Daftar Isi
Ada banyak cara bisa dilakukan peneliti untuk menghindari plagiarisme saat menyusun karya ilmiah, salah satunya dengan mengubah kata atau parafrase. Menariknya, ada banyak cara mengubah kata agar tidak plagiat.
Pemahaman mengenai cara-cara ini sangat penting bagi seorang peneliti untuk memastikan karya tulis ilmiah yang dibuat bebas plagiarisme. Sebab entah sengaja maupun tidak sengaja, plagiarisme bisa saja dilakukan.
Menariknya, melakukan perubahan kata atau parafrase sampai saat ini masih menjadi cara paling efektif untuk menghindari plagiarisme. Namun, belum semua orang paham bagaimana mengubah kata dengan tepat dan juga cepat.
Hal pertama yang akan dibahas, adalah memahami arti penting atau alasan kenapa cara mengubah kata agar tidak plagiat sangat penting untuk dilakukan. Dikutip dari parafrasist.com, mengubah kata dalam menyusun karya ilmiah memiliki banyak arti penting. Diantaranya adalah:
Secara umum, mengubah kata dalam menyusun karya tulis disebut dengan istilah parafrase. Penulis nantinya akan mencari bentuk atau pilihan kata lain yang memiliki makna serupa untuk mencegah susunan kalimat sama persis dengan karya ilmiah lain.
Mengubah kata atau parafrase juga sering dilakukan dengan tujuan memastikan susunan kalimat berubah akan tetapi makna masih sama seperti sumber yang dijadikan acuan.
Lalu, tujuan utama dari parafrase ini sendiri adalah untuk menghindari plagiarisme. Sebab plagiarisme menjadi rentan dilakukan saat melakukan tindakan copy paste. Membuat kutipan langsung sangat lumrah dan diperbolehkan dalam KTI. Namun tetap wajib mencantumkan sumber.
Hanya saja dalam dunia akademik KTI wajib dicek di Turnitin atau tools sejenis untuk mengecek similarity indeks. Terlalu banyak kutipan langsung membuat skor pengecekan tinggi dan menguatkan dugaan terjadi plagiarisme.
Inilah alasan kenapa banyak peneliti memilih lebih repot sedikit untuk merubah kata dibanding membuat kutipan langsung. Tujuannya agar dicek dengan tools apapun deteksi melakukan plagiarisme bisa dihindari.
Menerapkan cara mengubah kata agar tidak plagiat juga penting untuk dilakukan agar meningkatkan pemahaman. Ketika menyusun suatu karya tulis ilmiah maka ada kebutuhan untuk memahami topik dengan baik. Semakin paham, semakin mengalir proses penyusunan naskah, begitu pula sebaliknya.
Hal ini juga berlaku saat membaca sumber atau referensi. Semakin Anda paham isi sumber yang digunakan, semakin mudah menuliskan ulang beberapa informasi penting yang disajikan.
Jadi, ketika Anda bisa menulis ulang dengan pilihan kata berbeda maka artinya Anda sudah paham isi sumber tersebut. Ketika Anda “memaksa” diri untuk mengubah kata maka Anda akan “dipaksa” keadaan untuk memahami isi sumber. Hal ini bermanfaat untuk meningkatkan kedalaman informasi yang disajikan dan orisinalitas KTI Anda.
Alasan ketiga kenapa cara mengubah kata agar tidak plagiat perlu dilakukan peneliti adalah untuk menambah kreativitas. Sejalan dengan hal tersebut, peneliti kemudian bisa menjaga dan menjamin orisinalitas tulisannya.
Kreativitas peneliti atau penulis ilmiah akan terasah karena mengembangkan perbendaharaan kata yang dikuasai. Sekaligus mampu menuliskan kembali suatu informasi dengan makna jelas tanpa perlu copy paste yang terkesan main gampang.
Mengubah kata akan membantu meningkatkan kreativitas dalam pemilihan kata dan menghasilkan kalimat yang khas. Hal ini yang ikut membuat orisinalitas karya Anda terjamin karena berhasil tampil beda dengan tulisan lain.
