Daftar Isi
Bekerja dan menekuni profesi di bidang kreatif membutuhkan kreativitas tanpa batas. Ketika mengalami creative block, seseorang akan menjadi masalah yang serius sehingga perlu segera ditangani dengan penanganan yang tepat.
Buntunya kreativitas sering dialami siapa saja yang berkarir di dunia kreatif. Salah satunya adalah sebagai penulis. Seorang penulis membutuhkan pola pikir kreatif untuk menghasilkan karya tulis yang segar dan menarik.
Sayangnya, kreativitas ini bisa mendadak buntu dan bisa berlangsung cukup lama. Mendiamkan kondisi ini tentu bukan langkah yang bijak. Apalagi jika penulis mengandalkan tulisannya untuk berpenghasilan atau untuk kebutuhan penting lainnya.
Dikutip melalui website resmi Kwik Kian Gie School of Business, creative block adalah kondisi dimana situasi pikiran yang stuck (tidak ada inspirasi). Creative block membuat pikiran tidak lagi berfungsi secara maksimal dalam menghasilkan ide dan karya.
Secara sederhana, kondisi ini ditunjukkan dengan buntunya kreativitas atau ide-ide kreatif sehingga akan menghambat aktivitas dalam berkarya. Kondisi ini sering dialami oleh mereka yang berkecimpung di dunia atau industri kreatif, termasuk para penulis.
Seorang penulis tentu membutuhkan kreativitas tinggi dalam menentukan dan menemukan ide tulisan. Kreativitas dalam mengembangkan ide tersebut menjadi tulisan yang enak dibaca, memiliki makna, dan menarik minat para pembaca.
Sayangnya, kreativitas seorang penulis bisa mengalami kebuntuan karena kreativitas tersebut mendadak berhenti dan seperti tidak ada ide-ide segar. Hal ini tentu menghambat penulis dalam berkarya yang tentu tidak bisa didiamkan begitu saja.
Tak hanya creative block, sejumlah kendala ini juga dialami penulis. Kenali dan temukan solusi:
Creative block atau buntunya kreativitas bisa terjadi dalam dua tipe. Secara garis besar, kebuntuan kreativitas ini terbagi menjadi dua kategori, yakni secara internal dan eksternal.
Jika dilihat dari sisi penyebab internal, jenis creative block dibagi menjadi menjadi 8 macam, yaitu:
Mental block yaitu kondisi dimana kreativitas mendadak buntu karena adanya pikiran negatif. Setiap orang tentu memiliki kemungkinan memikirkan berbagai hal-hal buruk.
Meski belum tentu terjadi, pikiran negatif tidak bisa dihindari. Jika berlebihan, mental block akan membuat kreativitas buntu.
Emotional block adalah kondisi dimana kreativitas berhenti karena adanya emosi negatif yang dialami. Misalnya mengalami stres atau depresi sehingga membuat otak kesulitan berpikir kreatif dan menghasilkan ide-ide baru.
Physical block adalah kondisi dimana kreativitas terhenti karena adanya kendala fisik yang tidak fit atau tidak bugar. Misalnya mengalami kelelahan yang berlebihan setelah lembur menulis seminggu penuh. Sehingga perlahan kreativitas tersendat.
Skill block adalah kondisi dimana kreativitas menjadi hilang karena adanya keterbatasan kemampuan dan keterampilan. Seorang penulis perlu memiliki kemampuan menulis dan mengembangkan suatu topik sehingga ide dan inspirasi segar terus mengalir. Jika sebaliknya, kreativitas akan tumpul.
Procrastination block adalah kondisi dimana kreativitas berhenti berkembang karena kebiasan menunda pekerjaan. Seseorang yang mengalami procrastination block akan mengakibatkan pekerjaannya menumpuk, memicu kecemasan, dan kreativitas pun menguap.
Perfectionism block merupakan kondisi dimana kreativitas menjadi tumpul karena adanya sifat perfeksionis. Seseorang dengan perfectionism block memiliki keinginan kuat dan menggebu untuk menghasilkan karya tulis sempurna yang memicu tekanan tinggi pada pikiran dan kreativitas mendadak buntu.
