Daftar Isi
Pernah mendengar sitasi? Sitasi adalah upaya penulis untuk mencuplik kalimat dari penulis lain yang hendak disampaikan kepada pembaca.
Sitasi merupakan hal wajib yang ada dalam penulisan buku akademik, ataupun tulisan yang berbau ilmiah lainnya.
Karena mencuplik, tentu saja penting sekali menuliskan sumber. Bagaimanapun juga, pencuplikan ini salah satu bentuk menghormati dan bentuk kejujuran atas hak kekayaan intelektual. Setidaknya dengan mencantumkan sumber, akan terhindar pula dari plagiarisme.
Barangkali Anda masih ragu setiap kali menulis sitasi. Atau mungkin masih bingung dan tidak tahu bagaimana penulisan sitasi yang benar dan tepat. Penulisan sitasi yang benar ada beberapa catatan yang harus Anda pahami. Apa saja? Anda bisa simak beberapa ulasan di bawah ini.
Sitasi dapat diambil dari berbagai sumber berikut ini :
Secara sekilas, penulisan sitasi harus mengikuti beberapa aturan. Karena selama ini banyak sekali penulisan sitasi yang kurang tepat dan terkesan asal dalam penulisan. Lantas, apa saja aturan yang perlu dipahami oleh penulis?
Pertama, Penulisan sitasi dapat ditulis di bagian awal dan di bagian akhir kutipan.
Kedua, terkait penulisan nama penulis, maka penulisan nama hanya ditulis nama belakangnya dulu, baru diikuti dengan nama depan si penulis. Barulah diikuti sumber kutipan tersebut dicetak atau diterbitkan pada tahun berapa.
Barulah diikuti dengan kutipan yang hendak diambil. Satu catatan tambahan nih, terkait dengan penulisan tahun, dipisahkan oleh tanda koma (,) setelah penulisan nama belakang.
Ketiga, Apabila sitasi tersebut ditulis lebih dari satu orang, misal dua orang. Maka kedua nama penulis wajib dituliskan atau dicantumkan dan menggunakan kata hubung ‘dan’.
Hanya saja penulisan ‘dan’ menggunakan simbol ‘&’. Jadi setiap kata hubung tidak dibolehkan menggunakan ‘dan’ ataupun ‘and’ sekalipun literatur berasal dari bahasa asing.
Kecuali jika isi dari naskah karya ilmiah yang Anda tulis menggunakan bahasa inggris, maka kata hubung bisa menggunakan bahasa asing ‘and’.
Keempat, Apabila penulisan sitasi didapati penulisnya lebih dari dua, maka cukup ditulis satu penulis saja. Dibagian belakang barulah ditambah et al yang diambil dari (and others), atau bisa pula disederhanakan dengan istilah dan kawan-kawan (dkk).
Lima, Khusus penulisan sitasi yang diambil dari literatur terjemahan (berlaku untuk artikel, dan buku) maka yang harus dituliskan bukan penerjemahnya, melainkan penulis aslinya. Setelah itu, barulah diikuti oleh tahun terbit literatur asli. Pertanyaannya adalah, si penerjemah dituliskan dimana? Jadi penerjemah dituliskan di daftar pustaka.
Cara menulis sitasi dari jurnal ternyata ada beberapa metode penulisan yang seharusnya dikuasai. Karena ada beberapa catatan secara teknis penulisan.
Misalnya, cara penulisan sitasi jika posisinya berada di awal kalimat atau awal teks ada pula kutipan yang ditulis di akhir kalimat. Langsung saja, simak beberapa alasannya sebagai berikut.
Penulisan sitasi dapat dibagi menjadi dua yaitu :
Brief : Mengacu pada cara sebuah karya dikutip baik di badan teks atau di catatan kaki.
