Uncategorized

Teknik Convenience Sampling & Cara Penerapannya dalam Penelitian Eksplorasi

Pada beberapa kondisi, peneliti kerap menggunakan teknik convenience sampling dalam menentukan sampel penelitian. Teknik satu ini bisa disebut paling praktis dan paling mudah Dibandingkan dengan teknik lainnya. 

Sebab, convenience sampling tidak membutuhkan pertimbangan dan kriteria khusus yang beragam dalam memilih sampel penelitian. Dalam penelitian tertentu, teknik ini tepat untuk digunakan dan bisa memberi efisiensi dari banyak aspek. Untuk memahami lebih dalam, baca seluruh informasi tentang teknik convenience sampling berikut!

Convenience Sampling

Dikutip melalui Repository Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Uma Sekaran (2013) menyebutkan bahwa convenience sampling adalah cara pengambilan sampel dengan cara mengambil responden yang paling mudah diakses yang kemudian dipilih sebagai subjek. 

Mudah diakses yang dimaksud bisa dalam berbagai kondisi. Contohnya, ketika peneliti datang ke sebuah mall untuk mendapat data penelitian. Maka peneliti bisa memilih pengunjung mall secara acak yang ditemui di hari tersebut. Jadi, tidak ada kriteria tambahan lain. 

Contoh lain, ketika peneliti mengumpulkan data dengan membagikan kuesioner daring. Kemudian mengirimkan kuesioner tersebut kepada followersnya di media sosial karena followers tersebut yang paling mudah diakses dibanding warganet lain. 

Kemudahan akses ke sampel penelitian membuat teknik ini dipandang paling praktis dan paling mudah diterapkan. Namun, teknik satu ini tidak selalu cocok diterapkan di semua penelitian dan di semua kondisi. 

Kapan Teknik Convenience Sampling Ideal Digunakan Peneliti?

Lalu, kapan peneliti bisa menggunakan teknik convenience sampling? Teknik ini memiliki risiko ada bias dalam memilih sampel sehingga rawan tidak merepresentasikan populasi sehingga data yang diperoleh juga rawan bias. Apa itu biasa dalam penelitian? Baca lebih dalam dengan klik Pembahasan Bias Penelitian dan Cara Menghindarinya.

Namun demikian, teknik ini bisa diterapkan untuk beberapa kondisi dan penelitian jenis tertentu. Berikut waktu penggunaan teknik convenience sampling:

1. Melaksanakan Penelitian Eksplorasi

Teknik convenience tepat digunakan dalam penelitian eksplorasi. Penelitian eksplorasi adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena secara lebih mendalam. Umumnya meneliti topik yang masih baru atau belum banyak diteliti. 

Penelitian eksplorasi membutuhkan lebih banyak data untuk memahami topik yang diteliti. Sehingga memilih sampel secara acak dan yang paling mudah dijangkau atau diakses adalah langkah tepat. 

Baca lebih lengkap tentang penelitian eksploasi : Jenis Penelitian Eksploratif, Ciri & Contohnya

2. Pelaksanaan Studi Percontohan

Teknik convenience juga tepat digunakan dalam studi percontohan atau sering disebut dengan istilah pilot studi. Artinya, peneliti akan melakukan uji coba pada teknik pengumpulan data penelitian sebelum diterapkan ke sampel skala besar. 

Contohnya, peneliti menyusun kuesioner berisi sejumlah pertanyaan. Sampel penelitian ditetapkan ada 200 orang dengan kriteria tertentu. Sebelum kuesioner dibagikan ke 200 sampel. 

Peneliti akan menguji ke 20 orang sampel yang paling mudah diakses. Sehingga bisa menguji seberapa tepat isi kuesioner tersebut dan hasilnya bisa menjadi bahan evaluasi mengenai perlu tidaknya mengubah isi kuesioner. 

3. Memiliki Keterbatasan Sumber Daya Penelitian

Kegiatan penelitian tidak selalu didukung sumber daya yang memadai. Baik itu sumber daya dalam bentuk tenaga, waktu, maupun biaya dan aspek lainnya. Keterbatasan ini menuntut peneliti untuk kreatif mendayagunakan yang ada. 

Ketika ada keterbatasan semacam ini, menerapkan teknik convenience sampling bisa digunakan sehingga membantu mengefisiensikan kebutuhan tenaga sampai biaya yang kemudian mengefisiensikan waktu pelaksanaan penelitian juga. 

