Daftar Isi
Memahami bagaimana cara menjelaskan tabel dan grafik hasil penelitian adalah hal penting. Ketika menyusun laporan penelitian dan publikasi ilmiah sebagai luaran penelitian, penjelasan mengenai data di dalam tabel maupun grafik wajib tercantum.
Keberadaan penjelasan ini akan masuk ke bab atau bagian pembahasan hasil penelitian supaya penjelasannya tepat dan mudah dipahami pembaca. Oleh karena itu, para peneliti wajib memahami tata cara menyusun penjelasan tersebut. Berikut informasinya.
Sebelum mengetahui bagaimana cara menjelaskan tabel dan grafik hasil penelitian, Anda perlu dipahami dulu kenapa ada tabel dan grafik. Tabel dan grafik menjadi dua dari tiga cara dalam menyajikan data penelitian.
Dalam kegiatan penelitian, peneliti akan mengumpulkan sejumlah data, baik melalui wawancara, survei dengan kuesioner, observasi di lapangan, dan menganalisis sejumlah laporan dari lembaga atau pihak terkait.
Data-data ini merupakan data yang didapatkan dari hasil penelitian. Data tersebut perlu disajikan kepada pembaca melalui laporan penelitian dan luaran penelitian berbentuk karya tulis ilmiah (publikasi ilmiah).
Data bisa berbentuk angka (numerik) dan bisa juga bukan angka (nonnumerik). Penyajiannya tidak dipaparkan dalam bentuk teks atau paragraf melainkan divisualisasikan agar lebih mudah dan cepat dipahami. Baik oleh peneliti untuk kebutuhan analisis data penelitian, maupun kepada pembaca.
Dikutip melalui Badan Pusat Statistik, penyajian data hasil penelitian secara visual bisa dilakukan dalam 3 cara, yakni melalui tabel, grafik, dan infografik. Berikut penjelasan detailnya:
Tabel dalam konteks penyajian data hasil penelitian adalah penyajian data dalam bentuk angka-angka yang disusun secara sistematik menurut baris dan kolom. Tabel juga bisa digunakan untuk menyajikan data bukan angka.
Penyajian data hasil penelitian dalam tabel menjadi paling umum atau paling sering digunakan oleh peneliti. Alasannya beragam, salah satunya karena proses penyajian data lebih mudah. Pembuatan tabel cenderung lebih mudah dibanding grafik maupun infografis.
Tabel untuk penyajian data hasil penelitian terbagi dalam 3 jenis, yakni Tabel Satu Arah (One Way Table), Tabel Dua Arah (Two Way Table), dan juga Tabel Tiga Arah (Three Way Table). Jenis tabel menunjukan tingkat kompleksitas data hasil penelitian.
Grafik adalah bentuk penyajian data secara visual yang dibuat dari data yang telah disajikan dalam tabel dengan tujuan agar data dapat lebih mudah dipahami. Penyajian data dengan grafik lebih umum dipilih jika peneliti ingin menampilkan data yang terus berkembang.
Misalnya data di tahun 2024, 2025, dan seterusnya. Sekaligus bisa digunakan untuk menampilkan perbedaan atau menunjukkan perbandingan dua data atau lebih dengan lebih efektif atau lebih mudah dipahami.
Jenis grafik untuk penyajian data hasil penelitian juga beragam, seperti grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, grafik gambar, dan juga grafik peta. Jenis grafik yang dipilih menyesuaikan dengan karakter data dan tujuan penyajian data tersebut oleh peneliti. Apakah untuk menunjukan perkembangan data hingga membandingkan data.
Baca Juga:
Infografis secara umum adalah presentasi visual dari data yang menggunakan elemen grafis seperti gambar, grafik, diagram, dan teks untuk menyampaikan informasi kompleks secara mudah dipahami.
Secara tampilan, infografis akan menampilkan gambar berupa grafik diikuti dengan teks yang menjelaskan grafik tersebut. Teknik penyajian data penelitian ini bisa digunakan ketika mendapati data yang kompleks, skalanya besar.
Jenis dari infografis pun beragam. Seperti Infografis Statis, Infografis Animasi, dan Infografis Interaktif. Pembuatan infografis biasanya membutuhkan platform atau aplikasi tertentu, khususnya aplikasi desain. Misalnya Photoshop dan Canva.
