Menulis Karya Ilmiah

Metode Penelitian Kombinasi: Karakteristik, Jenis, Langkah

Secara garis besar, metode penelitian mencakup penelitian kualitatif dan kuantitatif. Satu sama lain tidak di atas yang lainnya, melainkan bisa saling melengkapi dan menjadi metode penelitian kombinasi atau disebut juga sebagai penelitian campuran dan  penelitian mixed method. 

Kombinasi antara metode kualitatif dan kuantitatif diketahui memberi efek positif yang cukup kompleks. Sebab dengan langkah ini maka sudut pandang peneliti lebih luas dan memungkinkan menganalisis data dengan lebih jeli. Lalu, seperti apa penelitian campuran tersebut? 

Apa Itu Penelitian Kombinasi?

Menurut Sugiono (2012), penelitian kombinasi adalah suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif untuk digunakan secara bersama sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan objektif. 

Secara sederhana, penelitian campuran ini sesuai dengan namanya, yaitu penelitian yang mengkombinasikan antara penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Metode kuantitatif digunakan di tahap awal dalam pengujian hipotesis. 

Sementara metode kualitatif digunakan pada tahap akhir dalam proses penentuan sumber data, pengumpulan data, analisis, dan penarikan kesimpulan maupun saran. Meskipun ketika dipisah masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. 

Ternyata ketika dua metode ini digabungkan bisa efektif dan menunjang kegiatan penelitian menjadi efisien. Selain itu, ada beberapa kondisi dimana metode penelitian campuran ini perlu dijadikan prioritas dibanding metode penelitian lainnya. 

Pembahasan terkait metode penelitian yang tak boleh Anda lewatkan:

Karakteristik Penelitian Kombinasi

Dikutip melalui salah satu artikel berjudul Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) yang dipublikasikan di Jurnal Nusantara. Dijelaskan bahwa penelitian kombinasi memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya khas dibanding metode penelitian lain. 

Menurut Johnson dan Cristensen (2007), karakteristik dari penelitian mixed method ada 4, yaitu: 

1. Rasionalitas

Karakteristik yang pertama adalah rasionalitas atau rasional, yaitu karakter khas penelitian campuran yang digunakan karena alasan logis. Artinya, menggabungkan metode kuantitatif dengan kualitatif tidak asal dilakukan atau sekedar aji mumpung. 

Peneliti wajib memiliki alasan logis kenapa metode campuran ini paling tepat digunakan dibanding metode lainnya. Sehingga ketika laporan penelitian disusun dan dipublikasikan, peneliti wajib memastikan pembaca paham alasan pemilihan metode ini.

Pemaparan ini lebih mudah dengan mencantumkan 4 poin berikut: 

  • Mengidentifikasi tipe desain,
  • Mendefinisikan karakteristik dari desain,
  • Memaparkan tujuan atau alasan mengapa menggunakan tipe desain tersebut
  • Menunjukkan referensi yang terkait dengan literature mixed method.

2. Prioritas

Karakteristik yang kedua dari penelitian kombinasi adalah prioritas, artinya metode kualitatif dan kuantitatif dikombinasikan dengan masuk akal atau logis. Suatu penelitian tentu perlu dijalankan dengan metode tertentu. 

Biasanya akan disesuaikan dengan tipe desain dan tujuan penelitian. Jika dirasa metode penelitian campuran adalah pilihan terbaik, maka tepat untuk dijadikan prioritas. Sehingga metode ini bisa segera dipilih oleh peneliti. 

3. Sekuens/Waktu

Karakteristik yang ketiga adalah sekuens atau waktu, artinya dalam penelitian kombinasi ada penetapan waktu penggunaan metode kualitatif dan kuantitatif yang tepat. 

Ketika metode kualitatif perlu segera digunakan maka bisa digunakan dulu, baru kemudian disusul metode kuantitatif. Sehingga waktu penggunaannya tepat dan memang topik yang diteliti lebih cocok dengan metode ini dibanding metode lainnya. 