4. Penelitian dengan Populasi Skala Besar atau Tidak Menentu

Ada kalanya, peneliti berhadapan dengan populasi skala besar. Kemudian, ada juga kondisi dimana peneliti mendapati populasi yang jumlahnya tidak menentu. Sehingga tidak bisa dipastikan angka pastinya. 

Jika salah satu atau kedua kondisi ini terjadi, maka teknik convenience adalah pilihan tepat dalam memilih sampel. Contohnya, peneliti ingin mengetahui tingkat kepuasan tamu hotel A di kota Jakarta Selatan. 

Jumlah tamu hotel tidak menentu, ada masa yang disebut high season seperti musim liburan. Sehingga, jumlah tamu hotel lebih banyak dari bulan biasanya. Jumlah yang tidak pasti membuat peneliti kesulitan menjangkau seluruh populasi. Maka dipilih sampel dengan teknik convenience. 

5. Keterbatasan Akses ke Populasi

Kondisi berikutnya dimana peneliti bisa dan tepat menggunakan teknik convenience saat memilih sampel adalah ada keterbatasan akses ke populasi. Adanya kesulitan untuk bertemu dengan sampel membuat peneliti perlu memilih sampel yang paling mudah ditemui. 

Contohnya, ketika peneliti ingin mengetahui pola tidur pekerja tiga shift di rumah sakit di Jawa Tengah. Peneliti kesulitan untuk menjangkau pekerja di luar kota Semarang karena keterbatasan waktu. Sehingga memakai teknik convenience untuk menjangkau sampel dari pekerja di Semarang dan sekitarnya saja. 

Rumus Convenience Sampling

Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan terkait convenience sampling adalah rumus yang digunakan. Secara umum, tidak ada rumus yang khusus digunakan untuk memudahkan penerapan teknik satu ini. 

Sebab dalam penerapannya, peneliti akan menerapkan teknik random sampling. Pemilihan sampel dilakukan secara acak dan tidak memiliki pola khusus. Sebab aspek utama yang dipertimbangkan adalah mudah tidaknya peneliti menjangkau sampel tersebut.

Namun, menentukan jumlah sampel pada teknik ini tetap perlu dilakukan. Rumus yang digunakan bisa Krejcie dan Morgan maupun teknik lainnya. Jika menerapkan Krejcie dan Morgan maka rumusnya adalah sebagai berikut: 

Keterangan: 

  • S = Ukuran sampel
  • X² = Nilai distribusi chi-kuadrat (biasanya 3,841 untuk tingkat kepercayaan 95%)
  • N = Ukuran populasi
  • P = Proporsi populasi (biasanya 0,5 jika tidak diketahui)
  • d = Tingkat kesalahan (misalnya 0,05 atau 5%)

Meskipun teknik convenience membuat peneliti memilih sampel secara acak. Namun untuk memastikan data yang didapatkan berkualitas. Maka jumlah sampel perlu ditentukan dengan benar, sehingga meminimalkan risiko data bias. 

Perbedaan Convenience Sampling dan Purposive Sampling

Hal lain yang sering ditanyakan mengenai convenience sampling adalah perbedaannya dengan purposive sampling. Persamaan teknik convenience sampling dan purposive sampling adalah sama-sama dari kategori nonprobability sampling

Tidak heran, ada banyak peneliti yang mengira keduanya sama. Secara umum, memang tidak banyak perbedaan antara kedua teknik ini. Namun, setidaknya ada tiga hal yang menjadi pembeda. Berikut perbedaan convenience sampling dan purposive sampling:

1. Cara Memilih Sampel

Perbedaan yang pertama tentu saja dari cara dalam memilih sampel penelitian. Pada teknik convenience, dasar pemilihan sampel adalah pada kemudahan akses. Sampel mana yang mudah ditemui,dimintai waktunya menjawab pertanyaan, dan sejenisnya. 

Sementara dalam teknik purposive, peneliti memilih sampel dengan menetapkan kriteria tertentu sehingga sampel yang mudah dijangkau sekalipun ketika tidak memenuhi kriteria maka tidak bisa dipilih sebagai sumber data. 

2. Tujuan

Perbedaan berikutnya adalah dari tujuan, yakni tujuan penerapan teknik sampling tersebut. Tujuan penerapan teknik convenience biasanya untuk efisiensi. Baik efisiensi dari segi waktu, tenaga, maupun biaya. Jadi, teknik ini tepat diterapkan untuk penelitian yang memiliki keterbatasan sumber daya. 