Jenis creative block internal berikutnya adalah lack of motivation block. Lack of motivation block yaitu kondisi dimana kreativitas mendadak buntu karena kurangnya motivasi. Seseorang bisa berkarya ketika memiliki motivasi. Motivasi yang tidak ada membuat karya tidak bisa dihasilkan.
Terakhir adalah lof inspiration block yang merupakan kondisi dimana kreativitas mendadak buntu karena kehabisan inspirasi. Inspirasi ini akan memberi ide-ide baru dan lebih kreatif. Jika inspirasi tidak didapatkan, ide kreatif yang gagal didapatkan.
Jika dilihat dari faktor penyebab eksternal, creative block terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Buntunya kreativitas dari eksternal bisa disebabkan karena adanya tekanan dari lingkungan sekitar. Penyebab eksternal seseorang mengalami creative block adalah tekanan dari orang sekitar dan merupakan orang terdekat penulis.
Misalnya ada desakan dari keluarga sendiri untuk menjadi penulis sukses dan selalu menghasilkan buku best seller. Apabila tidak disertai dengan kemampuan dan bahkan keberuntungan, goal akan sulit dicapai dan bisa menjadi tekanan bagi penulis yang berujung pada buntunya kreativitas.
Jenis yang kedua adalah memiliki masalah dengan orang sekitar, baik dengan hubungan maupun dengan hal lain. Jika ada masalah dengan orang terdekat, seseorang akan tertekan dan kreativitasnya bisa mati.
Creative block tidak terjadi begitu saja tanpa suatu penyebab. Secara umum, kondisi ini memiliki banyak sekali penyebab. Ada 4 hal yang menyebabkan seseorang mengalami creative block, yaitu:
Setiap penulis memiliki keinginan untuk menghasilkan tulisan berkualitas tinggi dan mendapat sambutan yang baik dari banyak pembaca. Kondisi ini menciptakan sikap perfeksionis.
Ada keinginan yang kuat untuk selalu menciptakan karya tulis yang sempurna atau tanpa cela. Keinginan menggebu seperti ini akan memicu buntunya kreativitas.
Mengapa demikian? Sifat perfeksionis membuat seseorang memiliki banyak ide tulisan tetapi dipandang tidak layak dikembangkan. Sebab, ide yang dihasilkan dipandang terlalu biasa, terlalu umum, terlalu sederhana, dan semacamnya. Alhasil otak berhenti dan kreativitas menjadi buntu seketika.
Penyebab yang kedua dari kondisi creative block adalah pernah mengalami kegagalan. Setiap orang tentu paham adanya risiko gagal dalam melakukan apa saja. Termasuk dalam membuat karya tulis.
Misalnya karya tulis tidak bisa diselesaikan, sudah terbit tapi minim pembaca, menuai banyak kritikan oleh pembaca, dan sebagainya. Kegagalan seperti ini akan memicu tekanan dan membuat otak dipaksa bekerja lebih keras.
Otak dipaksa untuk menghasilkan ide-ide tulisan yang lebih baik dan memastikan tidak ada kesalahan lagi. Dampaknya, kreativitas justru mendadak macet karena lebih condong pada takut gagal.
Seorang penulis kadang dihadapkan pada deadline yang terlalu mendesak. Ada banyak proyek tulisan yang perlu segera diselesaikan oleh mereka. Kondisi ini dan ditambah dengan masalah lain bisa memberi tekanan tinggi pada pikiran.
Hal tersebut menyebabkan kelelahan fisik karena tubuh dipaksa bekerja secara berlebihan dan tanpa henti. Padahal tubuh manusia bukanlah mesin.
Jika tekanan dan kelelahan ini dialami terus menerus dan tidak segera memperbaiki jadwal kerja, creative block memicu berbagai masalah, termasuk juga kreativitas yang buntu dan tidak lagi membantu menemukan inspirasi dalam menulis.
Penyebab berikutnya dari creative block adalah terlalu memikirkan penilaian orang lain. Penilaian orang lain yang tidak sesuai harapan dan berujung kritikan pedas memang menguji mental dan membuat drop.
Jika terlalu fokus pada kritikan atau penilaian orang lain, seseorang akan mengalami tekanan. Hal ini bisa berujung pada matinya kreativitas. Penulis lantas kesulitan mendapatkan ide dan inspirasi segar untuk karyanya.
