Daftar Isi
Jika Anda seorang penulis dan sadar betul sering menunda kegiatan menulis, maka penting untuk mencari cara menghilangkan kebiasaan menunda menulis tersebut. Sekali waktu menunda kegiatan menulis dari rangkaian jadwal Anda, mungkin tidak masalah.
Namun, seringkali hal ini menjadi kebiasaan dimana efek penundaan yang pertama tidak memicu dampak. Maka akan mendapatkan perasaan tidak masalah menunda untuk kedua, ketiga, dan kesekian kalinya.
Bagi penulis profesional, kebiasaan ini bisa menyebabkan berbagai masalah di kemudian hari. Oleh sebab itu, sebelum terlambat ada baiknya segera mencari solusi terbaik. Berikut informasi detailnya.
Menunda menulis adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang secara tidak perlu menunda menulis sesuatu. Sesuatu disini bisa makalah sekolah, laporan di tempat kerja, dan juga naskah buku.
Secara umum, keputusan seseorang untuk menunda kegiatan menulis lumrah dilakukan. Sebab bisa jadi mengalami suatu momen mendadak yang membuat agenda menulis perlu digeser atau ditunda dulu.
Namun, ketika seseorang tidak memiliki alasan yang jelas untuk menunda kegiatan menulis. Maka hal ini cenderung menciptakan kebiasaan buruk dan menyebabkan masalah. Sehingga mencari cara menghilangkan kebiasaan menunda menulis menjadi kebutuhan.
Jadi, jika Anda menunda kegiatan menulis dengan alasan yang jelas maka tidak perlu dipikirkan. Sebab ketika alasan yang memicunya sudah diselesaikan, maka biasanya akan kembali menulis dengan menggeser jadwal lainnya.
Sebaliknya, saat Anda memilih menunda kegiatan menulis dengan alasan tidak jelas dan tidak memiliki urgensi tinggi. Misalnya masih asyik bermain media sosial. Maka sebaiknya mulai berhati-hati karena bisa menjadi kebiasaan buruk.
Jika seorang penulis terlalu sering menunda kegiatan menulis, maka akan menjadi pemicu sifat malas menulis. Kira-kira, kenapa hal ini dapat terjadi? Kapan penulis membutuhkan cara menghilangkan kebiasaan menunda menulis tersebut?
Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menunda menulis diantaranya:
Faktor pertama yang membuat kebiasaan menunda menulis muncul adalah kurang percaya diri dalam menulis. Hal ini tidak hanya dialami penulis pemula, melainkan semua penulis.
Ada kalanya muncul perasaan tidak percaya diri bahwa karya tulisnya bagus, bermanfaat bagi pembaca, dan sebagainya. Perasaan seperti ini yang justru menurunkan motivasi menulis sehingga sering memilih menunda menggarap naskah.
Salah satu alasan kenapa penulis memilih menunda agendanya untuk melanjutkan naskah adalah mengalami krisis ide. Dalam dunia kepenulisan sering dikenal dengan istilah writer’s block.
Yakni kondisi dimana ide untuk menulis berhenti dan disebabkan oleh banyak hal. Ketika ide ini stagnan maka naskah akan terhenti untuk dikembangkan. Penulis sering menunda melanjutkan naskah tersebut hingga batas waktu yang tidak bisa ditentukan.
Mengalami writer’s block? Kenali Penyebab dan Cara Menghadapi Writer’s Block dan ikuti 6 Cara Mencari Ide Saat Buntu agar menulis makin lancar!
Pernahkah Anda merasa pesimis dengan karya tulis yang dibuat? Hal ini sering dialami oleh penulis, dimana muncul perasaan bahwa karya tulisnya tidak maksimal, tidak akan disukai pembaca, buku yang diterbitkan tidak akan laku, dan sebagainya.
Sifat pesimis seperti ini sebaiknya diredam sebab jika berlebihan justru menurunkan motivasi untuk menulis. Sehingga menyebabkan kegiatan menulis selalu ditunda dan kemudian menjadi kebiasaan buruk.
Salah satu penyebab yang juga sering dialami penulis sampai harus mencari cara menghilangkan kebiasaan menunda menulis adalah minimnya pengetahuan dan wawasan.