Semetara tujuan dari penerapan teknik purposive adalah mendapatkan sampel yang sesuai tujuan penelitian itu sendiri. Sehingga ditetapkan kriteria dan pemilihan sampel dilakukan dengan teliti. Sebab, peneliti perlu memastikan sampel tersebut relevan dengan tujuan penelitian yang dilakukan. 

3. Resiko Bias

Perbedaan selanjutnya adalah pada resiko bias. Pada teknik convenience, resiko bias cenderung lebih tinggi. Sebab pemilihan sampel tidak berdasarkan kriteria khusus. Peneliti hanya memilih sampel yang mudah dijangkau atau diakses. 

Sementara pada teknik purposive, resiko terjadi bias cenderung sangat kecil dibanding convenience. Sebab ada kriteria khusus dalam memilih sampel dan dilakukan secara hati-hati. Sehingga sampel merepresentasikan populasi dan meminimalkan resiko bias. 

Supaya lebih jelas lagi dalam memahami perbedaan convenience sampling dengan purposive sampling. Maka berikut perbedaannya dalam contoh:

Topik Penelitian:
Penelitian tentang Pola Makan Mahasiswa di Universitas X

Penerapan Convenience SamplingPenerapan Purposive Sampling
Peneliti akan langsung mendatangi kantin kampus dan memilih sampel dari sejumlah mahasiswa yang sedang makan di dalam kantin tersebut. Sehingga peneliti tidak mempertimbangkan latar belakang mahasiswa, program studi, atau kebiasaan makan mereka. Peneliti akan mencari tahu pola makan mahasiswa di Universitas X berdasarkan pola makan  mereka. Sehingga menetapkan kriteria berikut dalam memilih sampel:
– Menjalani pola makan vegetarian.
– Memiliki riwayat obesitas atau sedang menjalani program diet.
– Aktif dalam komunitas kesehatan atau gizi di kampus.

Mahasiswa di Universitas X yang memenuhi salah satu kriteria di atas akan dipilih sebagai sampel penelitian. Begitu pula sebaliknya.

Teknik Pengambilan Sampel Convenience Sampling

Berikut teknik pengambilan sampel teknik convenience sampling:

1. Menentukan Tujuan Penelitian

Tahap yang pertama adalah menentukan dulu tujuan penelitian. Mulai dari topik sampai jenis penelitian yang dilakukan. Sesuai penjelasan sebelumnya, teknik convenience lebih cocok untuk penelitian eksplorasi. Jadi, pastikan penelitian Anda relevan dengan teknik ini atau memang penelitian eksplorasi. 

2. Menentukan Lokasi dan Waktu Pengambilan Sampel

Tahap yang kedua, peneliti perlu menentukan lokasi dan waktu pengambilan sampel. Lokasi sampel disesuaikan dengan topik dan tujuan penelitian. Misalnya, peneliti ingin mengetahui pola makan mahasiswa. 

Maka lokasi penelitian sudah tentu adalah kampus sebuah perguruan tinggi, khususnya di area kantin kampus. Selanjutnya, menentukan waktu pengambilan sampel. Jika sampel dari kalangan mahasiswa, maka datang di hari dan jam kerja lebih tepat. Sebab jam perkuliahan juga di jam dan hari kerja.

3. Memilih Sampel yang Paling Mudah Diakses

Tahap berikutnya adalah mendatangi lokasi di waktu yang sudah ditetapkan peneliti. Baru kemudian memilih sampel yang sekiranya paling mudah diakses. Hal ini sekaligus menjadi ciri khas dari teknik convenience sampling. 

Misalnya, saat peneliti meneliti pola makan mahasiswa di era sekarang. Maka bisa datang ke kantin kampus dan memilih sampel dari pengunjung kantin. Pastikan pengunjung tersebut kalangan mahasiswa bukan dosen agar relevan dengan topik penelitian. 

4. Mengumpulkan Data

Tahap keempat tentu saja mengumpulkan data. Peneliti tentunya sudah menyiapkan metode pengumpulan data. Maka di tahap ini tinggal diterapkan kepada sampel. Jika wawancara,maka bisa mewawancarai sampel satu per satu. 

Jika berbentuk kuesioner, maka bisa membagikannya kepada sampel yang berhasil ditemui di lokasi. Jadi, pastikan sudah menentukan teknik pengumpulan data agar di hari H bisa langsung melakukan dilaksanakan. 