Alasan sekaligus keuntungan lain dari rutin menerapkan berbagai cara mengubah kata agar tidak plagiat adalah membiasakan diri menulis dalam berbagai format. Artinya, sama halnya mengasah keterampilan menulis.
Seperti yang diketahui, karya tulis memiliki jenis beragam yang secara garis besar terbagi menjadi dua. Yakni karya tulis ilmiah dan karya tulis non ilmiah. Karya tulis ilmiah terbagi lagi menjadi beberapa jenis, mulai dari artikel ilmiah sampai naskah buku.
Setiap jenis karya tulis ini lantas memiliki format berbeda, apalagi jika ingin dipublikasikan, maka akan mengikuti format sesuai ketentuan. Jika Anda terbiasa mengubah kata maka akan terbiasa menyusun tulisan dalam berbagai format.
Misalnya terbiasa menggunakan kosakata ilmiah saat menyusun artikel ilmiah untuk jurnal. Selain itu juga terbiasa memilih kosakata lebih umum saat menyusun naskah buku. Hal ini akan membantu Anda memiliki kemampuan menulis berbagai jenis karya tulis yang tentu memberi keuntungan beragam dan dalam jangka panjang.
Mau mengubah kalimat saat parafrase? Inilah cara yang bisa Anda ikuti agar tulisan tidak kena plagiarisme:
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ada banyak cara mengubah kata agar tidak plagiat. Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa cara yang paling umum dan paling banyak direkomendasikan untuk mengubah kata dengan cepat dan tepat:
Cara pertama untuk mengubah suatu kata agar tidak sama persis dengan sumber atau tulisan lain adalah dengan mencari sinonim. Cara ini sering menjadi pilihan pertama atau prioritas karena dipandang lebih mudah.
Nyaris setiap kata dalam suatu bahasa memiliki persamaan kata, bahkan dalam bahasa Indonesia sendiri ada suatu kata yang memiliki beberapa sinonim. Pemilihan sinonim tentu perlu memperhatikan konteks agar tetap atau tidak berubah.
Contoh penggunaan sinonim adalah ketika ada kutipan yang memakai kata “penelitian” maka bisa diubah memakai kata “riset”. Meski berubah kata akan tetapi maknanya sama.
Cara mengubah kata agar tidak plagiat yang kedua adalah menggunakan kata serapan. Jika Anda menyusun karya ilmiah dalam bahasa Indonesia, maka cara ini bisa dijadikan pilihan karena ada jenis kata serapan.
Kata serapan bisa berasal dari bahasa daerah di Indonesia bisa pula dari bahasa asing. Jenis atau bentuknya sangat beragam dan sama-sama baku sesuai EYD, sehingga tepat untuk digunakan. Misalnya saat sumber memakai kata “online” maka bisa diubah menjadi kata “daring”.
Pilihan cara mengubah kata agar tidak plagiat berikutnya adalah dengan menambahkan imbuhan atau sebaliknya. Yakni dengan mengubah kata berimbuhan menjadi kata dasar.
Sama seperti penjelasan di poin sebelumnya, jika naskah Anda disusun dengan bahasa Indonesia maka cara ini bisa dijadikan pilihan. Sebab ketika sumber memakai kata dasar maka bisa diubah menjadi kata berimbuhan.
Selama pemilihan kata sebelum dan setelahnya tepat maka makna akan sesuai dengan sumber tersebut. Contohnya adalah mengubah kata berimbuhan “berfungsi” menjadi kata dasarnya “fungsi” atau sebaliknya.
Cara keempat dalam mengubah kata agar tidak plagiat adalah mencari bentuk baku. Cara ini bisa dilakukan ketika ingin melakukan parafrase pada kutipan langsung dari hasil wawancara atau narasumber.
Ada kalanya akan menjumpai kutipan langsung yang menggunakan bahasa tidak baku atau bahasa daerah. Penulis sebelumnya mungkin memberi kalimat penjelas dalam tanda kurung atau dalam catatan kaki.
Anda bisa mengubah kata tidak baku tersebut menjadi baku, sehingga ada perubahan bentuk kata yang sangat signifikan meski tidak mengubah makna dari kalimat asli pada sumber (referensi).