4. Penggabungan Data

Karakteristik yang keempat dari penelitian mixed method adalah terjadi penggabungan data. Sehingga data yang bersifat kuantitatif akan digabungkan dengan data bersifat kualitatif. 

Dalam proses ini, data dikombinasikan dengan memakai urutan logis yang memang perlu digabungkan sesuai kebutuhan. Mengenai kadar persentase jumlah data, baik kuantitatif dan kualitatif bisa sama besar atau lebih besar salah satunya saja. 

Menurut Martono (2015), penggabungan data tidak saklek dalam penelitian campuran. Sebab ada kalanya peneliti akan melakukan penyisipan data, baik data kuantitatif disisipkan ke data kualitatif maupun sebaliknya. 

Jenis-Jenis Penelitian Kombinasi

Penelitian kombinasi kemudian terbagi menjadi beberapa jenis. Menurut Creswell (2003), penelitian jenis ini memiliki beberapa model dan desain sehingga membuatnya terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut jenis-jenis penelitian kombinasi: 

1. Eksplanasi Berurutan (Sequential Explanatory Strategy)

Jenis yang pertama dari penelitian campuran ini adalah eksplanasi berurutan. Sesuai dengan namanya, pada jenis ini peneliti akan peneliti mengumpulkan data kuantitatif pada tahap pertama. 

Baru kemudian dilanjutkan dengan mengumpulkan data kualitatif. Data kualitatif dikumpulkan pada tahap akhir untuk membantu melengkapi data kuantitatif yang sudah didapatkan sebelumnya. 

Sementara, dasar dari jenis ini adalah karena data dan hasil kuantitatif memberikan gambaran umum tentang masalah penelitian. Sementara pengumpulan data kualitatif, diperlukan untuk memperbaiki, memperluas, atau menjelaskan gambaran umum tersebut. 

2. Eksplorasi Berurutan (Sequential Exploratory Strategy)

Jenis penelitian kombinasi yang kedua adalah eksplorasi berurutan, yaitu metode penelitian campuran dimana langkah awal dimulai dengan peneliti adalah menggunakan metode kualitatif untuk menemukan variabel penting yang mendasari suatu fenomena. 

Selanjutnya peneliti menggunakan metode kuantitatif untuk menginformasikan data kualitatif. Baru kemudian disusul dengan mencari atau menemukan hubungan di antara variabel. 

Dasar alasan kenapa jenis ini digunakan peneliti adalah mampu mendapatkan hasil mengeksplorasi fenomena yang nantinya dikaji lebih mendalam dengan dengan wilayah pengamatan yang lebih luas.

3. Transformasi Berurutan (Sequential Transformative Strategy)

Jenis yang ketiga adalah transformasi berurutan. Transformasi berurutan yaitu peneliti melakukan pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta data kualitatif secara terpisah, selanjutnya mentransformasikan dari jenis data yang satu dengan jenis data yang lain.

Jenis ini umum digunakan para peneliti yang menemukan data kualitatif mampu melengkapi data kuantitatif, sehingga saling melengkapi satu sama lain. Jika menjumpai dua jenis data seperti ini, maka transformasi berurutan bisa dipilih. 

Umumnya, jenis penelitian campuran ini digunakan untuk mengatasi masalah sosial bagi populasi yang terpinggirkan atau kurang terwakili. Sehingga, penelitian yang dilakukan bisa membawa perubahan positif bagi populasi tersebut. 

Jenis penelitian lain yang bisa Anda gunakan:

4. Triangulasi Bersamaan (Concurrent Triangulation Strategy)

Jenis keempat dari penelitian kombinasi adalah triangulasi bersamaan atau concurrent triangulation strategy. Triangulasi bersamaan yaitu peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan dan kemudian membandingkan dua data tersebut. 