Pada dasarnya, karya tulis yang disusun seseorang akan mencerminkan pengetahuan dan wawasannya pada topik yang dikembangkan. Semakin luas pengetahuan dan wawasan maka pengembangan topik bebas kendala sehingga cepat selesai.
Oleh sebab itu, salah satu alasan kenapa menulis sering ditunda adalah karena pengetahuan dan wawasan masih minim. Hal ini tentu perlu diwaspadai karena bisa membuat naskah dengan topik apapun susah untuk dikembangkan.
Faktor kelima yang menyebabkan penulis memilih menunda kegiatannya dalam menulis adalah terpengaruh suasana hati atau mood yang buruk. Suasana hati atau mood adalah cerminan keadaan emosi yang timbul untuk sementara.
Suasana hati seseorang bisa berubah dengan cepat dan dipengaruhi banyak faktor, termasuk faktor sederhana seperti perubahan cuaca. Ketika penulis memiliki suasana hati yang buruk maka motivasi menulis akan ikut hilang.
Tiba-tiba motivasi hilang? Begini 16 Cara Meningkatkan Motivasi Menulis. Cermati, terapkan sungguh-sungguh, mulai menulis dari kalimat demi kalimat.
Faktor berikutnya yang juga sering membuat penulis menunda agendanya melanjutkan naskah adalah sedang bosan. Ketika seorang penulis atau pemilik profesi lain menekuni rutinitas yang sama dalam jangka waktu lama.
Maka akan rentan mengalami kebosanan, jika sudah terjadi maka keinginan untuk melanjutkan rutinitas bisa berkurang. Oleh sebab itu, seorang penulis perlu membuat kegiatan bervariasi agar tidak mudah bosan dan bisa terus produktif menulis.
Faktor selanjutnya yang membuat seorang penulis menunda agenda mengembangkan naskah adalah memiliki banyak kesibukan. Harus diakui bahwa seseorang bisa saja tidak hanya punya kewajiban menulis.
Melainkan juga mengerjakan pekerjaan lain yang sama pentingnya. Jika terlalu sibuk, biasanya akan kesulitan melakukan manajemen waktu maupun manajemen pekerjaan.
Sehingga kegiatan menulis rawan dihentikan sementara karena terbentur dengan kesibukan lainnya. Jika memang super sibuk ada baiknya mengatur jadwal dengan baik dan memastikan kegiatan menulis tetap bisa dilakukan meski sebenar.
Faktor lain yang juga sering membuat penulis malas melanjutkan naskah adalah tidak memiliki niat untuk menulis. Seperti yang diketahui ketika hendak melakukan apapun, tentu butuh niat.
Semakin kuat niat yang dimiliki, semakin mudah menjalankan suatu hal dan mencapai tujuan. Begitu juga sebaliknya dan hal ini berlaku untuk kegiatan menulis. Semakin kecil niat Anda menulis, semakin mudah mengabaikanya.
Jadi, ada baiknya memperbaiki niat dalam menulis. Selanjutnya memastikan punya niat yang kuat dan tulis dalam menulis. Hal ini dapat membantu meningkatkan motivasi untuk melanjutkan naskah sampai benar-benar selesai.
Selengkapnya: 9 Cara Mengatasi Kemalasan dalam Menulis
Dari beberapa faktor penyebab yang dijelaskan, adakah yang tengah dialami? Jika memang iya, maka segera saja mencari tahu cara menghilangkan kebiasaan menunda menulis. Sebab jika hal ini dibiarkan terlalu lama maka memicu sejumlah dampak buruk.
Berikut adalah beberapa bentuk dampak buruk yang mungkin dialami jika terlalu sering menunda menulis:
Dampak buruk pertama yang sering dialami penulis yang terbiasa menunda kegiatan menulis adalah kualitas tulisan yang menurun. Pertama, kualitas menurun karena keterampilan menulis menurun akibat jarang diasah atau digunakan.
Kedua, kualitas tulisan menurun karena dikejar oleh deadline sehingga buru-buru dan tidak bisa maksimal. Oleh sebab itu, kebiasaan buruk ini perlu diatasi untuk mencegah kualitas tulisan Anda terus menurun dari waktu ke waktu.
Dampak buruk kedua dari kebiasaan menunda menulis adalah terbentur dengan kesibukan atau agenda kegiatan lain. Jika Anda hanya fokus menulis tanpa punya kesibukan lain, mungkin resiko ini tidak akan dialami.
