuhi 3 kriteria ini. Yakni, jumlah kunjungan unik pelanggan, kelengkapan identitas artikel dan pengindeksan secara internasional dan memiliki reputasi yang baik.

Sekian penjelasan cara membuat jurnal. Selamat mencoba!


Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. atau Anda bisa langsung Kirim Naskah dengan mengikuti prosedur berikut ini: KIRIM NASKAH

Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang membuat jurnal, Anda dapat melihat artikel-artikel kami berikut:

Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!

Kontributor: Novia Intan

deepublish

Recent Posts

4 Teknik Analisis Data Kualitatif, Keuntungan & Tantangannya

Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…

13 jam ago

Tahapan Systematic Literature Review & Contohnya

Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…

13 jam ago

Kalimat Tidak Padu: Ciri, Contoh & Pentingnya saat Menulis Buku

Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…

13 jam ago

Cluster Random Sampling: Definisi, Langkah, Contoh

Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…

13 jam ago

Consent Form untuk Menghindari Pelanggaran Etika Penelitian

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…

14 jam ago

5 Cara Menghitung Sampel Penelitian dengan Tepat

Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…

22 jam ago