Dasar Menulis

5 Cara Mengecek Kalimat Efektif, Wajib Diketahui Penulis!

Seorang penulis buku ternyata tak hanya perlu paham cara mengecek kata baku, melainkan juga cara mengecek kalimat efektif. Penggunaan kalimat efektif menjadi kebutuhan dan kewajiban semua penulis. 

Salah satu alasannya adalah agar tulisan yang dibuat mudah dipahami oleh para pembaca sekaligus tidak menimbulkan kesalahpahaman. Namun, tidak sedikit penulis yang masih kesulitan untuk membedakan mana kalimat efektif dan tidak efektif. Padahal bisa dilakukan pengecekan, berikut penjelasannya. 

Pentingnya Penggunaan Kalimat Efektif dalam Menulis Buku

Hal pertama yang akan dibahas dalam topik tata cara mengecek kalimat efektif adalah arti pentingnya dalam proses menulis buku. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang mudah dipahami oleh orang lain dengan tepat.

Kalimat ini ideal dan dianjurkan untuk digunakan dalam setiap kegiatan komunikasi, baik itu komunikasi lisan maupun tulisan. Dalam menulis buku, penggunaan kalimat efektif sudah menjadi kebutuhan sekaligus kewajiban. 

Sebab dengan kalimat efektif ini seorang penulis bisa menyampaikan ide di kepala ke dalam bentuk tulisan dengan sangat mudah. Sebab kalimat efektif cenderung sederhana dan memiliki susunan yang jelas. 

Selain itu, arti penting menggunakan kalimat efektif dalam menulis buku juga untuk memudahkan pembaca memahami pesan yang ingin disampaikan penulis. Pasalnya, kalimat efektif membuat pembaca lebih mudah paham artinya. 

Penggunaannya mampu menurunkan risiko pembaca salah paham dan memicu masalah kedepannya. Oleh sebab itu, paham cara mengecek kalimat efektif juga menjadi kebutuhan setiap penulis buku. 

Sebelum mengecek, pahami prinsip kalimat efektif dan kesalahan penggunaan kalimat efektif yang biasa dilakukan oleh penulis.

Cara Mengecek Kalimat Efektif

Membantu menulis buku dengan kalimat efektif agar bisa dinikmati dan dipahami para pembaca. Maka berikut beberapa cara mengecek kalimat efektif:: 

1. Mengecek Struktur Kalimat

Cara pertama untuk mengetahui kalimat yang disusun di dalam naskah buku sudah kalimat efektif atau belum adalah mengecek strukturnya. Kalimat dikatakan efektif ketika struktur kalimat memiliki kesepadanan. 

Kesepadanan struktur bisa dilihat dari ada tidaknya subjek dan predikat pada kalimat tersebut. Sebab salah satu syarat sekaligus ciri khas kalimat efektif adalah memiliki subjek dan predikat. 

Supaya lebih paham maka berikut adalah contoh kalimat yang memiliki kesepadanan struktur dan yang sebaliknya. 

  1. Para demonstran ke luar dari ruang sidang. (tidak efektif)
  2. Para demonstran keluar dari ruang sidang. (efektif)

Kenapa kalimat di poin a disebut tidak efektif? Sebab menggunakan kata “ke luar” yang mengarah pada adverbia (memberi keterangan). Sementara pada kalimat b menggunakan kata “keluar” yang menunjukan predikat. 

Subjek pada contoh tersebut adalah para demonstran, sementara predikatnya adalah kata keluar. Ketika kata “ke” dipisahkan oleh spasi dengan kata “luar” maka makna berubah dan kalimat pada contoh di atas menjadi tidak efektif. 

Baca Juga: Pengertian Kalimat, Unsur, Lengkap dengan Contoh SPOK-nya

2. Memastikan Sudah Hemat Kata

Cara mengecek kalimat efektif atau tidak yang kedua adalah memastikan sudah hemat kata. Jadi, kalimat dikatakan efektif ketika menggunakan ragam kata yang secara kuantitas sudah tepat atau pas. 

Tidak ada penambahan kata yang sifatnya tidak penting. Beberapa kata yang sebenarnya tidak perlu ketika sengaja ditambahkan maka bisa mengaburkan makna kalimat tersebut. 

Selain itu, mengulang kata yang sama meski sinonim bisa membuat kalimat susah dipahami. Oleh sebab itu, kalimat efektif bisa diketahui dari hemat tidaknya penggunaan kata dalam kalimat tersebut. 

Sebab kalimat efektif cenderung pendek sehingga mudah dibaca dan dipahami. Berikut contoh untuk penjelasan lebih detail: 

  • Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (tidak efektif)
  • Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (efektif)

Kalimat pertama menjadi tidak efektif karena kata “para” menunjukan makna jamak, sementara kata “siswa-siswi” juga punya makna jamak atau banyak siswa. Maka terjadi pengulangan kata dan kalimat menjadi boros kata dan tidak efektif. 

3. Mengecek  Kesejajaran Bentuk Kalimat

Cara ketiga untuk mengecek kalimat efektif atau tidak adalah mengecek kesejajaran bentuknya. Salah satu tanda bahwa kalimat efektif adalah memiliki kesejajaran bentuk  atau disebut dengan istilah paralelisme. 