Namun, bagaimana jika kesibukan Anda bukan hanya menulis? Menunda satu pekerjaan akan berdampak pada pekerjaan berikutnya. Jika semakin banyak pekerjaan terbengkalai maka akan memicu stres.
Memiliki kebiasaan menunda menulis juga bisa berdampak pada hilangnya suatu kesempatan. Misalnya, Anda seorang dosen dan ingin ikut serta dalam pengajuan proposal penelitian hibah Dikti.
Namun, karena terlalu santai dan kebiasaan menunda menulis sudah cukup parah, Proposal usulan bisa saja tidak selesai sampai deadline penutupan pendaftaran. Artinya, kebiasaan ini bisa membuat dosen tersebut kehilangan peluang menerima hibah Dikti untuk rencana penelitiannya.
Tahukah Anda bahwa dengan menunda menulis, maka bisa memberi dampak buruk pada pihak lain? Misalnya Anda penulis dan bekerjasama dengan suatu penerbit, lalu ada proyek bersama untuk menerbitkan buku dengan topik tertentu.
Kepercayaan dari penerbit ini tentu Anda abaikan karena naskah tidak dapat selesai tepat waktu. Jadi, kebiasaan buruk ini tidak hanya berdampak pada penulis tetapi juga pihak lain yang berkaitan.
Kebiasaan menunda menulis juga bisa berdampak pada kemunculan emosi negatif. Emosi negatif ini seperti marah, rasa bersalah, malu, dan sebagainya. Perasaan ini muncul karena gagal dalam menyelesaikan naskah dengan baik atau tepat waktu.
Memahami bahwa menunda kegiatan menulis yang kemudian menjadi kebiasaan akan berdampak buruk. Baik bagi penulis maupun pihak lain yang mendukungnya, seperti penerbit. Maka penting untuk segera mengatasi hal tersebut.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa cara menghilangkan kebiasaan menunda menulis agar tidak menjadi budaya:
Pada dasarnya, kebiasaan menunda menulis baru bisa diatasi jika diketahui penyebabnya. Jadi, jika Anda sudah tahu maka akan lebih mudah mencari solusi dan segera teratasi.
Khusus untuk Anda yang faktor penyebabnya adalah pesimis bahwa karya tulis Anda akan disukai dan dibaca publik luas. Atau bisa juga karena kurang percaya diri dengan karya tulis yang dibuat. Maka bisa terus mengasah keterampilan menulis.
Misalnya dengan mengikuti kelas menulis, memanfaatkan jasa konsultasi menulis dari penerbit, bergabung dalam komunitas, dan sebagainya. Cara ini membantu mengasah keterampilan menulis dan meningkatkan kesadaran bahwa karya Anda bagus. Sehingga bisa lebih semangat untuk terus menulis.
Cara menghilangkan kebiasaan menunda menulis yang kedua adalah dengan rajin membaca. Solusi ini bisa Anda pilih ketika penyebab malas menulis adalah minim ilmu pengetahuan dan wawasan.
Ketika Anda memilih suatu topik untuk dikembangkan menjadi karya tulis, maka ada kebutuhan untuk memahami topik tersebut. Bagaimana agar paham? Yakni dengan mempelajarinya lewat membaca referensi yang relevan.
Artinya, semakin sering membaca maka semakin banyak topik Anda pahami. Sehingga bisa mengembangkan lebih banyak topik dan percaya diri dengan keputusan tersebut. Kebiasaan menunda menulis akan hilang dengan sendirinya.
Salah satu alasan kenapa orang terbiasa menunda menulis adalah menunggu ide besar, hebat, tidak biasa, dan ide wah lainnya. Tidak salah memang, karena ide tulisan yang bagus akan menghasilkan karya yang bagus juga.
Namun, jangan lupa bahwa banyak penulis yang justru sukses menghasilkan karya tulis bagus dari ide biasa dan bahkan sederhana. Sebab ada banyak faktor mempengaruhi kualitas tulisan Anda, misalnya gaya penulisan, penggambaran tokoh, dll.