Setelah memahami apa itu penyajian data hasil penelitian dan bagaimana tata cara penyajiannya, pahami juga bahwa penyajian data tersebut wajib diikuti dengan keterangan atau penjelasan.
Sehingga data hasil penelitian lebih mudah dipahami. Hanya saja, menjelaskan isi tabel dan grafik ke dalam teks tidak selalu mudah. Lalu, bagaimana cara menjelaskan tabel dan grafik hasil penelitian yang dilakukan? Berikut detail langkah-langkahnya:
Langkah pertama dalam menjelaskan data di dalam tabel, grafik, maupun infografis adalah menyebutkan identitasnya dulu. Setiap tabel, grafik, infografis, gambar di dalam laporan penelitian dan publikasi ilmiah diberi nama.
Misalnya tabel 1.1, grafik 1.2, infografis 2.4, dan seterusnya. Kemudian diikuti nama tabel, grafik, dan infografis tersebut. Maka saat menjelaskan data di dalamnya, wajib mencantumkan identitasnya dulu. Contohnya seperti di bawah ini:
“Tabel 3.1…”
“Tabel 3.1 menunjukkan distribusi tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan X pada tahun 2024.”
Langkah kedua dalam menjelaskan tabel, grafik, maupun infografis hasil penelitian adalah menjelaskan isi utama. Setiap visualisasi data hasil penelitian bisa menampilkan informasi inti.
Misalnya data menunjukan tren atau perubahan tren, menjelaskan suatu pola (misal pola distribusi), dan lain sebagainya. Jadi, setelah menyebutkan identitas visualisasi data, diikuti dengan menjelaskan isi utama visualisasi data tersebut. Berikut contohnya:
“Grafik ini menggambarkan tren penjualan bulanan produk Y dari Januari hingga Desember 2024, diukur dalam satuan unit terjual.”
Bentuk lebih lengkap:
“Grafik 3.1 menunjukan data penjualan produk Y periode Januari sampai Desember 2024. Grafik ini menggambarkan tren penjualan bulanan produk Y dari Januari hingga Desember 2024, diukur dalam satuan unit terjual.”
Langkah ketiga dalam tata cara menjelaskan tabel dan grafik hasil penelitian adalah menyebutkan temuan penting. Misalnya, data di dalam tabel penjualan menunjukan adanya peningkatan penjualan.
Bisa juga berupa penurunan penjualan, perubahan kenaikan penjualan di produk lain, data terendah berapa, data tertinggi berapa, dan sebagainya. Berikut contohnya:
“Penjualan meningkat tajam dari Maret ke April sebesar 35%, kemudian menurun perlahan hingga Agustus.”
Bentuk lebih lengkap:
“Grafik 3.1 menunjukan data penjualan produk Y periode Januari sampai Desember 2024. Grafik ini menggambarkan tren penjualan bulanan produk Y dari Januari hingga Desember 2024, diukur dalam satuan unit terjual. Penjualan meningkat tajam dari Maret ke April sebesar 35%, kemudian menurun perlahan hingga Agustus.”
Langkah keempat dalam menjelaskan data penelitian yang sudah divisualisasikan dalam bentuk tabel, grafik, dan sebagainya adalah memberi interpretasi. Artinya, peneliti atau penulis perlu memberi penjelasan kenapa ada perubahan data signifikan.
Misalnya, ketika data penjualan di bulan tertentu menunjukan adanya kenaikan. Maka bisa mencari data pendukung untuk mengetahui faktor yang menjadi penyebabnya.
Misalnya, data dari perusahaan yang menjadi subjek penelitian melakukan promosi lewat bazar yang tidak dilakukan di bulan lainnya. Berikut contoh penjelasannya:
“Kenaikan pada April kemungkinan dipengaruhi oleh kampanye promosi offline melalui kegiatan bazar yang diselenggarakan di halaman depan Gedung RRI Cirebon.”
Bentuk lebih lengkap:
“Grafik 3.1 menunjukan data penjualan produk Y periode Januari sampai Desember 2024. Grafik ini menggambarkan tren penjualan bulanan produk Y dari Januari hingga Desember 2024, diukur dalam satuan unit terjual. Penjualan meningkat tajam dari Maret ke April sebesar 35%, kemudian menurun perlahan hingga Agustus. Kenaikan pada April kemungkinan dipengaruhi oleh kampanye promosi offline melalui kegiatan bazar yang diselenggarakan di halaman depan Gedung RRI Cirebon.”
