Cara menerbitkan buku yang baik dan benar adalah dengan mengikuti tahapan-tahapan menulis yang ideal. Pada hakikatnya, imajinasi, dan intelektualitas juga adalah syarat untuk dapat membentuk landasan menulis yang kuat. Imajinasi adalah modal untuk membentuk visualisasi tulisan, sedangkan intelektualitas berfungsi sebagai sinkronisasi alam pikiran dengan dunia nyata. Akan tetapi, menulis bermodal imajinasi dan intelektualitas yang dibungkus secara asal-asalan akan menyebabkan tulisan yang dibukukan menjadi tidak bermutu. Berdasarkan hal itu pula, penting bagi kita untuk memahami teknik penulisan buku secara baik dan benar.
Teknik penulisan adalah bagian dari teknik pembukuan tulisan berdasarkan tujuan pembuatan. Selain teknik penulisan, ada teknik pengumpulan informasi, dan ada juga teknik pembungkusan buku agar sampul atau konten didalamnya lebih enak dipandang. Namun, teknik yang akan kita bicarakan kali ini berfokus kepada teknik penulisan buku. Teknik penulisan buku yang kita bahas pula adalah teknik penulisan secara bertahap.
Ibarat kita mendaki sebuah gunung, tidak mungkin bagi kita satu langkah mendaki tiba-tiba langsung berada di puncak gunung. Mendaki gunung tentunya membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Dalam pendakian itu pula kita akan menjumpai pos-pos untuk mengetahui sejauh mana kita sampai. Begitu pula dalam menulis buku, tahapan penulisan adalah pos yang mengukur jauh mana tulisan kita. Jika kita ingin mengetahui pos/tahapan yang kita lalui untuk meraih kemenangan dalam membukukan tulisan kita, berikut tahapan-tahapan yang wajib kita ketahui.
TAHAP I : Pra-menulis (Prewriting)
Tahap ini adalah tahap dimana kita harus menentukan topik, tujuan penulisan, serta penyesuaian gaya bahasa melalui proses berpikir. Topik adalah tema besar dalam penulisan buku yang bisa bermacam-macam jenisnya sesuai kebutuhan maupun keinginan. Lalu, tujuan penulisan ada 3 jenisnya yaitu; to inform (menyampaikan informasi), to entertain (menghibur), dan to persuade (untuk mempengaruhi). Hingga nantinya penyesuaian bahasa akan berdasarkan topik dan tujuan penulisan tersebut. Sebabnya, akan sangat tidak cocok jika kita menulis cerita fiksi dengan gaya formal. Apalagi jika kita menulis sebuah buku ilmiah, tentunya ada tuntutan-tuntutan kaidah ilmiah yang harus kita pegang tak terkecuali gaya bahasa.
Bagi para penulis pemula, terkadang tahap ini sedikit terabaikan karena para penulis tersebut langsung berorientasi kepada hasil tulisan semata. Padahal hal inilah yang terkadang membuat penulis kehilangan arah karena tidak memiliki kemantapan tujuan menulis. Pada beberapa kasus, ada juga penulis yang bingung menentukan atau mengawali tulisan padahal, penulis tersebut merasa geregetan untuk segera menulis. Oleh karena itu, berikut sedikit tips dalam tahap prewriting.
1. Freewriting
Adalah teknik pre-writing yang menggunakan teknik asal menulis. Pada tahap ini, kita tidak perlu memerlukan gaya bahasa, diksi, dan segala aturan-aturan umum dalam penulisan. Cukuplah tulis saja apa yang kita pikirkan dengan kosa kata ciri khas kita! Dengan begitu, uneg-uneg yang membuat gregetan didalam kepala kita dapat tercurahkan.
2. Directed Questioning
Adalah cara untuk mengetahui topik pembahasan tulisan kita melalui pertanyaan terbuka yang ditujukan untuk diri kita sendiri. Salah satunya dengan metode 5W+1H; What (Apa), who (Siapa), why (Mengapa), where (Dimana), when (Kapan), dan how (Bagaimana). Contohnya:
Topik: Budaya korupsi.
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul tidak harus selalu menuntut 5W+1H, tapi bisa bermacam-macam jenisnya. Asalkan kumpulan pertanyaan tersebut dapat menjadi acuan bahasan untuk tulisan kita, sudahlah cukup untuk tahap awal.
3. Brainstorming
Adalah proses yang menyerupai freewriting hanya saja kita tidak perlu menuliskannya menjadi satu kalimat utuh. Cukup tuliskan kata kerja, kata benda, atau prasa yang kita pikirkan. Setelah kita menuliskannya, maka poin-poin pokok tulisan akan terlihat.
Contoh: Kita ingin menulis tentang perkembangan mental remaja karena sinetron TV
Dengan menuliskan poin-poin pikiran, kita akan lebih mudah untuk mengoneksikan poin-poin tersebut menjadi satu kerangka pokok bahasan.