Bagi penulis dan siapa saja yang menekuni profesi kreatif lain, creative block yang dibiarkan akan memicu banyak dampak negatif, diantaranya:
Kreativitas yang mendadak berhenti akan membuat produktivitas menurun karena seseorang tidak bisa melanjutkan naskah maupun menulis topik yang baru. Oleh sebab itu, dampak yang paling sering dirasakan adalah produktivitas yang menurun drastis.
Dampak kedua dari buntunya kreativitas adalah kinerja yang menurun. Jika selama ini bisa menulis satu halaman per hari, seseorang yang kreativitasnya tumpul akan kesulitan menyusun satu kalimat saja. Hal tersebut membuat kinerjanya tidak maksimal.
Dampak selanjutnya adalah tidak ada karya baru. Hal ini sejalan dengan penurunan kreativitas dan produktivitas dalam menulis. Alhasil, tidak bisa lagi berkarya dan dalam kurun waktu lumayan lama tidak lagi menerbitkan karya baru.
Creative block bisa memicu stres. Kreativitas yang mendadak berhenti dan memaksa penulis menghentikan penulisan naskah. Sudah tentu memberi tekanan pada pikiran sehingga bisa mengalami stres dan berujung pada depresi.
Dampak lain creative block adalah menyebabkan kecemasan yang berlebihan. Seorang penulis yang terbiasa menghasilkan beberapa karya tetapi mendadak tidak lagi mengeluarkan karya baru tentu akan merasa cemas.
Salah satunya khawatir tidak bisa berkarya lagi dan namanya tenggelam. Kecemasan ini bisa semakin parah dan berlebihan jika tidak segera diatasi.
Selain 5 dampak tersebut, kondisi creative block juga bisa memicu dampak negatif lainnya. Biasanya akan mengganggu psikis dan berimbas pada penurunan kesehatan fisik. Alhasil, dampak yang ditimbulkan akan sangat luas.
Meskipun berbahaya, creative block bukan kondisi yang tidak bisa diatasi. Aktualnya, ada beberapa cara yang diketahui efektif mengatasinya. Berikut cara mengatasi creative block:
Langkah pertama yang perlu segera dilakukan sebagai upaya mengatasi buntunya kreativitas adalah istirahat sejenak. Kreativitas bisa mendadak berhenti karena otak dan tubuh terlalu lelah setelah selama ini dipaksa bekerja keras.
Jadi, silakan istirahat sejenak dan menghentikan segala bentuk aktivitas menulis agar otak dan tubuh memiliki waktu cukup untuk beristirahat. Hal ini penting karena istirahat yang cukup akan mendukung peningkatan vitalitas.
Setelah istirahat yang cukup dan berkualitas, otak dan tubuh akan kembali segar sehingga ide-ide dan inspirasi-inspirasi kreatif bisa muncul dan aktivitas menulis bisa berlanjut.
Cara kedua yang bisa dicoba untuk mengatasi creative block adalah dengan menambah pengetahuan dan wawasan. Hal ini bisa sekaligus dilakukan ketika istirahat sejenak dari kegiatan menulis.
Seorang penulis butuh ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas untuk mendukung isi naskahnya dengan pembahasan mendalam. Selain itu, menambah wawasan juga bisa membantu memberikan ide-ide dan inspirasi segar.
Oleh sebab itu, penulis bisa mengisi waktu istirahatnya dengan kegiatan menambah pengetahuan dan wawasan seputar kepenulisan. Misalnya dengan membaca, menonton dokumenter, mengikuti workshop dan seminar, berkunjung ke perpustakaan dan toko buku, dan masih banyak lagi.
Anda kehabisan ide untuk penelitian? Gunakan cara dan tool ini:
Cara ketiga yang bisa dicoba adalah dengan melakukan hal baru. Berkutat pada rutinitas berulang dalam jangka panjang bisa menciptakan kejenuhan. Hal ini akan membuat kreativitas terpengaruh, lama-lama mudah buntu.
Ketika memilih istirahat sejenak dari aktivitas menulis demi mendorong munculnya kreativitas, Anda bisa mencoba melakukan hal-hal dan aktivitas baru. Mulai dari melakukan hobi lama yang selama ini tidak bisa dilakukan hingga mencoba hal yang benar-benar baru.
