Daftar Isi
Jika Anda menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya dan menggunakan Chicago style maka wajib memahami tata cara menulis footnote Ibid. Apa itu Ibid? Dalam dunia karya tulis ilmiah, menulis catatan kaki atau footnote bisa membantu mengenal sejumlah istilah.
Salah satunya adalah Ibid yang menjadi istilah penting ketika karya ilmiah tersebut disusun dengan Chicago style atau mungkin Oxford style. Jadi, jika kebetulan style penulisan referensi ini digunakan sebaiknya pahami betul apa itu Ibid dan kapan digunakan.
Sebelum membahas bagaimana cara menulis footnote Ibid, maka pahami dulu definisinya. Istilah Ibid berasal dari bahasa Latin, yakni dari kata “Ibidem” yang artinya “di tempat yang sama”.
Ibid secara umum adalah istilah yang digunakan pada catatan kaki atau referensi yang menunjukkan bahwa sumber yang digunakan tersebut telah dikutip juga pada catatan kaki sebelumnya.
Ibid membantu penulis karya tulis ilmiah mendapatkan dan melakukan efisiensi, sebab tidak perlu menuliskan sumber kutipan di catatan kaki sampai berkali-kali. Misalnya di halaman 10 naskah Anda mengutip sumber A.
Kemudian sumber A dikutip lagi penjelasan suatu istilah di halaman 12. Maka catatan kaki di halaman 12 ini Anda tidak perlu menuliskan sumber lengkap dari definisi istilah. Melainkan menuliskan “Ibid” untuk menjelaskan sumber sama dengan halaman sebelumnya.
Meskipun begitu, cara menulis footnote Ibid juga dipengaruhi beberapa kondisi. Artinya, ada kondisi-kondisi tertentu dimana Ibid tidak bisa digunakan penulis, seperti:
Sebagai catatan tambahan, Ibid hanya digunakan untuk penulisan karya ilmiah dengan Chicago Style dan Oxford style atau Oxford Standard for Citation of Legal Authorities (OSCOLA). Jika memakai MLA style, APA style, dll maka Ibid tidak digunakan.
Kenali sebenarnya apa saja fungsi footnote (catatan kaki) pada karya ilmiah.
Dalam penulisan footnote dengan istilah Ibid, maka ada dua istilah lain yang juga harus dipahami, yakni Op. Cit dan Loc. Cit. Lalu, apa perbedaan ketiganya? Berikut penjelasan perbedaan antara Ibid, Op. Cit, dan Loc. Cit:
Ibid dalam footnote digunakan untuk menjelaskan bahwa kutipan yang ditulis pada catatan kaki berasal dari sumber yang sama dengan yang telah disebutkan sebelumnya atau di atasnya, tanpa diselingi oleh sumber kutipan lainnya.
Berikut penjelasan dalam contoh:
1 Raihan Batubara, Pemimpin yang Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2 Ibid.
3 Ibid., 56.
Pada contoh tersebut, bisa dipahami bahwa Ibid digunakan untuk menyebut bahwa sumber catatan kaki di baris kedua sama dengan di baris pertama. Sedangkan Ibid di baris ketiga ada tambahan keterangan halaman, karena halaman yang dikutip berbeda dengan kutipan di footnote baris pertama.
Istilah Op. Cit dalam footnote digunakan untuk menjelaskan bahwa kutipan yang ditulis pada catatan kaki berasal dari sumber yang sama yang telah disebut sebelumnya, namun tidak sama halamannya serta sempat diselingi oleh sumber lain.
Berikut penjelasan dalam contoh:
1 Raihan Batubara, Pemimpin yang Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2 Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati, (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34.
3 Batubara, Op. Cit., 57.
Pada contoh tersebut, Op. Cit digunakan karena ada penulisan sumber lain selain sumber pertama “Raihan Batubara”, yakni diselingi “Bahar Nasution”. Op. Cit digunakan di footnote ketiga dengan tambahan keterangan halaman yang berbeda dengan footnote pertama.
Jadi, jika Anda membuat catatan kaki dari satu sumber dan dibuat sampai dua kali meski halaman berbeda. Ditambah diselingi catatan kaki dari sumber lain, maka digunakan istilah Op. Cit. bukan Ibid.
Sedangkan istilah Loc. Cit dalam footnote digunakan dengan teknis yang sama dengan Op. Cit. dengan ketentuan halaman yang dikutip tersebut sama dengan kutipan sebelumnya. Berikut penjelasan dengan contoh:
1 Raihan Batubara, Pemimpin yang Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2 Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati, (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34
3 Batubara, Loc. Cit.
Dalam contoh footnote tersebut, penulis mengutip sumber Batubara sebanyak dua kali. Hanya saja karena ada kutipan dari sumber yang ditulis “Bahar Nasution” maka di penulisan Batubara kedua kalinya baru ditambahkan istilah “Loc. Cit”.
Footnote seringkali disamakan dengan daftar pustaka. Namun, sebenarnya apa sih perbedaan footnote dan daftar pustaka? Adakah persamaan dari keduanya?
Lalu, seperti apa cara menulis footnote Ibid dengan benar? Berikut adalah aturan penulisan Ibid di footnote naskah ilmiah:
Dengan mengikuti aturan yang benar dari cara menulis footnote Ibid yang sudah dijelaskan di atas. Maka berikut contoh yang benar seperti apa:
1 Raihan Batubara, Pemimpin yang Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2 Ibid.
3 Ibid., 56.
Penjelasan:
Dari penjelasan tersebut, tentunya semakin paham bagaimana cara menulis footnote Ibid yang baik dan benar agar sesuai ketentuan. Aturan ini wajib diperhatikan untuk menjaga kredibilitas karya tulis Anda.
Setelah memahami seperti apa footnote, ketahui 4 perbedaan footnote dan endnote. Jangan sampai salah mana yang seharusnya Anda buat.
Jika memiliki pertanyaan berkaitan dengan topik di artikel ini, jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar dan membuka diskusi, ya.
Klik tombol Share dan bagikan artikel ini ke rekan Anda sesama penulis agar sama-sama bisa menulis footnote dengan benar. Semoga membantu!
Ada banyak sumber bisa dijadikan rujukan dalam menyusun karya tulis ilmiah, termasuk wawancara. Seorang peneliti…
Melakukan parafrase pada pendapat para ahli masih menimbulkan pertanyaan di kalangan penulis karya ilmiah. Ada…
Pernahkah mendapati penulisan konjungsi di awal kalimat? Dijamin pernah. Saat menuangkan isi pikiran dalam bentuk…
Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…
Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…
Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…