Kalimat : Unsur, Ciri, Jenis, Contoh SPOK-nya

pengertian kalimat

Pengertian kalimat. Tahukah kamu bahwa memahami pengertian kalimat sangat penting bagi penulis? Kalimat merupakan salah satu penyusun paragraf, kalau tidak ada kalimat bagaimana bisa menjadi susunan tulisan yang baik? 

Semakin kamu memahami dan mengaplikasikan kalimat efektif dalam tulisanmu, maka semakin baik pula kualitas tulisan. Berikut kami ulas secara lebih rinci seputar kalimat. Baca baik-baik!

Mau menulis buku? Anda wajib punya panduan ini
GRATIS
! Ebook Panduan Menulis Buku [PREMIUM]

Pengertian Kalimat Menurut Para Ahli

Pengertian Kalimat secara umum adalah gabungan dua kata ataupun lebih, baik itu dalam bentuk lisan maupun tulisan yang disusun sesuai pola tertentu sehingga memiliki arti. Kalimat yang baik dan benar tentunya memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu mengandung unsur-unsur seperti S (Subjek), P (Predikat), O (Objek), dan K (Keterangan), atau disingkat menjadi pola S-P-O-K.

Sementara beberapa ahli juga memiliki definisi tentang pengertian kalimat, yakni: 

1. Cook

Kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri atas klausa

2. Bloomfield

Pengertian Kalimat menurut Bloomfield adalah suatu bentuk linguistik, yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramatikal

3. Hocket

Hocket (1985) menyatakan bahwa kalimat adalah suatu konstitut atau bentuk yang bukan konstituen; suatu bentuk gramatikal yang tidak termasuk ke dalam konstruksi gramatikal lain. 

4. Lado

Di sisi lain Lado (1968) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan kecil dari ekspresi lengkap. Pendapat Lado dipertegas lagi oleh Sutan Takdir Alisyahbana (1978) yang mengatakan bahwa kalimat adalah satuan terkecil dari ekspresi lengkap. 

5. Ramlan 

Sementara itu Ramlan (1996) mengatakan bahwa kalimat adalah suatu gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik. berdasarkan defenisi-defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang berupa klausa, yang dapat berdiri sendiri dan mengandung pikiran lengkap.

6. Alwi dkk

“Dalam wujud tulisan, kalimat diucapkan dalam suara naik-turun dan keras-lembut disela jeda, diakhiri intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan, baik asimilasi bunyi maupun proses fonologis lainnya”.

7. Kridalaksana 

Pengertian kalimat menurut pendapat Kridalaksana (2001:92) kalimat sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa;  klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas; jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya.

8. Chaer

Menurut ahli tata bahasa tradisional di dalam buku Chaer (1994:240), “kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap”.

Baca Juga: Kata Majemuk: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh Lengkapnya

Unsur-Unsur Kalimat

Gabungan kata dapat dianggap sebagai kalimat apabila memiliki unsur-unsur pembetuk kalimat. Berikut ini unsur-unsur yang selalu terdapat pada sebuah kalimat, diantaranya:

1. S (Subjek)

Subjek sering disebut sebagai unsur inti atau unsur pokok pada sebuah kalimat, biasanya berupa kata-kata benda dan biasanya terletak sebelum unsur Predikat. Subjek adalah bagian yang berfungsi untuk menunjukkan pelaku dalam kalimat. Pada umumnya subjek terbentuk dari kata benda (nomina) serta diletakkan di awal kalimat. Tidak hanya kata, subjek juga bisa diisi dengan frasa ataupun klausa.

2. P (Predikat)

Predikat yaitu unsur yang fungsinya menerangkan yang sedang dilakukan subjek pada kalimat. Predikat biasanya menggunakan kata kerja ataupun kata sifat. Namun, tidak hanya itu saja loh, predikat juga dapat diisi dengan kata sifat dan kata benda. Letak predikat, yaitu berada di antara subjek dan objek. Nah, cara untuk mengetahui predikat dalam kalimat, kamu dapat memberikan pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana” pada kalimat tersebut.

3. O (Objek)

Objek bisanya terletak sesudah predikat, dapat di katakan objek merupakan keterangan yang berkaitan dengan predikat atau sesuatu yang menderita. Tapi pada kalimat pasif objek menjadi subjek. Posisi objek harus selalu berada di belakang predikat. Dengan posisinya yang berada di belakang predikat, maka objek tidak didahului oleh preposisi. Pada umumnya, objek itu diisi oleh kelas kata nomina, frasa nomina, atau klausa.