Tujuan dari membandingkan dua jenis data tersebut adalah untuk menentukan apakah ada titik temu dari kedua metode, ada perbedaan, atau justru keduanya saling melengkapi? 

Jika kedua jenis data tersebut saling melengkapi, maka memudahkan peneliti melakukan analisis data. Sebaliknya, jika hasil kedua jenis data ternyata bertentangan maka bukan berarti penelitian gagal. Justru perlu disampaikan apa adanya, sebab menjadi suatu temuan baru yang berguna untuk riset selanjutnya. 

5. Terpadu Bersama-sama (Concurrent Embedded Strategy)

Jenis kelima dari penelitian kombinasi adalah terpadu bersama-sama. Terpadu bersama-sama artinya metode ini diawali dengan mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara simultan atau bersama-sama. 

Tujuannya agar metode yang satu akan melengkapi metode yang lain dengan salah satu metode menjadi metode utama. Biasanya akan menghasilkan data yang saling melengkapi dan mendukung satu sama lain. 

6. Transformatif Bersamaan (Concurrent Transformative Strategy)

Transformatif bersamaan atau concurrent transformative strategy yaitu metode dimana pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dilakukan bersamaan dan digunakan bersama-sama juga. 

Pada jenis ini, meneliti umumnya menggunakan asumsi teoritis yang mencakup teori kritis, partisipatoris, advokasi, dan sejenisnya. Selain itu, pada model transformatif bersamaan dapat mengambil model triangulasi atau pendekatan terpadu.  

Kapan Metode Penelitian Kombinasi Digunakan?

Tidak semua penelitian bisa dilakukan dengan metode penelitian kombinasi. Namun, ada beberapa kondisi atau momen dimana metode campuran ini bisa menjadi metode prioritas seorang peneliti. 

Dikutip melalui laman resmi Ranah Search, dijelaskan ada beberapa momen atau waktu dimana metode penelitian campuran bisa digunakan.

Berikut waktu yang tepat menggunakan metode penelitian kombinasi: 

1. Ingin Melengkapi Hasil Penelitian Kuantitatif

Data maupun hasil penelitian kuantitatif bisa dirasa kurang, maka dilakukan penelitian dengan metode kombinasi. Sehingga bisa mendapatkan data kuantitatif dan kualitatif yang saling melengkapi dan mengisi. 

Suatu penelitian yang memiliki data lengkap akan membantu proses analisis dan penarikan kesimpulan lebih kritis sehingga mendapatkan hasil (kesimpulan dan saran) yang lebih baik dibanding penelitian dengan data minim. 

2. Ingin Penelitian Kualitatif Diterapkan pada Populasi Lebih Luas

Penelitian kualitatif biasanya mengambil sampel terbatas dan berlaku (penerapannya) juga untuk skala kecil dalam suatu populasi. Pada saat peneliti ingin penelitian kualitatif diterapkan ke populasi lebih luas. 

Maka bisa mengkombinasikan antara metode penelitian kuantitatif dengan kualitatif. Selain membantu mendapatkan data lebih beragam dan dalam skala besar, penerapannya juga untuk populasi dalam skala lebih luas. 

3. Peneliti Ingin Data yang Komprehensif

Jika peneliti ingin mendapat data yang komprehensif (menyatakan keadaan dimana sesuatu dapat menjelaskan keterangan secara lengkap dan luas serta memberikan wawasan yang lebih), maka bisa menggunakan metode penelitian kombinasi. 

Sebab dengan metode campuran inilah, peneliti lebih mudah mendapatkan data yang banyak dan beragam. Sebab menggabungkan data kuantitatif dengan data kualitatif untuk dianalisis bersama-sama. 

4. Ingin Meneliti Proses dengan Kualitatif dan Produk dengan Kuantitatif

Metode penelitian campuran juga cocok digunakan pada saat peneliti ingin meneliti suatu proses dengan metode kualitatif. Kemudian untuk penelitian produk (misal pengembangan produk jadi) menggunakan metode kuantitatif. 