Pilihan cara terakhir dalam mengubah kata agar tidak plagiat adalah mencari bentuk kata yang bersifat ilmiah atau justru mencari bentuk umumnya. Cara ini sering dilakukan peneliti saat melakukan konversi.
Misalnya mengubah artikel ilmiah berupa skripsi menjadi naskah buku. Sehingga ada beberapa kata yang terlalu ilmiah diubah menjadi kata yang cenderung lebih umum agar bisa dipahami para pembaca. Langkah ini akan membantu mengubah kata secara efektif.
Kunci utama dalam mengubah kata agar tidak plagiat adalah memiliki perbendaharaan kata yang maksimal. Hal ini bisa dikembangkan dengan berbagai cara. Mulai dari rajin membaca, terus kontinyu menulis, sampai rajin berkomunikasi secara lisan dan tulisan dengan orang sekitar.
Sehingga bisa dengan mudah menemukan sinonim, kata dasar, dll untuk membantu mengubah kata dengan cepat dan tepat. Jadi, jika Anda merasa perbendaharaan kata masih terbatas silahkan mulai mencoba hobi baru yang membantu mengembangkannya.
Tak mau ‘kan nama Anda tercoreng karena kasus plagiasi? Ikuti etika dalam publikasi dengan memahami caranya melalui [Panduan] Menulis dengan Etika untuk Hindari Plagiarisme.
Dengan teknologi yang terus berkembang dan semakin maju, terutama dari perkembangan internet. Para peneliti atau penulis ilmiah bisa mengandalkan teknologi terkini untuk mengubah kata sebagai upaya menghindari plagiat.
Berikut adalah beberapa tools atau aplikasi dan platform yang bisa menjadi alat bantu cara mengubah kata agar tidak plagiat:
Jika membahas mengenai tata cara mengubah kata atau mencari persamaan (sinonim) kata, maka Tesaurus tidak dapat dipisahkan. Tesaurus dalam KBBI adalah buku referensi berupa daftar kata dengan sinonimnya.
Tesaurus membantu menemukan persamaan kata dengan mudah dan berbentuk seperti kamus yang disusun sesuai abjad. Tesaurus bisa diakses secara online melalui berbagasi website, salah satunya di laman https://tesaurus.kemdikbud.go.id/tematis/.
Lewat situs ini, Anda bisa mencari sinonim dengan cukup mengetik kata yang ada di dalam pikiran. Maka sistem akan merekomendasikan pilihan kata yang sesuai untuk digunakan dalam naskah yang sedang dikembangkan.
Jangan sampai Anda tersandung kasus plagiarisme. Sebaiknya Anda mengikuti tahapan berikut:
Tools kedua dalam cara mengubah kata agar tidak plagiat adalah KBBI Online. Situs resminya ada di laman https://kbbi.kemdikbud.go.id/. Lewat situs ini Anda tidak hanya dibantu memahami definisi suatu kata atau istilah.
Melainkan juga sering direkomendasikan persamaan kata yang seringnya akan direkomendasikan ke laman Tesaurus yang dikelola Kemdikbud. Namun bisa juga hanya mengandalkan definisi dari KBBI, supaya bisa menemukan pilihan kata lain yang memiliki definisi serupa.
Rekomendasi sekaligus pilihan tools berikutnya untuk membantu mengubah kata adalah situs Bab.La yang bisa diakses di laman https://www.babla.co.id/. Situs ini menawarkan banyak menu dimana salah satunya membantu pengunjung menemukan sinonim.
Anda cukup mengetik kata di kolom yang disediakan agar sistem mencarikan sinonim yang tepat dan cepat. Menariknya, disini pengguna bisa mengatur pencarian sinonim dalam berbagai bahasa. Sehingga cocok untuk membantu menemukan sinonim untuk artikel jurnal internasional yang memakai bahasa selain bahasa Indonesia.
Pilihan berikutnya untuk efisiensi dalam cara mengubah kata agar tidak plagiat adalah menggunakan layanan dari website HIX,AI. Website ini merupakan generator untuk membantu menemukan sinonim dengan teknologi AI.
