Daftar Isi
Minat baca masyarakat di Indonesia sampai sekarang memang masih terbilang rendah, lalu adakah cara meningkatkan minat baca di era digital seperti sekarang? Kabarnya, masuknya era digital memberi dua bentuk efek pada minat baca.
Tidak sedikit yang merasa, kehadiran era digital ini justru berdampak pada semakin menurunnya minat baca. Namun, kehadirannya ternyata juga bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak minat baca masyarakat. Seperti apa caranya? Berikut penjelasannya.
Menurut data dari Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2018, Indonesia menempati peringkat 72 dari 79 negara peserta literasi membaca. Artinya, Indonesia berada di urutan 72 dengan minat baca rendah dari 79 negara peserta.
Posisi atau peringkat ini tentu masih jauh untuk bisa disebut sebagai prestasi. Sebab menunjukan bahwa minat baca masyarakat di tanah air masih terbilang cukup rendah. Dikutip melalui cimahikota.go.id, dijelaskan ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Berikut faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca:
Faktor pertama adalah masih adanya mitos soal kegiatan membaca. Misalnya mitos yang menyebut bahwa orang yang gemar membaca itu cupu kudet, dan tidak asyik diajak mengobrol.
Faktor kedua adalah kebiasaan membaca yang tidak terbentuk sejak dini. Misalnya masih banyak keluarga yang tidak membiasakan anaknya membaca sejak masih batita maupun balita. Sehingga terbawa sampai dewasa.
Penyebab ketiga adalah adanya serangan gadget dengan segala akses ke media digital. Seperti akses ke media sosial yang bisa memberi efek candu sehingga menurunkan minat baca.
Hiburan yang mudah diakses dan bahkan tidak butuh modal besar sampai gratis, uga ikut berkontribusi dalam menurunkan minat baca. Sebab masyarakat akan cenderung memilih mencari hiburan dibanding pusing membaca buku.
Buku di perpustakaan yang bisa dipinjam idealnya harus lengkap. Sayangnya, koleksi minim masih jamak dijumpai dan membuat minat masyarakat berkunjung menjadi rendah.
Anda mengalami kendala serupa? Perkaya judul di perpustakaan, pojok baca, dan sudut baca institusi Anda melalui Layanan Pengadaan Buku dari Penerbit Deepublish.
Faktor lainnya adalah harga buku yang masih jauh untuk bisa disebut terjangkau. Sehingga banyak yang kesulitan untuk membeli dan membacanya. Selain itu, belum tentu tersedia di perpustakaan agar bisa dipinjam.
Setelah mengetahui apa saja tantangan dalam meningkatkan minat baca di era digital. Maka penting juga untuk membangun strategi sebagai cara meningkatkan minat baca di era digital seperti sekarang ini.
Dilansir dari berbagai sumber, ada banyak hal bisa dilakukan sebagai upaya meningkatkan kegiatan literasi atau minat membaca. Berikut cara meningkatkan minat baca di era digital:
Strategi pertama adalah memulai dari diri sendiri. Anda yang sudah memiliki minat baca yang tinggi bisa aktif membaca buku, dimanapun Anda berada dan ketika memang bisa.
Tujuannya agar kegiatan membaca dilihat orang sekitar, menginspirasi mereka, dan mendorong minat baca mereka. Jika Anda memperhatikan film dari Jepang atau Korea, tentu tidak asing melihat pemandangan orang membaca di kendaraan umum.
Memberikan contoh membaca buku yang terasa seru dan menyenangkan bisa memberi motivasi ke orang sekitar untuk melakukan hal serupa. Maka jangan hanya membaca di dalam rumah, tapi coba lakukan dimana saja.
Strategi kedua sebagai cara meningkatkan minat baca di era digital adalah menambah koleksi buku. Baik itu di perpustakaan, toko buku, tempat rental atau penyewaan buku, dan lainnya.
Sebab, sama seperti hendak pergi berbelanja. Masyarakat cenderung lebih suka masuk ke tempat yang produknya lengkap. Begitu juga ketika masuk ke perpustakaan atau toko buku. Maka pengelola juga harus terus melengkapi koleksinya agar minat masyarakat untuk berkunjung dan membaca meningkat.