4. K (Keterangan)

Keterangan pada suatu kalimat terletak di bagian akhir. Unsur keterangan biasanya di jadikan pelengkap kalimat. Keterangan bisa diisi oleh frasa, kata, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa akan ditandai dengan preposisi ke, di, dari, pada, dalam, kepada, terhadap, untuk, oleh, dan  tentang. Sedangkan keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan preposisi karena, ketika, jika, meskipun, supaya, dan sehingga.

5. Pelengkap

Meskipun berfungsi hanya melengkapi kalimat, pelengkap adalah unsur yang melengkapi predikat. Hal inilah yang menunjukkan bahwa pelengkap posisinya berada di belakang predikat. Namun, posisinya yang berada di belakang predikat terkadang agak menyulitkan untuk membedakannya dengan objek. Ada satu cara yang dapat kamu lakukan untuk mengidentifikasinya.


Ciri ciri kalimat 

Sebuah kalimat memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 

  1. Pada bahasa lisan diawali dengan kesenyapan serta diakhiri dengan kesenyapan pula.
  1. Pada bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik(.), tanda Tanya(?), serta tanda seru(!).
  2. Kalimat aktif minimal terdiri dari subyek dan juga predikat.
  3. Predikat transitif disertai dengan objek, predikat intransitive bisa disertai dengan pelengkap.
  4. Mengandung anggapan yang lengkap.
  5. Menggunakan urutan yang logis di setiap kata maupun kelompok kata yang dimana mendukung fungsi (SPOK) dan disusun ke dalam satuan sesuai dengan fungsinya.
  6. Mengandung: satuan makna, ide, atas pesan yang jelas.
  7. Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat tersebut disusun ke dalam satuan makna pikiran yang saling berkaitan. Hubungan dijalin melalui konjungsi, pronominal/kata ganti, repetisi/struktur sejajar.


Jenis Kalimat 

Ditinjau dari susunannya, jenis kalimat dapat dibagi menjadi beberapa macam. Diantaranya adalah: 

1. Jenis-jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa

Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dibedakan atas tiga jenis yaitu kalimat tunggal, kalimat bersusun, dan kalimat majemuk.

a. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas. Kalimat tunggal sering disebut kalimat sederhana, kalimat simpleks dan kalimat ekaklausa.

Contoh:

Dia datang dari Jakarta.

(S)     (P) (Ket)

Dunia meratapi musibah ini.

(S)           (P)          (O)

Dia sedang menulis surat di kamar.

(S)         (P) (O)        (Ket)

Kakekku masih gagah.

(S)                   (P)

Mereka bergembira sepanjang hari.

(S)                 (P)        (Ket)

Baca Juga: Macam-Macam Kata Kerja dan Contoh Lengkapnya

b. Kalimat Bersusun

Kalimat bersusun adalah kalimat yang terjadi dari satu klausa bebas dan sekurang-kurangnya satu klausa terikat. Kalimat bersusun sering juga dinamakan kalimat majemuk bertingkat atau kalimat majemuk subordinat. Disebut kalimat bersusun karena dapat dianggap adanya lapisan atau tersusun, yaitu bagian utama dan bagian bawah. 

Disebut bertingkat karena bagian-bagiannya memperlihatkan tingkatan yang tidak sama, ada bagian induk dan bagian anak. Dipandang sebagai subordinasi karena bagian yang satu bergantung dari bagian yang lain. Klausa-klausa yang membentuk kalimat bersusun (bertingkat) ini tidak setara, ada klausa utama (Klut) dan klausa subordinat (Klsub).

Untuk menggabungkan klausa-klausa yang tidak setara itu, digunakan konjungsi subordinatif seperti; kalau, ketika, meskipun, atau karena.

Contoh:

(Klut)      (Klsub)

Dia tidak mencuci motor karena hari hujan.

(Klut)        (Klsub)

Kalau Husna pergi, Andik pun akan pergi.

(Klut)           (Klsub)

Shoffi membaca komik, ketika ayah tidur.

(Klut)            (Klsub)

Meskipun dilarang oleh Shoffi, Nana akan pergi juga.

(Klut)        (Klsub)

Karena banyak yang tidak datang, rapat dibatalkan.

c. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terbentuk dari beberapa klausa bebas. Kalimat majemuk sering pula disebut kalimat setara. Karena klausa-klausa yang membentuknya memiliki status yang sama, setara atau sederajat. Klausa-klausa yang setara dalam kalimat majemuk dihubungkan dengan konjungsi koordinatif, seperti; dan, atau, tetapi, lalu. Contoh:

( Kl bebas) ( Kl bebas)              ( Kl bebas)

Rini melirik, Rahmat tersenyum dan Tini tertawa.