Tahap atau langkah selanjutnya dalam tata cara menjelaskan tabel dan grafik hasil penelitian adalah menghubungkan hasil interpretasi dengan tujuan penelitian. Misalnya dihubungkan dengan hipotesis yang dirumuskan di awal penelitian. Berikut contohnya:
“Temuan ini mendukung hipotesis bahwa promosi intensif berdampak signifikan pada penjualan.”
Bentuk lebih lengkap:
“Grafik 3.1 menunjukan data penjualan produk Y periode Januari sampai Desember 2024. Grafik ini menggambarkan tren penjualan bulanan produk Y dari Januari hingga Desember 2024, diukur dalam satuan unit terjual. Penjualan meningkat tajam dari Maret ke April sebesar 35%, kemudian menurun perlahan hingga Agustus. Kenaikan pada April kemungkinan dipengaruhi oleh kampanye promosi offline melalui kegiatan bazar yang diselenggarakan di halaman depan Gedung RRI Cirebon. Temuan ini mendukung hipotesis bahwa promosi intensif berdampak signifikan pada penjualan.”
Dalam menjelaskan data hasil penelitian dari tabel, grafik, maupun infografis sebaiknya menggabungkan teks dengan data angka (numerik). Teks disini tentunya teks deskriptif, karena akan menjelaskan data di dalam visualisasi seperti apa.
Jadi, ketika ada penjelasan dalam bentuk teks, perlu diikuti dengan mencantumkan data berbentuk angka. Tujuannya agar penjelasan lebih jelas. Kemudian, paragraf tidak terlalu panjang. Sebab jika data numerik disajikan dalam bentuk teks maka kalimat penjelas bisa lebih panjang. Berikut contohnya:
“Data penjualan di bulan April mengalami kenaikan sampai 35% di angka 1.500 unit.”
Langkah terakhir dalam tata cara menjelaskan tabel dan grafik hasil penelitian adalah dibaca ulang. Kemudian mengoreksi jika ditemukan kesalahan. Baik kesalahan penulisan data, pemilihan kosakata, tanda baca, dan sebagainya.
Koreksi ini dimaksudkan untuk memastikan penjelasan sudah tepat sesuai kebutuhan. Sekaligus sudah sesuai dengan data yang disajikan dalam tabel, grafik, dan infografis. Jangan sampai ada perbedaan antara data di tabel dengan teks penjelasan yang disusun. Sebab bisa membingungkan pembaca.
Membantu lebih memahami lagi seperti apa penerapan tata cara yang dijelaskan diatas. Maka berikut contoh detailnya:
Dari tabel 1 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan usia 14 tahun sebanyak 7 kali lipat dari usia 13 tahun yaitu dengan persentase (83,09%). Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin sebagian besar laki-laki sebanyak 37 responden (56,93%). Karakteristik responden berdasarkan media informasi sebanyak 39 responden (60%) mendapatkan informasi melalui elektronik dan sebanyak 26 responden (40%) mendapatkan informasi dari media cetak.
Baca Juga: Jenis Visualisasi Data untuk Penelitian, Gunakan yang Mana?
Setelah memahami bagaimana cara menjelaskan tabel dan grafik hasil penelitian. Mungkin bertanya-tanya, kenapa data penelitian yang divisualisasikan perlu dijelaskan kembali dalam bentuk teks.
Jadi, ada beberapa alasan kenapa perlu ada penjelasan tertulis dari data penelitian yang sudah divisualisasikan, diantaranya:
Alasan yang pertama kenapa data di dalam tabel, grafik, dan bentuk visualisasi lain perlu dijelaskan dalam bentuk teks adalah membantu pembaca memahami data tersebut. Bagi peneliti, data di dalam tabel lebih mudah dipahami.
Namun, bagi pembaca yang mungkin mahasiswa semester awal, masyarakat umum, dan sebagainya bisa terlihat asing sehingga tanpa ada teks yang menjelaskan data di dalam tabel dan grafik akan membingungkan mereka.
Mencegah hal tersebut, penulis karya ilmiah perlu menjelaskan data dalam bentuk teks. Sehingga membuat karya tulis tersebut ramah untuk pembaca dari kalangan manapun. Baik itu kalangan akademisi, peneliti, maupun masyarakat umum.