Strategi ketiga adalah menyediakan bahan bacaan atau buku dengan kualitas yang baik, khususnya dari segi isi. Semakin banyak buku yang bagus dan enak dibaca, semakin meningkatkan minat baca.
Sebab, pembaca akan sadar bahwa buku ternyata seru untuk dibaca sampai berjam-jam. Oleh sebab itu, jangan hanya fokus pada kuantitas buku tapi juga kualitas. Hal ini perlu diperhatikan pengelola perpustakaan, toko buku, dll.
Strategi keempat adalah meningkatkan fasilitas di tempat membaca, seperti perpustakaan dan toko buku. Meskipun bukan faktor utama yang bisa mendorong minat baca, akan tetapi fasilitas yang baik ikut berpartisipasi.
Saat pengunjung perpustakaan dimudahkan mencari buku yang diinginkan, mereka cenderung puas dan punya minat datang lagi. Jadi, silakan melakukan digitalisasi pada sistem pengelolaan untuk memberi kemudahan akses ke buku.
Selain itu, Anda juga bisa membuat taman baca dan pojok baca, lo. Ketahui cara membuat taman baca dan lihat contoh pojok baca untuk inspirasi Anda.
Cara meningkatkan minat baca di era digital juga bisa dengan menggelar kegiatan kampanye literasi. Dalam hal ini tentu akan ada kebutuhan melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Misalnya dengan LSM atau pengurus kantor desa.
Kampanye ini bentuknya bisa beragam jika offline seperti membagikan buku gratis, membuka taman bacaan gratis, dll. Ketika digelar online maka bisa menggelar webinar terkait literasi digital.
Berikutnya adalah membangun akses yang mudah dan murah ke berbagai jenis bahan bacaan. Yakni tidak hanya berfokus pada penyediaan buku berkualitas, akan tetapi menyediakan bahan bacaan lain.
Misalnya menyediakan majalah, koran, komik, dan bahan bacaan populer lainnya. Cara ini akan memberi rasa tertarik kepada masyarakat untuk membaca. Sebab kadang kala melihat buku mereka takut akan bosan, apalagi buku-buku tebal.
Membantu melengkapi koleksi bahan bacaan dan membangun fasilitas membaca yang memadai. Maka pengelola perlu melakukan kolaborasi antar sektor, terutama berkolaborasi dengan lembaga dan instansi milik pemerintah. Baik pusat maupun daerah.
Cara meningkatkan minat baca di era digital juga tidak bisa dilepaskan dari pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ketika kualitas pendidikan semakin baik, maka akan sejalan dengan peningkatan minat baca.
Kualitas pendidikan yang tinggi akan mendorong semangat belajar, sehingga mereka secara alami akan termotivasi untuk banyak membaca buku. Lingkungan sekolah sejak jenjang paling dasar pun perlu membangun kebiasaan membaca.
Teknologi seperti keberadaan gadget yang canggih dan memberi akses ke hiburan yang seru dan murah. Tentunya tidak memungkinkan untuk dihapus total sebagai upaya meningkatkan literasi. Ada baiknya justru dimanfaatkan dengan optimal.
Salah satunya dengan menyediakan aplikasi yang memudahkan kegiatan membaca, akses ke buku digital, akses ke majalah dan koran online, dll. Sehingga bisa bekerja sama dengan pengembang aplikasi mobile agar fiturnya optimal mendorong minat baca masyarakat.
Anda sudah menerapkan strategi di atas? Untuk memaksimalkan hasilnya, ikuti tips menumbuhkan minat baca, cocok untuk kamu rebahan!
Itulah beberapa cara meningkatkan minat baca di era digital yang bisa dicoba. Ada banyak pihak yang tentunya perlu terlibat agar minat baca masyarakat terus membaik. Sehingga perlu ada kolaborasi disamping adanya kesadaran personal dari masyarakat.
Apakah Anda memiliki cara jitu meningkatkan minat baca? Anda dapat membagikan pengalaman sukses Anda dalam mendorong minat baca melalui kolom komentar.
Yuk, bagikan rekomendasi cara meningkatkan baca ini ke rekan komunitas Anda. Mulai dari tingkatkan minat baca di sekitar Anda, Anda sudah berperan bangun literasi Indonesia!
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…