5. Melakukan Analisis Data

Sebagaimana penelitian pada umumnya, setelah didapatkan data penelitian. Maka peneliti perlu melakukan analisis data dengan teknik dan tools tertentu sesuai ketentuan. Hasil analisis ini yang nantinya menjadi hasil penelitian yang dilakukan. 

Contoh Convenience Sampling

Membantu memahami lebih dalam lagi mengenai metode convenience sampling. Maka berikut beberapa contoh penerapannya dalam kegiatan penelitian yang bisa dipelajari atau dijadikan referensi tambahan: 

Contoh Convenience Sampling 1

Topik Penelitian:
Penelitian tentang Kebiasaan Penggunaan Media Sosial oleh Mahasiswa

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui seberapa sering mahasiswa menggunakan media sosial dan dampaknya terhadap produktivitas belajar. Teknik pengumpulan data dengan membagikan kuesioner daring. 

Peneliti akan memilih sampel dari grup WhatsApp mahasiswa di berbagai jurusan atau fakultas dan bisa diakses. Sehingga kuesioner dibagikan di grup WhatsApp tersebut untuk efisiensi waktu, tenaga, dan biaya dalam pengumpulan data penelitian. 

Contoh Convenience Sampling 2

Topik Penelitian:
Studi tentang Kepuasan Pelanggan di Sebuah Kafe

Dalam penelitian ini, peneliti ingin  mengetahui tingkat kepuasan pelanggan kafe terhadap kualitas pelayanan dan pilihan menu yang disediakan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lewat survei singkat. 

Peneliti akan datang ke kafe yang menjadi lokasi penelitian. Kemudian semua pengunjung kafe di hari tersebut diminta mengisi survei singkat yang sudah disiapkan. Sehingga sampel adalah pelanggan kafe di hari itu juga. 

Contoh Convenience Sampling 3

Topik Penelitian:
Penelitian tentang Pola Makan Mahasiswa Selama Ujian

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perubahan pola makan di masa ujian pada kalangan mahasiswa. Sehingga memilih lokasi penelitian di sebuah perguruan tinggi dan langsung menuju ke kantin kampus. 

Pada hari H kunjungan, peneliti akan melakukan wawancara dan menanyakan beberapa pertanyaan berkaitan pola makan selama ujian. Pertanyaan ini diberikan kepada mahasiswa yang berada di kantin saat peneliti mengunjungi kantin tersebut.

Sebagaimana penjelasan sebelumnya, metode convenience sampling memang lebih cocok untuk penelitian eksploratif. Sekaligus untuk penelitian yang memiliki keterbatasan sumber daya. Sehingga pada beberapa contoh di atas bisa dipahami penerapannya seperti apa di lapangan. 

Jika memiliki pertanyaan atau Anda ingin berbagi pengalaman berkaitan dengan isi artikel ini. Jangan ragu untuk membuka diskusi di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk berbagai informasi penting dari artikel ini. 

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Metode Observasi Sistematis: Perbedaan, Kelebihan, Contoh

Salah satu teknik atau metode dalam pengumpulan data penelitian adalah melakukan observasi sistematis. Observasi atau…

7 menit ago

Keuntungan Konversi Naskah Ilmiah, Naik Jabatan dengan Cepat?

Salah satu strategi dalam meningkatkan produktivitas publikasi ilmiah adalah melakukan konversi naskah ilmiah atau konversi…

22 menit ago

7 Tips Lolos ISBN dalam Sekali Pengajuan

Salah satu standar atau kriteria menerbitkan buku agar diakui Ditjen Dikti adalah buku tersebut terbit…

4 jam ago

4 Standar Format Naskah di Penerbit Deepublish

Dalam menjalankan tri dharma perguruan tinggi, aktivitas akademik dosen juga mencakup kegiatan menulis buku. Buku…

4 jam ago

Jenis Satuan Bilangan & Penulisan yang Benar Sesuai KBBI

Pada saat menuliskan satuan bilangan, penulis bisa memilih menuliskannya dengan angka atau dengan teks. Namun,…

4 jam ago

Keuntungan Jadi Members Deepublish, Dapat Fasilitas Eksklusif!

Penerbit Deepublish menjalankan program Membership Deepublish. Sesuai namanya, program ini akan dibuka kesempatan bagi para…

5 jam ago