Full : Mengacu pada cara kutipan itu akan dikutip dalam bibliografi atau daftar pustaka
Tidak dapat dipungkiri banyak orang yang merasa bingung dan tidak tahu bagaimana cara penulisan sitasi yang benar. Karena memang ada beberapa model. Nah, setidaknya ada beberapa catatan yang harus dipahami dalam menuliskannya, di antaranya sebagai berikut.
Nah, ada beberapa cara menulis sitasi yang ditulis oleh satu penulis. Pertama dapat ditulis tanpa menggunakan halaman, dan kedua tidak menggunakan halaman. Berikut adalah contohnya.
Andre (2020) menyatakan bahwa ….
Apabila disertai dengan halaman, maka dapat ditulis seperti ini : Menurut Irukawa (2020: 99) …..
Akan berbeda lagi jika jumlah penulis lebih satu, atau ada dua penulis. Maka penulisan sumber sitasi atau kutipan di awal kalimat atau awal teks, dapat ditulis dengan cara berikut.
Irukawa & Hanifa (2020)….
Tentu saja berbeda secara teknis penulisan sitasi yang jumlah penulisnya lebih dari dua. Maka penulisan dapat dilakukan dengan cara menyingkat dengan kode. Misalnya seperti berikut ini.
Menurut Irukawa et al., (2020) …
…. (Irukawa, 2020)
Jika disertai halaman, maka penulisan sitasi seperti berikut: ….(Irukawa, 2020: 99).
…. (Irukawa & Elisa, 2020)
Jika disertai dengan halaman, maka penulisan sitasi di akhir kalimat seperti berikut : … (Tiara & Juna, 99)
Jadi untuk penulisan nama, cukup tulis satu penulis saja. kemudian di bagian belakang nama disertai dengan et al. Contoh dapat dilihat sebagai berikut.
…. (Irukawa et al, 2009)
Jika di poin sebelumnya disebutkan cara menulis sitasi dari jurnal yang diambil dari satu sumber. Nah, jika kutipan diambil lebih dari satu sumber, tentu saja penulisannya pun akan berbeda, akan tampak seperti berikut.
Contoh: Elisa (2019, 2020)
Jika ingin ditulis disertai dengan tahun terbit sama, maka penulisannya harus dibedakan. Contoh sebagai berikut Irukawa (2009a, 2009b)
Nah, akan berbeda lagi jika penulisan sitasi mengambil dari berbagai sumber. Maka, penulisannya bisa dilihat sebagai berikut.
(Irukawa, 1999; Rahmad & Fanny, 2000; Adel et al., 2009)
Tidak dapat dipungkiri, saat membuat sitasi, akan ada beberapa referensi yang tidak mencantumkan nama penulis. Maka dari itu, ada beberapa tips cara menuliskan ke dalam sitasi.
Misalnya, kita bisa mencantumkan atau menyebutkan lembaga atau badan yang tertulis di identitas buku. Sebagai contoh, sebagai berikut.
Menuru Badan Pusat Statistik (2009)….
Ikatan Dokter Gigi Indonesia (2020) berpendapat …
Dari beberapa ulasan yang singkat di atas tentang cara menulis sitasi dari jurnal, semoga memberikan pencerahan. Pada dasarnya menuliskan kutipan itu mudah dan tidak ribet. Bagi yang baru pertama kali menuliskan sitasi, memang terkesan kaku. Sebentar-sebentar harus melihat teknis penulisannya.
Tenang, karena seiring berjalannya waktu, jika sudah biasa menuliskan sitasi dari jurnal akan lebih mudah dan dilakukan di luar kepala.
Atau mungkin Anda sering membuat karya ilmiah atau semacamnya, namun tidak pernah peduli dengan aturan yang benar penulisan sitasi? Setidaknya dari tulisan ini Anda setidaknya tahu bagaimana penulisan yang tepat.
Full (dalam daftar pustaka) : Suranto, D.F. dan Dewa, P.W. (1999). Panduan Menulis Buku. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Brief (dalam kutipan / catatan kaki): Suranto and Dewa, 1999
Full: O’Gorman, E. (1999). Detective fiction and historical narrative. Greece and Rome. 46, 19-26.