Anda bisa menggunakan fitur gratis dengan beberapa batasan pencarian sinonim, jika dirasa butuh fitur lebih maka bisa berlangganan secara bulanan. Laman resminya bisa diakses di https://hix.ai/id/ai-writer/synonyms-generator.
Sama seperti Bab.La, situs ini juga menawarkan pencarian sinonim dalam berbagai bahasa. Sehingga memberi dukungan lebih untuk mencari persamaan kata baik dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggris, atau bahasa lain yang disediakan pengembangnya.
Tools berikutnya untuk membantu menemukan pilihan kata alternatif adalah di website Persamaan Kata. Laman resminya ada di https://m.persamaankata.com/2882/cara dan layanannya bersifat gratis.
Prinsip dari website ini sama seperti Tesaurus dan KBBI Online, dimana Anda cukup masuk ke laman dan mengetik kata yang ingin dicari sinonimnya. Tampilan yang sederhana membuat website ini mudah diakses meski jaringan internet tidak bersahabat.
Pilihan tools yang keenam adalah website Sinonimkata. Sesuai dengan namanya website ini menawarkan layanan mencari sinonim kata secara online dan menjadi penyedia Tesaurus Bahasa Indonesia online.
Tak hanya itu, situs dengan layanan gratis ini juga menawarkan pencarian sinonim dalam bahasa Inggris. Sehingga bisa dituju saat ingin mencari tool dalam mengubah kata agar bebas plagiat. Adapun laman resminya di https://www.sinonimkata.com/.
Pilihan terakhir untuk membantu mengubah kata dengan cepat dan tepat adalah menggunakan kamus bahasa offline. Yakni kamus bahasa cetak. Meski sudah masuk era digital, keberadaan kamus cetak masih bisa ditemukan.
Secara umum, orang akan meninggalkan pilihan ini karena dipandang terlalu lama. Namun, tidak selalu jaringan internet bisa diandalkan. Ketika jaringan internet bermasalah atau alasan lain, kamus cetak bisa dijadikan alternatif sementara.
Anda tidak perlu menunggu jaringan kembali normal untuk melanjutkan naskah ilmiah. Jadi, jika kondisi ini dialami silahkan memanfaatkan kamus cetak untuk menemukan arti kata sampai sinonim kata.
Dari beberapa tools tersebut, Anda bisa memilih yang dirasa paling akurat maupun atas pertimbangan lain. Misalnya yang paling mudah digunakan karena didesain user friendly. Penggunaannya akan menghemat waktu dalam mengubah kata untuk mencegah plagiat.
Meskipun ada banyak pilihan cara mengubah kata agar tidak plagiat, ada kalanya tidak memiliki waktu cukup untuk melakukannya sendiri. Bisa juga karena alasan lainnya, sehingga tidak memungkinkan untuk mengubah kata secara mandiri.
Jika Anda berada dalam kondisi tersebut, maka tidak perlu berkecil hati karena bisa menggunakan jasa profesional untuk melakukan parafrase. Salah satunya Layanan Konversi yang disediakan Penerbit Deepublish.
Tersedia dua pilihan, pertama adalah Layanan Parafrase Konversi untuk membantu mengubah artikel ilmiah (skripsi, tesis, dll) menjadi naskah buku yang siap terbit. Seluruh naskah akan dilakukan parafrase oleh tim profesional, berpengalaman, dan bersertifikasi BNSP.
Kedua, adalah layanan Parafrase Similarity yang membantu menurunkan skor similarity indeks saat mengecek plagiarisme di Turnitin maupun tools sejenis. Lewat layanan ini akan dilakukan parafrasa berdasarkan bagian atau halaman pada naskah Anda, sehingga sesuai kebutuhan dan lebih ekonomis.
Lewat kedua jenis layanan parafrase ini Anda akan dibantu mengubah kata dalam naskah ilmiah tanpa perlu turun tangan langsung. Informasi lebih lanjut bisa menghubungi kontak CS Penerbit Deepublish atau mengunjungi laman resminya.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik cara mengubah kata agar tidak plagiat dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke kolega Anda. Semoga bermanfaat.
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…