5. Ingin Menghasilkan Produk Teruji

Kondisi berikutnya yang membuat metode campuran cocok digunakan adalah ketika seorang peneliti ingin menghasilkan produk yang teruji. Biasanya untuk penelitian pengembangan, dimana prototipe sudah dikembangkan dan dilakukan pengujian. Maka metode campuran lebih ideal untuk digunakan. 

Langkah-Langkah Penelitian Kombinasi

Lalu, bagaimana tahapan dalam menerapkan metode penelitian kombinasi? Sesuai penjelasan sebelumnya, model dan desain penelitian campuran cukup beragam. Masing-masing memiliki tahapan berbeda. 

Berikut adalah tahapan penelitian campuran dengan model eksplanasi berurutan (sequential explanatory):

1. Metode Kuantitatif untuk Menguji Hipotesis

Pada model eksplanasi berurutan, peneliti akan melakukan pengujian hipotesis dengan metode kuantitatif yang mencakup kegiatan menetapkan masalah, rumusan masalah, landasan teori, pengumpulan data dan analisis data, sampai uji hipotesis. 

2. Metode Kualitatif untuk Memperdalam dan Memberi Makna Data Kuantitatif

Pada tahap kedua akan digunakan metode kualitatif untuk memperdalam, membuktikan, dan memberi makna data kuantitatif. Tahap ini mencakup kegiatan penentuan sumber data, pengumpulan data kualitatif, analisis data kualitatif dan kuantitatif, sampai perumusan kesimpulan dan saran. 

Itulah penjelasan rinci mengenai metode penelitian kombinasi yang pada beberapa kondisi bisa dijadikan metode prioritas. Sehingga, bisa membantu mencapai tujuan penelitian sesuai dengan harapan. 

Setelah selesai meneliti, penelitian jangan berakhir jadi laporan, tapi kembangkan jadi buku ber-ISBN yang bisa diterbitkan. Mau tapi tak paham cara atau tak punya waktunya? Gunakan saja Layanan Parafrase Konversi yang ada di Penerbit Deepublish!

Kami akan bantu mengonversi naskah ilmiah hasil penelitian Anda menjadi buku dan bergaransi lolos ISBN. Hingga tahun ini, telah ada 500+ lebih naskah buku hasil parafrase telah diterbitkan dan mendapatkan nomor ISBN.

Sejumlah dosen telah menggunakan buku hasil layanan ini untuk mendapatkan angka kredit. Mau jadi selanjutnya? Daftarkan diri Anda melalui Layanan Parafrase Konversi sekarang juga!

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Ketik Ulang agar Tidak Plagiat, Emang Bisa?

Dalam menyusun karya tulis ilmiah maka akan identik dengan penambahan kutipan. Kutipan ini biasanya dicantumkan…

5 hari ago

8 Cara Mencari Sinonim Kata untuk Prafrase

Salah satu upaya yang umum dilakukan penulis untuk menghindari plagiarisme adalah dengan melakukan parafrase. Teknik…

5 hari ago

Cara Mengubah Kata agar Tidak Plagiat dan Toolsnya

Ada banyak cara bisa dilakukan peneliti untuk menghindari plagiarisme saat menyusun karya ilmiah, salah satunya…

6 hari ago

Cara Bebas Finansial bagi Akademisi, Bisa?

Berada di kondisi bebas finansial menjadi impian banyak orang di dunia, bisa jadi Anda termasuk…

6 hari ago

Kerja Sama Workshop Penulisan Buku Ber-ISBN di Jakarta

Bagi sebuah perguruan tinggi, memastikan dosen-dosen di bawah naungannya menerbitkan buku ber-ISBN adalah hal penting.…

6 hari ago

Kerja Sama Workshop Penulisan Karya Ilmiah di Jakarta

Setiap perguruan tinggi di Indonesia tentu ingin memaksimalkan pencapaian IKU (Indikator Kinerja Utama). Ada banyak…

6 hari ago