Brief: O’Gorman, 1999
Dari jurnal online : Farrell, L.G. (2013). Challenging assumptions about IT skills in higher education. Journal of Learning Development in Higher Education, 6. Available at http://www.aldinhe.ac.uk/ojs/index.php?journal=jldhe&page=article&op=view&path[]=173&path[]=138.
Nah, ada juga kasus sumber referensi yang tidak menyebutkan nama, tetapi menyebutkan Perundang-undangannya. Maka, penulisannya bisa seperti berikut.
Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 …
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 17 Tahun 2010.
Dalam daftar pustaka : Sherman, C. (2000). The invisible web. Online at http://web.freepint.com/go/newsletter/64#feature, accessed 25 November 2007.
Kutipan / Sitasi: Sherman (2000)
Dalam daftar pustaka : Sport for all. (n.d.). Trampolining for the elderly. Online at http://www.sportforall/trampolining/elderly, accessed 12 July 2014.
Kutipan/sitasi: Sport for all, n.d.
Microsoft Word menjadi perangkat lunak paling setia bagi para penulis buku atau penyusun karya ilmiah.
Program pengolah kata ini dilengkapi dengan kemampuan menulis referensi, seperti daftar pustaka dan sitasi. Perujukan dan penyusunan referensi sudah cukup memadai, meskipun penelusuran dan penyimpanan pustakanya belum bisa dilakukan secara otomatis dari internet.
Penggunaan sitasi cukup penting dalam menulis buku atau karya ilmiah. Sitasi digunakan sebagai pendukung gagasan. Sitasi juga wajib ditulis dalam rangka memberikan pengakuan karya dan penghargaan kepada penulis yang dirujuk.
Selain itu, kutipan juga disertakan untuk menghindari tindakan pencurian akademik atau plagiarisme. Dengan menggunakan sitasi, berarti seorang penulis memberikan referensi secara jelas dan tepat kepada membaca mengenai materi terkait.
Tentu penulis ataupun pengguna Microsoft Word ingin membuat kutipan di Microsoft Word secara instan atau otomatis. Tetapi, tahukah Anda bagaimana caranya? Cara-cara di bawah ini dapat Anda simak dengan baik dan terapkan ketika menulis buku, karya ilmiah, dan lain sebagainya.
Baca juga: Manfaat Menulis Buku Bagi Kesehatan
Simak pula: Kesalahan penulis yang sering dilakukan dan perlu dihindari
Dengan menerapkan cara-cara tersebut, referensi dan daftar pustaka bisa disertakan dan disinkronkan dalam naskah buku maupun karya ilmiah.
Efisiensi dalam memanfaatkan peralatan atau tools di Microsoft Word ini juga membuat pekerjaan Anda dalam menulis buku menjadi lebih rapi. Hal ini lebih memudahkan si penulis daripada ia harus menginput sumber secara manual.
Sayangnya, terdapat kelemahan dalam manajemen referensi dengan menggunakan Microsoft Word.
Tidak adanya tautan atau (attachment) dengan sumber referensi atau tautan dengan format PDF. Hal ini mengakibatkan adanya kesulitan untuk melacak sumber rujukan apabila akan dibaca kembali.
Namun hal ini bukan berarti Anda tidak perlu menggunakan kelengkapan Microsoft Word tersebut. Anda akan lebih dimudahkan dengan kelengkapan yang ada daripada harus berepot-repot menyertakan sitasi secara manual.
Sinkronisasi sitasi dengan Daftar Pustaka juga mempermudah langkah Anda dalam menulis buku menggunakan Microsoft Word.
Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis kami, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini : Daftar Menerbitkan Buku
Semoga dengan pembahasan yang singkat dan padat jelas ini memberikan manfaat. Selamat mempraktekan menulis sitasi.
Kontributor :
– Wiwik Fitri Wulandari
– Irukawa Elisa
Referensi:
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…