Misalnya, Anda tidak bisa mengemudikan mobil tetapi memutuskan untuk ikut kursus menyetir mobil. Sehingga, Anda memiliki pengalaman baru, sensasi baru, dan sejenisnya. Momen-momen ini akan merangsang kreativitas kembali.
Langkah keempat dalam mengatasi creative block adalah menerapkan metode Pomodoro. Pomodoro menjadi salah satu dari sekian teknik manajemen waktu dan manajemen pekerjaan.
Teknik ini membantu pelakunya untuk mengenal waktu-waktu produktif dan memastikan otak berpikir kreatif. Kemudian disusul waktu-waktu tertentu untuk istirahat yang menjadi jeda antara satu waktu kerja ke waktu kerja berikutnya.
Teknik manajemen waktu ini membantu meningkatkan produktivitas tubuh dan otak dengan memberikan waktu yang cukup untuk istirahat. Metode ini cukup efektif dalam membantu mengatasi buntunya kreativitas.
Tak hanya pomodoro, pelajari teknik lain untuk tingkatkan produktivitas dan tool-nya:
Tulisan apapun yang dibuat ada baiknya dibuat outline atau kerangka karangan. Hal ini membantu menentukan dari awal alur pembahasan seluruh bagian naskah. Kemudian mencegah kebuntuan ide dan kreativitas di tengah jalan.
Jadi, Anda jangan lupa membuat outline setiap kali menulis. Outline ini menjadi peta agar tidak mudah tersesat saat menulis dan menjaga ide-ide tetap bertahan. Oleh sebab itu, jangan meremehkan pembuatan outline karena bisa membantu mengatasi kreativitas yang terhenti.
Cara berikutnya yang bisa membantu mengatasi creative block adalah dengan mencari sumber inspirasi baru. Biasanya, bertahan dengan satu cara akan efektif dalam beberapa masa. Setelahnya malah ide dan inspirasi buntu.
Maka penting sekali untuk terus mencoba hal-hal baru, sehingga menemukan sumber inspirasi baru juga dalam menulis. Misalnya, jika selama ini inspirasi didapatkan saat duduk di teras rumah sambil menyeruput secangkir kopi.
Pertimbangkan untuk beralih ke halaman belakang. Beda tempat mencari inspirasi, beda pula inspirasi ide yang didapatkan. Jadi, jika kreativitas dalam menemukan ide tulisan buntu. Silakan mencari sumber inspirasi baru yang benar-benar baru.
Baca Juga: Tips Menemukan Ide untuk Menulis Buku
Cara terakhir untuk membantu mengatasi creative block adalah tidak ragu untuk meminta bantuan. Cara ini bisa dimulai dengan mencurahkan isi hati dan pikiran kepada teman dekat sehingga mendapat saran yang bisa menjadi solusi.
Pilihan lain adalah minta bantuan pada penulis lain atau pada jasa profesional. Sebab buntunya kreativitas berhubungan erat dengan masalah pada psikologis seseorang. Jadi, Anda jangan ragu berkonsultasi dengan psikolog.
Creative block yang dialami penulis bisa membuat ide dan inspirasi menulis menjadi tandus. Hal ini tentu mengancam produktivitas dan kinerja dalam berkarya. Jika Anda mengalaminya, silakan segera mencoba cara-cara yang dijelaskan di atas.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi penting dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Seorang dosen yang hendak melakukan konversi dari artikel ilmiah menjadi naskah buku ilmiah (buku monograf…
Pernahkah Anda merasa bingung mengenai tata aturan penulisan nama tempat di dalam kalimat? Hal ini…
Perlu mencantumkan tanda tangan di lembar pengesahan karya ilmiah Anda? Copy paste saja tidak cukup…
Dosen atau penulis yang menyusun karya tulis ilmiah di bidang ilmu agama Islam tentunya perlu…
Selain jurnal, ebook atau buku elektronik menjadi salah satu jenis buku yang umum digunakan sebagai…
Pada saat membaca suatu karya tulis, baik dalam media cetak maupun elektronik serta digital, tentunya…