Alasan yang kedua kenapa perlu menerapkan cara menjelaskan tabel dan grafik hasil penelitian di atas adalah untuk memenuhi kaidah penulisan karya tulis ilmiah. Seperti yang diketahui, menyusun karya tulis ilmiah terikat dengan sejumlah aturan.
Salah satu aturan tersebut berkaitan dengan proses mencantumkan data penelitian. Dimana ada ketentuan, data hasil penelitian jangan sampai “berbicara sendiri” atau menjelaskan diri sendiri dalam bentuk apa adanya.
Penulis perlu menjadi jembatan untuk menjelaskan data hasil penelitian ke dalam bentuk teks yang lebih mudah dipahami semua kalangan pembaca. Maka sudah seharusnya data di dalam tabel dan grafik dijelaskan dalam bentuk teks. Sehingga karya tulis yang disusun memenuhi kaidah penulisan karya ilmiah yang baik.
Alasan ketiga adalah untuk membantu peneliti atau penulis menjelaskan hubungan data dengan penelitian yang dilakukan. Seperti yang diketahui, dalam penelitian para peneliti akan merumuskan hipotesis, rumusan masalah, dan bagian-bagian lain.
Dimana bagian-bagian tersebut perlu dijawab dengan hasil penelitian yang didapatkan. Jadi, ketika data penelitian sudah didapatkan maka perlu dijelaskan bisa tidaknya menjawab hipotesis, menjawab rumusan masalah, relevan dengan data di latar belakang penelitian, dan lain sebagainya.
Jika isi karya tulis ilmiah, misalnya laporan penelitian hanya menampilkan data ke dalam tabel atau grafik. Maka akan sulit menjelaskan hubungan data tersebut dengan penelitian yang dilakukan. Maka diberi teks penjelasan, yang tentu teks ini tidak memungkinkan masuk tabel atau grafik.
Alasan lain kenapa perlu menjelaskan tabel dan grafik berisi data hasil penelitian adalah membangun konsistensi dalam format atau struktur karya tulis ilmiah yang disusun.
Dalam karya tulis ilmiah, terdapat format pasti dengan pola menampilkan visualisasi data (tabel, grafik, atau infografis), kemudian menuliskan identitas atau nomor visualisasi data, diikuti teks penjelasan data yang divisualisasikan tersebut.
Memahami bahwa, data hasil penelitian tidak bisa hanya disampaikan dalam bentuk visual. Namun juga wajib diikuti teks penjelasan di bawahnya. Maka tentu, setia kali ada tabel akan diikuti bagian lain dari pola yang sudah dijelaskan.
Pola ini dilakukan juga oleh peneliti atau penulis lain. Sehingga bentuk susunan karya tulis ilmiah selalu sama. Jika ada tabel, ada informasi identitas, dan teks deskripsi yang menjelaskan data di dalam tabel tersebut.
Pada beberapa karya tulis ilmiah mungkin memiliki pola berbeda. Misalnya format artikel ilmiah yang ditetapkan pengelola jurnal. Dimana bisa jadi identitas tabel, grafik, dan infografis ditempatkan di atas bukan di bawah. Jadi, penulis perlu menyesuaikan dengan format tersebut.
Melalui penjelasan di atas, tentu bisa dipahami bahwa menjelaskan data di dalam tabel maupun grafik dan infografis adalah wajib. Sehingga para peneliti perlu memahami tata cara menjelaskan tabel dan grafik hasil penelitian agar mudah dipahami. Yakni sesuai dengan penjelasan di atas.
Baca Juga:
Menerapkan tata cara membuat latar belakang dengan Connected Paper bisa dipertimbangkan. Langkah ini termasuk dalam…
Salah satu tahap penting di dalam kegiatan penelitian dalam uji kualitas data. Pengujian pada kualitas…
Sudahkah mengetahui tata cara mencari research gap dengan AI (Artificial Intelligence)? Teknologi AI yang kemudian…
Dalam kegiatan penelitian, kajian dan analisis termasuk dalam tahapan utama. Keduanya bersifat wajib dilakukan untuk…
Sebelum melakukan kegiatan penelitian, Anda perlu nmemahami dulu perbedaan research gap dan penelitian terdahulu. Bagi…
Pada saat membaca sebuah karya tulis, pernahkah menjumpai kalimat sumbang atau kalimat yang tidak selaras?…