TAHAP II : Penyelarasan garis besar (Outlining)
Setelah pokok bahasan utama sudah dibuat, saatnya menyusun pokok bahasan utama tersebut kedalam satu garis besar. Garis besar yang dimaksud adalah merapikan poin-poin bahasan kedalam satu naskah agar mempunyai alur pembahasan. Alur pembahasan tersebut juga ditujukan agar tulisan kita tidak berakhir anti-klimaks. Berikut langkah-langkah penulisan outline paling mudah. (Setiati 2008: 46).
Langkah-langkah penyusunan outline:
Cara membuat naskah awal menuju ke bab per bab selanjutnya:
TAHAP III : Penulisan dan pembahasan isi naskah secara kasar
Pada tahap ini, kita mulai menulis inti pokok bahasan. Mulailah dengan menuliskan naskah secara kasar saja, tanpa perlu telalu terfokus kepada teori menulis. Hal ini dikarenakan, pikiran kita akan lebih mudah berselaras dengan tulisan kita, jika kita tidak terlalu banyak membebani pikiran dengan memikirkan dua hal sekaligus. Anda dapat membuktikannya sendiri jika tidak percaya.
Tulislah apa saja yang ada dikepala dan gunakanlah referensi serta data yang didapat. Secara tidak langsung, tahap ini sebenarnya adalah bagian dari freewriting tingkat lanjut. Hanya saja, kita sudah mulai diwajibkan menulis bahasan dengan cara yang lebih tertata. Tidak terlalu terfokus kepada teori menulis bukan berarti kita menulis dengan asal-asalan saja. Supaya tidak terlalu banyak tenaga terbuang, serta demi efisiensi proses penulisan, maka perhatikan penulisan anda walau dengan upaya kecil dahulu.
TAHAP IV : Penulisan ulang (Rewriting)
Pada tahap ini, saatnya kita menulis ulang kembali naskah kasar yang telah kita tulis sebagai naskah sempurna. Sempurna dalam hal ini adalah naskah yang telah kita buat wajib memenuhi standar atau kaidah bahasa yang digunakan. Dalam Bahasa Indonesia, kita tahu bahwa kaidahnya adalah Bahasa Indonesia dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kita wajib memerhatikan bagaimana naskah kita bercerita dan bagaimana kosakata yang ada dalam tulisan berada pada tempatnya.
Penulisan ulang juga ditujukan untuk mengoreksi tulisan kita agar mudah dibaca. Semakin tulisan kita mudah dipahami, maka akan semakin bagus buku itu nantinya. Hal yang dapat menjadi pertimbangan agar dapat mudah dipahami adalah sudut pandang tulisan, penggunaan kata ganti, dan logika bahasa. Terutama logika bahasa, jika logika bahasa dalam tulisan kita terkesan jumping logic, maka kualitas tulisan menjadi kurang baik.
TAHAP V : Pengeditan
Tahap ini adalah tahap akhir sekaligus finishing dari proses penulisan buku kita sebelum dikirimkan kepada penerbit buku. Pada tahap ini, kita lebih fokus kepada teknis diluar isi tulisan daripada isi tulisan itu sendiri. Hal-hal yang bersifat teknis tersebut diklasifikasikan seperti penggunaan tanda baca, pengunaan huruf kapital, ungkapan-ungkapan asing, pemerataan paragraf, sampai penggunaan spasi. Jika ingin menambahkan gambar kedalam tulisan, pastikan juga gambar tersebut berharmonisasi dengan tulisan-tulisan disekitarnya agar enak dipandang. Jangan lupa, sertakan biografi singkat tentang sang penulis sebagai media promosi pribadi.
Demikianlah beberapa tahapan untuk menulis buku yang merupakan bagian dari cara menerbitkan buku agar dapat menjadi buku yang lebih berkualitas. Memang pada dasarnya tahapan-tahapan ini cenderung digunakan pada penulisan buku yang bersifat ilmiah. Walaupun begitu, tahapan-tahapan ini juga dapat digunakan kepada penulisan buku fiksi dengan metode yang sama namun lebih sederhana. Oleh karena itu, jika sudah paham lima tahapan penulisan buku ini mempelajari cara menerbitkan buku selanjutnya akan lebih mudah, beranilah untuk menulis buku yang membuat geregetan Anda terpuaskan.
Sekian artikel “Cara menerbitkan buku ala penerbit buku Deepublish : Ingin Menulis Buku? Simak Lima Tahapan Ini Dulu!” semoga bermanfaat bagi anda yang membutuhkan.
Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis kami, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. Namun jika anda masih ingin lebih banyak mencari cara menerbitkan buku, anda bisa mengunjungi artikel-artikel kami yang lain di sini. Anda dapat juga mendownload premium Ebook kami “cara praktis menulis buku” secara gratis berisi tentang cara menerbitkan buku sendiri dan tips-tips cara menulis buku dengan cepat.
[Mas Aji Gustiawan]
Sumber referensi:
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…