( Kl bebas)                       ( Kl bebas)

Dia membuka pintu, lalu mempersilakan kami masuk.

( Kl bebas)                 ( Kl bebas)

Dia datang dan duduk di sebelah saya.

Baca Juga: Klausa: Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi dan Contoh Lengkapnya

2. Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsi Subjeknya

Berdasarkan fungsi subjeknya, jenis kalimat dibagi menjadi dua macam yaitu ada kalimat aktif dan juga  kalimat pasif. Berikut penjelasan mengenai kalimat aktif dan kalimat Pasif

a. Kalimat Aktif

Kalimat aktif adalah kalimat di mana subjeknya merupakan pelaku atau melakukan perbuatan. Kalimat aktif adalah suatu kalimat yang subjeknya (S) melakukan tindakan yang diungkapkan dalam predikat (P) terhadap objeknya (O).

Ciri – ciri kalimat aktif

  • Subjek kalimat ini melakukan tindakan langsung terhadap objeknya.
  • Predikatnya selalu diawali dengan imbuhan me- atau ber-.
  • Memiliki pola S P O K, S P O atau S P K

Contoh:

Ibu   menyiram bunga di taman.

  S              P                    K

Ayah membaca   koran.

    S              P         O

Polisi   menangkap   buronan narkoba      kemarin malam.

     S              P                         O                        K

Kalimat aktif juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan objeknya.

1) Kalimat Aktif Intransitif

Kalimat ini adalah kalimat yang predikat atau verbanya selalu membutuhkan objek untuk dikenai tindakan. Kalimat ini selalu memiliki kata kerja yang selalu memerlukan objek, dan biasanya kata kerjanya memiliki imbuhan me-, menye-, atau menge-

Contoh: memukul, memberi, menyeberangkan, mengelompokkan, dan lain – lain.

Contoh kalimat:

Joni memukul anjing itu hingga kesakitan.

    S          P             O          K

Paman  memberi  adik  sebuah mainan.

    S      P        O        pel

Anak kecil itu  menyebrangkan  nenek  yang berdiri di pinggir jalan.

    S                 P                      O                pel

Guru mengelompokan anak muridnya ke dalam beberapa kelompok.

    S     P            O                         K

2) Kalimat Aktif Intransitif

Kalimat aktif ini adalah kalimat yang predikat atau verbanya tidak memerlukan objek. Namun, biasanya kalimat ini selalu diikuti dengan pelengkap (pel), dan keterangan (K). Predikat pada kalimat ini biasanya kata kerja yang diberi imbuhan ber – dan ter -.

Contoh: bekerja, belajar, berlari, berterimakasih, tertawa, tertidur, dan lain – lain.

Contoh kalimat:

Ayahku  bekerja  di perusahaan nasional.

   S      P                      K

Budi  belajar  dengan  sangat giat.

   S          P             K

Dena  berterimakasih  kepada orang itu.

  S            P              pel.

Aku  tertidur  di kursi.

   S         P       K

Baca Juga: 100+ Contoh Nomina Lengkap dengan Klasifikasinya

3) Kalimat Aktif Ekatransitif

Kalimat ini adalah kalimat aktif yang hanya memiliki 3 unsur kalimat yaitu, Subjek (S), Predikat (P), dan Objek (O).

Contoh:

Aku  membeli   sebuah buku.

    S            P               O

Burung jalak   memakan   cacing.

    S                      P               O

4) Kalimat Aktif Dwitransitif

Kalimat ini adalah kalimat aktif yang harus memiliki 4 unsur kalimat, yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), da Pelengkap (pel.)

Contoh:

Aku  melihat  gadis  yang berambut pirang itu

 S         P            O               pel.

Kakak  merawat  kucing  yang dia temui di jalanan.

  S               P               O          pel.

Ani  menanam  bunga mawar asli dari afrika.

  S          P       O                    pel.

b. Kalimat Pasif

Kalimat pasif yang merupakan kalimat yang terdapat subjek yang melakukan pekerjaan dengan ciri-ciri utama menggunakan imbuhan di-, ke-an, dan ter- dalam kata kerja yang disematkan dalam kalimat pasif. 

Kalimat pasif ini juga dapat dibedakan berdasarkan predikatnya menjadi kalimat pasif dengan predikat sebagai tindakan dan kalimat pasif dengan predikat sebagai keadaan. 