Kalimat paralel ditunjukan dengan penggunaan imbuhan yang sama dari awal sampai akhir. Khususnya saat menyebutkan beberapa hal yang disebutkan secara berurutan. Berkut contohnya dalam kalimat: 

  • Dia pandai (a), rajin (a), dan seorang juara (n). (tidak efektif)
  • Mereka dilarang mengobrol (v), menyontek (v), dan tidur (v). (efektif)

Kalimat pertama disebut tidak efektif karena tidak memiliki imbuhan dan tidak memenuhi syarat paralelisme. Sementara kalimat kedua sudah paralel karena semua kata menggunakan imbuhan me-

4. Mengecek Tegas Tidaknya Makna dalam Kalimat

Cara mengecek kalimat efektif selanjutnya adalah memastikan makna dari kalimat yang disusun sudah tegas atau jelas. Kalimat efektif kadang kala memberikan imbuhan pada sejumlah kata yang masuk ke kalimat. 

Namun beberapa imbuhan justru membuat kalimat menjadi tidak efektif. Salah satu imbuhan yang berdampak pada makna kalimat menjadi tidak tegas adalah imbuhan -lah. Misalnya pada contoh di bawah ini: 

  • Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif)
  • Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif)

Kata “sapulah” pada dasarnya sudah menunjukan subjek pada contoh kalimat di atas. Namun ketika ditambah kata “kamu” di depannya maka membuat kalimat menjadi tidak efektif. Kalimat perintah menjadi tidak tegas dan tidak jelas. 

Baca Juga: Kohesif dan Koheren, Kunci Pembaca Paham Isi Buku

5. Mengecek Kelogisan Kalimat

Dalam cara mengecek kalimat efektif juga bisa dengan memahami logis tidaknya kalimat tersebut. Kalimat yang tidak bisa diterima dengan akal menunjukan kalimat ini tidak efektif. Contohnya adalah sebagai berikut: 

  • Mayat pria yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di kampung. (tidak efektif)
  • Sebelum ditemukan tak bernyawa, pria itu sering mondar-mandir di kampung. (efektif)

Pada kalimat pertama, subjek kalimat adalah “mayat pria” yang terkesan sebelum mayat ini ditemukan sempat terlihat oleh warga sedang mondar-mandir. Lalu, apalah logis jika mayat yang sudah tidak bernyawa bisa berjalan? 

Oleh sebab itu, menyusun karya tulis dianjurkan untuk dibaca ulang. Tujuannya untuk memeriksa apakah ada kalimat yang susunannya menjadi tidak logis. Sebab jika ada maka kalimat ini adalah kalimat tidak efektif. 

Ciri-Ciri Kalimat Efektif

Melalui penjelasan di atas, maka bisa dipahami beberapa ciri khas dari kalimat efektif, yaitu: 

1. Memiliki Kesepadanan Struktur

Kalimat efektif memiliki kesepadanan struktur. Seperti memiliki subjek dan predikat. Ketika syarat ini tidak terpenuhi maka kalimat menjadi tidak efektif. 

2. Hemat Kata

Kalimat efektif memiliki susunan sederhana dan cenderung hemat kata. Artinya kalimat efektif cenderung pendek dengan penambahan kata hubung yang kadarnya pas, tidak berlebihan dan tidak berulang. 

3. Memiliki Kesejajaran Bentuk

Ciri ketiga adalah memiliki kesejajaran bentuk, artinya kalimat efektif haruslah berimbuhan paralel dan konsisten. Misalnya saat suatu kata memakai imbuhan me- maka seterusnya juga memakai imbuhan ini. 

4. Maknanya Tegas dan Jelas

Kalimat dikatakan efektif ketika maknanya jelas, tidak ambigu, dan tidak ada keragu-raguan. Sehingga mudah dipahami oleh pembaca. 

5. Kalimat Logis

Ciri terakhir dari kalimat efektif sesuai penjelasan cara mengecek kalimat efektif di atas adalah bersifat logis. Makna dari kalimat selain bisa dipahami juga bisa diterima dengan akal. 

Detail ciri-ciri kalimat efektif dapat Anda baca melalui: 6 Ciri Kalimat Efektif Yang Perlu Diperhatikan Saat Menulis Buku

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Penulisan Satuan yang Benar (Berat, Panjang, Luas, Waktu, Jumlah)

Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…

2 hari ago

Cara Mengetahui Tren Penelitian untuk Menentukan Topik

Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…

2 hari ago

6 Tips Visualisasi Data agar Mudah Dipahami Kalangan Pembaca

Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…

2 minggu ago

Penulisan Pasal dan Ayat yang Benar dalam Kalimat

Penulisan pasal dan ayat yang benar di dalam bahasa Indonesia ternyata diatur sedemikian rupa. Artinya,…

2 minggu ago

Penelitian Grounded Theory : Jenis, Tahapan, Kelebihan, Contoh

Kegiatan penelitian diketahui memiliki banyak teknik, salah satunya adalah teknik grounded theory. Teknik penelitian ini…

2 minggu ago

Program Bantuan Akreditasi Program Studi Tahun 2024

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi mengumumkan pembukaan program Bantuan Akreditasi Program Studi…

2 minggu ago