Oleh sebab itu, tidak ada salahnya menjadikan ide tulisan sederhana dan biasa sebagai pilihan. Langkah kecil ini nyatanya menjadi cara menghilangkan kebiasaan menunda menulis yang cukup efektif.
Cara berikutnya untuk bisa mengatasi kebiasaan menunda-nunda dalam menulis adalah melakukan aktivitas yang beragam. Anda mungkin dikejar deadline untuk menyelesaikan suatu naskah sampai seminggu penuh diisi dengan menulis.
Namun, jika berlangsung cukup lama bisa menciptakan kebosanan yang memicu penundaan dalam menulis. Maka dianjurkan untuk melakukan aktivitas beragam. Lakukan aktivitas harian seperti memasak, berkebun, berlibur sesekali, dll agar tidak bosan menulis rutin.
Cara kelima yang bisa dilakukan agar tidak lagi terbiasa menunda kegiatan menulis adalah mengatur jadwal. Biasakan untuk menyusun agenda harian sehingga tahu betul apa saja yang akan dikerjakan dalam sehari penuh.
Masukan kegiatan menulis ke dalam agenda tersebut dan pastikan sesuai dengan kegiatan lain. Jika memang ada kegiatan lain yang lebih penting, maka masukan kegiatan menulis di agenda hari berikutnya. Silahkan fleksibel tetapi tetap berusaha rajin menulis.
Sebaiknya, Anda mulai membangun kebiasaan menulis dengan menerapkan apa yang dijelaskan James Clear dalam buku Atomic Habits miliknya.
Agar makin mudah, ikuti saja 4 Tips Konsisten Menulis dengan Menjadikan Kebiasaan Ala Atomic Habits. Dijamin bawa perubahan!
Jika masih berhadapan dengan masalah menunda menulis, maka cara menghilangkan kebiasaan menunda menulis selanjutnya adalah mengevaluasi tempat menulis. Sebab bagaimanapun juga tempat Anda menulis bisa menjadi penyebabnya.
Jika selama ini ruangan tempat menulis terasa pengap, ada baiknya menambahkan ventilasi udara dan lihat perubahan ini berdampak baik atau tidak. Jika tidak memberi dampak sesuai harapan, pertimbangkan untuk pindah ke tempat lain.
Kelelahan dan juga merasa tidak enak badan atau sakit juga menjadi alasan kenapa penulis memutuskan menunda kegiatannya dalam menulis. Meskipun kondisi sakit tidak bisa ditebak sebelumnya, akan tetapi bisa diantisipasi.
Salah satunya dengan penerapan gaya hidup sehat dan bisa dimulai dengan istirahat yang cukup disusul kegiatan olahraga rutin. Jika dua hal ini ditunjang pula dengan pola makan sehat, maka tubuh bisa tetap bugar dan selalu semangat menulis.
Salah satu upaya atau cara menghilangkan kebiasaan menunda menulis adalah dengan menetapkan tujuan dari menulis itu sendiri. Sebab dengan tujuan yang jelas maka akan meningkatkan motivasi untuk terus menulis.
Misalnya saja, Anda seorang dosen dan perlu menulis naskah buku ajar. Maka tetapkan tujuan yang ingin diraih dari proses menulis ini. Misalnya bisa terbit bulan Juli 2024 agar bisa masuk ke BKD. Sehingga termotivasi untuk segera menyelesaikan naskah dan mengurus penerbitannya.
Cara yang terakhir untuk mengatasi kebiasaan menunda menulis adalah dengan mengidentifikasi gangguan. Pada saat menulis, Anda mungkin mendapati hal-hal yang mengganggu fokus menulis. Cari tahu apa dan tindakan untuk mengatasinya.
Misalnya, Anda terganggu fokus menulis dari smartphone. Maka ketika menulis bisa mengaktifkan mode airplane untuk menghentikan notifikasi. Sehingga bisa fokus menulis dan kualitas karya pun bisa lebih optimal.
Melalui penjelasan tersebut, Anda kini bisa mengatasi kebiasaan menunda menulis dengan lebih mudah. Sehingga bisa produktif berkarya dan kualitas karya Anda juga berkembang. Jadi, silahkan menerapkan cara menghilangkan kebiasaan menunda menulis tersebut.
Jangan lewatkan tips seputar menulis buku berikut:
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman pribadi berkaitan dengan topik artikel ini, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat!
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…