Ciri – ciri kalimat pasif

  • Subjeknya dikenai tindakan oleh objek.
  • Kata kerjanya selalu berimbuhandi-, ke – anatau ter-.
  • Biasanya diikuti dengan kata oleh, dan dengan.

Kalimat pasif ini juga dapat dibedakan berdasarkan subjek yang digunakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1) Kalimat Pasif Transitif

Kalimat pasif transitif merupakan kalimat pasif yang dilengkapi dengan objek kalimat, baik objek tersebut dilengkapi dengan keterangan/pelengkap ataupun tidak. Adapun pola dasar kalimat ini adalah O-P-S atau O-P-S-K.

Contoh kalimat:

Nasi dimasak ibu

O     P             S

Mobil diperbaiki ayah kemarin ketika sedang tidak bekerja

O       P               S        K

Jambu dilempar Tono.

O           P            S

2) Kalimat Pasif Intransitif

Kalimat pasif intransitif adalah  kalimat pasif yang tidak memiliki objek. Jenis kalimat pasif ini dapat diidentifikasi apakah kalimat ini bisa berubah menjadi kalimat aktif atau tidak. Adapun pola dasar kalimat ini adalah S-P atau S-P-K. 

Contoh kalimat: 

Sayur dijual di pasar pagi. 

S     P         K

Kakak terjatuh.

S          P

Buku itu tertinggal di kelas.

S         P            K

Semua pertanyaan dijawab dengan benar.

S                 P        K

Baca Juga: 15 Jenis Kata Hubung Lengkap dengan Contohnya

3. Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapannya

Berdasarkan pengucapannya, kalimat bisa dibagi menjadi kalimat langsung dan kalimat tidak langsung.

a. Kalimat Langsung 

Adalah kalimat yang digunakan untuk mengutip ucapan seseorang tanpa merubah sedikitpun apa yang diutarakan oleh orang itu. Tanda petik digunakan untuk membedakan kalimat kutipan dengan kalimat yang menjelaskan kutipan itu.

Selain itu, huruf pertama dalam kalimat langsung juga harus menggunakan huruf kapital.

Didalam kalimat yang menggunakan petikan dengan kalimat pengiringnya dipisahkan menggunakan tanda baca koma (,).

Contoh kalimat: 

  • Dilan mengatakan, “Aku akan pergi ke Bandung besok”
  • Ibu berkata,”Dimana adek sekarang?”
  • Adik bertanya, “Maksud kakak bagaimana?”

b. Kalimat tidak langsung 

Adalah kalimat yang digunakan untuk menceritakan kembali pokok ucapan seseorang tanpa perlu mengutipnya sama persis seperti ucapan aslinya. Kalimat ini terdiri dari lebih dari satu klausa dan dihubungkan dengan kata tertentu seperti bahwa, jika, dll.

Kalimat tidak langsung penulisanya tidak menggunakan tanda petik. Intonasi yang digunakan kalimat tidak langsung yaitu datar dan terkesan menurun pada bagian akhir kalimat.

Contoh kalimat: 

  • Paman berkata kepadaku bahwa aku harus rajin belajar.
  • Nenek mengatakan bahwa aku harus pulang lebih cepat karena hujan akan turun nanti sore.
  • Ketua kelompok mengucapkan terima kasih karena kalian sudah datang pada acara kunjungan.
  • Dani mengatakan kepadaku bahwa nanti malam akan belajar bersama.

Sekian ulasan seputar pengertian kalimat, mulai dari ciri, unsur, jenis, hingga contoh lengkapnya. Semoga bermanfaat bagi kita semua. 

Mau menulis tapi waktu Anda terbatas?

Gunakan saja Layanan Parafrase Konversi!

Cukup siapkan naskah penelitian (skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah atau naskah lainnya), kami akan mengonversikan jadi buku yang berpeluang memperoleh nomor ISBN!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan informasi terbaru dari kami seputar promo spesial dan event yang akan datang

logo deepublish

Penerbit Deepublish adalah penerbit buku yang memfokuskan penerbitannya dalam bidang pendidikan, pernah meraih penghargaan sebagai Penerbit Terbaik pada Tahun 2017 oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Kritik/Saran Pelayanan  : 0811-  2846 – 130

Alamat Kantor

Jl.Rajawali G. Elang 6 No 3 RT/RW 005/033, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581

Telp/Fax kantor : (0274) 283-6082

E1 Marketing : [email protected]
E2 Marketing : [email protected]

© 2024 All rights reserved | Penerbit Buku Deepublish - CV. Budi Utama